BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Bisnis eceran, yang kini populer disebut bisnis ritel,
merupakan bisnis yang menghidupi banyak
orang dan memberi banyak keuntungan bagi sementara orang lainnya.
Pada saat krisis moneter melanda Indonesia tahun 1997, yang kemudian berkembang menjadi krisis ekonomi,
perekonomian Indonesia banyak tertolong
oleh sektor perdagangan eceran. Di banyak negara seperti Prancis, Inggris, dan AS, bisnis eceran merupakan salah
satu sektor utama perekonomian yang
mendatangkan keuntungan besar (Ma’aruf, 2005:1) Perdagangan eceran atau
sekarang kerap disebut perdagangan ritel, bahkan disingkat menjadi ritel adalah kegiatan usaha
menjual barang atau jasa kepada perorangan
untuk keperluan diri sendiri, keluarga, atau rumah tangga.
Mereka menjual barang (atau jasa) langsung kepada
konsumen. Dalam pengertian lazimnya,
retailler (pedagang ritel) adalah mata
rantai terakhir dalam proses distribusi.
Industri ritel di Indonesia berkembang dari gerai tradisional ke gerai modern berupa supermarket. Kemudian, terjadi
peningkatan gerai modern yang lebih
pesat lagi, dalam rupa department store,
hypermart, supermarket, dan minimarket.
Loyalitas konsumen
merupaka dorongan perilaku untuk melakukan pembelian secara berulang-ulang dan untuk
membangun kesetiaan pelanggan terhadap
produk/jasa yang dihasilkan oleh badan usaha tersebut membutuhkan waktu yang lama melalui suati proses pembelian
yang berulang-ulang tersebut (Grifin:2005)
Loyalitas merupakan konsep
multidimensional yang kompleks. Salah satu penyebabnya adalah beragamnya definisi dan
operasional konsep ini. Dari define diatas
terlihat bahwa loyalitas adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau
melakukan pembelian ulang produk/jasa
terilih secara konsisten dimana yang akan dating, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai
potensi untuk menyebabkan perubahan
perilaku.
Menurut Frafin
(2005) loyalitas merupakan suatu komitmen yang tinggi untuk melakukan pembelian kembali suatu produk
atau jasa yang disukai di masa yang akan
dating. Dengan kata lain konsumen akan setia
untuk melakukan pembelian
berulang secara terus-menerus. Atau dapat disimpulkan loyalitas pembelian adalah perilaku pembeli yang setia
pada suatu produk dan tidak beralih pada
produk lain.
Loyalitas konsumen
tidak terbentuk dalam waktu singkat tetapi melalui proses belajar dan berdasarkan hasil pengamatan
dari konsumen yang melakukan pembelian
yang konsisten sepanjang waktu karena memiliki sikap yang positif terhadap suatu produk atau jasa tertentu.
Loyalitas konsumen dapat tercipta dari kepuasan
pelayanan yang diberikan.
Salah satu cara
yang memegang peranan penting dan perlu dikembangkan pelaksana Department Store untuk menarik
konsumen adalah melalui penciptaan atmosfir
lingkungan Department Store yang baik.
Agar dapat menciptakan atmosfir
lingkungan Department Store yang baik, pihak Department Store dapat memberikan manfaat yang lebih pada diri
konsumen yang membantu perusahaan untuk
mempengaruhi proses pembelian konsumen sehingga membuat konsumen tersebut menjadi loyalitas untuk berbelanja di
Department Store tersebut. Menurut penelitian
yang dilakukan POPAI (Point Of Purchase Advertising Institute), orang-orang memutuskan 66% kegiatannya balanja
di dalam toko (Wells, 2000:410). Semakin
anda bisa membuat suasana toko Anda menggairahkan dengan tata letak, pencahayaan, warna hingga
alunan musik, semakin bisa anda menggaet
pengunjung untuk berinteraksi (Amir, 2004:26).
Berdasarkan sudut
pandang konsumen, hadirnya Department Store dengan konsep swalayan yang menjual berbagai macam
produk dan ditunjang oleh suasana toko yang bersih, teratur dan nyaman menjadi
daya tarik untuk berbelanja di pasar
swalayan. Konsumen tidak perlu lagi berdesakan dengan konsumen lain untuk membeli barang yang berbeda sambil
menjinjing kantong belanjaan yang berat,
suasananya kurang nyaman, dan lain sebagainya seperti yang biasa terjadi di pasar tradisional. Pilihan konsumen akan jatuh pada pasar
swalayan yang mampu menawarkan
manfaat-manfaat yang berpengaruh positif bagi konsumen seperti harga terjangkau, produk yang lengkap,
lokasi yang mudah dicapai,adanya potongan
harga diperayaan hari besar, atmosfir di dalam Department Store yang nyaman dan lain sebagainya.
Beberap Department
Store khususnya pada retail pakaian yang terdapat di kota Medan antara lain adalah Matahari
Department Store, Ramayana & Robinson,
Suzuya dan Sogo. Dari sekian banyak Department Store yang terdapat di kota Medan Matahari Department Store, yang
merupakan anak perusahaan dari PT.
Matahari Putra Prima sebagai Department Store retail pakaian yang terbesar di Medan dan memiliki beberapa cabang di Kota
Medan. Selain itu MAtahari Department
Store berlokasi di mall-mall besar yang ada di kota Medan PT. Matahari Putra Prima, Tbk, didirikan awal
mulanya pada tahun 1958, cikal bakal
toko matahari (Mickey Mouse) di area Pasara Baru Jakarta. Toko yang berukuran 150 meter persegi inilah yang
menjadi tonggak sejarah bagi usaha retail Matahari. Tahun 1989, Matahari untuk pertama
kalinya membuka toko diluar pulau Jawa,
yakni di Medan (Thamrin Plaza). Dan pada saat ini di Medan Matahari Department Store terus berkembang,
seperti Matahari Department Store Medan Mall, Matahari Department Store Plaza
Medan Fair, dan berpusat pada Matahari Department Store Grand Palladium Medan (ww.mataharidepartmentstore,com).
Matahari Department
Store Grand Palladium Medan merupakan pusat dari beberapa Matahari Department Store yang ada di
kota Medan. Namun Matahari Department
Store Grand Palladium Medan mengalami hambatan dan ancaman terhadap sunyinya pengunjung yang datang ke
Grand Palladium Medan. Hal ini disebabkan
beberapa peristiwa yang terjadi di Grand Palladium Medan terhadap bangunannya. Seperti, semakin miringnya gedung
akibat tidak kokohnya gedung, serta
peristiwa runtuhnya kanopi bangunan yang menyebabkan korban.
Matahari Department Store berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Untuk itulah Matahari
Department Store berusaha sebaik mungkin
agar dapat menciptakan atmosfir yang nyaman agar konsumen tertarik untuk berbelanja di Matahari Department Store yang akhirnya membuat konsumen menjadi loyal untuk berbelanja pada
Matahari Department Store.
Dari uraian diatas
peneliti tertarik untuk membahas masalah ini secara mendalam melalui suatu penelitian dengan
mengangkat judul “Pengaruh Atmosfir
Lingkungan Toko Terhadap Loyalitas Konsumen pada Matahari Department Store
Grand Palladium Medan “.
B. Perumusan
Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah yang ada, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah:
”Apakah Atmosfir Lingkungan Berpengaruh
Positif Terhadap Loyalitas Konsumen pada Matahari Department Store Grand Palladium Medan?” C. Kerangka
Konseptual Ritel telah menghadapi
tekanan yang makin meningkat dari sumbersumber persaingan baru, pelanggan yang
banyak menuntut, teknologi baru, dan program
pembelian yang lebih langsung oleh bagian pembelian industri, institusi dan eceran besar. Salah satu pendorong utamanya adalah
meningkatkan produktivitas aset dengan
mengelola persediaan dan piutangnya sendiri dengan lebih baik.
Pelanggan juga
harus memperbaiki keputusan-keputusan strategis mereka mengenai pasar sasaran, keragaman produk dan
layanan, harga, promosi dan tempat guna
mencapai kepuasan dan kesetiaan (loyalitas konsumen). Dalam usaha mempertahankan konsumennya masing-masing
department store (gerai toko) berupaya untuk mempengaruhi konsumen agar
tetap mau datang dan menjadi konsumen
yang loyal bagi perusahaan.
Usaha Matahari
Department Store untuk menarik dan mempertahankan konsumen melalui kelengkapan produk, tingkat
harga dan lokasi pasar swalayan sudah
tidak terlalu dapat diandalkan, karena tiap pasar swalayan menawarkan produk yang relatif sama dengan kisaran harga
produk yang relatif sama dan tidak jarang
lokasinya saling berdekatan.
Menurut Griffin
(2005 :31-34) salah satu cara yang dapat dikembangkan perusahaan dalam usaha menarik dan
mempertahankan konsumen adalah melalui penciptaan
atmosfir lingkungan toko yang dapat memberikan manfaat yang lebih kepada konsumen sehingga konsumen menjadi
loyal.
Loyalitas pembelian
adalah perilaku pembeli yang setia pada suatu merek dan tidak beralih pada merek lain. Loyalitas
konsumen mencakup kepuasan konsumen
terhadap suatu produk atau jasa yang dipasarkan, baik dari kualitas atau pelayanan yang diberikan terhadap produk atau
jasa tersebut.
Produk yang
bermutu, didukung dengan suasana atmosfir toko yang nyaman akan mendorong sikap loyalitas
konsumen. Adapun beberapa variabel diatas
yang membentuk atmosfir lingkungan toko adalah komunikasi visual, pencahayaan, warna, musik, dan bau/aroma dalam
gerai dan pelayanan yang mempengaruhi
loyalitas konsumen pada Matahari Grand Palladium.
Berdasarkan latar
belakang dan uraian diatas maka maka dapat ditarik kerangka konseptual sebagai berikut: Gambar
1.1 Kerangka Konseptual Sumber : Indarti (2004) (diolah) Atmosfir Lingkungan Toko (X) Loyalitas Konsumen (Y) D.
Hipotesis Hipotesi adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku,
fenomena atau keadaan tertentu yang akan
terjadi. Hipotesis merupakan pernyataan peneliti tentang hubungan antara variable-variabel
dalam penelitian serta merupakan pernyataan
yang spesifik. Berdasarkan perumusan
masalah dan kerangka konseptual yang
telah ditetapkan maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut : “Terdapat pengaruh antara atmosfir lingkungan terhadap loyalitas
konsumen pada Matahari Department Store
Grand Palladium Medan” E. Tujuan dan
manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh atmosfir lingkungan terhadap loyalitas konsumen pada
Matahari Department Store Grand Palladium
Medan.
2. Manfaat
penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: a. Bagi
Perusahaan Memberi masukan dan informasi bagi pihak manajemen untuk semakin meningkatkan kompetensi konsumen dan loyalitas
serta atmosfir lingkungan yang ada di
perusahaan.
b. Bagi pembaca dan peneliti lain Menambah
pengetahuan dan keterampilan dalam penyusunan penelitian lanjutan dan sekaligus bahan masukan informasi
ilmiah untuk melanjutkan penelitian
tentang pengaruh atmosfir lingku ngan terhadap loyalitas konsumen.
c. Bagi penulis Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
strata-1 jurusan manajemen serta dapat
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh berupa teori dan praktek langsung pada perusahaan.
F. Metode
Penelitian 1. Batasan operasional Penelitian ini dibatasi hanya pada konsumen yang
melakukan pembelian di Matahari
Department Store Grand Palladium Medan batasan operasional untuk melihat bagaimana atmosfer lingkungan
mempengaruhi loyalitas konsumen 2. Defenisi Operasional Variabel Dalam
penelitian ini ada dua variabel yang dikaitkan, yaitu variabel bebas (X) yang mewakili atmosfer lingku nga
dan variabel terikat (Y) yang mewakili
loyalitas konsumen.
a. Atmosfer
lingkungan (X) Atmosfer lingkungan merupakan desain lewat komunikasi,
pencahayaan, warna, musik untuk
menstimulus persepsi konsumen dan respon
emosional dan terutama mempengaruhi poin
pembelian.
b. Loyalitas Konsumen (Y) Loyalitas merupakan
komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan
pembelian ulang produk/jasa terpilih
secara konsisten dimana yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai
potensi untuk menyebabkan perubahan
perilaku (Griffin :2008) Tabel 1.1 Operasional Variabel Variabel Definisi Variabel Indikator
Skala Ukur Atmosfer Lingkun gan (X) Atmosfer lingkungan merupakan desain lewat komunikasi, pencahayaan, warna, musik untuk menstimulus persepsi konsumen dan respon emosional dan terutama mempengaruhi poin pembelian 1.
Komunikasi visual 2. Pencahayaan 3. Musik 4.
Warna 5. Bau/aroma Likert Loyalitas
Konsum en (Y) Loyalitas merupakan
komitmen pelanggan bertahan secara
mendalam untuk berlangganan kembali atau
melakukan pembelian ulang produk/jasa terpilih secara konsisten dimana yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku 1. Melakukan pembelian ulang secara teratur 2. Membeli antar Lini Produk 3. Mereferensikan kepada orang lain 4. Menunjukkan kekebalan terhadap Tarikan dari Pesaing Likert Sumber : Levy & Weitz
(2001) dan Griffin (2008) 3. Skala Pengukuran Variabel Skala pengukuran adalah
skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau
kelompok orang tentang kejadian atau
gejala sosial (Sugiyono. 2005:86). Dengan menggunakan sakala likert, maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau
pernyataan. Dalam melakukan penelitian
terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberikan skor 1 sampai 5, seperti yang
tertera sebagai berikut: 5 = Sangat
stuju 4 = Setuju 3 = Kurang Setuju 2 = Tidak Setuju 1 = Sangat Tidak Setuju 4. Jenis dan Sumber
Data Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah : a. Data Primer Data yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli. Dalam penelitian ini data
diperoleh langsung dari responden dengan daftar pertanyaan yang disebarkan pada Konsumen yang melakukan
pembelian di Matahari Grand Palladium
Medan.
b. Data Sekunder Data
yang diperoleh peneliti utuk melengkapi data primer yang meliputi data mengenai sejarah, perkembangan
perusahaan, buku-buku ilmiah serta literatur
lainnya yang sehubungan dengan penelitian ini.
5. Populasi dan
Sampel a. Populasi Populasi adalah
kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, atau kejadian dimana kita
tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi
objek penelitian (Kuncoro 2003:103). Pada penelitian ini yang menjadi populassi adalah konsumen yang berbelanja di
Matahari Grand Palladium Medan.
Populasi pada
penelitian ini adalah rata-rata pengunjung bulanan di Matahari Grand Palladium Medan yaitu yang
berjumlah rata-rata 12036 orang pengunjung
per bulan. Jumlah rata-rata tersebut di dapat dari rata-rata jumlah pengunjung bulanan dalam setahun terakhir
(Januari 2009-Januari 2009).
2. Sampel Sampel adalah suatu himpunan bagian
(subset) dari unit populasi (Kuncoro,
2003:103). Sampel yang dipilih menggunakan metode purposive sampling, dimana sampel dipilih dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2004:78).
Adapun kriteria dari sampel yang diambil adalah konsumen Matahari Grand Palladium yang telah berbelanja minimal
sebanyak dua kali.
Untuk menentukan
jumlah sampel/responden digunakan rumus sebagai berikut : 2 1 Ne N n + = Dimana : n = jumlah
sampel N = jumlah populasi e² = presesi yang ditetapkan (10%) Berdasarkan
pendapat tersebut, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : ) ( 2 1 , 0 12036 1 12036
+ = n = 99, 59 responden = 100 responden Dalam penelitian ini penulis menggenapkan
sampel (n) menjadi 100 responden.
6. Tempat Dan Waktu
Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Matahari Grand Palladium Medan.
Penelitian ini dilakukan mulai bulan
Maret 2010 sampai Juni 2010.
7. Teknik Pengumpulan
Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a.
Kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyatan
tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.
b. Wawancara wawancara
adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit atau kecil. Pada
penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara secara terstruktur yang digunakan apabila peneliti
telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi yang diperoleh. Dalam wawancara ini, peneliti harus menyiapkan pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
alternative jawabannya telah disiapkan.
c. Studi
Dokumentasi Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan mempelajari data-data yang diperoleh dari
buku, majalah, hasil lapangan, dan situs
internet untuk mendukung penelitian.
8. Uji Validitas
dan Reliabilitas Data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini merupakan data kualitatif, yaitu persepsi responden yang kemudian
dikuantitatifkan agar dapat dilakukan uji statistik. Untuk menguji kesahihan persepsi
responden digunakan uji validitas dan reliabilitas.
a. Uji Validitas Valid
berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas bertujuan
untuk menguji apakah kuesioner layak
untuk digunakan sebagai instrumen
penelitian. Instrumen yang valid berarti
alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.
Sugiono (2005 :
109).
Kriteria dalam
menentukan validitas adalah sebagai berikut : - Jika r hitung > r tabel maka
pertanyaan tersebut valid - Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut
tidak valid Uji validitas data dapat dilakukan terhadap pengujian validitas
konstruksi, validitas isi, dan validitas
eksternal. Validitas konstruksi adalah aspek-aspek yang akan diukur berlandaskan teori tertentu.
Pengujian validitas konstruksi dilakukan
dengan mengkorelasikan antar score item instrument. Apabila korelasinya rendah dan tidak signifikan maka
instrumen dianggap tidak valid.
Uji validitas ini
dapat diukur dengan teknik korelasi product moment.
Sugiyono (2005 :
119).
Pengujian validitas
dilakukan untuk membandingkan antara isi instrumen dengan isi materi seperti seorang
dosen memberi ujian di luar pelajaran
yang ditetapkan, berarti instrumen ujian tersebut tidak valid.
Pengujian ini dapat
dilakukan kepada para ahli. Sedangkan validitas eksternal adalah cara membandingkan antara kriteria yang
ada pada instrumen dengan fakta-fakta
empiris yang terjadi di lapangan. Hal ini dapat dilakukan dengan menguji
cobakan kepada sampel, kalau ditemukan perbedaan yang terlalu mencolok maka instrumen harus disesuaikan.
Hasil penelitian
yang valid apabila tedapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya
terjadi pada objek yang diteliti.
Kalau data yang
terkumpul tidak mencerminkan seperti objek yang sebenarnya maka hasil penelitian tidak valid. Selanjutnya
hasil penelitian yang reliabel apabila
terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda, artinya apabila pada masa yang lalu bagus maka sekarang dan
hari esok harus bagus. Dalam memperoleh
validitas dan reliabilitas data harus melalui instrumen yang valid yaitu dengan alat ukur yang valid. Instrumen
yang reliabel berarti instrumen yang
dapat menghasilkan hasil yang sama dalam beberapa kali pegukuran.
b. Reliabilitas Reabilitas
adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan
dengan tujuan melihat apakah alat ukur
yang diinginkan (kuesioner) menunjukkan konsistensi dalam mengukur gejala yang sama. Bila suatu alat
pengukur di pakai dua kali untuk mengukur
gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut
reliabel.
Menurut Sugiono
(2005 : 121), Pengujian reliabilitas digunakan untuk menguji hasil pengukuran angket (kuesioner)
dapat dilakukan baik secara eksternal
maupun internal. Secara ekternal dilakukan dengan test-retest, equivalen dan gabungannya. Test-retest
dilakukan dengan cara mencobakan instrumen
beberapa kali kepada responden, dalam hal ini instrumennya sama, respondennya sama dan waktunya yang berbeda.
Reliabilitas diukur dari koefisien
korelasi antara percobaan pertama dan yang berikutnya. Bila koefisien positif dan signifikan maka
instrumen tersebut dinyatakan reliabel.
Sedangkan dengan
pendekatan equivalen adalah pernyataan yang secara bahasa berbeda tetapi maksudnya sama.
Pengujian validitas
dan reliabilitas ini akan dilakukan sebelum melakukan penelitian yang sebenarnya.
Pengujian validitas dan reabilitas dilakukan
di Matahari Medan dan sampel dalam pengujian ini adalah Konsumen Matahari. Jumlah sampel yang
digunakan dalan uji validitas dan reabilitas
sebanyak 30 orang.
9. Metode Analisis
Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan merode analisis
statistik.
a. Metode
Deskriptif Metode ini bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta
atau karakteristik dari suatu keadaan,
dalam hal ini data yang sudah dikumpulkan kemudian diklarifikasi, diinterprestasikan,
dan selanjutnya dirumuskan, sehingga
dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti.
b. Metode Regresi
Linier Sederhana Metode regresi linier sederhana digunakan karena jumlah
variabel bebas dan variabel terikatnya
tidak lebih dari satu dan untuk melihat bagaimana pengaruh atmosfer lingkungan terhadap
loyalitas pelanggan di Matahari Grand
Palladium Medan Y = a + bX Dimana : Y =
Loyalitas Konsumen X =
Atmosfer lingkungan a =
Konstanta b = Koefisien Regresi Linier
Sederhana Data yang telah diolah pada penelitian ini menggunakan model regresi linier
sederhana seperti yang telah dicantumkan diatas dan kemudian diuji dengan pengujian t yang menggunakan metode
ordinary least square (OLS) dengan
kriteria hipotesis sebagai berikut : 1) Ho : b1 Artinya : tidak terdapat pengaruh
atmosfer lingkungan terhadap loyalitas pelanggan di Matahari Grand
Palladium Medan.
= 0 2) Ha : b1 ≠ Artinya : terdapat pengaruh
atmosfer lingkungan terhadap loyalitas pelanggan
di Matahari Grand Palladium Medan 0 Kriteria pengambilan keputusan dalam
penelitian ini adalah : a. Jika t hitung < t tabel maka terima H b. Jika t hitung > t tabel maka terima H o Keputusan
diambil apabila terima H a o berarti
variasi model regresi tersebut tidak
dapat menerangkan variasi variabel terikatnya. Sebaliknya jika keputusan yang diambil adalah tolak Ho c.
Koefisien Determinasi (R berarti bahwa variasi model regresi tersebut dapat menerangkan variasi
variabel terikatnya.
2 Koefisien
determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel
terikat. Jika R ) 2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan
bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah
besar terhadap variabel terikat (Y). Sebaliknya jika R 2 semakin kecil (mendekati nol) maka dapat
dikatakan pengaruh variabel bebas (X)
adalah kecil terhadap variabel terikat (Y).
Download lengkap Versi Word
boleh saya tahu darimana menemukan jumlah populasi penelitian ini?
BalasHapus