BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat telah mendorong terjadinya
banyak perubahan dalam kehidupan manusia. Perubahan itu membawa akibat yaitu
tuntutan yang lebih tinggi terhadap setiap individu untuk lebih meningkatkan
produktivitas mereka di lingkungan kerja maupun masyarakat luas. Individu akan
mengalami stres, terutama bagi individu yang kurang dapat menyesuaikan diri dan
tidak termotivasi dalam menghadapi berbagai perkembangan.
Seorang karyawan dikatakan
memiliki produktivitas kerja, jika beban kerja yang ditetapkan tercapai dan
jika realisasi hasil kerja lebih tinggi dari pada yang ditetapkan perusahaan.
Tuntutan- tuntutan yang tidak mampu dikendalikan oleh setiap karyawan ini akan
menimbulkan ketegangan dalam diri karyawan dan jika tidak dapat diatasi maka
karyawan tersebut akan mengalami stres.
Stres merupakan kondisi dinamis
yang didalamnya seorang individu yang dihadapkan dengan suatu peluang, kendala
atau tuntutan yang dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkannya dan yang hasilnya
dipersepsikan sebagai tidak pasti dan penting. Stres tidak selalu berdampak
buruk bagi individu. Stres disebut dalam konteks negatif, serta memiliki nilai-
nilai positif terutama pada saat stres tersebut menawarkan suatu perolehan yang
memiliki potensi (Robbins, 2003:377).
Pada dasarnya stres dapat dialami
dalam berbagai situasi kehidupan manusia, salah satu situasi yang cukup
mendapat banyak perhatian dalam kaitannya dengan stres adalah dunia kerja.
Dunia kerja merupakan salah satu konteks yang tidak luput dari fenomena stres.
Masalah stres kerja di dalam organisasi perusahaan menjadi gejala yang penting
diamati sejak mulai timbulnya tuntutan untuk efisien di dalam pekerjaan.
Perusahaan ingin mencapai target dan mampu bersaing dengan perusahaan lainnya,
oleh sebab itu karyawan harus memiliki produktivitas yang baik dalam bekerja
agar target perusahaan yang telah ditetapkan dapat tercapai karena hal ini
merupakan keinginan yang ideal bagi suatu perusahaan.
Banyak kerugian yang harus
ditanggung perusahaan akibat adanya stres kerja yang dialami para karyawan,
salah satunya adalah kinerja karyawan yang menurun. Lebih lanjut, stres kerja
juga dapat menyebabkan turunnya produktivitas perusahaan karena adanya perilaku
membolos dari pekerja yang mengalami stres.
Jadi, stres kerja dapat
menyebabkan menurunnya kualitas hidup individu dan kerugian ekonomis yang harus
ditanggung oleh perusahaan.
Segala macam bentuk stres
disebabkan oleh kekurang-mengertian manusia akan keterbatasannya sendiri.
Ketidakmampuan untuk melawan keterbatasan inilah yang akan menimbulkan frustasi
dan konflik. Stres kerja dengan kata lain pada taraf tertentu akan mampu
meningkatkan produktivitas kerja karyawan, namun bila dibiarkan berlarut dapat
menurunkan tingkat produktivitas kerja. Jadi dengan demikian, stres kerja tanpa
adanya motivasi akan berdampak pada penurunan produktivitas dan sebaliknya jika
stres kerja disertai motivasi maka semangat kerja yang
akan ditunjukkan karyawan sehingga dapat meningkatkan produktivitas.
Stres kerja bisa menimbulkan
dampak positif dan sekaligus negatif bagi individu dan bagi organisasi atau
perusahaan. Stres dikatakan positif dan merupakan suatu peluang bila stres
tersebut memotivasi para karyawan untuk meningkatkan kinerjanya agar memperoleh
hasil yang maksimal. Stres dikatakan negatif bila stres memberikan hasil yang
menurun pada produktivitas kerja karyawan.
Produktivitas yang tinggi sangat
penting bagi perusahaan, karena produktivitas yang tinggi erat kaitannya dengan
sumber daya manusia sebagai elemen input yang paling penting. Untuk
menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi, perusahaan harus memiliki sumber
daya manusia yang baik, khususnya pada sumber daya manusia yang berkualitas.
Sumber daya manusia yang
berkualitas dapat dilihat dari produktivitas kerja pada masing-masing
posisi/jabatan yang dikuasai. Produktivitas pada setiap perusahaan ditentukan
oleh bagaimana sistem manajemen yang melingkupi semua aspek antara lain sumber
daya manusianya, karena sumber daya manusia memegang peranan penting dalam
proses peningkatan produktivitas. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang
diharapkan oleh perusahaan agar memberikan andil positif terhadap semua
kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuannya, setiap karyawan diharapkan
memiliki motivasi kerja yang tinggi sehingga nantinya akan meningkatkan
produktivitas kerja yang tinggi.
Motivasi merupakan hal yang sangat
penting untuk diperhatikan oleh pihak manajemen bila mereka menginginkan setiap
karyawan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pencapaian tujuan
perusahaan. Karena dengan motivasi, seorang karyawan akan memiliki semangat
yang tinggi dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Tanpa motivasi,
seorang karyawan tidak dapat memenuhi tugasnya sesuai standar atau bahkan
melampaui standar karena apa yang menjadi motif dan motivasinya dalam bekerja
tidak terpenuhi. Mangkunegara (2009:20) mengemukakan perbedaan motif dan
motivasi yaitu motif merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam diri pegawai yang
perlu dipenuhi agar pegawai tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya, sedangkan motivasi adalah kondisi yang menggerakkan pegawai agar
mampu mencapai tujuan dari motifnya.
Mengingat pentingnya motivasi,
maka wujud perhatian pihak manajemen mengenai masalah motivasi karyawan dalam
bekerja yaitu dengan melakukan serangkaian usaha tertentu sesuai dengan
kebijakan perusahaan, sehingga motivasi karyawan dalam bekerja akan tetap
terjaga. Untuk memotivasi karyawan, pimpinan perusahaan harus mengetahui motif
dan motivasi yang diinginkan oleh para karyawan. Sekalipun seorang karyawan
memiliki kemampuan operasional yang baik bila tidak memiliki motivasi dalam
bekerja, hasil akhir dari pekerjaannya tidak akan memuaskan. Satu hal yang
harus dipahami bahwa orang mau bekerja karena mereka ingin memenuhi kebutuhannya,
baik kebutuhan yang disadari maupun kebutuhan yang tidak disadari, berbentuk
materi atau non materi, kebutuhan fisik maupun rohaniah.
Pemberian motivasi ini banyak
jenisnya, seperti pemberian kompensasi yang layak dan adil, pemberian
penghargaan dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar apapun yang menjadi
kebutuhan karyawan dapat terpenuhi lalu diharapkan para karyawan dapat berkerja
dengan baik dan merasa senang dengan semua tugas yang diembannya. Setelah
karyawan merasa senang dengan pekerjaannya, para karyawan akan saling
menghargai hak dan kewajiban sesama karyawan sehingga terciptalah suasana kerja
yang kondusif.
Pada akhirnya karyawan akan
bersungguh-sungguh memberikan kemampuan terbaiknya dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya, dan ini berarti disiplin kerjalah yang akan ditunjukan oleh
para karyawan, karena termotivasi dalam melaksanakan tugasnya dalam perusahaan.
PT Infomedia Nusantara yang
merupakan perusahaan outsourcing, bekerja sama
dengan PT Telekomunikasi Indonesia yang kemudian mempekerjakan karyawan dalam
memberikan jasa Contact
Center kepada para pelanggan khususnya untuk penawaran pemasangan produk Speedy
Telkom. Contact Center Telkom khususnya
di bidang OBC (Out
Bound Call) dalam melaksanakan tugasnya sangat memerlukan keterampilan dalam
mempengaruhi pelanggan.
Tugas-tugasnya yaitu dengan
menghubungi para pelanggan Telkom yang nomor telepon rumahnya sudah terdaftar
di database untuk kemudian ditawarkan pemasangan
Speedy. Setelah pelanggan setuju kemudian tugas selanjutnya yaitu mendata
pelanggan dan melakukan pemasangan Speedy oleh teknisi yang sudah ditugaskan.
Berdasarkan pra survey yang
dilakukan penulis, motivasi yang diterapkan pada karyawan PT Infomedia
Nusantara Contact Center Telkom Medan, antara lain adalah melakukan briefing setiap harinya oleh pimpinan
sebelum memulai pekerjaan. Mengingat pekerjaan contact center ini tidak mudah dan sangat memerlukan
kesabaran dalam menghadapi pelanggan, maka komunikasi yang terjadi dalam
kegiatan briefing ini sangat
membantu dalam proses pencapaian tujuan perusahaan. Karyawan diberikan
kesempatan mengajukan ide, saran dan kritikan serta kendala yang dihadapi dalam
menjalankan pekerjaan sehingga pimpinan dapat mendengar aspirasi karyawan tidak
hanya dari satu pihak namun dari banyak pihak. Dengan demikian pimpinan akan
semakin paham terhadap kebutuhan karyawan. Pemberian motivasi lainnya yang
diterapkan pada karyawan PT Infomedia Nusantara Contact Center Telkom Medan yaitu dengan memberikan
pelatihan (training) yang dilakukan
setiap 6 bulan sekali kepada semua karyawan. Tujuannya adalah untuk menambah
pengalaman dan pengetahuan karyawan dalam hal penjualan produk Speedy Telkom.
Ditinjau dari faktor lingkungan
kerja di PT Infomedia Nusantara Contact Center Telkom Medan, dapat terlihat
penyebab stres kerja yang terjadi. Perangkat kerja misalnya, komputer dan
aplikasi penunjang pekerjaan yang lambat serta call master dan headset yang tidak berfungsi dengan baik
dapat mempengaruhi kualitas kerja karyawan. Faktor pekerjaan seperti adanya
konflik antar pegawai yang bertentangan, seperti saling iri terhadap sesuatu
yang dimilki, tidak jelasnya tugas dan tanggung jawab yang harus dipahami
karyawan, target penjualan yang terlalu tinggi melebihi batas kemampuan
karyawan, rasa tanggung jawab yang terlalu tinggi terhadap
tugas yang harus dikerjakan dan adanya desakan waktu dalam pencapaian target
yang harus dicapai oleh setiap karyawan.
Sedangkan faktor diluar organisasi
seperti keadaan keluarga yang tidak harmonis, hubungan dengan masyarakat yang
kurang baik serta kondisi keuangannya. Faktor-faktor tersebut secara tidak
langsung dapat mempengaruhi kondisi karyawan baik fisik maupun mental.
Perusahaan seharusnya
memperhatikan keinginan para karyawan sehingga tidak menimbulkan
keluhan-keluhan karena akan berdampak pada hal-hal yang tidak diinginkan,
seperti konsekuensi yang timbul dan bersifat tidak langsung yakni meningkatnya
tingkat absensi, menurunnya tingkat produktivitas dan secara psikologis dapat
menurunkan komitmen organisasi hingga turnover.
Permasalahan tersebut perlu
mendapatkan penanganan yang serius agar kedua belah pihak sama-sama
diuntungkan, yaitu pihak perusahaan dan pihak karyawan.
Tabel 1.1 Pencapaian Target Agent OBC Speedy Telkom Periode Januari 2012
s/d Desember 2012 Periode (Bulan) Target (Produk) Pencapaian (Produk) Keterangan
Januari 1.500
1.916 Tercapai Februari 1.500 1.976 Tercapai Maret 1.500 2.187 Tercapai April 1.500
1.606 Tercapai Mei 1.500 1.203 Belum Tercapai Juni 1.500 655 Belum Tercapai Juli
1.500 721 Belum Tercapai Agustus 1.500 78 Belum Tercapai September 1.500 1.192
Belum Tercapai Oktober 1.500 1.174 Belum Tercapai November 1.500 709 Belum
Tercapai Desember 1.500 278 Belum Tercapai Sumber : PT Infomedia Nusantara Contact Center Telkom Medan (diolah) Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat
besarnya target yang ditentukan oleh perusahaan yaitu sebanyak 1.500 produk
Speedy yang harus terpasang dan target yang berhasil dicapai oleh agent OBC Speedy Telkom. Data
menunjukkan bahwa realisasi yang dicapai pada bulan Januari s/d April melebihi
angka target yang diharapkan oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan adanya promo
menarik yang ditawarkan ke pelanggan, yaitu perubahan harga produk. Perusahaan
memberikan potongan harga terhadap produk yang ditawarkan, hal ini tentu akan
membuat pelanggan merasa tertarik untuk segera mencobanya. Sedangkan yang
terjadi di bulan Juni s/d Agustus yaitu penurunan pencapaian yang cukup
drastis. Hal ini disebabkan karena adanya faktor-faktor tertentu yaitu
pengurangan jumlah agent dan perubahan promo produk serta perubahan kebijakan
manajemen dari perusahaan.
Pencapaian yang hanya mendekati
angka target juga terjadi pada bulan September dan Oktober yang disebabkan
karena adanya peralihan SPV (Supervisor) dan karyawan yang baru diterima
oleh perusahaan sehingga masih perlu adanya pelatihan dan penyesuaian di
lingkungan kerja. Sama halnya penurunan yang terjadi pada bulan November dan
Desember yang disebabkan oleh kesalahan pihak internal perusahaan yaitu karena
rusaknya sistem aplikasi penunjang pekerjaan sehingga untuk beberapa saat
karyawan tidak dapat menghubungi pelanggan. Kondisi seperti itulah yang membuat
tingkat stres karyawan menjadi tidak stabil dan mengakibatkan penurunan
performansi pencapaian target.
Berdasarkan uraian di atas maka
penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai “Pengaruh
Stres Kerja dan Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT
Infomedia Nusantara Contact Center Telkom Medan”.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang
yang dikemukakan maka perumusan masalah yang dijadikan objek penelitian adalah
sebagai berikut : 1. Apakah ada pengaruh stres kerja dan motivasi terhadap
produktivitas kerja karyawan pada PT Infomedia Nusantara Contact Center Telkom
Medan? 2. Seberapa kuat pengaruh stres kerja dan motivasi terhadap
produktivitas kerja karyawan pada PT Infomedia Nusantara Contact Center Telkom Medan?
1.3 Tujuan Penelitian Adapun yang
menjadi tujuan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk
mengetahui pengaruh stres kerja dan motivasi terhadap produktivitas kerja karyawan
pada PT Infomedia Nusantara Contact Center Telkom Medan.
2. Untuk mengetahui kekuatan
pengaruh stres kerja dan motivasi terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT
Infomedia Nusantara Contact Center Telkom Medan.
1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan
dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi PT Infomedia Nusantara
Contact Center Telkom Medan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
dan kontribusi kepada PT Infomedia Nusantara Contact Center Telkom Medan dalam menghadapi
masalah stres kerja, motivasi dan produktivitas kerja karyawan.
2. Bagi Peneliti Penelitian ini
bermanfaat untuk menambah kontribusi guna memperluas wawasan peneliti dalam
bidang manajemen sumber daya manusia khususnya dalam masalah stres kerja,
motivasi dan produktivitas kerja karyawan.
3. Bagi Pihak Lain Penelitian ini
bermanfaat sebagai bahan referensi yang nantinya akan dapat memberikan
perbandingan dalam melakukan penelitian pada bidang yang sama di masa yang akan
datang.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi