BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Sepuluh tahun yang lalu, konsumen masih betah
berlama-lama di sebuah toko. Berbelanja
menjadi bentuk pilihan rekreasi bagi konsumen. Konsumen meluangkan waktu untuk melihat etalase sambil
mencari produk yang di-launch dan
dipajang di toko itu. Kini saat berbelanja di dalam toko konsumen berjalan lebih cepat daripada beberapa tahun lalu.
Berbelanja bukan lagi menjadi pilihan rekreasi.
Konsumen mulai mencari alternatif bentuk rekreasi yang lain.Direktur Retailer Service The Nielsen Indonesia
menyatakan adanya kecenderungan social media
menjadi bentuk rekreasi yang baru bagi konsumen Indonesia. Internet menjadi pilihan otomatis rekreasi sehingga
berbelanja membosankan dan menjadi pekerjaan
rutin.(Aruman,”Ketika Berbelanja Bukan Lagi Rekreasi” MIX, Juli 2010, h.30) Pelaku bisnis menyadari perubahan
perilaku konsumen berbelanja. Namun banyak perusahaan ritel yang belum
melakukan adaptasi terhadap perubahan.
Pentingnya trade
marketing tidak menjadi prinsipal akibat
biaya trading Sehingga perkembangan
trade marketing di indu stri consumer goods Indonesia tidak signifikan. Perusahaan ritel hanya
mengandalkan diskon yang bersifat short term.
Tidak ada yang menyentuh emosi apalagi membangun loyalty. Kepuasaan panca indera dituntut, jadi dalam usaha ritel
experience juga turut dijual.
Dalam menciptakan
experience ini, lingkungan toko sebuah
outlet memberikan pengaruh yang
cukup besar. Seyogyanya desain sebuah outlet itu menjadi sebuah cerita yang baik. Setiap toko
mempunyai sekuen (babak) awal, tengah,
dan akhir. Menurut Aruman berbagai studi
perilaku konsumen menunjukkan bahwa
persentase tertinggi dari seluruh pembelian di
pasar swalayan serta gerai ritel
lainnyaadalah tak terencana Dalam
pengertian lainnya keputusan pemilihan
produk dan merek dibuat saat berada dalam toko Lingkungan toko seperti desain
toko, layout, musik, cahaya merupakan rangsangan yang berpengaruh pada sebuah toko.
Karena keputusan pembelian konsumen
dipengaruhi oleh rangsangan yang ada di sekitarnya pemilik toko harus dapat menciptakan rangsangan yang dapat
membuat konsumen tertarik dan betah
berada di dalam toko mulai memasuki toko, mengakses produk, melakukan pembelian, hingga meninggalkan kesan bagi
konsumen untuk melakukan pembelian
kembali ke toko tersebut Proses pembelian dimulai ketika konsumen mengenali
kebutuhan yang belum terpenuhi. Konsumen
mulai mencari informasi tentang cara memenuhi kebutuhan tersebut meliputi produk apa yang akan memberi
konsumen manfaat dan bagaimana cara
memperolehnya. Konsumen kemudian mengevaluasi berbagai alternatif produk melalui ritel, katalog, dan
internet hingga memilih salah satu diantaranya.
Pada suatu kondisi, konsumen akan mempertimbangkan ritel dan produk yang akan dibeli, mengevaluasi,
melakukan keputusan pembelian, dan proses
yang terakhir membuat keputusan pasca pembelian.
Minat pembelian
ulang merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek. Kepuasan dan ketidakpuasan
konsumen terhadap suatu produk akan
mempengaruhi perilaku selanjutnya (Kotler,2000:209).
Minat pembelian ulang menunjukkan
keinginan konsumen untuk melakukan pembelian ulang.
Konsumen yang
merasa nyaman dan puas berbelanja pada suatu toko akan menyatakan perilakunya pasca pembelian, yaitu
dengan berminat kembali berbelanja di
toko tersebut Perusahaan ritel berformat supermarket lebih senang berfokus
kepada penurunan harga produk. Tetapi tidak demikian dengan perusahaan ritel
berformat hypermarket yang menyadari
bahwa lingkungan toko dapat dimanfaatkan
untuk membentuk arah maupun durasi perhatian konsumen bahkan mengekspresikan berbagai aspek mengenai toko
kepada konsumen. Dengan keunggulan
lingkungan toko, maka dengan cepat perusahaan asing dapat merebut bagian pasar (market share ) nasional Kehadiran
berbagai perusahaan ritel berformat besar pada satu sisi sangat menggembirakan konsumen. Ekspansi peritel
asing di Indonesia seperti: Hypermart,
Giant, Carrefour sangat signifikan. Perusahaan ritel ini menawarkan berbagai hal positif antara lain kenyamanan
saat berbelanja, keamanan, kemudahan,
variasi produk yang semakin beragam, dan tentu saja harga produk yang semakin murah sehingga dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
Perusahaan ritel modern
lain yang mengalami perkembangan dengan performa yang signifikan dalam kurun lima
tahun terakhir adalah minimarket.
Pada tahun
2005-2008 gerai minimarket meningkat cukup tinggi yakni 16,4 % pertahun. Ditinjau dari kedekatan lokasi
dengan konsumen, supermarket kalah bersaing
dengan minimarket yang umumnya berlokasi di perumahan penduduk Supermarket
merupakan format toko ritel yang memiliki posisi paling sulit dalam persaingan pasar ritel modern saat ini.
Daya tarik supermarket semakin menurun
seiring berkembangnya hipermarket dan
minimarket . Penguasaan pangsa omzet supermarket mengalami penurunan
terus menerus. Tabel 1.1 berikut
memperlihatkan kondisi pasar ritel modern di Indonesia.
Tabel 1.1 Kondisi
Pasar Ritel Modern di Indonesia 2005- 2008 Keterangan
Rata-Rata Omset Kenaikan Omset (%) Pertumbuhan Gerai Hipermarket 23,1 Triliun
41,7 39,8 % Supermarket 17,7 Triliun
26,2 10,9 % Minimarket 14,5 Triliun
32,1 16,4 % Sumber : Balai Uji,
2010 (www.balaiuji.detik.com/ 8 Oktober 2010) Berdasarkan Tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa
supermarket memiliki pertumbuhan omzet
dan pertumbuhan gerai paling rendah di tahun 2005-2008 dibanding hipermarket dan minimarket Keberadaan
supermarket menjadi tanggung dan sulit di antara kepopuleran toko skala besar berformat hipermarket dan
meluasnya minimarket. Konsumen tidak
lagi memperhatikan selisih harga produk yang tidak terlalu banyak, tapi lebih mementingkan efisiensi waktu.
Menciptakan lingkungan toko yang baik bagi
konsumen berarti memuaskan konsumen.
Konsumen yang merasa puas diharapkan
akan melakukan pembelian ulang bahkan memberitahukannya kepada yang lain Dinamika persaingan bisnis ritel
pada saat ini mengharuskan setiap perusahaan
yang bergerak di bidang ini untuk senantiasa melakukan strategi yang dapat merebut hati konsumen. Perusahaan dapat
menerapkan strategi yang tepat dalam
menarik minat konsumen melakukan pembelian ulang. Store Environment yang baik adalah lingku ngan toko yang
menghadirkan kenyamanan bagi para pengunjungnya
serta mampu merangsang mereka untuk berbelanja di toko tersebut. Pentingnya store environment terbukti dari suatu penelitian yang menyatakan bahwa 70-80% persen dari keputusan
membeli dilaksanakan di dalam toko,
(Simamora,2003:164) Medan sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia menjadi
tujuan ekspansi pengusaha ritel dari
luar daerah maupun peritel asing. Kehadiran peritel baik berformat hipermarket seperti: Carrefour,
Hypermart serta minimarket Indomaret yang
melakukan ekspansi sejak pertengahan tahun 2008 membuat posisi peritel yang berformat supermarket seperti Macan
Yaohan, Gelora, Yuki, dan Suzuya menjadi
sulit dalam meraih pasar akibat perubahan tren masyarakat berbelanja Salah satu
jaringan supermarket yang berdiri di Medan adalah Metro Pasar Swalayan atau yang lebih dikenal dengan Metro
Supermarket. PT Metro Makmur Nusantara
yang bertempat kedudukan di Medan, Jl. Iskandar Muda No. 321 Lantai III Medan Plaza didirikan untuk jangka
waktu 75 tahun lamanya berdasarkan akte
No. 13 tertanggal 9 September 1982 yang dibuat di hadapan Lina Herawati SH selaku Notaris di Medan.
Perusahaan ini bergerak di bidang supermarket.
Sejak berdirinya
sampai sekarang PT Metro Makmur Nusantara atau Metro Supermarket telah berkembang dan membuka
cabang di daerah lain di Sumatera antara
lain Lhoksomawe (Aceh) dan Pematangsiantar. Metro Supermarket adalah salah satu perusahaan ritel yang bergerak
melayani kebutuhan konsumsi keseharian
(fast moving consumers goods) seperti: perlengkapan rumah tangga, perlengkapan sekolah dan kantor, kebutuhan
bayi dan anak, makanan, minuman, pakaian,
produk kecantikan, dan sebagainya Sebagai perusahaan ritel, tentunya Metro
Supermarket memiliki preferensi tersendiri
di dalam persaingan di antara pebisnis ritel yang ada. Letak Metro Supermarket yang strategis yaitu di salah
satu plaza yang telah lama dikenal masyarakat
yaitu Medan Plaza, serta dapat diakses dengan kendaraan pribadi dan kendaraan umum memungkinkan masyarakat mudah
untuk menjangkaunya.
Metro Supermarket
juga berupaya menerapkan lingkungan toko yang baik guna menarik minat konsumen untuk melakukan
pembelian ulang. Lingkungan dalam toko
Metro Supermarket cukup bersih dengan tata cahaya yang diupayakan menarik perhatian pengunjung, pengaturan
barang dibuat berkelompok (free flow).
Konsumen yang melakukan pembelanjaan di Metro didominasi wanita baik ibu rumah tangga maupun mahasiswi Berdasarkan
uraian di atas peneliti tertarik untuk membahas lebih lanjut tentang usaha eceran terutama dari aspek
lingkungan toko dan menuangkannya dalam
bentuk skripsi dengan judul : “Pengaruh Store EnvironmentTerhadap Minat Pembelian Ulang Konsumen Metro
Supermarket Medan Plaza” B. Perumusan
Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka perumusan masalah adalah sebagai berikut : “Bagaimana
pengaruh store environment terhadap
minat pembelian ulang konsumen Metro Supermarket Medan Plaza, Medan” C. Kerangka Konseptual Kerangka
konseptual merupakan sintesa tentang hubungan dari beberapa variabel yang diteliti yang disusun dari
beberapa teori yang dideskripsikan.
Kerangka konseptual
merupakan dasar pembuatan hipotesis (Sugiyono,2005:49).
Menurut model perilaku pembeli
(Kotler,2003:202), proses pengambilan keputusan
konsumen dipengaruhi oleh rangsangan pemasaran dan lingkungan yang masuk ke kesadaran pembeli. Perusahaan
ritel berupaya mempengaruhi konsumen
dengan rangsangan dalam toko agar
konsumen datang dan mau membeli kembali
di toko tersebut dalam upaya mempertahankan pelanggan Lingkungan toko (Store
environment) mampu mempengaruhi perilaku membeli konsumen. Citra toko (Store image)
terdiri atas kesan terhadap eksterior dan
interior toko. Atmosfer toko (Store atmospherics) dapat dilihat dari atribut yang dapat menarik ke lima indera manusia,
yaitu penglihatan (sight appeal), pendengaran
(sound appeal), penciuman (scent appeal), peraba dan perasa (touch appeal). Pertunjukkan toko (Store theatrics) dapat dibagi menjadi
dua bagian, yaitu tema dekorasi toko
(decor themes) dan peristiwa yang special (store event) (Lewinson dalam Umar, 2003:60) Dua variabel
mental yang biasanya menjadi perhatian manajemen ritel ialah citra toko dan atmosfer toko. Keduanya
berkaitan terhadap kognisi dan sikap konsumen
(uyungs.wordpress.com). Menurut Sunarto (2007:92) pemilihan musik sebagai elemen atmosfer toko harus disesuaikan
dengan event tertentu yang sedang
berlangsung di toko tersebut. Selanjutnya Sunarto menyatakan bahwa pertunjukkan toko yang diselenggarakan oleh
ritel akan menggugah keinginan konsumen
untuk datang berbelanja dan melakukan pembelian ulang.
Dari uraian di
atas, pengaruh lingkungan toko dengan minat pembelian ulang dapat digambarkan secara singkat yaitu
lingkungan toko mampu mempengaruhi perilaku
membeli konsumen. Bila teknik menata lingkungan toko menarik bagi konsumen maka konsumen akan merasa puas
menghabiskan waktu dan berbelanja dalam
toko. Kepuasan pelanggan dapat mendorong minat pelanggan melakukan pembelian ulang pada suatu toko Berdasarkan
teori pendukung dan perumusan masalah yang dikemukakan, berikut disajikan kerangka konseptual yang
berfungsi sebagai penuntun, sekaligus mencerminkan
alur berpikir yang merupakan dasar dari perumusan hipotesis.
Gambar 1.1 Kerangka
Konseptual Citra Toko(Store Image) (X1) Desain Arsitektur Penampilan Tampak
Depan Logo Toko Pintu Masuk Etalase Warna Ruang Toko Tata Letak Ruang Toko Ukuran
Ruang Toko Kemudahan Akses Penempatan Barang Tata Cahaya Atmosfer Toko(Store Atmospherics) (X2) Pemandangan Toko Musik Toko
Aroma Toko Daya Tarik Sentuhan Sumber :
Lewinson dalam Umar(2003:60), (diolah) D. Hipotesis Berdasarkan
perumusan masalah yang telah dikemukakan maka hipotesis penelitian ini adalah : Minat Pembelian Ulang Pemandangan Toko(Store Threatrics) (X3) Tema Dekorasi Toko Store Event Terdapat pengaruh store environment terhadap minat pembelian ulang konsumen
Metro Supermarket Medan Plaza E.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengungkapkan dan
menganalisis seberapa besar pengaruh
store environment terhadap minat pembelian ulang konsumen yang terjadi pada Metro Supermarket
Medan Plaza 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan Memberikan informasi tambahan
dan menjadi bahan pertimbangan perusahaan
dan pihak yang berkepentingan dalam perusahaan untuk menetapkan kebijakan baru perusahaan tentang
konsep lingkungan toko.
b. Bagi Peneliti Menambah pemahaman tentang
konsep lingkungan toko serta kaitannya dengan minat pembelian ulang konsumen c. Bagi Peneliti Lanjutan Memberikan sumbangan
pemikiran atau referensi bagi pihak yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut di
masa yang akan datang F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Variabel Pembatasan
penelitian yang sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan peneliti serta keterbatasan informasi yang
diperoleh pada objek penelitian diperlukan
untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisa permasalahan Penelitian yang
dilakukan peneliti terbatas pada faktor-faktor sebagai berikut: a.
Variabel Independent (X) terdiri atas citra toko (X1), atmosfer toko
(X2), dan pertunjukkan toko (X3 b. Variabel Dependent (Y) adalah minat pembelian
ulang ) Penelitian yang dilakukan peneliti juga terbatas pada Metro Supermarket Medan Plaza 2. Definisi Operasional Variabel Definisi
operasional yang terdapat dalam tulisan ini adalah: a. Variabel Independent 1. Variabel X1 Citra toko adalah gambaran apa
yang dilihat dan dirasakan oleh konsumen terhadap toko tertentu. Citra konsumen
terhadap sebuah toko terdiri atas kesan interior
dan eksteriornya.
(Citra toko) 2.VariabelX2
Atmosfer toko adalah keseluruhan efek emosional yang diciptakan oleh atribut fisik toko. Atmosfer toko yang
menyenangkan hendaknya dapat dilihat dari
atribut yang dapat menarik ke lima indera manusia, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan perasa.
Untuk menciptakan atmosfer toko yang merangsang pembelian, sebuah retailer
harus mampu membangkitkan niat
atau keinginan untuk berbelanja dalam benak konsumen (Atmosfer toko) 3.Variabel X3 Pertunjukkan toko merupakan
ekspresi toko baik melalui dekorasi maupun peristiwa spesial untuk menarik pembeli
potensial (Pertunjukkan toko) b.Variabel Dependen (Y) Minat pembelian ulang didefenisikan sebagai
pernyataan tentang keinginan konsumen
untuk melakukan pembelian kembali di Metro Supermarket, Medan Plaza Tabel 1.2 OperasionalVariabel
Variabel
Definisi Variabel Indikator Variabel
Skala Ukur Citra Toko (X1 Gambaran apa yang dilihat dan dirasakan oleh konsumen terhadap toko
Metro Supermarket. Citra konsumen terhadap sebuah toko terdiri atas kesan interior dan eksteriornya )
1. Penampilan Tampak Depan 2.Logo
Toko 3.Pintu Masuk 4.Etalase 5.Warna Ruang Toko 6.Tata Letak Ruang Toko 7.Ukuran Ruang Toko 8.Kemudahan Akses 9.Penempatan Barang 10.Tata Cahaya Skala Likert Atmosfer
Toko (X2 Keseluruhan efek emosional yang
diciptkan oleh atribut fisik took
Meto Supermarket dimana hendaknya mampu memuaskan kedua belah pihak yang terkait baik retailer maupun konsumennya
) 1.Pemandangan Toko 2.Musik Toko 3.Aroma Toko 4.Daya Tarik Sentuhan Skala Likert Lanjutan Tabel 1.2 Operasional Variabel Variabel Definisi Variabel Indikator Variabel Skala Ukur Pertunjukkan Toko(X3) Ekspresi
toko Metro Supermarket baik melalui dekorasi maupun peristiwa spesial untuk menarik pembeli potensial 1.Tema Dekorasi Toko 2.Acara Toko Skala Likert Minat Pembelian
Ulang (Y) Pernyataan tentang keinginan konsumen
untuk melakukan pembelian kembali di Metro Supermarket Medan Plaza 1.Memilih Metro Supermarket sebagai tempat berbelanja di waktu yang akan datang 2.Keinginan berbelanja secara rutin di Metro Supermarket Skala Likert Sumber : Lewinson
dalam Umar(2003:60), (diolah) 3. Skala
Pengukuran Variabel Skala pengukuran variabel yang digunakan pada penelitian
ini adalah skala likert, “ Skala Likert
sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekempok orang tentang kejadian
atau gejala sosial (Sugiyono, 2005:86)
.Untuk keperluan analisis maka pengukuran dengan skala Likert ini dilakukan dengan pembagian: a. Nilai 1 untuk
jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) b. Nilai 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS) c.
Nilai 3 untuk jawaban Kurang Setuju (KS) d. Nilai 4 untuk jawaban Setuju (S) e.
Nilai 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS)
4. Tempat dan waktu penelitian Peneliti melakukan penelitian pada Metro Supermarket Medan Plaza Penelitian ini
dilakukan mulai bulan Desember 2010 sampai dengan Januari 2010.
5. Populasi dan
Sampel a. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2005:73). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat
yang pernah melakukan pembelian atau
konsumen yang pernah melakukan pembelian di Supermarket Metro Supermarket Medan Plaza yang jumlahnya tidak
diketahui karena tidak ada data stastistik
pendukung b. Sampel Menurut Supramono dan Haryanto (2003:63) alternatif formula
yang dapat digunakan untuk menentukan
sampel pada populasi yang sulit diketahui adalah sebagai berikut: n = (Z 2 d α) (p)(q) 2 dimana : n =
jumlah sampel minimal Zα = Z tabel dengan tingkat signifikansi tertentu p = Estimator proporsi populasi q =(1-P) d = kesalahan yang dapat ditoleransi Untuk memperoleh n (jumlah sampel) yang besar
dan nilai p belum diketahui, maka dapat
digunakan p = 0,5. Dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah: n = (Z 2 d α)
(p)(q) 2 n = (1,65 2 0,1 ) (0,5)(0,5) 2 n= 96,04 = 96 orang (pembulatan)
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan karakter dan ciri yang ditentukan terlebih dahulu untuk membatasi sampel.Adapun
karakter yang ditentukan adalah pengunjung
yang pernah dan sedang melakukan pembelian minimal telah 2 kali berbelanja dan telah berusia 16-45 tahun.
6. Jenis Data Data
yang digunakan sebagai informasi untuk melakukan analisis dan evaluasi adalah:
a. Data Primer Data primer, yaitu data yang
diperoleh langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh
dengan cara memberikan daftar pertanyaan
(questionnaire).
b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang
diperoleh dari hasil publikasi media massa dan berbagai tulisan yang diperoleh berkenaan
dengan Metro Supermarket Medan Plaza
baik melalui buku, majalah, surat kabar, literatur, website ataupun internet untuk mendukung penelitian
ini 7. Teknik Pengumpulan Data Teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan tiga cara, yaitu: a. Pengamatan Pengamatan dilakukan secara langsung pada
obyek yang diteliti yaitu pada bangunan
fisik dan lingkungan toko Metro Supermarket b.
Kuesioner Teknik ini dilakukan
dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan yang diisi oleh konsumen Metro Supermarket
MedanPlaza c. Studi Dokumentasi Merupakan
teknik pengumpulan data dengan cara meninjau, membaca, dan mempelajari berbagai macam buku maupun
artikel yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti 8. Uji Validitas dan Reliabilitas Dalam penelitian ini, data
diuji melalui beberapa tahapan, yaitu : a.Uji Validitas, dilakukan sebelum
instrumen digunakan dalam penelitian Instrumen yang valid berarti alat ukur
yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid (Sugiyono,
2005:109). Pengujian validitas menggunakan pendekatan koefisien korelasi yaitu dengan
cara mengkorelasikan antara skor butir
pertanyaan dengan skor totalnya. Valid bermakna data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan
penelitian.
Pengujian validitas
dilakukan terhadap 30 konsumen Metro Supermarket Medan Plaza, di luar sampel, dengan
menggunakan Statistic Product and Service Solution (SPSS) 16.00 for windows dengan
kriteria sebagai berikut: i.Jika
rhitung > rtabel ii.Jika r , maka
pernyataan tersebut dinyatakan valid hitung < rtabel b.Uji Reliabilitas,
dilakukan untuk melihat kereliabelan instrumen Instrumen yang reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan
menghasilkan data yang sama. Pengujian dilakukan
dengan program Statistic Product and Service Solution (SPSS) 16.00 dengan kriteria sebagai berikut: , maka
pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid i.
Jika ralpha positif atau >
rtabel ii. Jika r maka pernyataan reliabel alpha negatif atau < rtabel 9.
Uji Asumsi Klasik , maka pernyataan
tidak reliabel Dalam penggunaan model analisis regresi linier berganda, agar
dihasilkan Fast Linier Unbiased
Estimator (BLUE) harus dilakukan evaluasi ekonometri.
Evaluasi ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah penggunaan model regresi berganda sebagai alat analisis telah memenuhi
asumsi klasik. Asumsi klasik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji normalitas a) Uji Normalitas Tujuan uji
normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi
normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan
pendekatan Kolmogrov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig.
(2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya
variabel residual berdistribusi normal 10.
Analisis Data Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah : a. Metode
analisis deskriptif Metode analisis deskriptif merupakan metode penganalisisan
yang dilakukan dengan cara menentukan
data, mengelompokkan data dan menginterpretasikan
data sehingga dapat memberikan gambaran masalah yang dihadapi. Data diperoleh dari data primer
berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah
responden penelitian b. Metode analisis statistik 1)
Analisis Regresi Berganda Analisis regresi linear berganda digunakan
untuk mengadakan prediksi nilai dari
variabel terikat yaitu minat pembelian ulang konsumen Metro Supermarket Medan Plaza (Y) dengan ikut
memperhitungkan nilai-nilai variabel bebas,
yaitu citra toko (store image) (X1),
suasana toko (store atmosphere ) (X2),
dan pertunjukkan toko (store theatrics) (X3 Adapun model persamaan yang
digunakan (Sugiyono, 2005:211), adalah: ) sehingga dapat diketahui pengaruh positif atau negatif dari
faktor-faktor citra toko, suasana toko, dan pertunjukkan toko terhadap minat pembelian
ulang konsumen pada Metro Supermarket, Medan Plaza. Analisis regresi Linear berganda
dalam penelitian ini menggunakan bantuan
aplikasi software SPSS (Statistic Product And Service Solution) 16.00 For Windows Y = a+ b1X1 + b2X2
+ b3X3+e Y = Pembelian ulang a = Nilai Intersep 1 b = Koefisien
1 x 1 x = Citra toko 2 b = Koefisien
2 x 2 x =
Atmosfer toko b3 = Koefisien x x 3 3 e =
Standar error = Pertunjukkan toko 2)
Pengujian Koefisien Determinasi (R 2 Pengujian ini digunakan untuk
melihat besar pengaruh besar pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Dari persamaan dengan model tersebut akan dapat dihitung R ) 2 Selanjutnya,
dengan membandingkan besarnya nilai R atau coefficient of determination yang
menunjukkan persentase dari variasi
variabel keputusan pembelian yang mampu dijelaskan oleh model.
2 Jika determinan
(R untuk masingmasing variabel lingkungan dalam toko, dapat diketahui faktor
terpenting atau dominan yang menentukan
pengaruhnya terhadap minat pembelian ulang 2 ) semakin besar atau mendekati
satu maka variabel bebas citra
toko(store image) (X1), suasana toko(store atmosphere ) (X2), dan pertunjukkan toko (store theatrics) (X3)
terhadap variabel terikat minat pembelian ulang (Y) semakin kuat. Jika determinan (R 2 )
semakin kecil atau mendekati satu maka
variabel citra toko (store image) (X1),
suasana toko (store atmosphere ) (X2),
dan pertunjukkan toko (store theatrics) (X3 3) Pengujian Hipotesis ) terhadap
variabel terikat minat pembelian ulang
(Y) semakin kecil.
a.Uji-F (uji secara serentak) Uji-F pada
dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel
terikat H0 : b1 = b2 = b3 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat
pengaruh yang signifikan dari variabel
bebas (X1, X2,X3 H ) yaitu berupa citra toko(store image) , suasana toko (store atmosphere ), dan
pertunjukkan toko (store theatrics), terhadap
minat pembelian ulang konsumen(Y) a : b1 ≠
b2 ≠ b3 ≠ 0, artinya secara
bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (X1, X2,X3 Kriteria
Pengambilan Keputusan : ) yaitu berupa citra toko (store image) suasana toko (store atmosphere ), dan pertunjukkan toko (store theatrics) terhadap minat pembelian
ulang konsumen(Y) H0 diterima jika Fhitung < Ftabel H pada α = 5 % a diterima jika Fhitung >
Ftabel b.Uji-t (uji secara parsial) pada α = 5 %,
atau nilai signifikansi < 0,05 Uji – t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara individual
terhadap variabel terikat H0 : bi = 0,
artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari
variabel bebas citra toko(store image) (X1), suasana toko(store atmosphere ) (X2), dan pertunjukkan toko
(store theatrics) (X3 H ) terhadap minat pembelian ulang konsumen(Y) a : bi ≠ 0,
artinya secara parsial terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu
citra toko (store image) (X1), suasana toko (store atmosphere ) (X2), dan pertunjukkan toko
(store theatrics) (X3 Kriteria Pengambilan Keputusan : ) terhadap minat pembelian ulang konsumen(Y) H0 diterima jika t
hitung < t tabel H pada α = 5 % a
diterima jika t hitung > t tabel pada
α = 5 %, atau nilai signifikansi < 0,05
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi