BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan kota Medan sebagai salah satu
pusat perdagangan dan bisnis menimbulkan
banyak perubahan. Perubahan yang paling jelas terlihat adalah timbulnya persaingan bisnis yang
semakin tajam.Hal ini ditandai dengan berdirinya
usaha-usaha baru yang bergerak di bidang penyediaan pangan. Selain timbulnya persaingan bisnis yang tinggi, pola
pikir dan perilaku masyarakat juga mengalami
banyak kemajuan. Perkembangan pola pikir tersebut, misalnya masyarakat lebih tertarik untuk
menginvestasikan uang mereka dengan mendirikan
usaha seperti rumah makan agar dapat menghasilkan keuntungan bagi mereka.
Krisis ekonomi
memberi pelajaran berharga tentang kekuatan bangunan struktur usaha Indonesia. Usaha besar yang
jumlahnya sedikit namun menguasai lebih
dari 70 % total asset usaha di Indonesia. Sementara usaha kecil dengan jumlah yang sangat besar tidak mengalami imbas
dari penguasaan asset dan perkembangan
yang dialami usaha besar. Hal tersebut cukup beralasan mengingat sektor usaha kecil dan menengah di samping
memiliki prospek yang cukup dikembangkan,
juga memiliki karakterisitik yang berbeda dengan usaha besar dilihat dari skala usaha, jumlah karyawan,
kapasitas dan omset penjualan sehingga memiliki
ketangguhan dan ketahanan dalam usaha dan menjaga kelangsungan usahanya (Ranto, 2007:17).
Keberhasilan
usaha dalam hal
ini diindikasikan dalam
lima hal yaitu jumlah
penjualan meningkat, hasil produksi meningkat, keuntungan atau profit bertambah, perkembangan dan pertumbuhan usaha
berkembang cepat dan memuaskan. Ukuran
keberhasilan usaha dalam menerapkan
strategi pemasarannya adalah mampu
memberikan kepuasan kepada pelanggan. Semakin banyak pelanggan yang menerima produk atau jasa
yang ditawarkan, maka mereka semakin
puas, dan ini berarti strategi yang dijalankan sudah cukup berhasil. Ukuran mampu meraih pelanggan
sebanyak mungkin hanya merupakan salah
satu ukuran bahwa strategi yang dijalankan sudah cukup baik. Masih ada lagi ukuran lainnya, misalnya tingkat laba
yang diperoleh dan ukuran lainnya (Kasmir,
2006: 172).
Salah satu faktor
yang mendorong keberhasilan usaha adalah faktor pengetahuan kewirausahaan yaitu kemampuan
untuk mengenali atau menciptakan peluang
dan mengambil tindakan untuk sesuatu yang perlu diketahui mengenai kewirausahaan yang diperoleh dari
sumber-sumber informasi. Seorang pengusaha harus memiliki pengalaman dan pengetahuan
dalam dunia usaha karena sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan usaha.
Kewirausahaan
adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang
mengarah pada upaya mencari, menerapkan
cara kerja yang lebih efesien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas, inovasi serta meningkatkan
efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan
yang lebih besar. Wirausaha adalah seorang
pembuat keputusan yang membantu terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas. Sebagian besar pendorong
perubahan, inovasi, dan kemajuan perokonomian
berasal dari para wirausaha, orang-orang yang memiliki kemampuan untuk mengambil resiko dan mempercepat
pertumbuhan ekonomi. Wirausahawan perlu
mempunyai desain produk, strategi pemasaran, dan solusi dalam mengatasi problem manajerial yang kreatif untuk bersaing
dengan perusahaan lainnya. Seorang wirausahawan
adalah seorang pembaru yang mengorganisir, mengelola, dan mengasumsikan segala risiko pada saat dia
memulai usahanya untuk mendapatkan keuntungan
(Machfoedz, 2005: 9).
Modal (uang)
memberikan kemungkinan bagi wirausahawan untuk memulai usaha, membeli barang dan jasa yang
diperlukan, tenaga kerja, dan tempat
usaha. Wirausahawan, seperti orang pada umumnya, tidak memiliki kecakapan yang tinggi dalam mendapatkan,
mengelola, dan menggunakan uang.
Modal yang tidak
memadai atau pengelolaan keuangan yang lemah dapat merusak suatu usaha meskipun ide dasar usahanya baik
dan produknyaditerima oleh pasar.
Salah satu faktor
yang mendorong keberhasilan usaha adalah wirausahawan mengetahui informasi tentang menajemen
permodalan dan keuangan (Machfoedz, 2005:60).
Semakin banyak orang membuka usaha dari waktu
ke waktu. Beberapa di antara mereka
mampu bertahan dan bahkan berkembang. Alasan perusahaan yang bermula dengan keberhasilan bukan
karenapendirinya mempunyai modal besar pada
saat mengawali usaha mereka, hal itu disebabkan oleh kenyataan bahwa usaha mereka dikelola oleh wirausahawan yang
mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Kemampuan untuk mengembangkan usaha tersebut bergantung kepada para pengusaha itu sendiri memanfaatkan
keterampilan bisnisnya untuk memuaskan
pelanggan. Seorang wirausaha dituntut untuk mampu menilai peluang dan kesempatan bisnis secara tepat, serta
mengelola sumber daya dan dana secara baik
melalui keputusan yang tepat yang memberi pengaruh kepada perolehan laba.
Di samping itu
wirausaha sebagai individu yang dituntut memiliki kemauan kerja yang keras dan didorong suatu motivasi yang
tinggi untuk mencapai keberhasilan usahanya
(Ranto, 2007:22).
Pendiri memiliki
pengalaman wirausahawan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memulai suatu usaha bisnis.
Mereka menyadari kelemahan dan kemudian
mencari keterampilan yang mereka perlukan untuk menjamin keberhasilan perusahaan. Misalnya, diketahui
bahwa keberhasilan penjualan secara
langsung ditentukan oleh pemasaran dan perencanaan promosi, dan bahwa rencana strategi bisnis merupakan perekat yang mengikat semua bagian perencanaan menjadi satu sehingga semuanya
saling mendukung antara yang satu dengan
yang lain (Machfoedz, 2005:12).
Bisnis yang
bergerak dalam usaha pelayanan pangan di kota Medan saat ini jumlahnya cukup banyak, salah
satunyaadalah Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma
Square. Peneliti juga menggunakan perbandingan pada Ayam Penyet Akbary untuk mengetahui pengaruh pengetahuan
kewirausahaan dan manajemen permodalan
terhadap keberhasilan usaha. Rumah Makan
Ayam Penyet Pujakesuma Square sebagai
objek penelitian karena berlokasi di pusat keramaian, yaitu di Jalan STM dimana lokasi berada di
daerah pendidikan dan dengan melihat
sejarah rumah makan ini yang berkembang dengan pesat yang dahulunya hanya merupakan sebuah warung kecil dengan
fasilitas seadanya, dan dengan kerja
keras dan menerapkan strategi pemasaran yang tepat. Rumah Makan ini terus berkembang terlihat dari jumlah
karyawan yang terus bertambah setiap tahunnya
dan pengunjung yang semakin ramai setiap harinya. Begitu juga dengan Ayam Penyet Akbary yang terletak tidak jauh
dari kampus Universitas Sumatera Utara,
yang awalnya hanya memiliki fasilitas sederhana.
Tabel 1.
“Gambaran Umum
Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square” Jl. STM No. 29 Medan No.
Keterangan Tahun 2008 2009
201. Jumlah Karyawan 10 Orang
23 Orang 35 Orang 2. Jumlah Penjualan 1500 Ekor
19.000 Ekor 45.000 Ekor Sumber : Hasil penelitian, 2011 ( data diolah)
Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square telah menjalankan usahanya pada tahun 2008, yang didirikan oleh
Bapak Drs. H. Joko Susilo.
Rumah Makan Ayam
Penyet Pujakesuma Square telah banyak dikenal oleh masyarakat Medan, produk yang dihasilkandi
rumah makan ini pun halal dan aman untuk
dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat dan rumah makan ini dapat terus mempertahankan eksistensinyadi
tengah persaingan bisnis makanan yang
semakin tajam di kota Medan, bahkan Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square semakin menunjukkan
kemampuannya untuk terus berkembang
dengan pesat. Hal ini membuktikan bahwa Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square yang bergerak di
bidang jasa yang berhubungan langsung
dengan konsumen mampu memenuhi harapan dan kebutuhan para konsumennya.
.
Tabel 1.
“Gambaran Umum
Rumah Makan Ayam Penyet Akbary” Jl.
Setia Budi No. 39 Medan No. Keterangan Tahun 2008
2009 201. Jumlah Karyawan 7 Orang
10 Orang 12 Orang 2.
Jumlah Penjualan 12.600 Ekor 34.200 Ekor
48.600 Ekor Sumber : Hasil
penelitian, 2011 ( data diolah) Rumah Makan Ayam Penyet Akbary yang berlokasi
di jalan Setia Budi No. 39 Medan ini
merupakan usaha keluarga yang didirikan pada tahun 2008 oleh Bapak Muhammad Tavip Rahmadi Nasution, ST.
Rumah Makan Ayam Penyet Akbary memiliki
kualitas dalam produk yangdihasilkan. Mulai dari cita rasa produk dan penetapan harga yang terjangkau
untuk setiap produknya.
Berdasarkan uraian
latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai keberhasilan usaha dengan
judul ”Pengaruh pengetahuan
kewirausahaan dan manajemen permodalan
terhadap keberhasilan usaha pada Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square.” 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
dikemukakan, maka penulis merumuskan
permasalahan yang mendasari penelitian ini sebagai berikut: Apakah pengetahuan kewirausahaan dan manajemen
permodalan berpengaruh terhadap
keberhasilan usaha pada Rumah Makan Ayam
Penyet Pujakesuma Square? 1.3 Tujuan Penelitian Mengetahui dan
menganalisis faktor yang mendorongwirausahawan meraih keberhasilan usaha pada usaha Rumah
Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square.
1.4 Manfaat
Penelitian Penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat sebagai berikut: a. Bagi Perusahaan.
Sebagai informasi
dan bahan masukan ataupun acuan bagi Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square bagaimana
pentingnya menerapkan pengetahuan kewirausahaan
dan manajemen permodalan terhadap keberhasilan
usaha.
b. Bagi Peneliti.
Penelitian ini
merupakan suatu kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan pengetahuan teoritis yang diperoleh
dari bangku kuliah, serta memperluas
wawasan penulis dalam bidang kewirausahaan, khususnya tentang pengaruh pengetahuan kewirausahaan
dan manajemen permodalan terhadap
keberhasilan usaha, pada sektor usaha rumah makan.
c. Bagi pihak lain.
Penelitian ini
dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian terhadapobjek atau
masalah yang sama dimasa yang akan
datang.
Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi