BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Perkembangan usaha dewasa ini telah diwarnai dengan
berbagai macam persaingan di segala
bidang yang mengakibatkan perubahan perilaku konsumen di dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu
produk. Mengingat perkembangan teknologi
yang makin dinamis, manusia dituntut dengan cepat dan tepat untuk bertindak agar tidak kalah
bersaing.
Upaya untuk
memuaskan pelanggan sangatlah penting, upaya ini memanglah tidak mudah. Penelitian Suryani
(2008:5) menunjukkan bahwa mempertahankan
pelanggan lebih sulit. Pemahaman
terhadap kebutuhan, keinginan dan
perilaku konsumen juga sangat penting agar perusahaan dapat menyusun strategi dan program yang sangat
tepat dalam rangka memuaskan pelanggannya
, sehingga perusahaan dapat memanfaatkan peluang yang ada dan mengungguli para pesaingnya dengan menampilkan
produk yang terbaik.
Alat transportasi
sangat dibutuhkan dalam menunjang aktivitas seseorang, bahkan dapat dikatakan aktivitas seseorang
dapat tertunda jika alat transportasinya tidak mendukung . Hampir setiap keluarga
dituntut untuk memiliki kendaraan pribadi,
baik itu mobil, sepeda motor, maupun sepeda. Ditambah dengan semakin padatnya jumlah kendaraan yang ada dijalan dan
semakin tingginya tingkat kemacetan
serta adanya kenaikan harga BBM, membuat orang mulai mencari alternatif
kendaraan atau alat transportasi yang lebih sederhana dan hemat energi.
Banyak orang yang
menjatuhkan pilihannya pada sepeda motor, karena selain lebih gesit dan irit, sepeda motor juga lebih
rawan macet jika dibandingkan dengan
mobil karena ukurannya yang lebih kecil dan harganya lebih terjangkau.
Ditambah dengan
semakin sulitnya keadaan ekonomi dan semakin rendahnya daya beli masyarakat menyebabkan jumlah
permintaan sepeda motor meningkat drastis.
Keputusan pembelian
merupakan perilaku yang dilakukan oleh individu sebagai seorang konsumen, dalam memutuskan
pembelian yang dipengaruhi oleh berbagai
macam faktor yang di antaranya terdapat pada kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis (Kotler,2007:214). Keputusan pembelian dapat ditingkatkan jika kita memperhatikan beberapa
faktor, antara lain faktor psikis yang
merupakan faktor pendorong yang berasal dari dalam diri konsumen yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan dan
sikap (Setiadi, 2003:14).
Seseorang melakukan
pembelian dipengaruhi oleh kebutuhan pada waktu tertentu terhadap suatu produk yang mampu
membangkitkan sekumpulan motif yang unik
dalam diri konsumen. Bagaimana seseorang termotivasi untuk bertindak akan dipengaruhi oleh persepsinya
terhadap situasi tertentu yaitu bagaimana
individu memilih, mengorganisasikan dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menilai suatu
objek sehingga menimbulkan sikap
konsumen yang mengarahkan orang-orang berperilaku secara konsisten terhadap suatu objek yang menempatkan mereka
dalam sebuah kerangka pikiran yang
menyukai (sikap positif) dan tidak menyukai (sikap negatif) terhadap suatu objek dalam melakukan keputusan pembelian
(Setiadi, 2003:46). Dalam program pemasaran suatu produk,
perusahaan harus memahami sesuatu
mengenai konsumen yaitu motivasi dalam kaitanya dengan pemasaran sangatlah berpengaruh terhadap konsumen dalam
mengambil keputusan dalam pembelian
suatu produk. Dengan pemahaman yang cukup mengenai motivasi konsumen, perusahaan sepeda motor perlu
mengetahui faktor-faktor yang memotivasi
konsumen dalam membeli sepeda motor. Hal tersebut dapat membantu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen sehingga konsumen
merasa puas dan perusahaan mendapat keuntungan.
Saat ini banyak
sekali bermunculan merek sepeda motor dengan berbagai model, desain, memberikan kualitas yang bagus,
dan harga yang cukup bersaing spektakuler. Persaingan yang sangat ketat juga dapat dilihat
dari jumlah perusahaan yang ada dalam
industri sepeda motor di Indonesia yang menurut
Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), diantaranya anggota AISI yaitu Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki,
Kymco, dan Piaggio, serta 71 perusahaan
lainnya di luar keanggotaan AISI (Miranti, 2004:2).
Penjualan sepeda
motor di Indonesia pada saat ini dimonopoli oleh dua produsen yaitu PT Astra Honda Motor (AHM) dan
PT Yamaha Motor Kencana Indonesia
(YMKI). Kedua merek tersebut hampir menguasai pasar motor hingga di atas 90%. Yamaha sebagai competitor sudah
semakin berhasil mengambil hati mind and
heart konsumen. Salah satu pendekatan yang dilakukan Yamaha adalah dengan mengutamakan atau menyentuh need dan
wants konsumen seperti perintis acara-acara
komunitas motor, bahasa iklan yang lebih down to earth (single message) seperti menunjukkan tampilan sporty,
harga jual tinggi, dan keiritan (http://www.yamaha-motor.co.id).
Yamaha merupakan
salah satu merek yang mendominasi pangsa pasar sepeda motor di Indonesia setelah Honda.
Perhatian yang di
berikan Yamaha untuk pemenuhan kebutuhan dan kepuasan konsumennya selalu menjadi perioritas utama, untuk itu
Yamaha menyediakan service resmi Yamaha dengan tenaga teknisi yang
memiliki Yamaha memutuskan untuk beroperasi di Indonesia tanggal 6 Juli 1974 yang
merupakan pasar terbesar di dunia. Peluang Yamaha untuk mendominasi pasar di masa depan
terbentang luas, karena Yamaha mengutamakan
kualitas, kesempurnaan produk, inovasi tanpa henti, termasuk aspek pelayanan pada konsumen.
Terdapat beberapa
faktor konsumen termotivasi dalam memilih sepeda motor Yamaha. Pertama, tampilan body sepeda
motor Yamaha selalu menonjolkan bentuk
head lamp, stripping, hingga lekuk body nya.
Battle of perception dimulai dari
tampilan body ini, siapa yang bisa menciptakan persepsi yang bagus kepada konsumen dialah yang akan
menjadi pemenang. Kedua keiritan
berkendara, Yamaha selalu berusaha memperbaiki di tiik kelemahannya yang satu ini dalam mendapatkan persepsi yang
baik dari konsumen, Yamaha bahkan berani
mengklaim di setiap iklannya bahwa Yamaha merupakan motor yang paling irit di kelasnya. Dengan bahasa
iklan yang sedemikian rupa, maka konsumen
menjadi semakin terkesan dengan Yamaha. Ketiga harga jual kembali kuat dan tidak kalah dengan Honda. Dan yang
kelima adalah After Sales Service yang memuaskan konsumen.
pengetahuan dan
kemampuan teknis sepeda motor yang telah terlatih dan teruji serta Yamaha juga menyediakan spare parts asli
sepeda motor yang berkualitas dan
harganya terjangkau oleh konsumen pada setiap Dealer penjualan produk Yamaha (http://www.yamaha-motor.co.id).
Sepeda motor merek
Yamaha, yang terkenal dengan kecepatan laju dan di desain dengan mode-lmodel yang menarik, Yamaha
mengeluarkan beberapa varians sepeda
motor, antara lain Yamaha Vega,Yamaha Vega R, Yamaha Vega ZR, Yamaha Jupiter, Yamaha Jupiter Z, Yamaha
Jupiter MX pada model bebek dan pada
model sport Yamaha mengeluarkan jenis RX King, Z,Scorpio,Vixion, dan Byson serta pada jenis automatic, Yamaha
mengeluarkan jenis Yamaha Mio, Mio Soul,
dan new skutik Xeon. Semua varians yang merupakan inovasi Yamaha dari waktu ke waktu dimaksudkan untuk mencari
peluang pasar (market share) yang luas
sehingga kehidupan perusahaan dapat terjamin dan semakin berkembang.
Yamaha Indonesia
bertekad untuk memberikan yang terbaik kepada setiap dealer dan konsumen pada usianya yang memasuki
ke-36 tahun.
Pada dasarnya
kualitas pelayanan merupakan suatu bentuk penilaian konsumen terhadap tingkat pelayanan yang
diterima (perceived services) dengan PT
Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI)
sekarang ini memiliki prestasi penjualan yang terus meningkat dari tahun ke-tahun dan menjadi
competitor utama sepeda motor Honda.
Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan untuk mempengaruhi konsumen berupa kualitas pelayanan dari dealer
sepeda motor Yamaha itu sendiri yang
dapat diberikan oleh perusahaan sehingga konsumen merasa terpuaskan. tingkat
yang diharapkan (expected services). Bagi perusahaan kuncinya adalah menyesuaikan atau melebihi harapan mutu jasa
yang diinginkan konsumen.
Banyaknya merek
sepeda motor yang ada di pasaran dapat membentuk motivasi konsumen dalam memilih merek yang sesuai
dengan keinginannya, persepsi tentang
merek serta sikap konsumen terhadap merek sepeda motor yang memenuhi keinginan konsumen yang akan
mempengaruhi keputusan konsumen dalam
melakukan pembelian. Berikut ini dapat dilihat perbandingan penjualan sepeda motor pada tabel dari berbagai macam
jenis merek sepeda motor yang menjadi
pilihan konsumen dalam melakukan pembelian untuk memiliki sepeda motor yang didominasi oleh merek sepeda motor
Yamaha dan Honda: Gambar 1.1 Grafik
Penjualan Sepeda Motor di Indonesia
(dalam Unit) Sumber : http://www.aisi.or.id dan Majalah “INVESTOR”
2009 (diolah penulis) Yamaha Indonesia
terus mengalami kenaikan nilai penjualan dari tahun ke tahun. Hal ini merupakan fenomena pasar yang
sangat luar biasa. Yamaha yang dapat
bangkit dan bersaing hingga sempat beberapa kali menempati peringkat 0 1.000.000 2.000.000 3.000.000 2005 2006 2007
2008 2009 honda 2.648.190 2.340.168 2.141.015 2.874.576 2.704.097 yamaha
1.224.595 1.458.561 1.833.506 2.465.546 2.674.892 suzuki 1.091.962 569.041
637.031 793.742 438.158 kawasaki 74.128 33.686 38.314 44.690 61.217 lainnya
35.329 26.379 38.397 39.521 40.452 jumlah penjualan dalam (unit) pertama market
share sepeda motor di Indonesia.
Pada Gambar 1.1 grafik penjualan
sepeda motor di
Indonesia menunjukkan bahwa
sepeda motor Yamaha mengalami peningkatan penjualan secara bertahap yang
dapat membawa sepeda motor Yamaha
sebagai market leader.
Hal ini dapat
terlihat dalam periode tahun
2005 sampai dengan
tahun 2009 yang menunjukan
penjualan sepeda motor yamaha mengalami
peningkatan secara drastis.
Penjualan sepeda
motor Yamaha mengalami
peningkatan sebesar 233.966
unit Pada tahun 2006
dibandingkan dengan tahun 2005. Pada tahun berikutnya, yaitu tahun 2007,
penjualan sepeda motor Yamaha juga mengalami prningkatan sebesar 374.945 unit
dibandingkan dengan tahun 2006 dan
terus mengalami peningkatan penjualan sebesar 632.040
unit ditahun 2008 dan 209.346 unit pada tahun 2009 yang membuat prestasi penjualan yang terus meningkat bagi
manajemen sepeda motor
Yamaha. Sedangkan disatu sisi, perusahaan kompetitor utama Yamaha
yaitu Honda mengalami
penurunan marker share
pada penjualannya sampai tahun 2007 serta pada tahun 2009 tapi mengalami peningkatan penjualan pada tahun
2008.
Dengan meningkatnya
penjualan sepeda motor Yamaha, maka perusahaan telah berhasil dalam memasarkan produknya
dengan baik dan memuaskan keinginan
konsumen, karna produk yang ditawarkan oleh perusahaan dapat menjadi salah satu pembentukan motivasi
konsumen, persepsi dan sikap konsumen
dalam melakukan pengambilan keputusan pembelian.
Yamaha dalam hal
ini tidak hanya berkonsentrasi untuk menjual produknya, akan tetapi juga berkonsentrasi
untuk lebih meningkatkan pelayanan after
sales service kepada konsumen Yamaha yang ada di tanah air karena tingkat pelayanan after sales service sangat besar
pengaruhnya pada nilai guna sepeda motor
itu sendiri. Kerja keras Yamaha ini dibuktikan dengan diterimanya kembali SQ (Service Quality) Award kategori Automotive
2W After Sales Service untuk yang ketiga
kalinya secara berturut dari tahun 2007, 2008 dan 2009 oleh bengkel resmi Yamaha. Selain itu pada tahun 2009
Yamaha juga telah berhasil mendapatkan
berbagai macam penghargaan untuk setiap unit motor yang diproduksinya.
Meningkatnya
penjualan Yamaha dari tahun ketahun di tunjukkan oleh peningkatan penjualan dari bulan ke bulan,
yang menguasai pasar nasional melebihi
penjualan honda baik pada bulan-bulan tertentu ataupun pada penjualan per semester yang menunjukkan kemampuan Yamaha
dalam memenangkan persaingan dengan
memahami perilaku konsumen dan menimbulkan motivasi yang positif dan persepsi yang baik terhadap
merek sepeda motor Yamaha serta sikap
untuk memiliki, memilih dan melakukan pembelian terhadap sepeda motor merek Yamaha.
Tabel 1.1 Penjualan
Sepeda Motor Pada 2009 Anggota AISI Sumber : sheilawinston.wordpress.com Berdasarkan Merek Menurut
data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) pada Tabel 1.1 berikut, selama bulan April 2009, Yamaha
berhasil menjual 189.082 unit sepeda
motor, atau menguasai 49% pasar motor nasional, Honda ada di posisi kedua dengan penjualan 155.789 unit (40,3%).
Pada tahun 2009 Yamaha sempat mengungguli
Honda empat bulan terakhir, yakni pada April hingga Juli 2009.
Selama empat bulan
berturut-turut Yamaha menjadi Market
Leader dalam penjualan motor di Indonosia Tabel 1.2 Penjualan
Sepeda Motor Pada 2009 Anggota AISI Berdasarkan Merek Dan Kategori Sumber :
otomotif.compas.com, diolah penulis Pada penjualan sepeda motor tahun 2009
anggota AISI berdasarkan merek dan
kategori pada Tabel 1.2 berikut menjelaskan bahwa penjulan sepeda motor bebek Yamaha menjual sebanyak 1.217.274 unit,
sedangkan Honda mampu melakukan
penjualan sebesar 1.659.764 unit dan diikuti oleh produsen sepeda motor lainnya seperti Suzuki, Kawasaki, dan
Kanzen yang total penjualannya masih
jauh dibawah Honda dan Yamaha.
Pada penjualan sepeda
motor tipe Skuter dan Sport Yamaha mengungguli para pesaingnya dengan penjualan sebesar
1.237.302 untuk skuter dan 220.316 Merek Bebek
Skuter Sport Total Honda
1.659.764 861.740 182.593
2.704.097 Yamaha 1.217.274 1.237.302
220.316 2.674.892 Suzuki 291.947
119.612 26.599 438.158 Kawasaki 16.187
- 45.030 61.217 Kanzen
3.413 - -
3.143 Total 3.188.585 2.218.654
474.538 5.881.777 Presentase 54,21
37,72 8,07 100 untuk
sport. Jumlah ini mengungguli penjualan sepeda motor Honda pada tipe skuter dan sport sehingga tidak menjadi
kemungkina semakin terbukanya peluang Yamaha
menjadi Market leader dalam penjulan sepeda motor di tanah air.
Tabel 1.3 Penjualan
Sepeda Motor Berdasarkan Data Yang Diperoleh Dari AISI Tahun 2010 Sumber :
detikoto.com, diolah penulis Berdasarkarkan data survei Asosiasi Industri
Sepeda Motor Indonesia (AISI) pada Table
1.3 Pabrikan berlambang garpu tala, Yamaha mengalami peningkatan penjualan motor bulan Juni 2010.
Dengan penjualan 300.408 unit motor.
Berdasarkan `data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) yang detikoto terima, Yamaha kembali menggungguli
Honda di bulan Februari 2010 dengan
angka penjualan wholesales mencapai 251.394 unit, lebih tinggi dari hasil penjualan motor-motor Honda yang hanya
berhasil mencapai angka 243.412 unit.
Pada tahun 2010
Yamaha tetap konsisten dengan berbagai inovasi yang terus akan dilakukan. Selain itu Yamaha juga
terus meningkatkan kualitas pelayanan
purna jual, untuk memberikan service yang exelence kepada konsumen.
Hal ini dibuktikan
dengan keberhasilan PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI), meraih penghargaan Service Quality
Award 2010 untuk kategori Merek Penjualan Bulan Juni 2010 Penjualan Semester I-2010 Honda
293.050 unit 1.667.140 unit Yamaha 300.408 unit
1.646.026 unit Suzuki 51.521
unit 244.583 unit Kawasaki 7.665 unit
40.223 unit TVS 2.549 unit 10.320 unit Kanzen 170 unit
1.176 unit Total 655.363
unit 3.609.468 unit Automotive 2W After Sales Service. Dengan
diterimanya penghargaan ini tentunya
menjadi sebuah motivasi bagi Yamaha untuk terus berusaha memberikan yang terbaik bagi pelanggannya. Baik dalam
segi teknologi yang digunakan, pelayanan
terhadap konsumen dan khususnya dalam hal service bengkel Yamaha.
Berulangnya
kesuksesan Yamaha meraih penghargaan semakin membuktikan konsistensi Yamaha dalam
memberikan pelayanan yang memuaskan bagi
pelanggan. Hal ini dibuktikan dengan penganugerahan Sertifikat ISO 9001 tahun 2001, pengahargaan Otomotif
Award 2010, meraih penghargaan dari
Customer Satisfaction Award (ICSA) 2010 Penghargaan ini adalah kali keempat Yamaha memperolehnya The Best In
Achieving Total Customer Satisfaction
untuk kategori Automatic Motorcycle dan kelima kali untuk kategori Motorsport. Yamaha menjadi salah satu produsen
roda dua yang paling diperhitungkan oleh
publik. Mulai dari harga beli, suku cadang, gampang dimodifikasi hingga harga jual yang tetap
tinggi. (http://www.yamahamotor.co.id/news/content/read/matic-yamaha-paling-bernilai)
Untuk tetap memuaskan dan memberikan motivasi serta selalu berusaha menjaga persepsi yang baik dimata konsumen,
pada pertengahan 2010 PT Yamaha Motor
Kencana Indonesia (YMKI) meluncurkan new skutik xeon dengan kapasitas 125cc serta untuk tipe sport Yamaha
meengeluarkan new Scorpio-Z berkapasitas
225cc dan Byson yang berkapasitas 152cc sebagai senjata terbaru untuk menjawab tantangan konsumen yang
menginginkan motor sport yang memberikan
kenyamanan dengan kualitas yang semakin baik dan di didukung oleh teknologi yang semakin mendukung yamaha
semakin di depan (http://www.yamaha-motor.co.id/news/content/read/launching-new-scorpio-zbyson-amazing-journey/).
Inovasi yang
dilakukan Yamaha dan komitmen selalu
mengutamakan kualitas dan kepuasan
pelanggan jalan untuk menjadi Market Leader akan semakin terbuka untuk Yamaha dengan Slogan
Yamaha “Semakin Terdepan, Yang Lain
Makin Ketinggalan” . Perlu bagi Honda untuk
menyadari bahwa selisih penjualan
antara Honda dan Yamaha sangat
tipis, sehingga Yamaha setiap saat dapat merebut pangsa
pasar yang selama ini dimiliki oleh
Honda.
Persaingan produk
sepeda motor semakin ketat.
Perusahaan
berlomba-lomba memperluas pangsa
pasarnya, mencoba menarik pelanggan dengan cara mempengaruhi sikap
konsumen agar bersedia membeli produk-produk mereka. Ketika suatu perusahaan
mengalami penurunan pangsa pasar,
akan terjadi penurunan laba yang
didapat akibat berkurangnya konsumen
yang memakai produk
mereka. Disadari atau
tidak, perusahaan yang mampu
menguasai pasar adalah
perusahaan yang akan mendapatkan keuntungan lebih banyak.
Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh motivation, perception, dan consumer attitudes
terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara.
Hal ini dikarenakan mahasiswa merupakan
salah satu pangsa pasar yang potensial, yang menggunakan sepeda motor merek Yamaha di
Sumatera Utara. Banyaknya tipe sepeda
motor yang beredar di lingkungan masyarakat merupakan masalah yang dihadapi oleh mahasiswa yaitu bagaimana
memilih sepeda motor yang sesuai dengan
harapan dan memenuhi keinginan,
mengingat mahasiswa termasuk sebagai
konsumen yang kritis dan sedang mengalami proses pendewasaan mental dan intelektual. Disamping itu mahasiswa
termasuk dalam segmen smart customer yang membutuhkan banyak pertimbangan sebelum
melakukan pembelian produk. Sebab bagi
mahasiswa memilih sepeda motor yang handal merupakan suatu hal yang penting untuk
menunjang aktivitas keseharian mereka, tentunya
mahasiswa akan sangat kritis memperhatikan merek sepeda motor yang mana yang menguntungkan dan memuaskan bagi
mereka. Sehingga motivasi, persepsi
serta sikap mereka mengenai perusahaan Yamaha dapat diketahui dan diteliti.
Berdasarkan
teori dan data
tentang meningkatnya penjualan sepeda motor
Yamaha dari tahun ketahun secara drastis dan meningkatnya
persaingan untuk merebut konsumen
dalam memasarkan produk sepeda motor yang dapat memenuhi keinginan dan harapan konsumen yang
di pengaruhi oleh perilaku konsumen
dalam melakukan keputusan pembelian, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Motivation, Perception dan Consumer Attitudes Terhadap Keputusan Pembelian
Sepeda Motor Merek “YAMAHA” Pada
Mahasiswa Universitas Sumatera Utara” B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
diuraikan, maka perumusan masalah
penelitian ini adalah : “Apakah variabel Motivation, Perception,
dan Consumer Attitudes
Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor
Merek “YAMAHA” Pada Mahasiswa
Universitas Sumatera Utara”? C. Kerangka Konseptual Keputusan pembeli
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor psikologis yang merupakan faktor pendorong
yang berasal dari dalam diri konsumen
yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan dan sikap (setiadi, 2003:14).
Menurut Schiffman
dan Kanuk (2000:69) “Motivation can be described as the driving
force within individuals
that impels them to action”.
Artinya motivasi adalah
kekuatan pendorong dalam diri
seseorang yang memaksanya
untuk melakukan suatu
tindakan. Sedangkan Setiadi
(2003:94) mendefinisikan motivasi
konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan.
Motivasi mendasari
seseorang untuk melakukan keputusan pembelian akan dipengaruhi juga oleh
persepsinya terhadap apa yang
diinginkan dalam membeli suatu
produk. Menurut Schiffman dan Kanuk
(2000:146) “Perception is process by which an individuals selects, organizers, and interprets
stimuli into the a
meaningfull and coherent picture of the world”. Kurang
lebihnya bahwa persepsi merupakan suatu
proses yang membuat seseorang untuk memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan
rangsangan-rangsangan yang diterima menjadi suatu gambaran yang berarti
dan lengkap tentang dunianya.
Menurut Setiadi
(2003:158) persepsi adalah proses bagaimana stimuli-stimuli itu diseleksi, diorganisasikan, dan
diinterpretasikan. Persepsi akan muncul pula sikap seseorang
dalam menilai suatu objek yang akan diminati
dan untuk dimiliki. Sikap
sebagai suatu evaluasi
yang menyeluruh dan memungkinkan seseorang untuk merespon dengan
cara yang menguntungkan atau tidak
terhadap objek yang
dinilai Setiadi (2003:46).
Menurut Gordon
Alport (dalam Setiadi, 2003:214) sikap
adalah suatu mental dan sayaraf sehubungan dengan kesiapan untuk
menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman
dan memiliki pengaruh yang mengarahkan dan atau dinamis terhadap perilaku.
Berdasarkan
teori-teori yang dikemukan, maka model kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 1.2 Kerangka Konseptual Sumber: setiadi
(2003), Schiffman dan Kanuk (2000) Diolah Penulis Motivation (X1) Keputusan
Pembelian (Y) Perception (X2) Consumer
attitudes (X3) D. Hipotesis Berdasarkan
perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah : Motivation,
Perception, dan Consumer Attitudes Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap
Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek
“YAMAHA” Pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara” E. Tujuan dan Manfaat
Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Motivation, Perception, dan Consumer Attitudes
Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda
Motor Merek “YAMAHA” Pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara” 2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini
diharapkan dapat berguna bagi: a.
Perusahaan Sebagai bahan pertimbangan dalam membangun persepsi yang baik
pada konsumen terhadap produk perusahaan
sehingga akan tercipta motivasi dan sikap
konsumen yang baik dalam memilih produk yang diminati karena mengingat banyak faktor yang dapat
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen
dalam memenuhi keinginan atau kebutuhannya.
b. Peneliti Lain Diharapkan dapat menjadi
masukan, referensi, dan bahan perbandingan bagi yang memerlukannya.
c. Penulis Diharapkan penelitian ini dapat memperluas
pengetahuan serta dapat menambah wawasan
mengenai Manajemen Pemasaran pada umumnya dan proses keputusan pembelian konsumen khususnya.
F. Metode
Penelitian 1. Batasan Operasional
Variabel a. Variabel Independen (X)
terdiri atas Motivation (X1) Perception (X2) dan Consumer Attitudes (X 3) b.
Variabel dependen (Y) adalah Keputusan Pembelian 2. Definisi Operasional Variabel Definisi
Operasional dari variabel-variabel yang akan diteliti adalah: a. Variabel X 1. Motivation (X1) Motivation adalah hal yang
menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku
manusia untuk bertindak dalam memenuhi apa yang diinginkan atau dibutuhkan 2.
Perception (X2) Perception adalah tanggapan konsumen terhadap keberadaan
suatu obyek atau produk yang menjadi
pilihannya 3. Consumer Attitudes (X3) Consumer attitudes adalah evaluasi, perasaan
emosional dan kecendrungan tindakan yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap beberapa objek atau
gagasan.
b. Variabel Y 4.
Keputusan Pembelian (Y) Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses
pengambilan keputusan pembelian dimana
konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian Tabel 1.4 Operasionalisasi Variabel Variabel
Definisi Variabel Indikator Skala Pengukuran Motivation adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia untuk bertindak dalam memenuhi apa yang diingin- kan atau dibutuhkan a. Pengetahuan konsumen tentang merek b. Kualitas produk c. Kenyamanan
berkendara d. Harga purna jual
yang menjanjikan e. Tipe dan
varians produk Likert Perseption Perception adalah tanggapan konsumen terhadap keberadaan suatu obyek atau produk yang menjadi pilihannya a.
Memiliki reputasi yang tinggi b.
Suku cadang berkualitas c. Menaikkan
rasa percaya diri d. Daya tahan mesin yang Baik f.
Warna yang menarik dan bervariasi Likert
Consumer Attitudes adalah evaluasi, perasaan emosional dan kecendrungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap beberapa objek atau gagasan.
a. Kepuasan
terhadap produk b. Kepercayaan terhadap kualitas
produk c. Selalu mencari informasi mengenai
produk yang diinginkan f .Penilaian yang
baik terhadap produk Likert Tabel 1.4 Operasionalisasi
Variabel Keputusan pembelian Adalah
tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian speda motor Yamaha a.Sepeda motor sebagai pemenuhan kebutuhan untuk membeli sepeda motor b.Memilih sepeda motor sebagai pertimbangan melakukan keputusan pembelian c.Memutuskan untuk
melakukan pembelian sepeda motor merek Yamaha d. Membeli kembali sepeda motor merek Yamaha Likert Sumber: setiadi
(2003), wahyuni (2008), ( Diolah Penulis) 3. Skala Pengukuran Variabel Pengukuran
masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Skala Likert. Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dengan skala
Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun iten-item instrument yang dapat
berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono,
2008:132). Skala likert menggunakan lima tingkatan jawaban sebagai berikut: Tabel 1.5 Instrumen skala Likert No Skala
Skor 1 Sangat Setuju 5 2
Setuju 4 3 Kurang Setuju
3 4 Tidak Setuju 2 5
Sangat Tidak Setuju 1 Sumber:
Sugiyono, 2007 4 . Waktu dan Lokasi
Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Universitas Sumatera Utara
beralamat di Jalan Dr.Mansyur No.9
Medan. Penelitian ini akan dilakukan selama 3 (tiga) bulan mulai dari Desember 2010 sampai bulan
Februari 2011.
5. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi
adalah sekelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek atau kejadian dimana kita
tertarik untuk mempelajari suatu objek penelitian
(Kuncoro, 2003:103). Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang masih
terdaftar aktif perkuliahan sampai tahun 2010 yang menggunakan sepeda motor merek
Yamaha yang jumlahnya tidak diketahui.
b. Sampel Sampel
adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi (Kuncoro, 2003:103).
Ukuran sampel yang
jumlahnya tidak diketahui sehingga untuk
menentukan jumlah sampel digunakan rumus
(supramono, 2003:62): Keterangan: n = Ukuran Sampel = Nilai tabel Z berdasarkan
α Bila α = 0,05 maka Z = 1,67 Bila α =
0,01 maka Z = 1,96 p = ekstimator proporsi populasi q = 1 - P d =
penyimpangan yang di tolerir = 10% Penulis memperoleh jumlah sampel yang besar
dan nilai (p) belum diketahui, maka
dapat digunakan p = 0,5. Sehingga jumlah sampel menjadi: n = 96,04 n = 96 Orang Metode pengambilan sampel secara menggunakan
teknik sampling aksidental (accidental
sampling) yang berarti teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang
secara kebetulan bertemu dengan peneliti
pada lokasi penelitian dapat digunakan sebagai sampel sampai diperoleh jumlah sampel yang dibutuhkan. (Ginting dan
situmorang, 2008:140).
Karakter yang telah
ditentukan adalah Mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang masih aktif kuliah dimana mereka
telah menggunakan dan memiliki sepeda motor merek Yamaha. Tujuan dari penetapan
kriteria ini untuk menunjukkan bahwa
konsumen telah melakukan keputusan pembelian terhadap merek Yamaha tersebut.
6. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer Data
primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer
diperoleh dengan memberikan daftar
pertanyaan (Kuesioner) kepada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara.
a. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang
diperoleh melalui studi dokumen baik dari , jurnal, majalah dan situs internet untuk
mendukung penelitian.
7. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah : a. Daftar Pertanyaan (Kuesioner) Merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan sejumlah daftar pertanyaan atau pernyataan
yang tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.
b. Wawancara
(Interview) Merupakan suatu jenis pengumpulan data dimana peneliti mengajukan pertanyaan secara lisan untuk mendapatkan
informasi apakah responden yang ditemui
adalah penguna sepeda motor merek Yamaha c. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi
yaitu mengumpilkan data melalui buku, jurnal, majalah, internet yang menjadi bahan referensi
pendukung bagi peneliti.
8. Uji Validitas
dan Reliabilitas Instrumen penelitian digunakan maka terlebih dahulu diadakan
uji validitas dan reliabilitas: a. Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk
mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan
alat ukur yang digunakan (kuesioner).
Uji validitas ini dilakukan kepada 30 responden diluar dari pada sampel tetapi memiliki karakteristik yang
hampir sama dengan sampel yang digunakan
yaitu pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara
nilai korelasi atau r hitung dari variabel
penelitian dengannilai r tabel a. Jika r . Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software
SPSS (Statistic and Service Solution )
16.0 for windows.
Kriteria dalam
menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut: hitung > r
tabel b. Jika r maka pertanyaan dinyatakan valid.
hitung < r tabel
b.
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat
ukur yang digunakan menunjukkan konsistensi
di dalam mengukur gejala yang sama. Pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas,
maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan
kriteria sebagai berikut: a. Jika r maka
pertanyaan dinyatakan tidak valid.
alpha positif atau
> dari r tabel maka pertanyaan
reliable.
b. Jika r alpha
negatif atau < dari r tabel 9. Metode Analisis Data maka pertanyaan tidak
reliable.
Penelitian ini
menggunakan metode analisis data yaitu: a.
Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode
analisis dimana data yang telah
diperoleh, disusun, dikelompokkan, dinalisis, kemudian diinterpretasikan secara objektif sehingga diperoleh gambaran
tentang masalah yang dihadapi dan menjelaskan
hasil perhitungan.
b. Uji Asumsi Klasik Sebelum penulis melakukan
analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian
asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Uji Normalitas Tujuan uji normalitas
adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah datamengikuti atau mendekati distribusi
normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan
pendekatan Kolmogrov Smirnov. Dengan
menggunakan tingkat signifikan 5% maka
jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal
(Situmorang, 2008:62).
2. Uji Heteroskedastisitas Adanya varians
variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas). Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika
variabel independen signifikan secara statistik
mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas
signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah
adanya heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinearitas Artinya variabel
independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara
sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya
gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui
program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas
variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah
nilai Tolerance > 1 atau nilai VIF <
5, maka tidak terjadi multikolinearitas (situmorang, 2008:104) c.
Analisis Linier Berganda Dalam penelitian ini penulis menggunakan
analisis statistik regresi linier berganda.
Persamaan yang
digunakan adalah: Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3+ e Keterangan: Y = Keputusan pembelian a = Konstanta b1b2b3 d. Uji
Hipotesis = Koefisien regresi X1 =
Skor dimensi motivation X2 = Skor
dimensi perception X3 = Skor Dimensi
Consumer attitudes e = Standar error Untuk mengetahui pengaruh Motivation,
Perception, dan consumer attitudes terhadap keputusan pembelian maka penulis melakukan pengujian dengan menggunakan:
1. Uji Signifikan Simultan (Uji - F) Pengujian
ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel debas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel
terikat.
Kriteria
pengujiannya adalah: H0 : b1, b2, b3 =
0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap
variabel terikat.
H0 : b1, b2, b3 ≠
0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap
variabel terikat.
Kriteria
pengambilan keputusannya adalah: H0 diterima jika F hitung < F tabel pada α= 5% Ha ditolak jika F hitung > F
tabel 2.
Uji Signifikan Parsial (Uji - t) pada α= 5% Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh pengaruh suatu variabel
independen secara parsial (individual) terhadap variasi variabel dependen. kriteria pengujiannya adalah: H0 :
b1 = 0, artinya secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen (X1, X2,
X3) terhadap variabel dependen (Y).
H0 : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan dari
variabel independen (X1, X2, X3) terhadap variabel dependen (Y).
H0 : b2 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan
dari variabel independen (X1, X2, X3) terhadap variabel dependen (Y).
H0 : b2≠ 0, artinya secara parsial terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan dari
variabel independen (X1, X2, X3) terhadap variabel dependen (Y).
H0 : b3 = 0,
artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen (X1, X2,
X3) terhadap variabel dependen (Y).
H0 : b3≠ 0, artinya secara parsial terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan dari
variabel independen (X1, X2, X3) terhadap variabel dependen (Y).
Kriteria
pengambilan keputusan adalah: H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α= 5% H0 ditolak jika t hitung > t
tabel e.
Koefisien Determinasi (R pada α= 5% 2 Koefisien Determinasi (R ) 2 ) digunakan
untuk mengukur seberapa besar kontribusi
variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika Koefisien Determinasi (R 2 ) semakin besar (mendekati satu)
menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan
Y. dimana 0 < R 2 < 1. Sebaliknya, jika R 2 semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh
variabel bebas adalah kecil terhadap
variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang
diteliti terhadap variabel terikat.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi