Kamis, 13 Maret 2014

Skripsi Manajemen: PENGARUH PENDANAAN MODAL KERJA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR ANEKA INDUSTRI


 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian

Keberadaan modal kerja sangat penting bagi suatu perusahaan untuk menunjang seluruh kegiatan perusahaan. Hal ini disebabkan karena modal kerja yang dibutuhkan perusahaan sangat menentukan kontuinitas usahanya. Modal kerja yang dikeluarkan untuk operasional perusahaan tersebut diharapkan dapat kembali atau dapat menghasilkan laba pada perusahaan dalam jangka waktu dekat melalui hasil penjualan barang/hasil produksinya.
Adapun elemen-elemen pembentuk modal kerja adalah meliputi kas, surat berharga yang dapat diperjual belikan, piutang dan persediaan. Dengan adanya efisiensi dan efektifitas modal kerja maka diharapkan perusahaan dapat meningkatkan laba usaha, karena semakin cepat perputaran modal kerja maka semakin cepat pula modal kerja menjadi kas.
Pendanaan modal kerja sangat penting dalam kelangsungan hidup suatu perusahaan agar perusahaan dapat dipertahankan, pertumbuhan atau ekspansi dapat dilakukan dan selanjutnya prestise dari perusahaan dapat ditingkatkan. Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan pendanaan yang tepat. Kelebihan modal kerja menunjukan adanya dana yang tidak produktif sehingga kesempatan memperoleh laba yang lebih besar jadi terhambat. Sedangkan kekurangan modal kerja akan menghambat kelancaran operasional perusahaan karena tidak tersedianya dana yang dibutuhkan dengan segera.

Setiap perusahaan memerlukan dana dalam kegiatan operasionalnya. Dana yang digunakan untuk melangsungkan kegiatan operasional sehari-hari suatu perusahaan disebut modal kerja. Modal kerja merupakan total investasi perusahaan dalam aset lancar atau aset yang diharapkan bisa diubah menjadi kas dalam setahun atau kurang yang dapat digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai, membayar hutang dan lain-lain (Riyanto, 2008:57). Oleh sebab itu, modal kerja harus dikelola dengan baik agar kegiatan usaha dapat berjalan dengan lancar. Adanya modal kerja yang cukup serta digunakan secara efektif untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan sehari-hari, maka perusahaan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sedangkan kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan efektifitas dan efisiensi suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dari kondisi laporan laba rugi dan neraca perusahaan tersebut. Laba yang diperoleh suatu perusahaan dapat dipakai sebagai dasar penilaian kinerja keuangan perusahaan. Kinerja suatu perusahaan merupakan suatu hasil keputusan yang dibuat oleh manajemen. Kedudukan manajemen keuangan dalam perusahaan merupakan pelaksana dari fungsi keuangan perusahaan. Manajemen keuangan adalah alat bagi manajemen dalam membuat membuat perencanaan, tindakan, pengelolaan, dan pengendalian keuangan perusahaan yang dapat dikelola secara efisien untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh.

Hutang merupakan modal yang berasal dari luar perusahaan yang digunakan untuk membiayai kegiatan perusahaan dimana saatnya harus dikembalikan (Brigham, 2009:101). Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan dapat dipenuhi melalui dua bentuk yaitu modal jangka panjang dan modal jangka pendek. Modal jangka pendek pada umumnya merupakan hutang lancar seperti utang dagang dan utang surat-surat berharga. Modal jangka panjang merupakan sumber pendanaan yang terdiri dari hutang jangka panjang dan modal sendiri. Penentuan sumber pendanaan ini ditetapkan melalui kebijakan modal kerja yang ditentukan oleh perusahaan tersebut.
Kebijakan modal kerja yang diterapkan suatu perusahaan melibatkan dana yang digunakan perusahaan tersebut dalam mendanai modal kerja. Penentuan pendanaan harus mempertimbangkan profitabilitas dan risiko. Pendanaan melalui hutang lancar mengakibatkan risiko yang dimiliki perusahaan semakin besar diakibatkan semakin pendeknya jadwal jatuh tempo pembayaran atas hutang tersebut dan biaya bunga yang berfluktuasi tetapi di lain sisi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba akan semakin tinggi karena biaya pendanaan yang cenderung rendah dan perputaran aktiva lancar yang tinggi (Van Horne, 2005:317).
Asumsi- asumsi profitabilitas ini menyarankan perusahaan untuk mempertahankan aktiva lancar pada tingkat yang rendah dan sebaliknya, proporsi hutang jangka pendek yang tinggi terhadap total hutang. Strategi ini akan menghasilkan modal kerja bersih yang rendah tetapi di lain sisi akan terjadi peningkatan risiko perusahaan.

Modal kerja bersih perusahaan yang merupakan perbedaan antara aktiva lancar dan pasiva lancar perusahaan pada waktu tertentu memberikan rangkuman ukuran keputusan pembiayaan jangka pendek yang sangat berguna (Keown, 2010:240). Jika modal kerja bersih perusahaan berkurang, keuntungan perusahaan cenderung naik. Akan tetapi kenaikan keuntungan ini justru membuat risiko likuiditas meningkat. Risiko likuditas yang meningkat mengakibatkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya semakin rendah.
Pendanaan melalui hutang jangka panjang membuat pendanaan perusahaan semakin mahal karena semakin lama jadwal jatuh tempo pembayaran hutang perusahaan yang mengakibatkan perusahaan akan membayar biaya bunga yang semakin tinggi dalam jangka waktu yang panjang sehingga mempengaharui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Oleh karena itu, keputusan pihak menajemen atas komposisi waktu jatuh tempo hutang perusahaan akan menentukan bagian modal kerja yang didanai oleh hutang lancar dan hutang jangka panjang.Modal kerja yang telah dikeluarkan tersebut diharapkan dapat masuk kembali dalam perusahaan dalam waktu singkat melalui penjualan produksinya. Uang yang masuk dari hasil pejualan produk tersebut akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan selanjutnya.
Dengan demikian perusahaan dalam hal ini manajemen harus dapat memperkirakan kebutuhan modal kerja. Hal ini dimaksudkan agar jangan sampai terjadi keadaan dimana modal kerjanya banyak yang menganggur, atau sebaliknya dimana keadaan modal kerja yang tersedia lebih kecil daripada modal kerja yang dibutuhkan sehingga akan mengakibatkan terganggunya operasional perusahaan.

Penentuan pendanaan atas modal kerja yang digunakan perusahaan mempunyai efek yang langsung terhadap kinerja perusahaan (Keown, 2010:240). Oleh Sebab itu, Perusahaan harus memperkirakan modal kerjanya. Hal ini dimaksudkan agar jangan sampai terjadi keadaan dimana modal kerja yang tersedia lebih besar daripada yang dibutuhkan sehingga akan mengakibatkan terganggunya kelancaran operasi perusahaan. Pendanaan modal kerja yang dilakukan dengan hutang sangat perlu dikelola dengan baik karena akan berdampak pada tingkat laba perusahaan dan menentukan tingkat risiko keuangan perusahaan.
Selanjutnya dalam penelitian ini, peneliti memilih perusahaan pada sektor aneka industri untuk diteliti. Peneliti memilih sektor aneka industri karena sektor aneka industri terdiri dari berbagai industri yang berbeda, dan menghasilkan produk yang berbeda pula, yaitu produk otomotif dan komponennya, produk tekstil dan garmen, produk industri alas kaki, kabel dan produk elektronik. Perbedaan produk yang dihasilkan akan menyebabkan tren penjualan yang berbeda, namun terdapat kesamaaan bahwa perusahaan pada sektor aneka industri sangat terpengaruh oleh kondisi perekonomian, karena produk yang dihasilkan berupa barang yang umur pemakaiannya dapat bertahan lama, misalnya kendaraan, produk tekstil, alas kaki, dan produk elektronik.

Sedangkan pada masa kesulitan ekonomi, biasanya pelanggan menunda pembeliannya, karena masih dapat menggunakan barang yang lama sebagai pengganti, dengan demikian, tidak selamanya proses produksi dan penjualan pada sektor ini dapat menghasilkan return yang stabil, sehingga dibutuhkan estimasi-estimasi yang tepat dalam keputuasn investasi dan pendanaan.
Selanjutnya, berkaitan dengan kinerja keuangan, sektor aneka industri dalam dua tahun terahir (2010-2011) menunjukkan perkembangan yang baik. Berdasarkan informasi yang diberitakan oleh Indonesia Finance Today melalui situs www.indonesiafinancetoday.com bahwa indeks sektor Aneka Industri mengalami pertumbuhan 12,34% pada tahun 2011, tertinggi dari seluruh sektor. Pertumbuhan sektor aneka industri terutama terjadi pada subsektor otomotif dan komponennya dan subsektor tekstil dan garmen. Perkembangan positif industri otomotif pada 2011 ini didukung tingkat inflasi yang terkendali sehingga suku bunga kredit tetap stabil bahkan cenderung turun. Hal ini menyebabkan peningkatan pada penjualan kendaraan bermotor di Indonesia, sehingga menguntungkan bagi industri otomotif.
Peningkatan kinerja keuangan perusahaan sektor aneka industri yang dimotori oleh perkembangan industri otomotif dan komponennya dan industri kecil dan garmen menunjukkan bahwa kinerja keuangan sektor aneka industri membaik seiring membaiknya kondisi perekonomian.


Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi