Senin, 24 Maret 2014

Skripsi Manajemen: PENGARUH WORK FAMILY CONFLICT TERHADAP ABSENSI PEGAWAI PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN
 1.1 Latar belakang masalah 
Dalam usaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadapap masyarakat  serta menumbuh kembangkan organisasinya, sebuah organisasi atau instansi  pemerintah sebaiknya tidak hanya memenuhi kepentingan teknis dalam internalnya  organisasi nya saja , tetapi juga harus menangkap dan merespon kepentingan serta  tekanan yang berbeda-beda dari beberapa pihak yang berada disekelililng  organisasi tersebut serta memenuhi kepentingan tersebut dalam bentuk peraturan,  norma, hukum, dan harapan sosial yang sesuai dengan ketentuan yang ada di negara  ini. Tuntutan ini berasal dari berbagai pihak, seperti: pemerintah, profesional,  organisasi politik, publik ,kelompok masyarakat tertentu serta keluarga.

Untuk memenuhi kepentingan serta tuntutan oleh beberapa pihak yang berada  disekeliling organisasi atau instansi pemerintah tersebut, maka organisasi harus bisa  merespon dan menangkap kepentingan tuntutan tersebut sehingga organisasi tidak  menerima begitu saja tuntutan-tuntutan tersebut dan cenderung memilih kebijakankebijakan yang dapat diadaptasi serta dapat meningkatkan kinerja organisasi  tersebut (Goodstein ,1994). Kinerja yang baik dari sebuah organisasi pemerintah akan  mengasilkan peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap organisasi pemerintah  yang akhir-akhir ini semakin berkurang.
 Untuk meningkatkan kinerja sebuah instansi pemerintah maka harus ditunjang  juga dengan sumber daya manusia yang baik dan berkualitas serta sumber daya  manusia yang memiliki komitmen tinggi terhadap organisasinya. Apabila sebuah  instansi pemerintah telah mimiliki sumber daya manusia yang baik dan berkualitas  maka insatansi tersebut akan menghasilkan kinerja yang baik yang bisa meningkatkan  pelayanan terhadap masyarakat, dan juga dengan komitmen yang tinggi terhadap  organisasi maka pegawai akan semakin loyal terhadap pekerjaannya dan faktanya  bahwa komitmen organisasi yang tinggi juga dapat menurunkan Turnover pegawai  (Bontaraswaty, 2008).
Era globalisasi yang menciptakan kemajuan teknologi yang semakin lama  semakin maju dan canggih, mengakibatkan meningkat pula tuntutan terhadap  instansi pemerintahan untuk memahami bahwa kehidupan berkeluarga dan pekerjaan  telah berubah dan tidak bisa dipisahkan lagi. Perubahan demografi tenaga kerja  seperti pasangan suami-isteri yang sama-sama bekerja, pasangan suami – isteri yang  bekerja pada instansi yang sama serta peningkatan jumlah wanita yang bekerja telah  menjadikan hubungan yang saling bergantungnan antara pekerjaan dan keluarga.
Ketergantungan hubungan antara pekerjaan dan keluarga bisa  memicu timbulnya konflik, karena terdapatnya tuntutan yang sama antara pekerjaan dengan keluarga.
Perubahan ini juga meningkatkan perhatian publik dan menuntut pimpinan  instansi untuk memasukkan dan mengadaptasi kebijakan-kebijakan yang  berhubungan dengan pekerjaan dan keluarga kedalam peraturan organisasinya  (Goodstein ,1994). Faktanya bahwa kehidupan rumah tangga yang baik akan   berkontribusi terhadap kehidupan pekerjaan yang baik pula (David, 2006) jadi  adaptasi terhadap kebijakan yang berhubungan dengan pekerjaan dan keluarga  dapat disebut sebagai investasi jangka panjang bagi instansi pemerintahan karena  dapat menunjang peningkatan kinerja instansi pemerintahan secara keseluruhan  dalam jangka panjang. Adaptasi kebijakan ini juga dapat mencegah kemungkinan  terjadinya konflik antara tuntutan pekerjaan dan keluarga yang disebut Work-Family  Conflict.
Konflik peran yang terjadi dalam Work-Family Conflict biasanya berasal  dari usaha menyeimbangkan waktu untuk memenuhi tuntutan keluarga dan pekerjaan.
Tuntutan pekerjaan berhubungan dengan tekanan yang berasal dari organisasi  tempat bekerja Sedangkan tuntutan keluarga berhubungan dengan waktu yang  dibutuhkan untuk menangani tugas-tugas rumah tangga ,menjaga anak dan juga  besarnya jumlah anggota keluarga.
Pengaruh dari konflik antara tanggungjawab pekerjaan dan keluarga  telah digolongkan sebagai  Causal Factors  dari  absenteeism, rendahnya  job  satisfaction, dan motivasi. Ketiga hal tersebut telah dihubungkan dengan permanent  withdrawal behavior dari turnover karyawan (Abbott at all1998). Hal ini berarti  bahwa konflik antara tanggungjawab pekerjaan dan keluarga dapat mengakibatkan  rendahnya job satisfaction, meningkatkan absensi, menurunkan motivasi karyawan  dan dalam jangka waktu tertentu dapat mengakibatkan turnover pegawai.
Salah satu dampak yang bisa ditimbulkan oleh Work Family Conflict adalah  ketidakhadiran pegawai di tempat kerjanya (absensi). Absensi pegawai dapat   diakibatkan oleh tuntutan jadwal yang kurang fleksibel antara pekerjaan dengan  keluarga, sehingga pegawai memutuskan untuk tidak pergi ke tempat kerjanya  dan pegawai dapat mengalokasikan waktunya sesuai dengan yang dia inginkan  (Allen,1983). Absen juga merupakan salah satu dampak dari ketidakpuasan pegawai  terhadap kebijakan organisasi atau sebuah instansi (Conlon & Stone 1992).
Masalah ketidakhadiran pegawai sangat menggangu kelancaran sistem  pekerjaan yang ada di tempatnya bekerja, karena pekerjaan yang biasa dikerjakan  oleh pegawai tersebut akan terbengkalai dan sangat berpotensi merugikan  kepentingan masyarakat banyak.
Selain itu ada beberapa hal yang juga dapat mempengaruhi tingkat kehadiran  pegawai ke tempat kerjanya. Martocchio (1992) menyatakan bahwa sesuai dengan  theory of reasoned action, perilaku absensi seseorang dikonseptualisasikan sebagai  suatu tingkatan yang berurutan dimana Absence attitude  dan subjective  norma  mengenai absebsi mempengaruhi dan dapat memperkirakan keputusan seorang untuk  hadir atau tidak ke tempat kerjanya. Absence attitude dipengaruhi oleh personal  characteristicseseorang. Menurut Blau (1995), norma sosial untuk absen ke tempat  kerja dipengaruhi oleh tiga reference group, Pertama dan kedua berasal dari dalam  organisasi yaitu rekan sekerja dalam kelompok kerja individu yang utama dan  supervisor ketiga berasal dari keluarga dan teman.
Badan kepegawaian Daerah (BKD) Kota Medan merupakan sebuah instansi  pemerintahan yang bertugas membantu kepala daerah dalam melaksanakan  manajemen pegawai negeri sipil di lingkungan kota Medan. Badan Kepegawaian   Daerah Kota Medan berfungsi menyiapkan bahan dalam perumusan kebijakan teknis  dalam lingkup Kepegawaian Daerah, menyelenggarakan program kepegawaian,  pengembangan dan pemberdayaan pegawai, mutasi pegawai dan penyajian informasi  kepegawaian serta melakukan pengkajian dan evaluasi pengelolaan kepegawaian.
Ada pun tantangan yang dihadapi Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan dalam  menjalankan operasional nya yaitu dalam penerimaan Pegawai Negeri Sipil. Dimana  terdapatnya beragam tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Badan Kepegawaian  Daerah. Di sisi lain seringnya ditemukan berkas pegawai yang tidak lengkap dalam  pengajuan peserta pendidikan dan pelatihan tidak sesuai dengan persyaratan, dan  laporan kerja bulanan serta proses surat menyurat menjadi tidak tepat waktu akibat  keterlambatan pengesahan.
Dalam upaya memberdayakan dan mengembangkan sumber daya manusia,  Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan telah berusaha memberikan perhatian pada  permasalahan kerja pegawai secara terperinci untuk mencari cara yang tepat  menyelesaikannya, berorientasi kepada pegawai dan hasil yang akan dicapai,  menciptakan kondisi kerja yang nyaman agar pegawai agresif dalam bekerja, serta  menjaga dan mempertahankan stabilitas kerja pegawainya . Upaya lain yang juga  dilakukan Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan diantaranya membekali  pegawainya dengan mengadakan seminar, mengikutsertakan pegawai pada programprogram pendidikan dan pelatihan yang dilaksakan Badan Diklat Kota Medan setiap  tahunnya, pendidikan formal melalui tugas belajar dan izin belajar di perguruan tinggi  negeri ataupun swasta yang diajukan oleh pegawai serta mengadakan seminar dengan   tujuan untuk meningkatkan kualitas kerja, ketepatan waktu dalam bekerja, efektif  dalam mananfaatkan waktu kerja dan fasilitas kerja, kemandirian, komitmen dalam  kerja, serta meningkatkan loyalitas kerja pegawai.
Hal inilah yang disadari oleh Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan  sebagai suatu instansi pemerintahan yang menyajikan pelayanan dalam penyediaan  pegawai yang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas maupun institusi lainnya  di lingkungan Pemerintahan Kota Medan. Sebagai unsur pelaksana dipenyediaan  pegawai negeri yang mengetahui peraturan kepegawaian, menyajikan data Pegawai  Negeri Sipil (PNS) yang mengetahui data Sistem Informasi Pegawai (SIMPEG),  meningkatkan administrasi kenaikan pangkat PNS, meningkatkan kualitas data yang  disajikan dalam penyusunan rencana formasi PNS dan calon PNS serta peningkatan  pemahaman PNS mengenai peraturan PNS. Oleh karena itu, para pegawai harus  mengandalakan kemampuan dalam bekerja, loyaliats dalam bekerja sehingga dapat  memberikan karakter khusus Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan. Hal tersebut  menjadi suatu perwujudan agar dapat menarik kepercayaan masyarakat yang semakin  berkurang terhadap pelayanan instansi pemerintah.
Badan kepegawaian daerah harus mempunyai pegawai yang memiliki  loyalitas tinggi karena para pegawai sangat bertanggungjawab atas manajemen  pegawai negeri yang ada dilingkungan naungannya. Permasalahan yang harus  diselesaikan oleh badan kepegawaian daerah sangat berat, karena berhubungan  dengan penyusunan paraturan sampai mekanisme kerja PNS maka kinerja dan  loyalitas harus benar-benar ditingkatkan. Oleh karena itu maka Bada kepegawaian   daerah Kota Medan harus bisa meningkatkan loyalitas pegawainya melelui  pegurangan tingkat absensi yang bisa diakibatkan oleh work family conflict Berdasarkan hasil prasurvey yang penulis lakukan kepada 15 orang pegawai  badan kepegawaian daerah mengenai ketidakhadiran di tempat kerja ( absensi ),  sebanyak 55% pegawai menjawab ketidakhadiran pegawai dikarenakan adanya Work  Familly Conflict  seperti acara keluarga, urusan anak, urusan dengan suami atau  istri,serta urusan sosial lainnya. Tingkat kehadiran pegawai Badan Kepegawaian  Daerah Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 1.1 . Untuk menghitung rata-rata tingkat  absensi perbulannya pada badan kepegawaian daerah dapat menggunakan rumus  sebagai berikut : 100%   Table 1.1 Rekapitulasi Absen Kehadiran Pegawai  Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan Bulan Juli – Desember 2010 Bulan (22 hari kerja ) Jumlah  pegawai  Alasan  ketidakhadiran Total  ketidakhadiran Tingkat  absensi M  I  S  C Juli  53 orang  24  4  11  5  44  3,77 % Agustus   53 orang   33  20  26  -  79  6,77 % September  53 orang   24  19  29  8  80  6,86 % Oktober  53 orang   13  9  49  -  71  6,08 % November  53 orang  9  13  36  -  58  4,97 % Desember   53 orang  -  -  21  -  21  1,80 % Keterangan : M: Mangkir, I :Izin, S:Sakit, C : Cuti Sumber: Rekapitulasi Absensi bulanan karyawan Badan Kepegawaian Daerah kantor Walikota  Medan diolah penulis.
Berdasarkan Tabel 1.1 rekapitulasi absen terlihat bahwa masih banyak  pegawai  Badan kepegawaian daerah yang yang tidak hadir pada waktu jam  kerja,bahkan mangkir dari pekerjaannya.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian  dengan judul “Pengaruh Work Family Conflict Terhadap Absensi Pegawai Badan  Kepegawaian Daerah Kota Medan“  1.2  Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti merumuskan  masalah sebagai berikut : Bagaimanakah pengaruh Work Family Conflict terhadap  Absensi Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan ?  1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh Work  Family Conflict terhadap Absensi Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan.
1.4  Manfaat penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1.  Bagi Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan .
Sebagai informasi dan masukan bagi Badan Kepegawaian Daerah Kota  Medan untuk dapat dijadikan landasan dalam menentukan kebijakan selanjutnya,  sebagai upaya mempertahankan kinerja positif pegawai.
2.  Bagi Penulis Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan memperdalam  pengetahuan penulis mengenai pengaruh Work Family Conflict terhadap Absensi  Pegawai.
3.  Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yangakan  melakukan penelitian terhadap objek dan masalah yang sama di masa yang akan  datang.
  
 
Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi