BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada umumnya tujuan
pokok yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah untuk dapat menghasilkan laba, mengalami
perkembangan dan menjaga kelangsungan
hidup perusahaan. Dengan semakin berkembangnya dunia usaha maka semakin tajam pula tingkat persaingan
antara sesama perusahaan. Martono dan
Harjito (2001:2), mengatakan bahwa perusahaan memiliki tiga tujuan utama yang saling berkaitan, yaitu mencapai atau
memperoleh laba maksimal untuk kemakmuran
pemilik perusahaan, menjaga kelangsungan hidup perusahaan (going concern), mencapai kesejahteraan masyarakat
sebagai tanggung jawab sosial perusahaan.
Untuk meraih tujuan
tersebut, perusahaan dapat menempuh jalur pemasaran. Salah satu strategi
pemasaran yang dapat digunakan adalah sistem direct selling yang dapat
mendistribusikan produk langsung ke tangan konsumen. Kekuatan dari sistem direct selling adalah tradisi kemandirian layanan ke konsumen dan komitmen untuk pertumbuhan kewirausahaan dalam
sistem pasar bebas. Sistem direct
selling menawarkan peluang usaha kepada mereka yang mencari alternatif untuk mendapatkan penghasilan tanpa melihat
suku, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
umur maupun pengalaman. Sistem ini menawarkan peluang untuk mendapatkan penghasilan dengan bekerja paruh
waktu maupun penuh waktu.
Dalam banyak kasus,
peluang direct selling ini berkembang menjadi suatu ‘karir’ yang memuaskan bagi mereka yang mencapai
kesuksesan dan memilih untuk bekerja
secara full time.
Metode direct
selling mempunyai kelebihan antara lain, operasinya lebih fleksibel karena penjual dapat mengamati
reaksi pelanggan dan menyesuaikan pendekatannya,
usaha yang sia-sia dapat diminimalkan, pelanggan yang berminat biasanya langsung membeli, dan penjual dapat
membina hubungan jangka panjang dengan
pelanggannya. Di dalamnya terkandung praktik salesmanship, negotiating, dan relationship marketing, yang
sangat dibutuhkan di era persaingan pasar
bebas. Selain itu, keuntungan lain dari sistem ini yaitu penjual dapat menikmati kebebasan waktu, kebebasan dalam
menentukan keuntungan, memperoleh
pelatihan gratis dari perusahaan/sponsor, dan memperbolehkan orang berbisnis dengan produk atau jasa yang unik
dan inovatif, membawa mereka ke pasar
tanpa mengeluarkan biaya iklan dan media massa yang sangat besar, dan tanpa harus bersaing di toko-toko pengecer.
Di sisi pelanggan,
biasanya penjual akan mendatangi langsung si calon pelanggan, sehingga mereka tidak perlu
repot-repot keluar rumah. Mereka akan mendapatkan
penjelasan akan produk sejelas-jelasnya, dan mereka juga bisa langsung menanyakan ketidakjelasannya ketika
penjual sedang mempresentasikan produk
yang dijualnya.
Meskipun demikian,
sistem direct selling juga menghadapi
masalahmasalah seperti orang yang terganggu karena penjualan yang agresif,
timbulnya citra buruk bagi industri bila
ada salah satu penjual yang menipu pelanggannya, mengganggu privacy orang lain, dan kadangkala ada beberapa
penjual yang memanfaatkan atau
mengeksploitasi pembeli impulsif atau pembeli yang kurang mengerti teknologi. Selain itu, terdapat
beberapa faktor lain yang menyebabkan kegagalan
direct selling, antara lain manajemen yang buruk karena kurangnya pengalaman serta komitmen yang diperlukan,
kurangnya komunikasi secara efektif
dengan para distributor, serta kegagalan memotivasi para distributor.
Produk-produk yang
dijual mutunya rendah atau pasarnya terbatas.
Uraian diatas
memperlihatkan bahwa penggunaan sistem direct selling merupakan salah satu hal
yang sangat penting peranannya dalam meningkatkan penjualan dan memperkuat posisi perusahaan di
tengah–tengah persaingan serta mendorong
perkembangan perusahaan, karena untuk mendorong perkembangan perusahaan, perusahaan harus mampu melakukan
inovasi–inovasi baru terhadap produknya
sehingga konsumen tidak bosan.
PT. Yakult
Indonesia Persada menggunakan strategi pemasaran yang dinamakan dengan sistem direct selling yang mendistribusikan produk secara langsung ke tangan konsumen. Sistem direct
selling dalam PT. Yakult Indonesia Persada
dinamakan dengan sistem Yakult Lady.
Melalui sistem ini, Yakult didistribusikan
oleh ibu-ibu rumah tangga kepada masyarakat di lingkungan tempat tinggal mereka. Ketika melayani
masyarakat, Yakult Lady juga melakukan propaganda
yang berisi tentang penjelasan mengenai manfaat Yakult. Yakult Lady disini
merupakan peranan agen yang mendistribusikan langsung produknya ke tangan konsumen. Peranan agen penjualan
merupakan salah satu stategi pemasaran
yang sangat penting dalam PT. Yakult Indonesia Persada.
PT. Yakult Indonesia Persada merupakan usaha
patungan dengan status Penanaman Modal
Asing (PMA) antara PT. Perkasa Simpati Persada dan Yakult Honsha Co.Ltd. (Jepang). Secara komersial
Yakult mulai diproduksi pada tanggal 1
Januari 1991 dari pabrik di Jl. Kiwi Pekayon Pasar Rebo Jakarta. Pada tahun 1997 lokasi pabrik di Pasar Rebo yang
kapasitas produksinya 720.000 botol per hari
dipindahkan ke Desa Pesawahan, Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat dan kapasitas produksi ditingkatkan menjadi
1.800.000 botol per hari. Pada bulan Desember
2001 PT. Yakult Indonesia Persada menjadi PMA murni dengan permodalan dari Yakult Honsha Co. Ltd dan
Yakult Management Service Co.Ltd di
Jepang.
Produk minuman
kesehatan Yakult sangat sensitif terhadap temperatur.
Perubahan
temperatur sangat berpengaruh terhadap bakteri Lactobacillus casei yang
terdapat dalam minuman Yakult. Bakteri Yakult harus dipertahankan hidup.
Karenanya harus
diusahakan agar setelah dibotolkan, bakteri-bakteri tersebut tidak lagi melakukan proses fermentasinya. Untuk itu
Yakult harus selalu disimpan didalam
pendingin (dibawah 10°C) karena penyimpanan didalam pendingin akan menjaga bakteri Yakult tetap non aktif.
Berkenaan dengan itu untuk menjaga mutunya,
distribusi Yakult ditangani langsung oleh staff perusahaan.
Melihat bahwa pada
kenyataannya sistem direct selling dapat mempertemukan
agen-agen penjualan langsung kepada pembeli/pelanggan, dan hal tersebut mempunyai peranan yang penting
dalam menciptakan permintaan yang
berguna untuk meningkatkan volume penjualan, maka penulis tertarik membahas hal tersebut dalam bentuk skripsi
dengan judul: “Peranan Agen Penjualan
Dalam Upaya Meningkatkan Volume Penjualan Pada PT. Yakult Indonesia Persada Cabang Medan“.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang
yang telah dikemukakan sebelumnya maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah peranan agen penjualan berpengaruh terhadap peningkatan volume
penjualan pada PT. Yakult Indonesia Persada
Cabang Medan?”.
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini
adalah : Untuk mengetahui dan menganalisis bahwa peranan agen penjualan
berpengaruh terhadap peningkatan volume
penjualan pada PT. Yakult Indonesia Persada Cabang Medan.
1.4 Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan Penelitian
ini merupakan informasi bagi perusahaan untuk mengetahui keefektifan strategi pemasaran yang dilakukan
dalam meningkatkan volume penjualan
suatu produk.
b. Bagi Pihak Lain Penelitian
ini dapat digunakan sebagai referensi atau sumbangan pemikiran bagi pihak lain terutama bagi
mahasiswa yang sedang melakukan
penelitian selanjutnya khususnya mengenai peranan agen penjualan dengan volume penjualan.
c. Bagi Penulis Penelitian
ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam bidang pemasaran terutama dalam memahami
seberapa besar peranan agen penjualan
dalam meningkatkan volume penjualan.
Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi