Selasa, 25 Maret 2014

Skripsi Manajemen: PENGARUH PERSEPSI NILAI KONSUMEN TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN PRIVATE LABEL CARREFOUR PLAZA



BAB I PENDAHULUAN 
A.  Latar Belakang Masalah 
Pertumbuhan binis ritel modern dari tahun ke tahun cukup pesat yang  dapat dilihat dari banyaknya bisnis ritel tradisional yang membenahi diri menjadi  bisnis ritel modern maupun munculnya bisnis ritel modern yang baru. Indonesia  menjadi pasar yang menggiurkan bagi peritel modern asing. Potensi pasar cukup  besar mengingat jumlah penduduk Indonesia merupakan keempat terbesar di  dunia. Pasar yang besar ini menjadikan Indonesia menjadi pasar para peritel  global yang paling atraktif khususnya hypermarket di kawasan Asia.

Jaringan  hypermarket saat ini terus bertumbuh di Indonesia karena  formatnya yang dipandang sesuai dengan karakter konsumen di Indonesia yang  menjadikan belanja sebagai bagian dari rekreasi. Selain itu hypermarket juga  memberikan berbagai macam fasilitas misalnya: harga produk yang pada  umumnya lebih murah, produk selalu fresh, area berbelanja yang luas, tersedianya  berbagai macam produk yang lengkap mulai dari kebutuhan rumah tangga,  keperluan perkantoran, alat elektronik, dan lain sebagainya.  Adanya program  diskon setiap minggu juga merupakan alasan mengapa konsumen memilih untuk  berbelanja di hypermarket.
Perilaku pembelian dari konsumen merupakan hal yang sangat penting  untuk dipelajari dan diperhatikan oleh para peritel saat ini. Perilaku pembelian  (buying behavior) adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan seseorang  dalam pembelian dan penggunaan produk. Perilaku pembelian konsumen bisa  dilihat dari keinginan untuk membeli produk, intensitas dalam pembelian produk,  dan tindakan merekomendasikan pembelian produk kepada orang lain. Oleh  sebab itu, peritel harus mampu memunculkan strategi-strategi yang mampu  membuat konsumen loyal terhadap merek. Salah satu strategi merek yang  dilakukan oleh para peritel saat ini adalah dengan memunculkan produk-produk  private label.
Private label adalah merek yang dimiliki oleh peritel. Produk-produk  dengan private label dibuat oleh manufaktur yang telah dikontrak oleh peritel  untuk menghasilkan produk-produk dengan menggunakan merek peritel. Private  label diperkirakan akan terus bertumbuh untuk memenuhi kebutuhan pelanggan  dan menambah marjin peritel modern. Pelanggan terbagi atas segmen yang  berbeda, segmen yang mengutamakan faktor merek dan segmen yang  mengutamakan faktor harga. Alasan para peritel mengeluarkan produk private  label adalah untuk memberikan alternatif bagi konsumen untuk mendapatkan  harga barang yang lebih kompetitif karena tidak membutuhkan promosi dan brand  positioning yang membutuhkan biaya besar. Peritel dapat bernegosiasi dengan  perusahaan manufaktur untuk mendapatkan harga grosir sehingga dapat  menghasilkan marjin yang lebih besar.  Berikut ini adalah daftar private label  Indonesia.
Table 1.1 Produk Private Label di Indonesia Tipe Gerai  Merek  Gerai Logo  Perusahaan  Ritel Merek  Produk  Private  Label Produk Private  Label Hypermarket  Carrefour PT.
Carrefour  Indonesia Carrefour,  Harmonie Blue Sky,  Paling  Murah Beras, gula,  kecap manis,  minyak goring,  makanan ringan,  kopi, tas Sepatu, pakaian,  pembersih  lantai, deterjen,  sabun cuci  tangan, pewangi  pakaian, kertas,  alat tulis,  perkakas, rice  cooker.
Hypermarket  Hypermart PT.
Matahari  Putra Prima Value  Plus Kapas, tisu,  cutton buds,  gula, garam,  makanan ringan,  beras, pelembut  pakaian,  pembersih  lantai, kamper.
Hypermarket  &  Supermarket Giant PT. Hero  Supermarket  Tbk Giant,  First  Choice Minyak goring,  beras, kecap,  gula, roti tawar,  makanan ringan,  air mineral,  deterjen,  pembersih  lantai, pelembut  pakaian, pakaian  dalam, alat tulis,  peralatan masak,  selang, antena.
Supermarket  Super  Indo PT. Lion  Superindo 365  Air mineral,  gula pasir, gula  jawa, garam,  makanan ringan,  tisu, kapas,  beras, pelembut  pakaian,  pembersih  lantai, sabun  cuci tangan.
Supermarket  Hero PT. Hero  Supermarket  Tbk Hero  Save,  Nature  Choice,  Relliance Beras, gula,  kerupuk,  rempah-rempah  bumbu dapur,  jamur kuping,  manisan,  makanan ringan,  selai, kacang  tanah, kacang  kedelai,  makaroni, tisu,  kain pel, serbet,  kamper,  aluminium foil,  plasti  pembungkus,  deterjen.
Minimarket  Alfamart PT. Sumber  Alfaria  Trijaya Pasti,  Scorlines,  Paroti Gula pasir, gula  tebu, beras,  makanan ringan,  tisu, kapas, roti  tawar, kaos  kaki, cotton  buds, pelembut  pakaian.
Pusat Grosir  Makro PT. Makro  Indonesia Aro, Save  Pack Kecap, saus  tomat, beras,  minyak goreng,  wafer, teh hijau,  sirup, makanan  ringan, gula,  pembersih  lantai, sabun  cuci tangan,  pewangi  pakaian, tisu,  handuk, bantal,  guling, sprei,  matras.
Sumber : Rangkuman dari Berbagai Sumber Banyak persepsi yang muncul saat ini bahwa merek nasional memiliki  kualitas yang lebih baik daripada private label. Namun, pendapat ini semakin  lama semakin hilang karena teknologi pembuatan produk yang telah menjadi  suatu komoditi dan di lain pihak karena adanya kemampuan hypermarket untuk  menarik perhatian konsumen yang berbelanja di tempatnya. Oleh karena itu, para  peritel tidak hanya sekerdar menekankan bahwa produk private label miliknya  murah, tetapi juga produk dengan nilai dan kualitas yang bersaing dengan  melakukan promosi yang dapat meningkatkan pengenalan konsumen terhadap  private label.
Salah satu hypermarket terbesar dan juga cukup gencar dalam menerapkan  strategy private label adalah Carrefour. Private Label Carrefour telah melalui  serangkaian proses yang ketat sebelum sampai ke tangan konsumen. Carrefour  memulai sejarahnya di Indonesia pada bulan Oktober 1998 dengan membukan  unit pertama di Cempaka Putih dan pada saat yang sama, Continent, juga sebuat  paserba dari Prancis membuka unit pertama di Pasar Festival. Fokus terhadap  konsumen terjemahkan dalam 3 pilar utama, yang diyakini akan dapat membuat  Carrefour menjadi pilihan tempat belanja bagi para konsumen Indonesia. Ketiga  pilar utama tersebut adalah harga yang bersaing, pilihan yang lengkap, dan  pelayanan yang memuaskan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis  tertarik untuk melakukan  penelitian dengan judul “Pengaruh Persepsi Nilai Konsumen yang Terdiri dari  Keterlibatan, Loyalitas Merek, Persepsi Harga, Persepsi Kualitas,  Pengenalan, dan Persepsi Risiko Terhadap Perilaku Pembelian Private Label Carrefour Plaza Medan Fair.
B.  Perumusan Masalah Berdasakan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat  merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah persepsi nilai konsumen yang  terdiri dari keterlibatan, loyalitas merek, persepsi harga, persepsi kualitas,  pengenalan, dan persepsi risiko berpengaruh terhadap perilaku pembelian private  label Carrefour Plaza Medan Fair?” C.  Kerangka Konseptual Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada  gambar berikut: Gambar 1.1. Kerangka Konseptual Sumber : Peter & Olson (2005), Harcar, dkk (2006), diolah penulis Keterlibatan (X1) Loyalitas Merek (X2) Persepsi Harga (X3) Persepsi Kualitas (X4) Pengenalan (X5) Persepsi Risiko (X6) Perilaku Pembelian Private Label (Y) Keterlibatan (X1) Loyalitas Merek (X2) Persepsi Harga (X3) Persepsi Kualitas (X4) Pengenalan (X5) Persepsi Risiko (X6) Perilaku Pembelian Private Label (Y) Keterlibatan (X1) Loyalitas Merek (X2) Persepsi Harga (X3) Persepsi Kualitas (X4) Pengenalan (X5) Persepsi Risiko (X6)  D.  Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual di atas, maka  hipotesis dalam penelitian ini adalah :“Persepsi nilai konsumen yang terdiri  dari keterlibatan, loyalitas merek, persepsi harga, persepsi kualitas,  pengenalan, dan persepsi risiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap  perilaku pembelian private label pada konsumen Carrefour Plaza Medan  Fair”.
E.  Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.  Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh  persepsi nilai konsumen yang terdiri dari keterlibatan, loyalitas merek,  persepsi harga, persepsi kualitas, pengenalan, dan persepsi risiko terhadap  perilaku pembelian private label Carrefour Plaza Medan Fair.
2.  Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini, yaitu : a.  Bagi Penulis Penelitian ini dapat memperluas pengetahuan penulis mengenai  persepsi nilai konsumen terhadap private label dan hal-hal yang  mempengaruhi perilaku pembelian private label. Selain itu, penelitian  ini juga menambah keterampilan dan keahlian penulis dalam  menggunakan software komputer serta pengetahuan dan nilai tambah  lainnya yang diperoleh dengan diadakannya penelitian ini.
b.  Bagi Peneliti Selanjutnya  Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi, yang dapat  memberikan tambahan ilmu dan pengetahuan serta perbandingan  dalam melakukan penelitian terhadap objek dan masalah yang sama di  masa yang akan datang.
F.  Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam  membahas dan menganalisis permasalahan penelitian yang dilakukan.
Penelitian ini membahas tentang variabel independent (variabel bebas),  yaitu persepsi nilai konsumen yang terdiri dari variabel keterlibatan (X1),  loyalitas merek (X2),  persepsi harga (X3),  persepsi kualitas (X4),  pengenalan (X5), dan persepi risiko (X6). Variabel dependent (variabel  terikat), yaitu perilaku pembelian private label Carrefour Plaza Medan  Fair.
2. Defenisi Opersional Variabel Defenisi operasional bertujuan untuk melihat sejauh mana variabelvariabel suatu faktor berkaitan dengan faktor lainnya. Definisi variabel  memberikan dan menuntun arah peneliti bagaimana cara mengukur suatu  variabel.
Tabel 1.2 Operasionalisasi Variabel Variabel  Defenisi Operasional  Indikator Skala  Pengukuran Keterlibatan  (X1) Tingkat hubungan personal  yang dimiliki oleh konsumen  terhadap produk, merek, atau  objek  1.  Pengetahuan dalam  berbelanja Likert 2.  Produk yang dibeli penting 3.  Produk yang dibeli berarti 4.  Daya tarik produk Loyalitas  Merek (X2) Komitmen dari konsumen  untuk menggunakan suatu  produk atau merek secara  terus-menerus 5.  Loyalitas terhadap merek Likert 6.  Kerelaan mencari merek  favorit Persepsi  Harga (X3) Bagaimana informasi  mengenai harga dipahami  oleh konsumen dan berguna  bagi mereka  7.  Value for money produk  private label Carrefour Likert 8.  Produk alternatif murah 9.  Produk yang baik dibeli Persepsi  Kualitas (X4 Persepsi kualitas mereupakan  penilaian konsumen terhadap  keunggulan atau superioritas  produk secara keseluruhan 10. Persamaan kualitas antar  merek Likert 11. Perbedaan kualitas antar  merek 12. Kualitas produk private  label Carrefour 13. Variasi kualitas Pengenalan (X5) Keadaan dimana terdapat  hubungan yang akrab antar  seseorang dengan sesuatu,  misalnya merek, produk atau  jasa  14. Banyaknya jenis produk  private label Carrefour yang  dibeli Likert 15. Pengetahuan mengenai  produk private label  Carrefour yang tersedia Persepsi  Risiko (X6) Konsekuensi negatif yang  konsumen ingin hindari  ketika membeli atau  menggunakan produk 16. Risiko pembelian produk  private label Carrefour dari  segi biaya Likert 17. Pentingnya risiko finansial  yang berhubungan dengan  pembelian produk private  label Carrefour 18. Risiko pembelian produk  private label Carrefour dari  segi kualitas Perilaku  Pembelian  private label (Y) Proses pengambilan  keputusan dan tindakan  seseorang dalam pembelian  dan penggunaan produk  19. Rekomendasi produk  private label Carrefour Skala Likert 20. Keinginan untuk membeli  produk private label  Carrefour 21. Niat untuk kembali membeli  produk private label  Carrefour Sumber : Peter & Olson (2005), Tjiptono (2005), diolah penulis 3. Skala Pengukuran Variabel Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah dengan  menggunakan Skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,  pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang  tentang  fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur  diajabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut  dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang  dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2007:86) Skala likert menggunakan lima tingkatan jawaban sebagai berikut : Table 1.3. Instrumen Skala Likert No  Pernyataan  Skor 1  Sangat Setuju  5 2  Setuju  4 3  Kurang Setuju  3 4  Tidak Setuju  2 5  Sangat Tidak Setuju  1 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Carrefour Plaza Medan Fair, Jln. Gatot Subroto  No. 30 Medan. Waktu penelitian dilakukan dari bulan November 2010  sampai dengan Februari 2011.
5. Populasi dan Sampel a.  Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek  yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan  oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya  (Sugiyono, 2007: 115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh  pembeli produk private label Carrefour, Plaza Medan Fair, Medan.
b.  Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh  populasi (Sugiyono, 2007:116). Penarikan sampel yang digunakan  adalah metode purposive random sampling, yaitu teknik penentuan  sampel dengan dengan pertimbangan karakter dan ciri-ciri yang  ditentukan terlebih dahulu untuk membatasi sampel (Sugiyono,  2007:78). Pemilihan sampel dilakukan dengan melihat siapa saja  pembeli private label yang kebetulan ditemui dan sudah pernah  melakukan pembelian minimal 2 kali dan responden minimal berusia  20 tahun. Karena jumlah pembeli private label tidak diketahui maka  untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus (Supramono,  2003:62) : Keterangan : n  = Jumlah sampel Zα  = Nilai Standart normal yang besarnya tergantung kepada α Bila α = 0,05  Z = 1,96 Bila α = 0,10  Z = 1,65 p  =  Estimasi proporsi populasi  q  =  1 – p d  =  penyimpangan yang ditolerir Untuk memperoleh N (jumlah sampel) yang besar dan nilai p belum  diketahui maka dapat digunakan p = 0,5 dengan demikian, jumlah  sampel yang mewakili populasi adalah : 69 orang 6. Teknik Pengumpulan Data a.  Daftar Pertanyaan (questionnaire) Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberi seperangkat  pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
b.  Wawancara (interview) Wawancara dilakukan langsung kepada responden yang membeli  produk private label di lokasi penelitian.
c.  Studi Dokumentasi Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari  data-data yang diperoleh dari buku-buku, jurnal, majalah dan situs  internet yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
7. Jenis dan Sumber Data a.  Data Primer Data yang diperoleh secara langsung dengan cara memberikan daftar  pertanyaan dan wawancara.
b.  Data Sekunder Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi, baik dari buku, jurnal,  majalah, dan situs internet yang berhubungan dengan penelitian yang  dilakukan.
8. Uji Validitas dan Reliabilitas a.  Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk melihat sejauh mana ketepatan dan  kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu dimensi  atau indikator dikatakan valid apabila indikator tersebut mampu  mencapai tujuan pengukuran dari konstruk amatan dengan tepat  (Yamin dan Kurniawan, 2009:282). Bila koefisien korelasi (r) lebih  besar dari r tabel (0,361), maka pertanyaan tersebut dikatakan valid  (Yamin dan Kurniawan, 2009:284). Kriteria dalam validitas suatu  kuesioner adalah sebagai berikut : Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid.
Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid.
b.  Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat  pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat  pengukur dapat di pakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama  dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka  alat  pengukur tersebut reliabel (Situmorang, dkk, 2008:37). Menurut  Ghozali (2005), suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika  memberikan nila Cronbach Alpha > 0,60. Pengujian reliabilitas  dilakukan dengan criteria sebagai berikut : Jika r alpha > r tabel, maka kuesioner reliabel Jika r alpha < r tabel , maka kuesioner tidak reliable Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan di  Carrefour Citra Garden Medan dengan jumlah sampel sebanyak 30  responden.
9. Teknik Analisi Data a.  Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk  menafsirkan data-data dan keterangan yang diperoleh dengan cara  mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menginterpretasikan data  sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang  diteliti. Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah  diisi oleh sejumlah responden penelitian.
b.  Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak  bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus  dipenuhi, yaitu :  1)  Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi  sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Data yang  baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal.
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan  Kolmogrov Smirnov, dengan menggunakan tingkat signifikan 5%  maka nilai Asym. Sig. (2 tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya  variabel residual berdistribusi normal (Situmorang, 2008:62) 2)  Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi  terdapat ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke  pengamatan lainnya. Jika  varians  dari satu residual suatu  pengamatan lainnya tetap maka terjadi homoskedastisitas, jika  berbeda maka terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik  adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas  ditunjukkan oleh  koefisien regresi dari masing-masing variabel  independent terhadap nilai absolute residunya (e), jika t hitung ≤ t tabel α =5% maka tidak ada unsure heteroskedastisitas.
3)  Uji Multikolinieritas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model  regresi linier ditemukan adanya korelasi yang tinggi diantara  variabel independent. Model regresi yang baik seharusnya tidak  terjadi korelasi antar variabel  independent.  Adanya  multikolinieritas dapat dilihat dari Tolerance Value atau nilai  Variance Inflation Factor (VIF). Batas tolerance value adalah 0,1  dan batas VIF adalah 5, dimana : Jika Tolerance Value < 0,1 atau VIF > 5 = terjadi multikolinieritas  Jika  Tolerance Value > 0,1 atau VIF < 5 = tidak terjadi  multikolinieritas (Situmorang, dkk, 2008:161).
c.  Analisis Regresi Linier Berganda Metode ini berfungsi untuk mengetahui pengaruh atau hubungan dari  variabel independent,  yaitu keterlibatan (X1), loyalitas merek (X2),  persepsi harga (X3),  persepsi kualitas (X4),  pengenalan (X5), dan  persepsi risiko (X6) serta variabel  independent,  yaitu perilaku  pembelian (Y). Data diolah dengan menggunakan bantuan program  software SPSS  versi 16  for windows.  Model persamaan yang  digunakan adalah : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e Dimana : Y  = Perilaku Pembelian a  = Konstanta b1-6  = Koefisien Regresi X1  = Keterlibatan X2  = Loyalitas Merek X3  = Persepsi Harga X4  = Persepsi Kualitas X5  = Pengenalan X6  = Persepsi Risiko e  = Standar Error d.  Pengujian Hipotesis  Pengujian hipotesis dilkukan dengan menggunakan uji statistik sebagai  berikut : 1)  Uji signifikan serentak/simultan (Uji F) Uji F (uji serentak) dilakukan untuk mengetahui apakah secara  serentak variabel independent mempunyai pengeruh yang positif  dan signifikan terhadap variabel dependent. Model hipotesis yang  digunakan dalam uji F adalah : H0 : bi = 0 Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif  dan signifikan dari variabel  independent  terhadap variabel  dependent.
H0 : bi ≠ 0 Artinya secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan  dari variabel independent terhadap variabel dependent.
Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel  dengan tingkat  kesalahan (α = 5 %) dan derajat kebebasan (df) = (n-k), (k-1).
Kriteria pengambilan keputusan yaitu : H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5 % H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α = 5% 2)  Uji Signifikan Parsial (Uji-t) Uji t bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh  variabel independent (X) terhadap variabel dependent (Y). Kriteria  pengujiannya, yaitu :  H0 : bi = 0 (tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara  variabel independent dan variabel dependent).
Ha  : bi ≠  0  (ada  pengaruh  yang  positif  dan  signifikan  antara  variabel independent dan variabel dependent).
Nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel dengan tingkat  kesalahan (α = 5 %) dan (df) = (n-k). kriteria pengambilan  keputusannya, yaitu : H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5 % H0 ditolak jika thitung > ttabel pada α = 5 % 3)  Koefisien Determinasi (R 2 ) Pengujian koefisien determinasi (R 2 ), dilakukan untuk melihat  seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel  terikat. Dengan kata lain, koefisien determinasi digunakan untuk  mengukur besarnya pengaruh dari variabel independent,  yaitu  keterlibatan (X1), loyalist merek (X2), persepsi harga (X3), persepsi  kualitas (X4)  pengenalan (X5), persepsi risiko (X6) terhadap  perilaku pembelian private label (Y). Koefisien determinasi (R2)  berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu) (0  ≤ R2 ≤ 1). Bila  determinasi (R2) semakin kecil (mendekati nol) maka pengaruh  variabel independent terhadap variabel dependent semakin kecil.
Sebaliknya jika R 2 mendekati 1, maka pengaruh variabel  independent  adalah besar terhadap variabel dependent. Hal ini  berarti model yang digunakan semakin baik untuk menerangkan  pengaruh variabel independent  yang diteliti terhadap variabel  dependent.


Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi