Selasa, 25 Maret 2014

Skripsi Manajemen: PENGARUH MOTIVATION, PERCEPTION DAN CONSUMER ATTITUDES TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MEREK “YAMAHA’’PADA MAHASISWA



BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang Masalah
 Perkembangan usaha dewasa ini telah diwarnai dengan berbagai macam  persaingan di segala bidang yang mengakibatkan perubahan perilaku konsumen di  dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk. Mengingat  perkembangan teknologi yang makin dinamis, manusia dituntut dengan cepat dan  tepat untuk bertindak agar tidak kalah bersaing.

Upaya untuk memuaskan pelanggan sangatlah penting, upaya ini  memanglah tidak mudah. Penelitian Suryani (2008:5) menunjukkan bahwa  mempertahankan pelanggan lebih sulit.  Pemahaman terhadap kebutuhan,  keinginan dan perilaku konsumen juga sangat penting agar perusahaan dapat  menyusun strategi dan program yang sangat tepat dalam rangka memuaskan  pelanggannya , sehingga perusahaan dapat memanfaatkan peluang yang ada dan  mengungguli para pesaingnya dengan menampilkan produk yang terbaik.
Alat transportasi sangat dibutuhkan dalam menunjang aktivitas seseorang,  bahkan dapat dikatakan aktivitas seseorang dapat tertunda jika alat transportasinya  tidak mendukung . Hampir setiap keluarga dituntut untuk memiliki kendaraan  pribadi, baik itu mobil, sepeda motor, maupun sepeda. Ditambah dengan semakin  padatnya jumlah kendaraan yang ada dijalan dan semakin tingginya tingkat  kemacetan serta adanya kenaikan harga BBM, membuat orang mulai mencari  alternatif  kendaraan atau alat transportasi yang lebih sederhana dan hemat energi.
Banyak orang yang menjatuhkan pilihannya pada sepeda motor, karena selain  lebih gesit dan irit, sepeda motor juga lebih rawan macet jika dibandingkan  dengan mobil karena ukurannya yang lebih kecil dan harganya lebih terjangkau.
Ditambah dengan semakin sulitnya keadaan ekonomi dan semakin rendahnya  daya beli masyarakat menyebabkan jumlah permintaan sepeda motor meningkat  drastis.
Keputusan pembelian merupakan perilaku yang dilakukan oleh individu  sebagai seorang konsumen, dalam memutuskan pembelian yang dipengaruhi oleh  berbagai macam faktor yang di antaranya terdapat pada kebudayaan, sosial,  pribadi dan psikologis (Kotler,2007:214).  Keputusan pembelian dapat  ditingkatkan jika kita memperhatikan beberapa faktor, antara lain faktor psikis  yang merupakan faktor pendorong yang berasal dari dalam diri konsumen yaitu  motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan dan sikap (Setiadi, 2003:14).
Seseorang melakukan pembelian dipengaruhi oleh kebutuhan pada waktu  tertentu terhadap suatu produk yang mampu membangkitkan sekumpulan motif  yang unik dalam diri konsumen. Bagaimana seseorang termotivasi untuk  bertindak akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu yaitu  bagaimana individu memilih, mengorganisasikan dan menginterpretasikan  masukan-masukan informasi untuk menilai suatu objek sehingga menimbulkan  sikap konsumen yang mengarahkan orang-orang berperilaku secara konsisten  terhadap suatu objek yang menempatkan mereka dalam sebuah kerangka pikiran  yang menyukai (sikap positif) dan tidak menyukai (sikap negatif) terhadap suatu  objek dalam melakukan keputusan pembelian (Setiadi, 2003:46).   Dalam program pemasaran suatu produk, perusahaan harus memahami  sesuatu mengenai konsumen yaitu motivasi dalam kaitanya dengan pemasaran  sangatlah berpengaruh terhadap konsumen dalam mengambil keputusan dalam  pembelian suatu produk. Dengan pemahaman yang cukup mengenai motivasi  konsumen, perusahaan sepeda motor perlu mengetahui faktor-faktor yang  memotivasi konsumen dalam membeli sepeda motor. Hal tersebut dapat  membantu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen  sehingga konsumen merasa puas dan perusahaan mendapat keuntungan.
Saat ini banyak sekali bermunculan merek sepeda motor dengan berbagai  model, desain, memberikan kualitas yang bagus, dan harga yang cukup bersaing  spektakuler.  Persaingan yang sangat ketat juga dapat dilihat dari jumlah  perusahaan yang ada dalam industri sepeda motor di Indonesia yang  menurut Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), diantaranya anggota  AISI yaitu Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, Kymco, dan Piaggio, serta 71  perusahaan lainnya di luar keanggotaan AISI (Miranti, 2004:2).
Penjualan sepeda motor di Indonesia pada saat ini dimonopoli oleh dua  produsen yaitu PT Astra Honda Motor (AHM) dan PT Yamaha Motor Kencana  Indonesia (YMKI). Kedua merek tersebut hampir menguasai pasar motor hingga  di atas 90%. Yamaha sebagai competitor sudah semakin berhasil mengambil hati  mind and heart konsumen. Salah satu pendekatan yang dilakukan Yamaha adalah  dengan mengutamakan atau menyentuh need dan wants konsumen seperti perintis  acara-acara komunitas motor, bahasa iklan yang lebih down to earth (single  message) seperti menunjukkan tampilan sporty, harga jual tinggi, dan keiritan  (http://www.yamaha-motor.co.id).
Yamaha merupakan salah satu merek yang mendominasi pangsa pasar  sepeda motor di Indonesia setelah Honda.
Perhatian yang di berikan Yamaha untuk pemenuhan kebutuhan dan  kepuasan konsumennya  selalu menjadi perioritas utama, untuk itu Yamaha  menyediakan service  resmi Yamaha dengan tenaga teknisi yang memiliki Yamaha memutuskan untuk beroperasi  di Indonesia tanggal 6 Juli 1974 yang merupakan pasar terbesar di dunia. Peluang  Yamaha untuk mendominasi pasar di masa depan terbentang luas, karena Yamaha  mengutamakan kualitas, kesempurnaan produk, inovasi tanpa henti, termasuk  aspek pelayanan pada konsumen.
Terdapat beberapa faktor konsumen termotivasi dalam memilih sepeda  motor Yamaha. Pertama, tampilan body sepeda motor Yamaha selalu  menonjolkan bentuk head lamp, stripping, hingga lekuk body nya.  Battle of  perception dimulai dari tampilan body ini, siapa yang bisa menciptakan persepsi  yang bagus kepada konsumen dialah yang akan menjadi pemenang. Kedua  keiritan berkendara, Yamaha selalu berusaha memperbaiki di tiik kelemahannya  yang satu ini dalam mendapatkan persepsi yang baik dari konsumen, Yamaha  bahkan berani mengklaim di setiap iklannya bahwa Yamaha merupakan motor  yang paling irit di kelasnya. Dengan bahasa iklan yang sedemikian rupa, maka  konsumen menjadi semakin terkesan dengan Yamaha. Ketiga harga jual kembali  kuat dan tidak kalah dengan Honda. Dan yang kelima adalah After Sales Service yang memuaskan konsumen.
pengetahuan dan kemampuan teknis sepeda motor yang telah terlatih dan teruji  serta Yamaha juga menyediakan spare parts asli sepeda motor yang berkualitas  dan harganya terjangkau oleh konsumen pada setiap Dealer penjualan produk  Yamaha (http://www.yamaha-motor.co.id).
Sepeda motor merek Yamaha, yang terkenal dengan kecepatan laju dan di  desain dengan mode-lmodel yang menarik, Yamaha mengeluarkan beberapa  varians sepeda motor, antara lain Yamaha Vega,Yamaha Vega R, Yamaha Vega  ZR, Yamaha Jupiter, Yamaha Jupiter Z, Yamaha Jupiter MX pada model bebek  dan pada model sport Yamaha mengeluarkan jenis RX King, Z,Scorpio,Vixion,  dan Byson serta pada jenis automatic, Yamaha mengeluarkan jenis Yamaha Mio,  Mio Soul, dan new skutik Xeon. Semua varians yang merupakan inovasi Yamaha  dari waktu ke waktu dimaksudkan untuk mencari peluang pasar (market share)  yang luas sehingga kehidupan perusahaan dapat terjamin dan semakin  berkembang.
Yamaha Indonesia bertekad untuk memberikan yang terbaik kepada setiap  dealer dan konsumen pada usianya yang memasuki ke-36 tahun.
Pada dasarnya kualitas pelayanan merupakan suatu bentuk penilaian  konsumen terhadap tingkat pelayanan yang diterima (perceived services) dengan  PT Yamaha  Motor Kencana Indonesia (YMKI) sekarang ini memiliki prestasi penjualan yang  terus meningkat dari tahun ke-tahun dan menjadi competitor utama sepeda motor  Honda. Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan untuk mempengaruhi  konsumen berupa kualitas pelayanan dari dealer sepeda motor Yamaha itu sendiri  yang dapat diberikan oleh perusahaan sehingga konsumen merasa terpuaskan.   tingkat yang diharapkan (expected services). Bagi perusahaan kuncinya adalah  menyesuaikan atau melebihi harapan mutu jasa yang diinginkan konsumen.
Banyaknya merek sepeda motor yang ada di pasaran dapat membentuk motivasi  konsumen dalam memilih merek yang sesuai dengan keinginannya, persepsi  tentang merek serta sikap konsumen terhadap merek sepeda motor yang  memenuhi keinginan konsumen yang akan mempengaruhi keputusan konsumen  dalam melakukan pembelian. Berikut ini dapat dilihat perbandingan penjualan  sepeda motor pada tabel dari berbagai macam jenis merek sepeda motor yang  menjadi pilihan konsumen dalam melakukan pembelian untuk memiliki sepeda  motor yang didominasi oleh merek sepeda motor Yamaha dan Honda:  Gambar 1.1 Grafik Penjualan Sepeda Motor di Indonesia  (dalam Unit) Sumber : http://www.aisi.or.id dan Majalah “INVESTOR” 2009  (diolah penulis) Yamaha Indonesia terus mengalami kenaikan nilai penjualan dari tahun ke  tahun. Hal ini merupakan fenomena pasar yang sangat luar biasa. Yamaha yang  dapat bangkit dan bersaing hingga sempat beberapa kali menempati peringkat  0 1.000.000 2.000.000 3.000.000 2005 2006 2007 2008 2009 honda 2.648.190 2.340.168 2.141.015 2.874.576 2.704.097 yamaha 1.224.595 1.458.561 1.833.506 2.465.546 2.674.892 suzuki 1.091.962 569.041 637.031 793.742 438.158 kawasaki 74.128 33.686 38.314 44.690 61.217 lainnya 35.329 26.379 38.397 39.521 40.452 jumlah penjualan dalam (unit) pertama market share  sepeda motor  di Indonesia.  Pada Gambar 1.1 grafik penjualan  sepeda  motor  di  Indonesia  menunjukkan  bahwa  sepeda motor Yamaha mengalami peningkatan penjualan secara bertahap yang dapat membawa sepeda  motor  Yamaha  sebagai  market  leader.  Hal  ini  dapat  terlihat  dalam periode  tahun  2005  sampai  dengan  tahun  2009 yang menunjukan penjualan  sepeda motor yamaha mengalami peningkatan secara drastis.
Penjualan  sepeda  motor  Yamaha  mengalami  peningkatan  sebesar  233.966  unit Pada  tahun  2006  dibandingkan dengan tahun 2005. Pada tahun berikutnya, yaitu tahun 2007, penjualan sepeda motor Yamaha juga mengalami prningkatan sebesar  374.945 unit  dibandingkan dengan tahun 2006 dan  terus  mengalami  peningkatan penjualan sebesar  632.040  unit  ditahun 2008 dan  209.346 unit pada tahun 2009 yang  membuat prestasi penjualan yang terus  meningkat bagi  manajemen  sepeda  motor  Yamaha.  Sedangkan disatu  sisi, perusahaan  kompetitor utama  Yamaha  yaitu  Honda   mengalami   penurunan  marker  share   pada penjualannya sampai tahun 2007 serta pada tahun 2009 tapi  mengalami peningkatan penjualan pada tahun 2008.
Dengan meningkatnya penjualan sepeda motor Yamaha, maka perusahaan  telah berhasil dalam memasarkan produknya dengan baik dan memuaskan  keinginan konsumen, karna produk yang ditawarkan oleh perusahaan dapat  menjadi salah satu pembentukan motivasi konsumen, persepsi dan sikap  konsumen dalam melakukan pengambilan keputusan pembelian.
Yamaha dalam hal ini tidak hanya berkonsentrasi untuk menjual  produknya, akan tetapi juga berkonsentrasi untuk lebih meningkatkan pelayanan  after sales service kepada konsumen Yamaha yang ada di tanah air karena tingkat  pelayanan after sales service sangat besar pengaruhnya pada nilai guna sepeda  motor itu sendiri. Kerja keras Yamaha ini dibuktikan dengan diterimanya kembali  SQ (Service Quality) Award kategori Automotive 2W After Sales Service untuk  yang ketiga kalinya secara berturut dari tahun 2007, 2008 dan 2009 oleh bengkel  resmi Yamaha. Selain itu pada tahun 2009 Yamaha juga telah berhasil  mendapatkan berbagai macam penghargaan untuk setiap unit motor yang  diproduksinya.
Meningkatnya penjualan Yamaha dari tahun ketahun di tunjukkan oleh  peningkatan penjualan dari bulan ke bulan, yang menguasai pasar nasional  melebihi penjualan honda baik pada bulan-bulan tertentu ataupun pada penjualan  per semester yang menunjukkan kemampuan Yamaha dalam memenangkan  persaingan dengan memahami perilaku konsumen dan menimbulkan motivasi  yang positif dan persepsi yang baik terhadap merek sepeda motor Yamaha serta  sikap untuk memiliki, memilih dan melakukan pembelian terhadap sepeda motor  merek Yamaha.
Tabel 1.1 Penjualan Sepeda Motor Pada 2009 Anggota AISI Sumber : sheilawinston.wordpress.com  Berdasarkan Merek   Menurut data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) pada Tabel  1.1 berikut, selama bulan April 2009, Yamaha berhasil menjual 189.082 unit  sepeda motor, atau menguasai 49% pasar motor nasional, Honda ada di posisi  kedua dengan penjualan 155.789 unit (40,3%). Pada tahun 2009 Yamaha sempat  mengungguli Honda empat bulan terakhir, yakni pada April hingga Juli 2009.
Selama empat bulan berturut-turut Yamaha menjadi  Market Leader  dalam  penjualan motor di Indonosia Tabel 1.2 Penjualan Sepeda Motor Pada 2009 Anggota AISI Berdasarkan Merek Dan Kategori Sumber : otomotif.compas.com, diolah penulis Pada penjualan sepeda motor tahun 2009 anggota AISI berdasarkan merek  dan kategori pada Tabel 1.2 berikut menjelaskan bahwa penjulan sepeda motor  bebek Yamaha menjual sebanyak 1.217.274 unit, sedangkan Honda mampu  melakukan penjualan sebesar 1.659.764 unit dan diikuti oleh produsen sepeda  motor lainnya seperti Suzuki, Kawasaki, dan Kanzen yang total penjualannya  masih jauh dibawah Honda dan Yamaha.
Pada penjualan sepeda motor tipe Skuter dan Sport Yamaha mengungguli  para pesaingnya dengan penjualan sebesar 1.237.302 untuk skuter dan 220.316  Merek  Bebek  Skuter  Sport  Total Honda  1.659.764  861.740  182.593  2.704.097 Yamaha  1.217.274  1.237.302  220.316  2.674.892 Suzuki  291.947  119.612  26.599  438.158 Kawasaki  16.187  -  45.030  61.217 Kanzen  3.413  -  -  3.143 Total  3.188.585  2.218.654  474.538  5.881.777 Presentase  54,21  37,72  8,07  100  untuk sport. Jumlah ini mengungguli penjualan sepeda motor Honda pada tipe  skuter dan sport sehingga tidak menjadi kemungkina semakin terbukanya peluang  Yamaha menjadi Market leader dalam penjulan sepeda motor di tanah air.
Tabel 1.3 Penjualan Sepeda Motor Berdasarkan Data Yang Diperoleh Dari AISI Tahun 2010 Sumber : detikoto.com, diolah penulis Berdasarkarkan data survei Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia  (AISI) pada Table 1.3 Pabrikan berlambang garpu tala, Yamaha mengalami  peningkatan penjualan motor bulan Juni 2010. Dengan penjualan 300.408 unit  motor. Berdasarkan `data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) yang  detikoto terima, Yamaha kembali menggungguli Honda di bulan Februari 2010  dengan angka penjualan wholesales mencapai 251.394 unit, lebih tinggi dari hasil  penjualan motor-motor Honda yang hanya berhasil mencapai angka 243.412 unit.
Pada tahun 2010 Yamaha tetap konsisten dengan berbagai inovasi yang  terus akan dilakukan. Selain itu Yamaha juga terus meningkatkan kualitas  pelayanan purna jual, untuk memberikan service yang exelence kepada konsumen.
Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan PT Yamaha Motor Kencana Indonesia  (YMKI), meraih penghargaan Service Quality Award 2010 untuk kategori  Merek  Penjualan Bulan  Juni 2010 Penjualan Semester  I-2010 Honda  293.050 unit  1.667.140 unit Yamaha  300.408 unit  1.646.026 unit Suzuki  51.521 unit  244.583 unit Kawasaki  7.665 unit  40.223 unit TVS  2.549 unit  10.320 unit Kanzen  170 unit  1.176 unit Total  655.363 unit  3.609.468 unit  Automotive 2W After Sales Service. Dengan diterimanya penghargaan ini  tentunya menjadi sebuah motivasi bagi Yamaha untuk terus berusaha memberikan  yang terbaik bagi pelanggannya. Baik dalam segi teknologi yang digunakan,  pelayanan terhadap konsumen dan khususnya dalam hal service bengkel Yamaha.
Berulangnya kesuksesan Yamaha meraih penghargaan semakin  membuktikan konsistensi Yamaha dalam memberikan pelayanan yang  memuaskan bagi pelanggan. Hal ini dibuktikan dengan penganugerahan Sertifikat  ISO 9001 tahun 2001, pengahargaan Otomotif Award 2010, meraih penghargaan  dari Customer Satisfaction Award (ICSA) 2010 Penghargaan ini adalah kali  keempat Yamaha memperolehnya The Best In Achieving Total Customer  Satisfaction untuk kategori Automatic Motorcycle dan kelima kali untuk kategori  Motorsport. Yamaha menjadi salah satu produsen roda dua yang paling  diperhitungkan oleh publik. Mulai dari harga beli, suku cadang, gampang  dimodifikasi hingga harga jual yang tetap tinggi.  (http://www.yamahamotor.co.id/news/content/read/matic-yamaha-paling-bernilai) Untuk tetap memuaskan dan memberikan motivasi serta selalu berusaha  menjaga persepsi yang baik dimata konsumen, pada pertengahan 2010 PT  Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) meluncurkan new skutik xeon dengan  kapasitas 125cc serta untuk tipe sport Yamaha meengeluarkan new Scorpio-Z  berkapasitas 225cc dan Byson yang berkapasitas 152cc sebagai senjata terbaru  untuk menjawab tantangan konsumen yang menginginkan motor sport yang  memberikan kenyamanan dengan kualitas yang semakin baik dan di didukung  oleh teknologi yang semakin mendukung yamaha semakin di depan  (http://www.yamaha-motor.co.id/news/content/read/launching-new-scorpio-zbyson-amazing-journey/).
Inovasi yang dilakukan Yamaha dan komitmen  selalu mengutamakan  kualitas dan kepuasan pelanggan jalan untuk menjadi Market Leader akan  semakin terbuka untuk Yamaha dengan Slogan Yamaha “Semakin Terdepan,  Yang Lain Makin Ketinggalan” . Perlu  bagi  Honda untuk  menyadari  bahwa selisih penjualan antara Honda dan  Yamaha  sangat  tipis,  sehingga  Yamaha setiap saat dapat merebut pangsa pasar  yang selama ini  dimiliki oleh  Honda.
Persaingan produk sepeda motor semakin  ketat.
Perusahaan berlomba-lomba  memperluas  pangsa  pasarnya, mencoba menarik pelanggan dengan cara mempengaruhi sikap konsumen agar bersedia membeli produk-produk mereka. Ketika suatu perusahaan mengalami penurunan  pangsa  pasar,  akan  terjadi  penurunan laba  yang  didapat  akibat berkurangnya  konsumen  yang  memakai  produk  mereka.  Disadari  atau  tidak, perusahaan  yang    mampu    menguasai    pasar    adalah    perusahaan    yang    akan  mendapatkan keuntungan lebih banyak.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh  motivation, perception, dan consumer attitudes terhadap keputusan  pembelian  sepeda motor Yamaha  pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Hal ini  dikarenakan mahasiswa merupakan salah satu pangsa pasar yang potensial, yang  menggunakan sepeda motor merek Yamaha di Sumatera Utara. Banyaknya tipe  sepeda motor yang beredar di lingkungan masyarakat merupakan masalah yang  dihadapi oleh mahasiswa yaitu bagaimana memilih sepeda motor yang sesuai  dengan harapan  dan memenuhi keinginan, mengingat mahasiswa termasuk  sebagai konsumen yang kritis dan sedang mengalami proses pendewasaan mental  dan intelektual. Disamping itu mahasiswa termasuk dalam segmen smart  customer  yang membutuhkan banyak pertimbangan sebelum melakukan  pembelian produk. Sebab bagi mahasiswa memilih sepeda motor yang handal  merupakan suatu hal yang penting untuk menunjang aktivitas keseharian mereka,  tentunya mahasiswa akan sangat kritis memperhatikan merek sepeda motor yang  mana yang menguntungkan dan memuaskan bagi mereka. Sehingga motivasi,  persepsi serta sikap mereka mengenai perusahaan Yamaha dapat diketahui dan  diteliti.
Berdasarkan teori  dan  data  tentang  meningkatnya  penjualan sepeda  motor  Yamaha dari tahun ketahun secara drastis dan  meningkatnya  persaingan  untuk merebut konsumen dalam memasarkan produk sepeda motor yang dapat  memenuhi keinginan dan harapan konsumen yang di pengaruhi oleh perilaku  konsumen dalam melakukan keputusan pembelian, maka penulis tertarik untuk  melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Motivation, Perception dan Consumer Attitudes Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek  “YAMAHA” Pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara” B. Perumusan Masalah  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka  perumusan masalah penelitian ini adalah : “Apakah variabel Motivation,  Perception,  dan Consumer Attitudes  Berpengaruh Positif dan Signifikan  Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek “YAMAHA” Pada  Mahasiswa Universitas Sumatera Utara”? C. Kerangka Konseptual Keputusan pembeli dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor  psikologis yang merupakan faktor pendorong yang berasal dari dalam diri  konsumen yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan dan sikap (setiadi,  2003:14).
Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:69) “Motivation can be described  as the driving  force  within individuals that  impels them to  action”.  Artinya  motivasi    adalah   kekuatan pendorong  dalam   diri    seseorang   yang memaksanya untuk  melakukan  suatu  tindakan.  Sedangkan  Setiadi  (2003:94)  mendefinisikan motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan.
Motivasi  mendasari  seseorang untuk  melakukan  keputusan pembelian akan  dipengaruhi juga  oleh  persepsinya terhadap  apa  yang  diinginkan  dalam membeli suatu produk. Menurut Schiffman  dan  Kanuk  (2000:146) “Perception  is  process by which an  individuals selects, organizers, and  interprets  stimuli into  the  a  meaningfull  and  coherent picture of the world”. Kurang lebihnya  bahwa persepsi merupakan suatu proses yang membuat seseorang untuk memilih,  mengorganisasikan, dan menginterpretasikan rangsangan-rangsangan  yang  diterima menjadi suatu gambaran yang berarti dan lengkap tentang dunianya.
Menurut Setiadi (2003:158) persepsi adalah proses bagaimana stimuli-stimuli itu  diseleksi, diorganisasikan, dan diinterpretasikan.   Persepsi akan muncul pula sikap seseorang dalam menilai suatu objek yang  akan  diminati  dan  untuk dimiliki.  Sikap  sebagai  suatu  evaluasi  yang  menyeluruh dan  memungkinkan seseorang untuk merespon dengan cara yang  menguntungkan atau  tidak  terhadap  objek  yang  dinilai Setiadi (2003:46).
Menurut Gordon Alport (dalam Setiadi, 2003:214) sikap  adalah  suatu mental dan  sayaraf sehubungan dengan kesiapan untuk menanggapi, diorganisasi melalui  pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahkan dan atau dinamis terhadap  perilaku.
Berdasarkan teori-teori yang dikemukan, maka model kerangka konseptual  dari penelitian ini adalah sebagai berikut:  Gambar 1.2 Kerangka Konseptual Sumber: setiadi (2003), Schiffman dan Kanuk (2000) Diolah Penulis Motivation (X1) Keputusan Pembelian (Y)  Perception (X2) Consumer attitudes (X3)  D. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka  hipotesis penelitian ini adalah : Motivation, Perception, dan Consumer Attitudes Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda  Motor Merek “YAMAHA” Pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara” E. Tujuan dan Manfaat Penelitian  1.  Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh  Motivation, Perception, dan Consumer Attitudes Terhadap Keputusan Pembelian  Sepeda Motor Merek “YAMAHA” Pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara” 2.  Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: a.  Perusahaan Sebagai bahan pertimbangan dalam membangun persepsi yang baik pada  konsumen terhadap produk perusahaan sehingga akan tercipta motivasi dan  sikap konsumen yang baik dalam memilih produk yang diminati karena  mengingat banyak faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian  konsumen dalam memenuhi keinginan atau kebutuhannya.
b.  Peneliti Lain Diharapkan dapat menjadi masukan, referensi, dan bahan perbandingan bagi  yang memerlukannya.
c.  Penulis  Diharapkan penelitian ini dapat memperluas pengetahuan serta dapat  menambah wawasan mengenai Manajemen Pemasaran pada umumnya dan  proses keputusan pembelian konsumen  khususnya.
F. Metode Penelitian 1.  Batasan Operasional Variabel a.  Variabel Independen (X) terdiri atas Motivation (X1) Perception (X2) dan  Consumer Attitudes (X 3)  b.  Variabel dependen (Y) adalah Keputusan Pembelian 2.  Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional dari variabel-variabel yang akan diteliti adalah: a. Variabel X 1.  Motivation (X1) Motivation adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung  perilaku manusia untuk bertindak dalam memenuhi apa yang diinginkan atau  dibutuhkan  2.  Perception (X2) Perception adalah tanggapan konsumen terhadap keberadaan suatu obyek  atau produk yang menjadi pilihannya  3.  Consumer Attitudes (X3)  Consumer attitudes adalah evaluasi, perasaan emosional dan kecendrungan  tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama  dari seseorang terhadap beberapa objek atau gagasan.
b. Variabel Y  4.  Keputusan Pembelian (Y) Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan  pembelian dimana konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian  Tabel 1.4 Operasionalisasi Variabel Variabel Definisi Variabel  Indikator  Skala Pengukuran Motivation  adalah hal yang  menyebabkan,  menyalurkan dan  mendukung perilaku  manusia untuk  bertindak dalam  memenuhi apa yang  diingin- kan atau  dibutuhkan a. Pengetahuan konsumen  tentang merek b. Kualitas produk c. Kenyamanan berkendara d. Harga  purna  jual  yang  menjanjikan e. Tipe dan varians produk Likert Perseption Perception adalah  tanggapan konsumen  terhadap keberadaan  suatu obyek atau  produk yang menjadi  pilihannya a.  Memiliki reputasi yang  tinggi b. Suku cadang berkualitas  c. Menaikkan rasa percaya diri d. Daya tahan mesin yang  Baik  f. Warna yang menarik dan  bervariasi Likert Consumer  Attitudes adalah evaluasi,  perasaan emosional dan  kecendrungan tindakan  yang menguntungkan  atau tidak  menguntungkan dan  bertahan lama dari  seseorang terhadap  beberapa objek atau  gagasan.
a. Kepuasan terhadap produk b. Kepercayaan terhadap  kualitas produk c. Selalu mencari informasi  mengenai produk yang  diinginkan f .Penilaian yang baik terhadap  produk Likert Tabel 1.4 Operasionalisasi Variabel Keputusan  pembelian Adalah tahap dalam  proses pengambilan  keputusan pembelian  dimana konsumen  memutuskan untuk  melakukan pembelian  speda motor Yamaha a.Sepeda motor sebagai  pemenuhan kebutuhan untuk  membeli sepeda motor  b.Memilih sepeda motor sebagai  pertimbangan melakukan  keputusan pembelian c.Memutuskan untuk melakukan  pembelian sepeda motor  merek Yamaha  d. Membeli kembali sepeda  motor merek Yamaha Likert Sumber: setiadi (2003), wahyuni (2008), ( Diolah Penulis) 3. Skala Pengukuran Variabel Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah dengan  menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,  pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi  indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk  menyusun iten-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan  (Sugiyono, 2008:132). Skala likert menggunakan lima tingkatan jawaban sebagai  berikut: Tabel 1.5 Instrumen skala Likert No  Skala  Skor 1  Sangat Setuju  5 2  Setuju  4 3  Kurang Setuju  3 4  Tidak Setuju  2 5  Sangat Tidak Setuju   1 Sumber: Sugiyono, 2007  4 . Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Universitas Sumatera Utara beralamat di  Jalan Dr.Mansyur No.9 Medan. Penelitian ini akan dilakukan selama 3 (tiga)  bulan mulai dari Desember 2010 sampai bulan Februari 2011.
5.   Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa  orang, objek atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajari suatu objek  penelitian (Kuncoro, 2003:103). Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa  Universitas Sumatera Utara yang masih terdaftar aktif perkuliahan sampai tahun  2010 yang menggunakan sepeda motor merek Yamaha yang jumlahnya tidak  diketahui.
b. Sampel Sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi (Kuncoro, 2003:103).
Ukuran sampel yang jumlahnya tidak diketahui  sehingga untuk menentukan  jumlah sampel digunakan rumus (supramono, 2003:62):  Keterangan: n   = Ukuran Sampel = Nilai tabel Z berdasarkan α  Bila α = 0,05 maka Z = 1,67 Bila α = 0,01 maka Z = 1,96  p   = ekstimator proporsi populasi q  = 1 - P  d  = penyimpangan yang di tolerir = 10% Penulis memperoleh jumlah sampel yang besar dan nilai (p) belum diketahui,  maka dapat digunakan p = 0,5. Sehingga jumlah sampel menjadi:  n = 96,04 n = 96 Orang  Metode pengambilan sampel secara menggunakan teknik sampling  aksidental (accidental sampling) yang berarti teknik pengambilan sampel  berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan  peneliti pada lokasi penelitian dapat digunakan sebagai sampel sampai diperoleh  jumlah sampel yang dibutuhkan. (Ginting dan situmorang, 2008:140).
Karakter yang telah ditentukan adalah Mahasiswa Universitas Sumatera  Utara yang masih aktif kuliah dimana mereka telah menggunakan dan memiliki  sepeda  motor merek Yamaha. Tujuan dari penetapan kriteria ini untuk  menunjukkan bahwa konsumen telah melakukan keputusan pembelian terhadap  merek Yamaha tersebut.
6.  Jenis dan Sumber Data a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden  terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan  daftar pertanyaan (Kuesioner) kepada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara.
a.  Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen baik dari ,  jurnal, majalah dan situs internet untuk mendukung penelitian.
7.  Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : a. Daftar Pertanyaan (Kuesioner) Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan  sejumlah daftar pertanyaan atau pernyataan yang tertulis kepada responden  untuk dijawabnya.
b. Wawancara (Interview) Merupakan suatu jenis pengumpulan data dimana peneliti mengajukan  pertanyaan secara lisan untuk mendapatkan informasi apakah responden yang  ditemui adalah penguna sepeda motor merek Yamaha c. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi yaitu mengumpilkan data melalui buku, jurnal, majalah,  internet yang menjadi bahan referensi pendukung bagi peneliti.
8. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen penelitian digunakan maka terlebih dahulu diadakan uji  validitas dan reliabilitas: a.  Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah  penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan  (kuesioner). Uji validitas ini dilakukan kepada 30 responden diluar dari pada  sampel tetapi memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sampel yang  digunakan yaitu pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Metode yang  digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung dari  variabel penelitian dengannilai r tabel a. Jika r  . Pengujian validitas dan reliabilitas dalam  penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS (Statistic and Service Solution  ) 16.0 for windows.
Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut: hitung > r tabel  b. Jika r  maka pertanyaan dinyatakan valid.
hitung < r tabel  b.  Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan  menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama. Pertanyaan yang  telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan reliabilitasnya  dengan kriteria sebagai berikut: a. Jika r  maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.
alpha positif atau > dari r tabel  maka pertanyaan reliable.
b. Jika r alpha negatif atau < dari r tabel  9.   Metode Analisis Data maka pertanyaan tidak reliable.
Penelitian ini menggunakan metode analisis data yaitu: a.  Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis dimana data yang  telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dinalisis, kemudian diinterpretasikan  secara objektif sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan  menjelaskan hasil perhitungan.
b.  Uji Asumsi Klasik Sebelum penulis melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak  bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi,  yaitu: 1.  Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah  datamengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan  menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov.  Dengan menggunakan tingkat  signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5%  artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang, 2008:62).
2.  Uji Heteroskedastisitas Adanya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai tertentu  variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah tidak  terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji  Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara  statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya  heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5%  dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
3.  Uji Multikolinearitas Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi  berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada  tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan  VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur  variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen  lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 1 atau nilai VIF  < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (situmorang, 2008:104)  c.  Analisis Linier Berganda Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis statistik regresi linier  berganda.
Persamaan yang digunakan adalah: Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3+ e Keterangan: Y    = Keputusan pembelian a    = Konstanta b1b2b3  d.  Uji Hipotesis = Koefisien regresi X1    = Skor dimensi motivation X2    = Skor dimensi perception X3    = Skor Dimensi Consumer attitudes e    = Standar error  Untuk mengetahui pengaruh Motivation, Perception, dan consumer attitudes terhadap keputusan pembelian  maka penulis melakukan pengujian dengan  menggunakan:   1.  Uji Signifikan Simultan (Uji - F) Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel debas yang  dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap  variabel terikat.
Kriteria pengujiannya adalah: H0 : b1, b2, b3  = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif  dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
H0 : b1, b2, b3 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan  signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusannya adalah: H0 diterima jika F hitung < F tabel  pada α= 5% Ha ditolak jika F hitung > F tabel  2.  Uji Signifikan Parsial (Uji - t) pada α= 5%  Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu  variabel independen secara parsial (individual) terhadap variasi variabel  dependen. kriteria pengujiannya adalah: H0 : b1  = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif  dan  signifikan dari variabel independen (X1, X2, X3) terhadap variabel dependen (Y).
H0 :  b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan  dari variabel independen (X1, X2, X3) terhadap variabel dependen (Y).
H0 : b2  = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan  signifikan dari variabel independen (X1, X2, X3) terhadap variabel dependen (Y).
H0 :  b2≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan  dari variabel independen (X1, X2, X3) terhadap variabel dependen (Y).
H0 : b3 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan  signifikan dari variabel independen (X1, X2, X3) terhadap variabel dependen (Y).
H0 :  b3≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan  dari variabel independen (X1, X2, X3) terhadap variabel dependen (Y).
Kriteria pengambilan keputusan adalah: H0 diterima jika t hitung < t tabel  pada α= 5% H0 ditolak jika t hitung > t tabel  e.  Koefisien Determinasi (R pada α= 5%  2 Koefisien Determinasi (R ) 2 ) digunakan untuk mengukur seberapa besar  kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika Koefisien Determinasi  (R 2 ) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik kemampuan X  menerangkan Y. dimana 0 < R 2 < 1. Sebaliknya, jika R 2 semakin kecil (mendekati  nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil  terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk  menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.



Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi