Sabtu, 22 Maret 2014

Skripsi Manajemen: PERANAN AGEN PENJUALAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA PT YAKULT INDONESIA PERSADA



BAB I PENDAHULUAN
 1.1  Latar Belakang Masalah 
Pada umumnya tujuan pokok yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah  untuk dapat menghasilkan laba, mengalami perkembangan dan menjaga  kelangsungan hidup perusahaan. Dengan semakin berkembangnya dunia usaha  maka semakin tajam pula tingkat persaingan antara sesama perusahaan. Martono  dan Harjito (2001:2), mengatakan bahwa perusahaan memiliki tiga tujuan utama  yang saling berkaitan, yaitu mencapai atau memperoleh laba maksimal untuk  kemakmuran pemilik perusahaan, menjaga kelangsungan hidup perusahaan (going  concern), mencapai kesejahteraan masyarakat sebagai tanggung jawab sosial  perusahaan.

Untuk meraih tujuan tersebut, perusahaan dapat menempuh jalur pemasaran. Salah satu strategi pemasaran yang dapat digunakan adalah sistem direct selling yang dapat mendistribusikan produk langsung ke tangan konsumen. Kekuatan dari  sistem direct selling  adalah tradisi kemandirian  layanan ke konsumen dan  komitmen untuk pertumbuhan kewirausahaan dalam sistem pasar bebas. Sistem  direct selling menawarkan peluang usaha kepada mereka yang mencari alternatif  untuk mendapatkan penghasilan tanpa melihat suku, jenis kelamin, tingkat  pendidikan, umur maupun pengalaman. Sistem ini menawarkan peluang untuk  mendapatkan penghasilan dengan bekerja paruh waktu maupun penuh waktu.
Dalam banyak kasus, peluang direct selling ini berkembang menjadi suatu ‘karir’   yang memuaskan bagi mereka yang mencapai kesuksesan dan memilih untuk  bekerja secara full time.
Metode direct selling mempunyai kelebihan antara lain, operasinya lebih  fleksibel karena penjual dapat mengamati reaksi pelanggan dan menyesuaikan  pendekatannya, usaha yang sia-sia dapat diminimalkan, pelanggan yang berminat  biasanya langsung membeli, dan penjual dapat membina hubungan jangka  panjang dengan pelanggannya. Di dalamnya terkandung praktik salesmanship,  negotiating, dan relationship marketing, yang sangat dibutuhkan di era persaingan  pasar bebas. Selain itu, keuntungan lain dari sistem ini yaitu penjual dapat  menikmati kebebasan waktu, kebebasan dalam menentukan keuntungan,  memperoleh pelatihan gratis dari perusahaan/sponsor, dan memperbolehkan orang  berbisnis dengan produk atau jasa yang unik dan inovatif, membawa mereka ke  pasar tanpa mengeluarkan biaya iklan dan media massa yang sangat besar, dan  tanpa harus bersaing di toko-toko pengecer.
Di sisi pelanggan, biasanya penjual akan mendatangi langsung si calon  pelanggan, sehingga mereka tidak perlu repot-repot keluar rumah. Mereka akan  mendapatkan penjelasan akan produk sejelas-jelasnya, dan mereka juga bisa  langsung menanyakan ketidakjelasannya ketika penjual sedang mempresentasikan  produk yang dijualnya.
Meskipun demikian, sistem direct selling  juga menghadapi masalahmasalah seperti orang yang terganggu karena penjualan yang agresif, timbulnya  citra buruk bagi industri bila ada salah satu penjual yang menipu pelanggannya,  mengganggu privacy  orang lain, dan kadangkala ada beberapa penjual yang   memanfaatkan atau mengeksploitasi pembeli impulsif atau pembeli yang kurang  mengerti teknologi. Selain itu, terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan  kegagalan direct selling, antara lain manajemen yang buruk karena kurangnya  pengalaman serta komitmen yang diperlukan, kurangnya komunikasi secara  efektif dengan para distributor, serta kegagalan memotivasi para distributor.
Produk-produk yang dijual mutunya rendah atau pasarnya terbatas.
Uraian diatas memperlihatkan bahwa penggunaan sistem direct selling merupakan salah satu hal yang sangat penting peranannya dalam meningkatkan  penjualan dan memperkuat posisi perusahaan di tengah–tengah persaingan serta  mendorong perkembangan perusahaan, karena untuk mendorong perkembangan  perusahaan, perusahaan harus mampu melakukan inovasi–inovasi baru terhadap  produknya sehingga konsumen tidak bosan.
PT. Yakult Indonesia Persada menggunakan strategi pemasaran yang  dinamakan dengan sistem direct selling  yang mendistribusikan produk secara  langsung ke tangan konsumen. Sistem direct selling dalam PT. Yakult Indonesia  Persada dinamakan dengan sistem Yakult Lady.  Melalui sistem ini, Yakult  didistribusikan oleh ibu-ibu rumah tangga kepada masyarakat di lingkungan  tempat tinggal mereka. Ketika melayani masyarakat, Yakult Lady juga melakukan  propaganda yang berisi tentang penjelasan mengenai manfaat Yakult. Yakult Lady disini merupakan peranan agen yang mendistribusikan langsung produknya ke  tangan konsumen. Peranan agen penjualan merupakan salah satu stategi  pemasaran yang sangat penting dalam PT. Yakult Indonesia Persada.
 PT. Yakult Indonesia Persada merupakan usaha patungan dengan status  Penanaman Modal Asing (PMA) antara PT. Perkasa Simpati Persada dan Yakult  Honsha Co.Ltd. (Jepang). Secara komersial Yakult mulai diproduksi pada tanggal  1 Januari 1991 dari pabrik di Jl. Kiwi Pekayon Pasar Rebo Jakarta. Pada tahun  1997 lokasi pabrik di Pasar Rebo yang kapasitas produksinya 720.000 botol per  hari dipindahkan ke Desa Pesawahan, Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat dan  kapasitas produksi ditingkatkan menjadi 1.800.000 botol per hari. Pada bulan  Desember 2001 PT. Yakult Indonesia Persada menjadi PMA murni dengan  permodalan dari Yakult Honsha Co. Ltd dan Yakult Management Service Co.Ltd  di Jepang.
Produk minuman kesehatan Yakult sangat sensitif terhadap temperatur.
Perubahan temperatur sangat berpengaruh terhadap bakteri Lactobacillus casei yang terdapat dalam minuman Yakult. Bakteri Yakult harus dipertahankan hidup.
Karenanya harus diusahakan agar setelah dibotolkan, bakteri-bakteri tersebut tidak  lagi melakukan proses fermentasinya. Untuk itu Yakult harus selalu disimpan  didalam pendingin (dibawah 10°C) karena penyimpanan didalam pendingin akan  menjaga bakteri Yakult tetap non aktif. Berkenaan dengan itu untuk menjaga  mutunya, distribusi Yakult ditangani langsung oleh staff perusahaan.
Melihat bahwa pada kenyataannya sistem direct  selling  dapat  mempertemukan agen-agen penjualan langsung kepada pembeli/pelanggan, dan  hal tersebut mempunyai peranan yang penting dalam menciptakan permintaan  yang berguna untuk meningkatkan volume penjualan, maka penulis tertarik  membahas hal tersebut dalam bentuk skripsi dengan judul: “Peranan Agen   Penjualan Dalam Upaya Meningkatkan Volume Penjualan Pada PT. Yakult  Indonesia Persada Cabang Medan“.
1.2  Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya maka  penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah peranan agen penjualan  berpengaruh terhadap peningkatan volume penjualan pada PT. Yakult Indonesia  Persada Cabang Medan?”.
1.3  Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui dan menganalisis bahwa peranan agen penjualan berpengaruh  terhadap peningkatan volume penjualan pada PT. Yakult Indonesia Persada  Cabang Medan.
1.4  Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan Penelitian ini merupakan informasi bagi perusahaan untuk mengetahui  keefektifan strategi pemasaran yang dilakukan dalam meningkatkan  volume penjualan suatu produk.
b. Bagi Pihak Lain Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau sumbangan  pemikiran bagi pihak lain terutama bagi mahasiswa yang sedang   melakukan penelitian selanjutnya khususnya mengenai peranan agen  penjualan dengan volume penjualan.
c. Bagi Penulis Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam  bidang pemasaran terutama dalam memahami seberapa besar peranan  agen penjualan dalam meningkatkan volume penjualan.
  

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi