Senin, 24 Maret 2014

Skripsi Manajemen: PENGARUH PELATIHAN DALAM MENGHASILKAN KARYAWAN YANG BERKUALITAS PADA PT COCA-COLA BOTTLING



BAB I  PENDAHULUAN  
 A. Latar Belakang Masalah   
Perusahaan merupakan suatu tempatatau organisasi yang melakukan  kegiatan produksi untuk mengolah sumber-sumber ekonomi dalam menyediakan  barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan memenuhi  kebutuhan masyararakat. Dengan adanyakegiatan tersebut maka dalam  pelaksanaan kegiatannya perusahaan sangat memerlukan dan membutuhkan  sumber daya manusia (karyawan) dalam pencapaian tujuan yang diinginkan.

Peranan karyawan sangat penting dalam setiap perusahaan, karena  meskipun faktor-faktor ekonomi lainnya telah tersedia serta didukung dengan  teknologi modern tidak akan mempunyai arti bagi kehidupan perusahaan tanpa  kehadiran dan peranan karyawan didalamnya. Kualitas karyawan juga memegang  peranan bagi keberhasilan dan kehancurandari sebuah perusahaan. Oleh sebab  itu karyawan harus dikelola dengan  baik sehingga dapat melaksanakan  pekerjaannya dengan profesional.
 Pelatihan dalam suatu perusahaan merupakan salah satu hal yang sangat  penting dilakukan. “Pelatihan merupakan usaha yang terencana dari organisasi  untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan pegawai”  (Hariandja, 2002: 168). Pelatihan secara konseptual dapat mengubah sikap  pegawai terhadap pekerjaannya. Hal ini menyebabkan pemahaman terhadap  pekerjaannya juga berubah karena sikap seseorang memiliki elemen-elemen  kognitif yaitu keyakinan dan pegetahuan seseorang terhadap suatu objek.
  Pelatihan pada dasarnya berarti proses memberikan bantuan bagi para  karyawan untuk menguasai keterampilan khusus atau membantu untuk  memperbaiki kekurangannya dalam melaksanakan pekerjaan. Fokus kegiatan  pelatihan adalah untuk meningkatkan kemampuan kerja dalam memenuhi  kebutuhan kerja yang paling efektif pada masa sekarang. Jadi, pelatihan sangat  diperlukan bagi setiap perusahaan untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja  karyawan secara optimal.
PT Coca-Cola Bottling Indonesia Medan merupakan salah satu kantor  cabang pemasaran Coca-Cola di Indonesia sedangkan pusat dari perusahaan ini  berada di Atlanta, Amerika Serikat. Pelatihan menurut PT Coca-Cola Bottling  Indonesia Medan adalah suatu kegiatan untuk mengembangkan kemampuan  karyawan agar dapat meningkatkan produktivitas dan efektivitas kerja sehingga  akan menghasilkan karyawan berkualitas yang memiliki karakteristik,  keterampilan bekerja dan wawasan pengetahuan yang luas.
PT Coca-Cola Bottling Indonesia Medan mengadakan pelatihan setiap  tahun. Adapun jumlah peserta pelatihan karyawan PT Coca-Cola Bottling  Indonesia Medan dapat dilihat pada Tabel 1.1 di bawah ini:  Tabel 1.1  Jumlah Peserta Pelatihan Tahun 2005-2007  Tahun  Pelatihan  Peserta  Pelatihan  Persentase  %  Jumlah  Karyawan  Persentase  %  2005  85 22.3 150 25  2006  120 31.6 200 33.3  2007  175 46.1 250 41.7  TOTAL  380 100 600 100  Sumber: PT Coca-Cola Bottling Indonesia Medan (data diolah, 2008)    Tabel 1.1 menunjukkan bahwa dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007  jumlah peserta pelatihan mengalami peningkatan. Tahun 2005, jumlah peserta  pelatihan sebanyak 85 orang karyawan, Tahun 2006, jumlah peserta pelatihan  sebanyak 120 orang karyawan dan  Tahun 2007, jumlah peserta pelatihan  sebanyak 175 orang karyawan. PT  Coca-Cola Bottling Indonesia Medan  menginginkan agar setiap karyawannya berkualitas sehingga setiap pekerjaan  berjalan lebih efektif dan efisien.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik mengadakan penelitian  dengan judul “Pengaruh Pelatihan Dalam Menghasilkan Karyawan Yang  Berkualitas Pada PT Coca-Cola Bottling Indonesia Medan”.
B.  Perumusan Masalah  Berdasarkan latar belakang masalah yang menjadi pokok permasalahan  adalah  “Apakah pelatihan berpengaruh positif dan signifikan dalam  menghasilkan karyawan yang berkualitas pada PT Coca-Cola Bottling  Indonesia Medan tahun 2005- 2007?”  C. Kerangka Konseptual  Untuk menghasilkan karyawan yang berkualitas harus mengacu pada 7  (tujuh) kriteria dalam pelatihan. Adapun kriteria tersebut terdiri dari:  1.  Sasaran pelatihan yaitu hasil yang  diharapkan bagi peserta dari  pelaksanaan suatu pelatihan.
  2.  Pelatih atau Traineryaitu kualifikasi dari seorang pelatih dalam pelatihan  yang menyangkut kemampuan karakteristik, penampilan dan gaya  penyampaian pelatihan  3.  Bahan-bahan pelatihan yaitu isi dari materi yang akan disampaikan dalam  pelatihan yang menyangkut isi kontemporer serta pendekatan aplikatif.
4.  Metode pelatihan yaitu beberapa metode yang digunakan pada saat  pelatihan seperti simulation, role plays, lecture.
5.  Peserta pelatihan yaitu kualifikasi peserta yang mengikuti pelatihan,  apabila pelatihan ini diperuntukkan bagi level manajemen menengah ke  bawah atau level atas.
6.  Fasilitas pelatihan yaitu pelayanan yang diberikan oleh perusahaan pada  peserta pelatihan. Biasanya perusahaan memberikan fasilitas berupa  fasilitas hotel, transportasi dan uang saku bagi peserta pelatihan.
7.  Lama pelatihan yaitu jangka waktu yang diberikan perusahaan bagi peserta  untuk mengikuti pelatihan. Minimal pelatihan dilakukan selama 1 hari  (Hamalik, 2001: 35).
Kualitas kerja mengacu pada kualitas sumber daya manusia yang memiliki  3 (tiga) hal yaitu:  1.  Pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan yang dimiliki karyawan yang  berorientasi pada intelijensi dan dayapikir serta penguasaan ilmu yang luas.
2.  Keterampilan (skill), yaitu kemampuan dan penguasaan teknis operasional di  bidang tertentu yang dimiliki karyawan.
  3.  Abilities, yaitu kemampuan yang terbentuk dari sejumlah kompetensi yang  dimiliki seorang karyawan yang mencakup loyalitas, kedisiplinan, kerjasama  dan tanggung jawab (Matutina, 2001: 205).
Secara sederhana kerangka konseptual dapat digambarkan pada gambar  sebagai berikut:  Sumber: Hamalik (2001: 35) dan Matutina (2001: 205) (data diolah, 2008)  Gambar 1.1 Kerangka konseptual  D. Hipotesis  Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap rumusan  masalah penelitian. Oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun  dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2006: 306). Berdasarkan perumusan  masalah yang ditetapkan maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut “Pelatihan  berpengaruh positif dan signifikan dalam menghasilkan karyawan yang  berkualitas pada PT Coca-Cola Bottling Indonesia Medan”.
E.  Tujuan dan Manfaat Penelitian  1.  Tujuan Penelitian  Untuk mengetahui pengaruh pelatihan dalam menghasilkan karyawan  yang berkualitas pada PT Coca-Cola Bottling Indonesia Medan.
Pelatihan (X)  1. Pelatih atau Trainer (X1)  2.  Bahan-bahan pelatihan (X2)  . 3. Fasilitas pelatihan (X3)  . 4. Lama pelatihan (X4)  Karyawan yang berkualitas  (Y)  -Pengetahuan (knowledge)  - Keterampilan (skill)  - Abilities    2.  Manfaat Penelitian a.  Memperluas wawasan pengetahuan peneliti tentang pelatihan sumber  daya manusia.
b.  Sebagai bahan masukan bagi perusahaan untuk lebih meningkatkan  pelatihan bagi karyawannya.
c.  Referensi bagi peneliti selanjutnya sehingga dapat dijadikan  perbandingan dalam melakukan pengembangan penelitian di masa  yang akan datang  F.  Metode Penelitian  1.  Batasan Operasional  Dalam penelitian ini penulis membatasi pada pengaruh pelatihan untuk  menghasilkan karyawan yang berkualitas pada PT Coca-Cola Bottling  Indonesia Medan.
2.  Defenisi Operasional Variabel  a).  Variabel independen adalah  variabel yang nilainya tidak  tergantung pada variabel lain. Adapun yang menjadi variabel  independen dari penelitian ini adalah:  1.  Pelatih atau Trainer(X1)  Yaitu seseorang yang telah ditunjuk oleh perusahaan untuk  memberikan pelatihan kepada peserta pelatihan. Pelatih harus  memiliki keahlian dan keterampilan yang berkualitas.
  2.  Bahan-bahan pelatihan (X2)  Yaitu isi dari materi yang akan disampaikan dalam pelatihan yang  menyangkut isi kontemporer serta pendekatan aplikatif .
3.  Fasilitas pelatihan (X3)  yaitu pelayanan yang diberikan oleh perusahaan kepada peserta  pelatihan. Biasanya perusahaanmemberikan fasilitas berupa  fasilitas hotel, transportasi dan uang saku bagi peserta pelatihan.
4.  Lama pelatihan (X4)  yaitu jangka waktu yang diberikan perusahaan bagi peserta untuk  mengikuti pelatihan. Minimal pelatihan dilakukan selama 1 hari.
b. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel  lain. Adapun yang menjadi variabel terikat adalah karyawan yang  berkualitas yang terdiri dari Pengetahuan (knowledge), Keterampilan  (skill), dan Abilities. Definisi operasional variabel dapat dilihat pada  Tabel 1.2 berikut ini:   Tabel 1.2  Defenisi Operasional Variabel  No Variabel  Indikator Variabel  Skala  Pengukuran  1 Pelatih atau Trainer(X1)  a.  Pelatih menguasai materi  pelatihan  b.  Pelatih mampu menyajikan  materi pelatihan dengan baik  c.  Pelatih mampu menarik  minat peserta dalam  mengikuti pelatihan  Likert  2  Bahan-Bahan Pelatihan  (X2)  a.  Materi pelatihan lengkap  b.  Alat peraga/media pelatihan  cukup memadai  c.  Bahan pendukung pelatihan  (buku, handout) tersedia  Likert  3  Fasilitas pelatihan (X3)  a.  fasilitas pelatihan ( ruangan,  akomodasi dan konsumsi  yang diberikan lengkap  b.  Peserta pelatihan diberikan  uang saku yang sesuai standar  perusahaan  Likert  4  Lama pelatihan (X4)  a.  Pelatihan dilaksanakan  selama 1 hari  b.  Pelatihan dilaksanakan  selama > 1 hari  Likert  5  Karyawan Berkualitas  a.  Pelatihan menambah  pengetahuan Saudara dalam  bekerja  b.  Pelatihan menambah  keterampilan Saudara dalam  bekerja  c.  Pelatihan membuat Saudara  semakin bertanggung jawab  dalam bekerja  d.  Pelatihan membuat Saudara  loyal kepada perusahaan  e.  Pelatihan membuat Saudara  disiplin dalam bekerja  f.  Pelatihan membuat Saudara  mampu bekerja sama dengan  karyawan yang lainnya  Likert  Sumber: Hamalik (2000: 35) dan Matutina (2001: 205) (data diolah, 2008)    13.  Skala Pengukuran Variabel  Penelitian ini menggunakan skala likertyaitu digunakan untuk mengukur  sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang  fenomena sosial (Sugiyono, 2006: 104). Untuk keperluan analisis  kuantitatif penelitian maka peneliti memberikan lima alternatif jawaban  kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai 5 yang dapat  dilihat pada Tabel 1.3 berikut ini:  Tabel 1.3  Instrumen Skala Likert  No Pertanyaan  Skor  1  Sangat Setuju (SS)  5  2 Setuju (ST)  4  3  Kurang Setuju (KS)  3  4  Tidak Setuju (TS)  2  5  Sangat Tidak Setuju (STS) 1  Sumber: Sugiyono (2006: 105)  4.  Waktu dan Lokasi Penelitian  Penelitian ini direncanakan dari bulan April 2008 sampai dengan bulan  Juni 2008. Lokasi penelitian adalah di PT Coca-Cola Bottling Indonesia  Medan yang beralamat di Jalan Martubung km-14 Kecamatan Medan  Labuhan Sumatera Utara.
  15.  Populasi dan Sampel    “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau  subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan  oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan”  (Sugiyono, 2006: 74). Padapenelitian ini Populasinya adalah Peserta  pelatihan pada PT Coca-Cola Bottling Indonesia Medan dari tahun 2005-2007 yang berjumlah 380 orang karyawan.
Menurut Gay dalam buku Umar (2007: 79), menjelaskan bahwa  ukuran minimum sampel yang diterima berdasarkan pada desain penelitian  yang digunakan untuk populasi relatif kecil minimal 20% dari populasi.
Populasi dan sampel dapat dilihat pada Tabel 1.4 berikut ini:  Tabel 1.4  Populasi dan Sampel  Peserta Pelatihan  Jumlah  2005 2006 2007  Populasi 85 120 175 380  Sampel 20% 17 24 35  76  Jumlah sampel yang diambil = 76  Sumber: PT Coca-Cola Bottling Indonesia Medan (data diolah, 2008)  6.  Jenis Data  Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:  a.  Data Primer  Merupakan data yang diperoleh dari responden dengan memberikan  kuesioner/daftar pertanyaan kepada karyawan yang telah mengikuti    pelatihan minimal 1x setahun.
  1b.  Data Sekunder  Data sekunder merupakan data yang berisikan informasi dan teori-  teori yang digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan.
Peneliti memperoleh data sekunder dari literatur, buku, dan internet.
7. Teknik Pengumpulan Data  a. Kuesioner  Kuesioner adalah seperangkat pertanyaan tertulis yang disusun oleh  peneliti yang berisikan pertanyaan-pertanyaan tentang variabel  pelatihan dan kualitas karyawan.
b. Wawancara  Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan oleh  peneliti untuk mendapatkan informasi dengan melakukan tanya jawab  secara lisan dan tatap muka dengan responden.
c. Studi Dokumentasi  Studi dokumentasi yaitu mengadakan pencatatan langsung terhadap  dokumen atau arsip yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
8. Teknik Analisis Data  Teknik analisis data yang digunakan berpedoman pada Sugiyono (2006:  181), bahwa untuk menguji hipotesis dan analisis data penelitian yang  bersifat hubungan (assossiative)maka dapat dianalisis dengan metode  sebagai berikut:    1a  Metode Analisis Deskriptif  Metode deskriptif merupakan metode yang digunakan dengan  mengumpulkan dan menganalisa datayang diperoleh sehingga dapat  memberikan gambaran yang jelas mengenai pengaruh pelatihan dalam  menghasilkan karyawan yang berkualitas. Data diperoleh dari data  primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden  penelitian.
b  Uji Validitas dan Reliabilitas  1. Uji Validitas  Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengukur data yang  telah didapat setelah penelitian yang merupakan data yang valid  dengan alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner. Kriteria dalam  menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:  a) Jika r hitungpositif dan r hitung> r tabelmaka pertanyaan dinyatakan  valid  b) Jika r hitungnegatif dan r hitung< r tabelmaka pertanyaan dinyatakan  tidak valid.
c) R hitungdapat dilihat pada kolom  corrected item – total  correlation d) Nilai r tabeldengan responden awal berjumlah 30 orang dan alpha  5% adalah 0,361.
  12. Uji Reliabilitas  Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrumen  penelitian. Instrumen yang reliabeladalah instrumen yang apabila  digunakan berulang kali untuk mengukur objek yang sama akan  menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2006: 110). Uji  reliabilitas akan dapat menunjukkan konsistensi dari jawabanjawaban responden yang terdapat pada kuesioner. Uji ini dilakukan  setelah uji validitas dan yang diuji merupakan pertanyaan yang  sudah valid. Menurut Nugroho (2005: 72) “reliabilitas suatu  konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s  Alpha > dari 0.60”.
c  Analisis Regresi Linear Berganda  Analisis regresi linear berganda digunakan oleh peneliti untuk  mengetahui pengaruh dari variabel-variabel independen, yaitu pelatih  atau Trainer(X1), bahan-bahan pelatihan (X2), fasilitas pelatihan (X3),  lama pelatihan (X4) terhadap karyawan yang berkualitas (Y). Analisis  regresi linear berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan  aplikasi Software SPSS 12.00 for Windows. Adapun model persamaan  yang digunakan adalah menurut Sugiyono (2006: 211):  Y= b0 + b1X1+ b2X2+ b3X3+ b4X4+ e Dimana:  Y   = Karyawan yang berkualitas  X1 = Skor dimensi pelatih atau Trainer X2  = Skor dimensi bahan-bahan pelatihan    1X3  = Skor dimensi fasilitas pelatihan  X4  = Skor dimensi lama pelatihan  b1– b4  = Koefisien regresi  b0  = Konstanta  e   = Standar error   Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila  nilai uji statistiknya berada didalam daerah kritis (daerah dimana Ho  ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya  berada dalam daerah dimana Ho diterima.
Dalam analisis regresi ada 3 (tiga) jenis kriteria ketepatan yaitu:  1. Uji Signifikan Individual/ Uji Parsial ( Uji – t)  Uji – t menunjukkan seberapa besar pengaruh varibel bebas  secara individual terhadap variabel terikat. Adapun Uji-t  menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:   Ho : b1= 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang  positif dan signifikan dari variabel independen yaitu pelatih atau  Trainer(X1), bahan-bahan pelatihan (X2), fasilitas pelatihan (X3),  lama pelatihan (X4) terhadap variabel dependen yaitu karyawan  yang berkualitas (Y).
Ho : b1 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif  dan signifikan dari variabel independen yaitu pelatih atau Trainer (X1), bahan-bahan pelatihan (X2), fasilitas pelatihan (X3), lama  pelatihan (X4) terhadap variabel dependen yaitu karyawan yang  berkualitas (Y).
  1Kriteria Pengambilan Keputusan:  Ho diterima jika t hitung < t tabel pada = 5%  Ha diterima jika t hitung> t tabelpada = 5%  2. Uji Signifikan Simultan/ Uji Serentak (Uji – F)   Uji – F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas  yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara  bersama-sama terhadap variabel terikat. Uji – F digunakan untuk  melihat secara bersama-sama (serentak) variabel independen yaitu  pelatih atau Trainer(X1), bahan-bahan pelatihan (X2), fasilitas  pelatihan (X3), lama pelatihan (X4) terhadap variabel dependen  yaitu karyawan yang berkualitas (Y).
  Ho : b1= b2= b3= b4= 0 artinya, secara bersama-sama  tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabelvariabel independen yaitu X1, X2, X3, X4, terhadap variabel  dependen yaitu karyawan yang berkualitas (Y).
    Ha : b1 b2 b3 b4 0 artinya, secara bersama-sama  (serentak) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari  variabel- variabel independen yaitu X1, X2, X3, X4terhadap  variabel dependen yaitu karyawan yang berkualitas (Y).
3. Koefisien Determinan (R²) / Identifikasi Determinan ( R²)   Identifikasi determinan (R²) digunakan untuk melihat  seberapa besar pengaruh variabel-variabel independen terhadap  variabel dependen. Identifikasi determinan (R²) berfungsi untuk  mengetahui signifikan variabel, maka harus dicari koefisien    1determinan (R²). koefisien determinan menunjukkan besarnya  kontribusi variabel independen (X) terhadap variabel dependen  (Y). Semakin besar nilai koefisien determinan, maka semakin  baik kemampuan variabel dependen (Y).
  Jika determinan (R²) semakin besar (mendekati satu)  maka dapat dikatakan bahwa pengaruh yang signifikan dari  variabel independen yaitu (X1, X2, X3, X4) berupa variabel pelatih  atau Trainer, bahan-bahan pelatihan, fasilitas pelatihan, lama  pelatihan serta variabel dependen (Y) yaitu karyawan yang  berkualitas semakin besar. Sebaliknya, jika determinan (R²)  semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa  pengaruh yang signifikan dari variabel independen yaitu (X1, X2,  X3, X4) berupa variabel pelatih atau  Trainer, bahan-bahan  pelatihan, fasilitas pelatihan, lama pelatihan serta variabel  dependen (Y) yaitu karyawan yang berkualitas semakin kecil.
Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk  menerangkan variabel independen yaitu (X1, X2, X3, X4) berupa  variabel-variabel pelatih atau Trainer, bahan-bahan pelatihan,  fasilitas pelatihan, lama pelatihan serta variabel dependen (Y)  yaitu karyawan yang berkualitas.


Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi