Kamis, 27 Maret 2014

Skripsi Manajemen: PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR BANK INDONESIA



BAB I PENDAHULUAN
 A.  Latar Belakang Masalah 
Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu  perusahaan karena unsur manusia dalam perusahaan sebagai perencana, pelaksana,  dan pengendali yang selalu berperan aktif dalam mewujudkan tujuan perusahaan. Sumber daya manusia  adalah pelaku yang menunjang tercapainya tujuan,  mempunyai pikiran, perasaan, dan keinginan yang dapat mempengaruhi sikapnya  terhadap pekerjaan. Hal yang dapat mempengaruhi sikap sumber daya manusia  untuk lebih meningkatkan kinerjanya adalah peran motivasi dan lingkungan kerja  itu sendiri.

Tercapainya tujuan perusahaan hanya dimungkinkan karena upaya pelaku  yang terdapat pada organisasi perusahaan tersebut. Pada suatu perusahaan pasti  selalu terdapat hubungan yang erat antara kinerja perorangan dengan kinerja  lembaga atau kinerja perusahaan. Dengan kata lain apabila kinerja pegawai baik  maka kinerja perusahaan juga baik. Salah satu yang mendukung peningkatan  kinerja pegawai adalah motivasi dan lingkungan kerja.
Motivasi juga disebut sebagai pendorong, keinginan atau kebutuhan.
Menurut Winardi dalam Abdurrahmat(2006 : 81) Motivasi adalah sebuah konteks  organisasi merupakan proses dengan apa seseorang manajer merangsang pihak lain  untuk bekerja dalam rangka upaya mencapai sasaran-sasaran organisasi sebagai  alat untuk memuaskan keinginan-keinginan pribadi mereka sendiri. Pencapaian  tujuan motivasi kerja sebagaimana diharapkan menghasilkan hasil kerja yang  efisien, baik bagi diri individu yang bersangkutan maupun bagi organisasi. Dan   motivasi intrinsik adalah cara seseorang untuk meningkatkan atau merupakan  dorongan dalam dirinya untuk melakukan suatu kegiatan dapat pula dikatakan  sebagai dorongan yang menyebabkan orang berbuat sesuatu untuk mencapai  tujuan. Semakin kuat motivasi intrinsik maka semakin baik kinerja pegawai.
Motivasi intrinsik juga mendukung seorang pegawai untuk meningkatkan  preastasinya. Apabila seorang pegawai berprestasi maka pegawai tersebut dapat  diberikan kesempatan untuk melakukan promosi jabatan dan memiliki kekuasaan.
Lingkungan kerja adalah salah satu sumber daya yang paling menetukan  kebehasilan perusahaan. Pegawai dapat melaksanakan tugas dan apekerjaannya  dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga ada pegawai yang bersemangat dan  kurang bersemangat dalam bekerja. Kondisi kerja seperti penerangan dan suhu  udara ruangan kantor sangat mendukung pegawai untuk meningkatkan kinerjanya.
Pegawai yang bekerja di dalam suatu perusahaan mengharapkan adanya  penghargaan bagi mereka sebagai manusia. Jika kurang diperhatikan maka  produktivitas kerja, kualitas kerja maupun kuantitas kerja akan menurun. Agar  mendapatkan hasil yang optimal maka perlu memeperhatikan hubungan karyawan  sehingga psikologis dapat terpenuhi. Lingkungan kerja yang baik dapat  meningkatkan kinerja pegawai melalui  adanya kepemimpinan yang baik,  informasi lancar, hubungan pegawai yang baik, pengaturan kondisi kerja yang  baiak, serta sistem pengupahan teratur.
Keikutsertaan para pegawai dalam organisasi diatur dengan adanya  pembedaan pemberian wewenang dan tanggung jawab (Suyadi : 2008 ). Dengan  demikian wewenang dan tanggung jawab yang dilimpahkan kepada masing-masing  pegawai, seyogianya kinerja mereka harus baik. Dalam prakteknya motivasi para   pegawai tercermin dalam perilaku disiplin dan inisiatif. Oleh karena itu, kinerja  perusahaan atau organisasi dipengaruhi pula oleh disiplin dan inisiatif para  pegawai.
Perusahaan pada dasarnya bukan saja mengharapkan pegawai yang mampu,  cakap,  dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan  berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Kemampuan, kecakapan,  dan keterampilan pegawai tidak ada artinya bagi perusahaan jika mereka tidak mau  bekerja keras dengan mempergunakan kemampuan, kecakapan dan keterampilan  yang dimilikinya. Oleh karena itu motivasi  intrinsik  penting karena dengan  motivasi intrinsik ini diharapkan setiap pegawai mau bekerja keras dan antusias  untuk mencapai kinerja yang tinggi.
Bank Indonesia merupakan salah satu lembaga Pemerintah yang memiliki  peranan yang sangat besar dalam keadaan perekonomian Indonesia. Kantor Bank  Indonesia Medan merupakan perpanjangan tangan dari kantor pusat dalam  melaksanakan tugas-tugasnya. Adapun tugas pokok yang harus dilaksanakan oleh  Kantor Bank Indonesia (KBI) adalah sebagai berikut :  1.  Memberikan masukan kepada Kantor Pusat tentang kondisi ekonomi dan  keuangan daerah di wilayah kerjanya.
2.  Melaksanakan kegiatan operasional sistem pembayaran tunai dan/atau non  tunai sesuai dengan kebutuhan ekonomi daerah di wilayah kerjanya.
3.  Melaksanakan pengawasan terhadap perbankan di wilayah kerjanya.
4.  Memberikan saran kepada Pemerintah Daerah mengenai kebijakan ekonomi  daerah, yang didukung dengan penyediaan informasi berdasarkan hasil kajian  yang akurat.
 5.  Mengelola sumber daya internal yang dibutuhkan sebagai faktor pendukung  terlaksananya fungsi-fungsi utama.
Kebutuhan berprestasi merupakan salah satu hal yang sangat penting  bagi pegawai Bank Indonesia, sebab semakin baik prestasi pegawai di Bank  Indonesia maka akan semakin meningkatkan karier para pegawai tersebut. Oleh  sebab itu, kebutuhan berprestasi merupakan salah satu hal yang memotivasi  pegawai Bank Indonesia untuk meningkatkan kinerjanya.
Menurut peraturan Dewan Gubernur No.
4/3/PDG/2002 Tanggal 5  Februari 2002, karyawan yang berprestasi diberikan kesempatan untuk melakukan  promosi jabatan dengan kriteria : 1.  Sangat direkomendasikan Apabila tugas-tugas yang disbyaratkan dilakukan dengan baik, disertai  komitmen yang sangat tinggi dan terbukti mampu melakukan tugas jabatan di  atasnya.
2.  Dirokomendasikan  Apabila tugas-tugas yang diisyaratkan dilakukan dengan baik, disertai  komitmen yang tinggi dan memiliki potensi melaksanakan tugas jabatan di  atasnya.
3.  Kurang direkomendasikan Apabila tugas-tugas yang diisyaratkan dilakukan dengan kurang bgaik, diserftai  rasa tanggung jawab yang kurang tinggi dan kurang memiliki potensi  melaksanakan tugas jabatan di atasnya.
 Lingkungan kerja di KBI Medan sangat disiplin dan penuh tanggung jawab.
Hal ini di atur dalam peraturan Dewan Gubernur No. 3/9/PDG/2001 Tanggal 4  September 2001. adapun kewajiban atau tanggung jawab dan larangannya adalah: 1.  Kewajiban Kewajiban meleiputi, Menaati dan melaksanakan sumpah/ janji pegawai,  Menaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku, Memelihara dan  meningkatkan persatuan dan kesatuan di lingkungan BI, Bersikap, bertingkah laku  dan bertindak sesuia dengan norma kepegawaian dan norma yang hidup dalam  lingkungan masyarakat.
2.  Larangan Yang menjadi larangan adalah: Melakukan hal yang dapat menurunkan  kehormatan dan martabat BI, pemerintah, negara, dan bangsa, Melakukantindakan  tercela di dalam maupun di luar lingkungan kerja, Melakukan/ tidak tindakan yang  secara langsung atau tidak langsung dapat merugikan BI.
Kantor Bank Indonesia Medan memiliki lingkungan kerja yang kondusif seperti  penerangan ruangan kerja dan suhu udara membuat para pegawai merasa nyaman,  dan hubungan karyawan yang terjalin dengan baik, para pegawai satu sama lain  saling memberi informasi yang di butuhkan agar memeperlancar aktivitas kerja  pegawai demi meningkatkan kinerja pegawai.
Ada beberapa faktor yang menimbang Bank Indonesia untuk penilaian  kinerja pegawai yaitu : a.  Bahwa kinerja Bank Indonesia memiliki korelasi dengan kinerja Satuan Kerja.
 b.  Bahwa kinerja satuan kerja di Bank Indonesia harus di dukung oleh pegawai  yang kompeten.
c.  Bahwa pegawai yang kompeten dinilai berdasarkan kinerja yang terdiri dari  prestasi dan penilaian kerja.
d.  Bahwa sistem penilaian kinerja pegawai dilaksanakan secara objektif dan  transparan.
e.  Bahwa oleh karena itu, dipandang perlu untuk mengatur kembali ketentuan  mengenai sistem penilaian kinerja pegawai Bank Indonesia dalam peraturan  Dewan Gubernur Bank Indonesia.
Penilian kinerja di Bank Indonesia dilakukan secara online yang diberinama  SIMASDAM (sistem informasi manajemen sumber daya manusia), dengan cara  pegawai memasukkan sendiri penilaian kerja mereka, setelah itu pimpinan  memeriksa melalui online juga dan memberi skor atas kinerja pegawai. Jumlah  skor yang paling baik adalah 5 dan 2 untuk cukup baik. Persentase kinerja pegawai  Bank Indonesia setiap tahunnya 5% sangat baik, 70% baik, dan 25% cukup baik.
Berdasarkan uraian di atas mendorong penulis tertarik untuk melakukan  penelitian pada Kantor Bank Indonesia Medan dengan judul “Pengaruh Motivasi  Intrinsik dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Bank Indonesia Medan”.
B.  Rumusan Masalah Penilitian ini agar dapat  terarah maka perlu dibuat suatu rumusan masalah  yang jelas.  Peneliti merumuskan yang menjadi masalah dalam penelitian ini  adalah:  “Apakah motivasi intrinsik dan lingkungan kerja  berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Bank Indonesia Medan? “  C. Kerangka Konseptual  Frederick Herzberg dalam Siagian (2005:290) memberikan kontribusi penting  dalam pemahaman motivasi para karyawan. Teori yang dikembangkannya dikenal  dengan ”Model dua faktor” yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau  pemeliharaan. Menurut teori ini, yang dimaksud dengan faktor motivasional  adalah hal-hal pendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik yang berarti bersumber  dari dalam diri seseorang, misalnya keberhasilan  yang diraih (prestasi),  kemampuan dalam bekerja, serta memperoleh kekuasaan.
Penelitian ini terdiri dari variabel independent atau variable bebas (X) dan  variable dependent terikat (Y). Termasuk variabel bebas adalah motivasi intrinsik  (X1), lingkungan kerja (X 2), dan variabel terikat (Y) kinerja.
Dalam penelitian ini penulis membuat suatu kerangka yang dapat menjelaskan  motivasi intrinnsik dan lingkungan kerja dengan variabel-variabelnya yang  berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
 Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Motivasi dan Linkungan Kerja terhadap  Kinerja Sumber : McClelland (2001) D. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah, dan kerangkakonseptual  yang telah diutarakan, maka hipotesis penelitian ini adalah: “ Motivasi Intrinsik  dan lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja  pegawai Bank Indonesia Medan”.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian a.  Tujuan penilitian.
Tujuan penilitian ini adalah : Mengetahui dan menganalisis pengaruh  motivasi intrinsik dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai Kantor  Bank Indonesia Medan.
Motivasi intrinsik (X1) 1.Kebutuhan berprestasi 2.kebutuhan kekuasaan Lingkungan kerja (X2) 1.Kondisi kerja 2.Hubungan karyawan Kinerja (Y) 1.  Tanggung jawab 2.  Disiplin  b.  Manfaat Penilitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1.  Bagi Penulis Penelitian ini merupakan kesempatan untuk menerapkan teori dan literature  selama di perkuliahan serta menambah pengetahuan dan wawasan penulis.
2.  Bagi Perusahaan Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi KBI Medan dalam  melaksanakan motivasi untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan.
3.  Bagi Pihak lain Sebagai referensi bagi peneliti lain yang tertarik untuk mengadakan penelitian  di bidang atau permasalahan yang sama.
F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Penelitian ini hanya memebahas mengenai pengaruh motivsi intrinsik dan  lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai Kantor Bank Indonesia medan.
2. Defenisi Operasional Variabel Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian : a.  Variabel Independent (X) terdiri dari :  1.  Motivasi Intrinsik (X1) Motivasi Intrinsik adalah hal-hal pendorong berprestasi yang  bersumber dari dalam diri seseorang.
2. Lingkungan Kerja (X2)  Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para  pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan  tugas-tugas yang diembankan b. .Variabel Dependen (Y) : Kinerja Pegawai Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau  sekelompok orang dalam organisasi, sesuai dengan wewenang dan  tanggug jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan  organisasi.
Tabel 1.1 Operasionalisasi Variabel Sumber : Manullang (1998 & 2000) 3. Skala Pengukuran Variabel Pengukuran indikator variabel dalam penelitian ini menggunakan skala  likert, yaitu dengan menyusun pertanyaan atau pernyataan yang masing-masing  item diberi range skor dalam skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur  Varibel  Indikator  Skala Motivasi intrinsik Linkungan kerja 1. Kebutuhan berprestasi 2. kebutuhan kekuasaan 1.Kondisi kerja 2.Hubungan karyawan Likert Kinerja Pegawai  1.  Tanggung jawab 2.  Disiplin Likert  sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial  (Sugiyono, 2005 : 102).
Peneliti memberikan lima alternatif jawaban kepada responden untuk  masing-masing variabel dengan menggunakan skala 1 sampai 5, adapun skor yang  diberikan yaitu :  Tabel 1.2 Instrumen Skala Likert Keterangan  Skor  Sangat Setuju (SS)  5  Setuju (S)  4  Ragu-ragu (RG)  3  Tidak Setuju (TS)  2  Sangat Tidak Setuju (STS)  1  4. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Kantor Bank Indonesia Medan Jln. Balai  Kota No.4 Medan. Waktu Penelitian dimulai dari bulan Maret 2009 sampai juni  2009.
5. Populasi dan Sampel a.  Populasi  Populasi adalah seluruh objek yang akan diteliti. Penulis mengambil  populasi untuk penelitian ini dari para pegawai pada Kantor Bank Indonesia  Medan yang berjumlah 131 orang pegawai yang telah dibagi berdasarkan  masing-masing bidang/divisi yang ada pada Kantor Bank Indonesia Medan.
 b. Sampel Sampel pada penelitian ini dilakukan berdasarkan penarikan ukuran  sampel yang ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2000 : 96)  sebagai berikut :  n =  2 1 Ne N + Sehingga jumlah sampel dapat dihitung dengan cara : n =  )1,0(1311 131 2 + n = 56,70 Dalam penelitian ini jumlah sampel dibulatkan menjadi 57 orang. Terdiri dari : 12 orang pegawai tim Ekoonomi Moneter, 10 orang pegawai tim Pengawasan  Bank, 10 pegawai dari tim Sitem Pembayaran, serta 25 pegawai dari tim  Manajemen Intern.
6. Jenis dan Sumber Data Prosedur pengambilan data dalam penelitian ini adalah menggunakan : a.  Data Primer Data yang diperoleh langsung dari responden yang ada di lokasi penelitian.
Data tersebut diperoleh dari hasil wawancara dan diskusi dengan atasan  karyawan serta dari hasil kuesioner.
b.  Data Sekunder  Data yang diperoleh untuk melengkapi data primer yang meliputi data  mengenai sejarah dan perkembangan perusahaan, struktur organisasi dan  uraian tugas perusahaan, jumlah karyawan serta buku-buku ilmiah dan   literatur lainnya yang diperoleh sehubungan dengan masalah penelitian  yang diteliti.
7. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah : a.  Daftar Pertanyaan (questioner), yaitu suatu daftar yang berisi pertanyaanpertanyaaan untuk diisi para responden (pegawai) pada Kantor Bank  Indonesia Medan.
b.  Wawancara (interview), yaitu mengadakan tanya jawab dengan pihak yang  mempunyai wewenang untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan  penelitian.
c.  Studi dokumentasi, yaitu mempelajari atau menelaah dokumen atau datadata yang ada dalam perusahaan dan berhubungan dengan judul penelitian  ini.
8. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah  didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang  digunakan dalam meneliti yaitu kuesioner. Valid berarti instrument tersebut  dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dan reliabel  berarti instrument yang digunakan beberapa kali mengukur objek yang sama,  akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,2005 :109). Dalam uji validitas  dan reliabilitas ini kuesioner akan diberikan kepada 30 responden diluar  sampel yang di teliti. Adapun tempat untuk menguji validitas dan reliabilitas  tersebut pada Kantor Bank Indonesia Medan ( KBI Medan).
 9. Teknik Analisis Data Teknik Analisis Data yang digunakan berpedoman pada Sugiyono  (2005:181), bahwa untuk menguji hipotesis dan analisis data penelitian yang  bersifat hubungan (assosiative) maka dapat dianalisis dengan metode sebagai  berikut:  a.  Metode Analisis Deskriptif Metode Deskriptif digunakan dalam penelitian ini dengan  mengumpulkan, mengolah, mengklasifikasikan dan menginterpretasikan data  penelitian sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang  diteliti.
b.  Metode Analisis Kuantitatif Di dalam penelitian ini, penulis menganalisis data dengan memakai  metode analisis statistic Regresi Linier Berganda. Kesamaan regresinya adalah  sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + e Dimana: Y   =  Kinerja Pegai a   =  Konstanta b1 – b2  =  Koefisien regresi X1  = Skor Dimensi Variabel Motivasi Intrinsik X2  = Skor Dimensi Variabel Lingkungan Kerja e   =  Standard error Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai  uji statistiknya berada di dalam kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya   disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada di dalam daerah Ho  diterima.
Dalam Penelitian ini data yang ada diuji dalam beberapa tahap antara lain: 1)  Uji Asumsi Klasik Uji Asumsi Klasik dilakukan untuk melihat atau menguji suatu model  yang termasuk layak atau tidak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi  klasik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: a) Pengujian Normalitas Tujuan Uji Normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi  sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Data yang  baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal,  yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke  kanan.
b). Pengujian Heteroskesdastisitas Pengujian hetereoskesdastisitas untuk melihat sejauh apakah dalam  model regresi terjadi ketidaksamaan variance  dari residual suatu  pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah  tidak terjadi heteroskesdastisitas.
c) Pengujian Multikolinearitas Pengujian multikolinearitas untuk melihat apakah pada model regresi  ditemukan korelasi antar variabel bebas. Jika terjadi korelasi maka  dinamakan terjadi masalah multikolinearitas.  Cara mendeteksinya  adalah dengan melihat nilai Variance inflation factor (VIF).
 Model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan  digunakan untuk menganalisis, melalui pengujian hipotesis sebagai berikut: 1.  Uji Signifkansi Simultans (Uji Statistik F) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi dari seluruh  variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujian: Ho:bi = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikansi secara  bersama-sama dari Motivasi Intrinsik dan Lingkungan Kerja  terhadap  Kinerja Pegawai H1: minimal satu dari bi ≠  0,  artinya  terdapat  pengaruh  yang  signifikan  secara bersama-sama dari motivasi intrinsik dan lingkungan kerja  terhadap kinerja pegawai.
Pada penelitian ini nilai Fhitung akan dibandingkan dengan F tabel pada  tingkat signifkan (α) = 5 %. Kriteria penilaian hipotesis pada uji –F ini  adalah: Terima Ho bila F hitung ≤ F tabel Tolak Ho (terima H1) bila F hitung > F tabel 2.  Uji Signifkan Parameter Individual (Uji Statistik t) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifkansi pengaruh variabel  bebas secara individual (parsial) terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujian: Ho:bi = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikansi pengaruh  variabel bebas secara individual (parsial) terhadap variabel terikat.
Bentuk Pengujian:  Ho:bi = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Motivasi  Intrinsik, dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai.
H1:bi ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari motivasi intrinsik  dan lingkungan kerja terhadap kinerja.
Pada penelitian ini nilai t hitung akan dibandingkan dengan t tabel pada  tingkat signifikan (α) = 5 %. Kritria pengambilan keputusan pada uji – t ini  adalah: Ho diterima jika: - t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel H1 diterima jika: t hitung > t tabel t hitung ≤ - t tabel 10. Koefisien Determinasi (R 2 )  Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar kontribusi  variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan kata lain, nilai koefisien  determinan digunakan untuk mengatur besarnya kontribusi variabel yang  diteliti X  dan Y sebagai variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi  diantara nol dan satu (0<R2<1). Semakin mendekati nol berarti model tidak  baik atau variasi model dalam menjelaskan terbatas, sebaliknya mendekati  satu berarti model semakin baik sehingga variabel X memiliki kemampuan  menerangkan variabel Y.
  

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi