Senin, 24 Maret 2014

Skripsi Manajemen: PENGARUH RASIO LANCAR, PERPUTARAN MODAL KERJA, DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP PROFITABILITAS PADA INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN



BAB I PENDAHULUAN
 1.1. Latar Belakang Masalah  
 Sebuah perusahaan baik milik pemerintah maupun swasta dituntut untuk  tetap memiliki kinerja yang optimal. Dalam melakukan hal tersebut diperlukan  manajemen yang baik yang bisa mengelola semuanya secara efektif dan efisien.  Perusahaan dalam aktivitas usahanya selalu berusaha untuk mencapai laba yang  optimal, dan dengan hal tersebut perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan  hidupnya, semakin tinggi laba yang diperoleh maka perusahaan akan mampu  bertahan hidup, tumbuh, dan berkembang serta mampu menghadapi persaingan.  

 Perusahaan yang tepat memilih strategi akan dapat mengungguli persaingan dalam  pertumbuhan dan perolehan laba serta mampu bertahan dalam siklus kehidupan  bisnis dalam jangka waktu yang cukup panjang. Selain itu manajemen juga perlu  melakukan penilaian atas kinerja keuangannya per periode sehingga berdasarkan  hasil kinerja tersebut manajemen dapat mengetahui maju mundurnya perusahaan  tersebut, yang nantinya akan berguna bagi perusahaan di masa yang akan datang.
Menurut Houston & Brigham (2006: 107), hasil akhir dari sejumlah  kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan merupakan  profitabilitas.  Masalah profitabilitas ini penting bagi kelangsungan hidup dan  perkembangan perusahaan. Bagi pimpinan perusahaan,  profitabilitas dapat  digunakan sebagai tolok ukur untuk mengetahui berhasil atau tidaknya perusahaan   yang dipimpinnya, sedangkan bagi penanam modal dapat digunakan sebagai tolok  ukur prospek modal yang ditanamkan dalam perusahaan tersebut.  Salah satu  pengukuran atas kinerja perusahaan tersebut adalah dengan mengetahui tingkat  pengembalian atas ekuitas(Return on Equity-ROE).
Menurut Van Horne (2005: 205),  rasio  likuiditas  digunakan untuk  mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.  Salah satu alat ukur likuiditas adalah Rasio Lancar (Current Ratio)  yang  merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Perusahaan  yang dapat mengelola rasio lancarnya dengan baik menunjukkan bahwa aktiva  lancar perusahaan tersebut dapat menutup hutang lancarnya, dengan kata lain  perusahaan tersebut memiliki likuiditas yang baik. Akan tetapi pemilik juga harus  memperhatikan jangan sampai perusahaan terlalu likuid, karena selain hal tersebut  akan mengurangi risiko ketidakmampuan memenuhi kewajiban jangka pendek  yang jatuh tempo, juga  akan mengurangi profitabilitas.  Nilai likuiditas yang  terlalu tinggi berdampak kurang baik terhadap pendapatan (earning power) karena  adanya idle cash yang menunjukkan kelebihan modal kerja yang dibutuhkan, kelebihan ini akan menurunkan kesempatan dalam mempeloleh keuntungan atau  profitabilitas. Menurut Martono dan Harjito (2001: 135), rasio lancar yang tinggi  akan berpengaruh negatif terhadap kemampuan memperoleh laba, karena sebagian  modal kerja tidak berputar atau mengalami pengangguran.
Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk  membeli bahan baku, membayar upah buruh dan gaji karyawan, dan biaya-biaya  lainnya, perusahaan perlu menyediakan modal kerja. Menurut Jumingan (2006:   66) modal kerja merupakan sejumlah dana yang telah dikeluarkan untuk  membelanjai operasi perusahaan tersebut. Perusahaan  harus mampu mengelola  modal kerja perusahaannya dengan baik untuk dapat mengoptimalkan  profitabilitas (ROE),  dimana modal kerja tersebut  harus mampu membiayai  pengeluaran-pengeluaran untuk kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Modal  kerja disini adalah modal kerja bersih yang merupakan kelebihan aktiva lancar  terhadap hutang jangka pendek (hutang lancar). Modal kerja yang cukup akan  menguntungkan bagi perusahaan, karena disamping memungkinkan bagi  perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan efisien perusahaan tidak  mengalami kesulitan keuangan. Adanya modal kerja yang berlebihan  menunjukkan adanya dana yang tidak produktif dan hal ini akan menimbulkan  kerugian bagi perusahaan karena tidak mempergunakan kesempatan untuk  memperoleh keuntungan melalui dana yang ada, sehingga pemilik haruslah benarbenar dapat mengelola modal kerjanya dengan baik. (Ahmad 2002: 5).
Perputaran modal kerja merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau  menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Rasio ini  menunjukkan berapa kali dana yang tertanam dalam modal kerja berputar dalam  satu periode; atau jumlah penjualan yang bisa dicapai oleh setiap rupiah modal  kerja, dan jumlah penjualan tersebut otomatis berpengaruh terhadap profitabilitas.  (Munawir 2004: 240).
Sumber dan penggunaan dana dalam operasi perusahaan biasanya dibiayai  dengan modal sendiri dan hutang, yang dalam hal ini untuk mengukur seberapa  besar penggunaan hutang dapat diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER).   Sebagian pemilik lebih banyak menggunakan hutang daripada modal sendiri,  karena dengan adanya penambahan pinjaman (hutang) dapat menghasilkan risiko  yang lebih besar, tetapi potensi hasil (profitabilitas) yang diperoleh juga dapat  menjadi lebih besar, sebab pemilik perusahaan akan menuntut tingkat  pengembalian yang lebih tinggi dari biaya hutang. Dengan mencari dana yang  berasal dari hutang, perusahaan memperoleh manfaat mempertahankan kendali  perusahaan dengan investasi yang terbatas sehingga laba yang dihasilkan lebih  besar dari dana yang dipinjam (Weston dan Copeland 1999: 227).
Perusahaan yang menjadi subjek penelitian ini adalah perusahaanperusahaan emiten industri makanan dan minuman. Perusahaan makanan dan  minuman memiliki prospek yang sangat bagus di Indonesia. Industri makanan dan  minuman merupakan salah satu industri yang cenderung diminati oleh investor  sebagai salah satu target investasinya. Penyebabnya adalah bahwa hasil dari  industri makanan dan minuman sangat digemari oleh masyarakat  Indonesia  (Tambunan, 2007: 52).
Besarnya rasio lancar, perputaran modal kerja, DER, dan juga ROE dari  industri makanan dan minuman dari tahun 2005-2009 dapat terlihat pada Tabel  1.1.  Tabel 1.1.
Data Rata-rata Rasio Lancar, Perputaran Modal kerja, dan Debt to Equity  Ratio Pada Industri Makanan dan Minuman Tahun 2005-2009  Periode  Current  Ratio (CR) Work Capital  Turn Over  (WCTO) Debt to Equity  Ratio (DER) Return on  Equity (ROE) 2005  36,201  73,800  24,208  0,04 2006  2,5534  13,2313  49,5912  -1,14 2007  2,4904  2,8568  4,9598  -0,02 2008  3,8774  5,3589  2,2629  0,16  2009  8,8813  8,1485  1,8615  0,39 Sumber : www.idx.co.id(April 2011, diolah) Uraian sebelumnya mengatakan bahwa apabila rasio lancar meningkat,  maka ROE akan mengalami penurunan dan sebaliknya. Perputaran modal kerja  berbanding lurus dengan ROE, jika perputaran modal kerja mengalami kenaikan  atau penurunan, maka ROE juga mengalami kenaikan atau penurunan juga, dan  begitu juga dengan Debt to Equity Ratio yang berbanding lurus dengan ROE.  Tetapi jika dilihat pada Tabel 1.1, terdapat tahun atau periode dimana rasio lancar  tidak selalu berbanding terbalik dengan ROE, terdapat perputaran modal kerja  tidak selalu berbanding lurus dengan ROE, dan juga terdapat DER yang tidak  selalu berbanding lurus dengan ROE.
Berdasarkan uraian sebelumnya, penulis tertarik untuk meneliti lebih  dalam tentang “Pengaruh Rasio Lancar, Perputaran Modal Kerja, dan Debt  to Equity ratio (DER) terhadap Profitabilitas (ROE)”.
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah  yang diuraikan sebelumnya,  perumusan masalah pada penelitian ini adalah : “Apakah Rasio lancar, Perputaran  Modal Kerja, dan Debt to Equity Ratio  (DER) memiliki pengaruh terhadap  Profitabilitas pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia  (BEI)?” 1.3. Tujuan Penelitian  Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh variabel Rasio  Lancar, Perputaran Modal Kerja, dan Debt to Equity Ratio terhadap profitabilitas  pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI).
1.4. Manfaat Penelitian.  Manfaat penelitian ini adalah: a.  Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan mengambil  kebijaksanaan serta keputusan terutama yang berhubungan dengan  pencapaian keuntungan atau laba pada perusahaan makanan dan  minuman.
b.  Bagi peneliti.  Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan pola  pikir peneliti.
c.  Bagi peneliti selanjutnya.
Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi yang nantinya dapat  memberikan perbandingan dalam melakukan penelitian-penelitian  selanjutnya yang sejenis.
  

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi