BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan binis
ritel modern dari tahun ke tahun cukup pesat yang dapat dilihat dari banyaknya bisnis ritel
tradisional yang membenahi diri menjadi bisnis
ritel modern maupun munculnya bisnis ritel modern yang baru. Indonesia menjadi pasar yang menggiurkan bagi peritel
modern asing. Potensi pasar cukup besar
mengingat jumlah penduduk Indonesia merupakan keempat terbesar di dunia. Pasar yang besar ini menjadikan
Indonesia menjadi pasar para peritel global
yang paling atraktif khususnya hypermarket di kawasan Asia.
Jaringan hypermarket saat ini terus bertumbuh di
Indonesia karena formatnya yang dipandang
sesuai dengan karakter konsumen di Indonesia yang menjadikan belanja sebagai bagian dari
rekreasi. Selain itu hypermarket juga memberikan
berbagai macam fasilitas misalnya: harga produk yang pada umumnya lebih murah, produk selalu fresh, area
berbelanja yang luas, tersedianya berbagai
macam produk yang lengkap mulai dari kebutuhan rumah tangga, keperluan perkantoran, alat elektronik, dan
lain sebagainya. Adanya program diskon setiap minggu juga merupakan alasan
mengapa konsumen memilih untuk berbelanja
di hypermarket.
Perilaku pembelian
dari konsumen merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari dan diperhatikan oleh para
peritel saat ini. Perilaku pembelian (buying
behavior) adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan seseorang dalam pembelian dan penggunaan produk.
Perilaku pembelian konsumen bisa dilihat
dari keinginan untuk membeli produk, intensitas dalam pembelian produk, dan tindakan merekomendasikan pembelian produk
kepada orang lain. Oleh sebab itu,
peritel harus mampu memunculkan strategi-strategi yang mampu membuat konsumen loyal terhadap merek. Salah
satu strategi merek yang dilakukan oleh
para peritel saat ini adalah dengan memunculkan produk-produk private label.
Private label
adalah merek yang dimiliki oleh peritel. Produk-produk dengan private label dibuat oleh manufaktur
yang telah dikontrak oleh peritel untuk
menghasilkan produk-produk dengan menggunakan merek peritel. Private label diperkirakan akan terus bertumbuh untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan dan
menambah marjin peritel modern. Pelanggan terbagi atas segmen yang berbeda, segmen yang mengutamakan faktor merek
dan segmen yang mengutamakan faktor
harga. Alasan para peritel mengeluarkan produk private label adalah untuk memberikan alternatif bagi
konsumen untuk mendapatkan harga barang
yang lebih kompetitif karena tidak membutuhkan promosi dan brand positioning yang membutuhkan biaya besar.
Peritel dapat bernegosiasi dengan perusahaan
manufaktur untuk mendapatkan harga grosir sehingga dapat menghasilkan marjin yang lebih besar. Berikut ini adalah daftar private label Indonesia.
Table 1.1 Produk
Private Label di Indonesia Tipe Gerai
Merek Gerai Logo Perusahaan Ritel Merek Produk Private
Label Produk Private Label Hypermarket Carrefour PT.
Carrefour Indonesia Carrefour, Harmonie Blue Sky, Paling Murah
Beras, gula, kecap manis, minyak goring, makanan ringan, kopi, tas Sepatu, pakaian, pembersih lantai, deterjen, sabun cuci tangan, pewangi pakaian, kertas, alat tulis, perkakas, rice cooker.
Hypermarket Hypermart PT.
Matahari Putra Prima Value Plus Kapas, tisu, cutton buds, gula, garam, makanan ringan, beras, pelembut pakaian, pembersih lantai, kamper.
Hypermarket & Supermarket
Giant PT. Hero Supermarket Tbk Giant, First Choice
Minyak goring, beras, kecap, gula, roti tawar, makanan ringan, air mineral, deterjen, pembersih lantai, pelembut pakaian, pakaian dalam, alat tulis, peralatan masak, selang, antena.
Supermarket Super Indo
PT. Lion Superindo 365 Air mineral, gula pasir, gula jawa, garam, makanan ringan, tisu, kapas, beras, pelembut pakaian, pembersih lantai, sabun cuci tangan.
Supermarket Hero PT. Hero Supermarket Tbk Hero Save, Nature
Choice, Relliance Beras, gula, kerupuk, rempah-rempah bumbu dapur, jamur kuping, manisan, makanan ringan, selai, kacang tanah, kacang kedelai, makaroni, tisu, kain pel, serbet, kamper, aluminium foil, plasti pembungkus,
deterjen.
Minimarket Alfamart PT. Sumber Alfaria Trijaya Pasti, Scorlines, Paroti Gula pasir, gula tebu, beras, makanan ringan, tisu, kapas, roti tawar, kaos kaki, cotton buds, pelembut pakaian.
Pusat Grosir Makro PT. Makro Indonesia Aro, Save Pack Kecap, saus tomat, beras, minyak goreng, wafer, teh hijau, sirup, makanan ringan, gula, pembersih lantai, sabun cuci tangan, pewangi pakaian, tisu, handuk, bantal, guling, sprei, matras.
Sumber : Rangkuman
dari Berbagai Sumber Banyak persepsi yang muncul saat ini bahwa merek nasional
memiliki kualitas yang lebih baik
daripada private label. Namun, pendapat ini semakin lama semakin hilang karena teknologi pembuatan
produk yang telah menjadi suatu komoditi
dan di lain pihak karena adanya kemampuan hypermarket untuk menarik perhatian konsumen yang berbelanja di
tempatnya. Oleh karena itu, para peritel
tidak hanya sekerdar menekankan bahwa produk private label miliknya murah, tetapi juga produk dengan nilai dan
kualitas yang bersaing dengan melakukan
promosi yang dapat meningkatkan pengenalan konsumen terhadap private label.
Salah satu
hypermarket terbesar dan juga cukup gencar dalam menerapkan strategy private label adalah Carrefour.
Private Label Carrefour telah melalui serangkaian
proses yang ketat sebelum sampai ke tangan konsumen. Carrefour memulai sejarahnya di Indonesia pada bulan
Oktober 1998 dengan membukan unit
pertama di Cempaka Putih dan pada saat yang sama, Continent, juga sebuat paserba dari Prancis membuka unit pertama di
Pasar Festival. Fokus terhadap konsumen
terjemahkan dalam 3 pilar utama, yang diyakini akan dapat membuat Carrefour menjadi pilihan tempat belanja bagi
para konsumen Indonesia. Ketiga pilar
utama tersebut adalah harga yang bersaing, pilihan yang lengkap, dan pelayanan yang memuaskan.
Berdasarkan uraian
di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Persepsi Nilai Konsumen yang Terdiri dari Keterlibatan, Loyalitas Merek, Persepsi Harga,
Persepsi Kualitas, Pengenalan, dan
Persepsi Risiko Terhadap Perilaku Pembelian Private Label Carrefour Plaza Medan
Fair.
B. Perumusan Masalah Berdasakan latar belakang
yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah
persepsi nilai konsumen yang terdiri
dari keterlibatan, loyalitas merek, persepsi harga, persepsi kualitas, pengenalan, dan persepsi risiko berpengaruh
terhadap perilaku pembelian private label
Carrefour Plaza Medan Fair?” C. Kerangka
Konseptual Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat
pada gambar berikut: Gambar 1.1.
Kerangka Konseptual Sumber : Peter & Olson (2005), Harcar, dkk (2006),
diolah penulis Keterlibatan (X1) Loyalitas Merek (X2) Persepsi Harga (X3) Persepsi
Kualitas (X4) Pengenalan (X5) Persepsi Risiko (X6) Perilaku Pembelian Private
Label (Y) Keterlibatan (X1) Loyalitas Merek (X2) Persepsi Harga (X3) Persepsi
Kualitas (X4) Pengenalan (X5) Persepsi Risiko (X6) Perilaku Pembelian Private
Label (Y) Keterlibatan (X1) Loyalitas Merek (X2) Persepsi Harga (X3) Persepsi
Kualitas (X4) Pengenalan (X5) Persepsi Risiko (X6) D.
Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual di atas,
maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah :“Persepsi nilai konsumen yang terdiri dari keterlibatan, loyalitas merek, persepsi
harga, persepsi kualitas, pengenalan,
dan persepsi risiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku pembelian private label pada konsumen
Carrefour Plaza Medan Fair”.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh persepsi nilai konsumen yang terdiri dari
keterlibatan, loyalitas merek, persepsi
harga, persepsi kualitas, pengenalan, dan persepsi risiko terhadap perilaku pembelian private label Carrefour
Plaza Medan Fair.
2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini,
yaitu : a. Bagi Penulis Penelitian ini
dapat memperluas pengetahuan penulis mengenai persepsi nilai konsumen terhadap private label
dan hal-hal yang mempengaruhi perilaku
pembelian private label. Selain itu, penelitian ini juga menambah keterampilan dan keahlian
penulis dalam menggunakan software
komputer serta pengetahuan dan nilai tambah lainnya yang diperoleh dengan diadakannya
penelitian ini.
b. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
referensi, yang dapat memberikan
tambahan ilmu dan pengetahuan serta perbandingan dalam melakukan penelitian terhadap objek dan
masalah yang sama di masa yang akan
datang.
F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Batasan
operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan
penelitian yang dilakukan.
Penelitian ini
membahas tentang variabel independent (variabel bebas), yaitu persepsi nilai konsumen yang terdiri
dari variabel keterlibatan (X1), loyalitas
merek (X2), persepsi harga (X3), persepsi kualitas (X4), pengenalan (X5), dan persepi risiko (X6).
Variabel dependent (variabel terikat),
yaitu perilaku pembelian private label Carrefour Plaza Medan Fair.
2. Defenisi
Opersional Variabel Defenisi operasional bertujuan untuk melihat sejauh mana
variabelvariabel suatu faktor berkaitan dengan faktor lainnya. Definisi
variabel memberikan dan menuntun arah
peneliti bagaimana cara mengukur suatu variabel.
Tabel 1.2 Operasionalisasi
Variabel Variabel Defenisi
Operasional Indikator Skala Pengukuran Keterlibatan (X1) Tingkat hubungan personal yang dimiliki oleh konsumen terhadap produk, merek, atau objek 1. Pengetahuan dalam berbelanja Likert 2. Produk yang dibeli penting 3. Produk yang dibeli berarti 4. Daya tarik produk Loyalitas Merek (X2) Komitmen dari konsumen untuk menggunakan suatu produk atau merek secara terus-menerus 5. Loyalitas terhadap merek Likert 6. Kerelaan mencari merek favorit Persepsi Harga (X3) Bagaimana informasi mengenai harga dipahami oleh konsumen dan berguna bagi mereka 7.
Value for money produk private
label Carrefour Likert 8. Produk
alternatif murah 9. Produk yang baik
dibeli Persepsi Kualitas (X4 Persepsi
kualitas mereupakan penilaian konsumen
terhadap keunggulan atau superioritas produk secara keseluruhan 10. Persamaan
kualitas antar merek Likert 11.
Perbedaan kualitas antar merek 12.
Kualitas produk private label Carrefour 13.
Variasi kualitas Pengenalan (X5) Keadaan dimana terdapat hubungan yang akrab antar seseorang dengan sesuatu, misalnya merek, produk atau jasa 14.
Banyaknya jenis produk private label
Carrefour yang dibeli Likert 15.
Pengetahuan mengenai produk private
label Carrefour yang tersedia Persepsi Risiko (X6) Konsekuensi negatif yang konsumen ingin hindari ketika membeli atau menggunakan produk 16. Risiko pembelian produk
private label Carrefour dari segi biaya Likert 17. Pentingnya risiko
finansial yang berhubungan dengan pembelian produk private label Carrefour 18. Risiko pembelian produk private label Carrefour dari segi kualitas Perilaku Pembelian private label (Y) Proses pengambilan keputusan dan tindakan seseorang dalam pembelian dan penggunaan produk 19. Rekomendasi produk private label Carrefour Skala Likert 20.
Keinginan untuk membeli produk private
label Carrefour 21. Niat untuk kembali
membeli produk private label Carrefour Sumber : Peter & Olson (2005),
Tjiptono (2005), diolah penulis 3. Skala Pengukuran Variabel Pengukuran
masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Skala likert. Skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial. Dengan
skala likert, maka variabel yang akan diukur diajabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan
(Sugiyono, 2007:86) Skala likert menggunakan lima tingkatan jawaban sebagai
berikut : Table 1.3. Instrumen Skala Likert No
Pernyataan Skor 1 Sangat Setuju
5 2 Setuju 4 3
Kurang Setuju 3 4 Tidak Setuju
2 5 Sangat Tidak Setuju 1 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian
ini dilakukan di Carrefour Plaza Medan Fair, Jln. Gatot Subroto No. 30 Medan. Waktu penelitian dilakukan dari
bulan November 2010 sampai dengan
Februari 2011.
5. Populasi dan
Sampel a. Populasi Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007: 115). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pembeli
produk private label Carrefour, Plaza Medan Fair, Medan.
b. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono, 2007:116). Penarikan sampel yang digunakan adalah metode purposive random sampling, yaitu
teknik penentuan sampel dengan dengan
pertimbangan karakter dan ciri-ciri yang ditentukan terlebih dahulu untuk membatasi
sampel (Sugiyono, 2007:78). Pemilihan
sampel dilakukan dengan melihat siapa saja pembeli private label yang kebetulan ditemui
dan sudah pernah melakukan pembelian minimal
2 kali dan responden minimal berusia 20
tahun. Karena jumlah pembeli private label tidak diketahui maka untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus
(Supramono, 2003:62) : Keterangan : n = Jumlah sampel Zα = Nilai Standart normal yang besarnya
tergantung kepada α Bila α = 0,05 Z = 1,96 Bila α = 0,10 Z = 1,65 p = Estimasi proporsi populasi q
= 1 – p d =
penyimpangan yang ditolerir Untuk memperoleh N (jumlah sampel) yang
besar dan nilai p belum diketahui maka
dapat digunakan p = 0,5 dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi adalah : 69
orang 6. Teknik Pengumpulan Data a.
Daftar Pertanyaan (questionnaire) Pengumpulan data dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawab.
b. Wawancara (interview) Wawancara dilakukan
langsung kepada responden yang membeli produk
private label di lokasi penelitian.
c. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi dilakukan
dengan mengumpulkan dan mempelajari data-data
yang diperoleh dari buku-buku, jurnal, majalah dan situs internet yang berhubungan dengan penelitian
yang dilakukan.
7. Jenis dan Sumber
Data a. Data Primer Data yang diperoleh
secara langsung dengan cara memberikan daftar pertanyaan dan wawancara.
b. Data Sekunder Data yang diperoleh melalui
studi dokumentasi, baik dari buku, jurnal, majalah, dan situs internet yang berhubungan
dengan penelitian yang dilakukan.
8. Uji Validitas
dan Reliabilitas a. Uji Validitas Uji
validitas digunakan untuk melihat sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Suatu dimensi atau indikator
dikatakan valid apabila indikator tersebut mampu mencapai tujuan pengukuran dari konstruk
amatan dengan tepat (Yamin dan
Kurniawan, 2009:282). Bila koefisien korelasi (r) lebih besar dari r tabel (0,361), maka pertanyaan
tersebut dikatakan valid (Yamin dan
Kurniawan, 2009:284). Kriteria dalam validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut : Jika r
hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid.
Jika r hitung <
r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid.
b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan
untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Bila suatu alat pengukur
dapat di pakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif
konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel (Situmorang, dkk,
2008:37). Menurut Ghozali (2005), suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nila Cronbach Alpha > 0,60.
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan
criteria sebagai berikut : Jika r alpha > r tabel, maka kuesioner reliabel Jika
r alpha < r tabel , maka kuesioner tidak reliable Uji validitas dan
reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan di Carrefour Citra Garden Medan dengan jumlah
sampel sebanyak 30 responden.
9. Teknik Analisi
Data a. Analisis Deskriptif Metode
analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk menafsirkan data-data dan keterangan yang
diperoleh dengan cara mengumpulkan,
mengolah, menyajikan, dan menginterpretasikan data sehingga diperoleh gambaran yang jelas
mengenai masalah yang diteliti. Data
diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden penelitian.
b. Sebelum melakukan analisis regresi, agar
dapat perkiraan yang tidak bias dan
efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu : 1) Uji
Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati
distribusi normal. Data yang baik adalah
data yang mempunyai pola seperti distribusi normal.
Uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov
Smirnov, dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka nilai Asym. Sig. (2 tailed) diatas nilai
signifikan 5% artinya variabel residual
berdistribusi normal (Situmorang, 2008:62) 2)
Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam
model regresi terdapat ketidaksamaan
varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians
dari satu residual suatu pengamatan
lainnya tetap maka terjadi homoskedastisitas, jika berbeda maka terjadi heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang
tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas ditunjukkan oleh koefisien regresi dari masing-masing variabel
independent terhadap nilai absolute
residunya (e), jika t hitung ≤ t tabel α =5% maka tidak ada unsure
heteroskedastisitas.
3) Uji Multikolinieritas Uji ini bertujuan untuk
menguji apakah dalam sebuah model regresi
linier ditemukan adanya korelasi yang tinggi diantara variabel independent. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi antar
variabel independent. Adanya multikolinieritas dapat dilihat dari Tolerance
Value atau nilai Variance Inflation
Factor (VIF). Batas tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 5, dimana : Jika
Tolerance Value < 0,1 atau VIF > 5 = terjadi multikolinieritas Jika
Tolerance Value > 0,1 atau VIF < 5 = tidak terjadi multikolinieritas (Situmorang, dkk, 2008:161).
c. Analisis Regresi Linier Berganda Metode ini
berfungsi untuk mengetahui pengaruh atau hubungan dari variabel independent, yaitu keterlibatan (X1), loyalitas merek
(X2), persepsi harga (X3), persepsi kualitas (X4), pengenalan (X5), dan persepsi risiko (X6) serta variabel independent,
yaitu perilaku pembelian (Y).
Data diolah dengan menggunakan bantuan program software SPSS
versi 16 for windows. Model persamaan yang digunakan adalah : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
+ b4X4 + b5X5 + b6X6 + e Dimana : Y =
Perilaku Pembelian a = Konstanta b1-6 = Koefisien Regresi X1 = Keterlibatan X2 = Loyalitas Merek X3 = Persepsi Harga X4 = Persepsi Kualitas X5 = Pengenalan X6 = Persepsi Risiko e = Standar Error d. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilkukan dengan
menggunakan uji statistik sebagai berikut
: 1) Uji signifikan serentak/simultan
(Uji F) Uji F (uji serentak) dilakukan untuk mengetahui apakah secara serentak variabel independent mempunyai
pengeruh yang positif dan signifikan
terhadap variabel dependent. Model hipotesis yang digunakan dalam uji F adalah : H0 : bi = 0 Artinya
secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent
terhadap variabel dependent.
H0 : bi ≠ 0 Artinya
secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan dari variabel independent terhadap variabel
dependent.
Nilai Fhitung akan
dibandingkan dengan nilai Ftabel dengan
tingkat kesalahan (α = 5 %) dan derajat
kebebasan (df) = (n-k), (k-1).
Kriteria
pengambilan keputusan yaitu : H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5 %
H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α = 5% 2) Uji Signifikan Parsial (Uji-t) Uji t bertujuan
untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh variabel independent (X) terhadap variabel
dependent (Y). Kriteria pengujiannya,
yaitu : H0 : bi = 0 (tidak ada pengaruh
yang positif dan signifikan antara variabel
independent dan variabel dependent).
Ha : bi ≠
0 (ada pengaruh
yang positif dan
signifikan antara variabel independent dan variabel dependent).
Nilai thitung akan
dibandingkan dengan nilai ttabel dengan tingkat kesalahan (α = 5 %) dan (df) = (n-k). kriteria
pengambilan keputusannya, yaitu : H0
diterima jika thitung < ttabel pada α = 5 % H0 ditolak jika thitung >
ttabel pada α = 5 % 3) Koefisien
Determinasi (R 2 ) Pengujian koefisien determinasi (R 2 ), dilakukan untuk
melihat seberapa besar kemampuan model
dalam menerangkan variabel terikat.
Dengan kata lain, koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh dari variabel
independent, yaitu keterlibatan (X1), loyalist merek (X2),
persepsi harga (X3), persepsi kualitas
(X4) pengenalan (X5), persepsi risiko
(X6) terhadap perilaku pembelian private
label (Y). Koefisien determinasi (R2) berkisar
antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu) (0
≤ R2 ≤ 1). Bila determinasi (R2)
semakin kecil (mendekati nol) maka pengaruh variabel independent terhadap variabel
dependent semakin kecil.
Sebaliknya jika R 2
mendekati 1, maka pengaruh variabel independent adalah besar terhadap variabel dependent. Hal
ini berarti model yang digunakan semakin
baik untuk menerangkan pengaruh variabel
independent yang diteliti terhadap
variabel dependent.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi