BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Obligasi
merupakan surat hutang yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang akan
ditawarkan langsung kepada para investor maupun melalui bursa keuangan. Seorang
investor yang memiliki modal untuk membeli suatu obligasi yang diterbitkan oleh
perusahaan tertentu harus mengetahui bahwa obligasi yang dimilikinya tersebut
tidak kembali sebelum obligasi tersebut jatuh tempo dan apabila perusahaan
tersebut mengalami
kegagalan dalam melunasi obligasi yang diterbitkan itu
merupakan suatu risiko yang harus ditanggung oleh investor tersebut. Oleh
karena itu, untuk membantu pengambilan keputusan para investor obligasi, Badan
Pengawas Pasar Modal - Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) membuat peraturan bagi
setiap perusahaan yang mengeluarkan obligasi atau surat hutang yang ditawarkan
ke publik harus memiliki peringkat dari perusahaan pemeringkat yang mendapat
izin BAPEPAM-LK.
Investor
membutuhkan informasi yang akan dijadikan sebagai acuan pembuatan keputusannya
dimana peringkat obligasi mampu memberikan pernyataan informatif dan memberikan
sinyal tentang probabilitas kegagalan hutang suatu perusahaan. Salah satu
perusahaan pemeringkatan sekuritas hutang yang mendapat ijin BAPEPAM-LK, yaitu
PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) yang didirikan tahun 1993.
Lembaga ini melakukan analisis
terbaru mengenai kinerja surat hutang atas dasar asumsi yang relatif
independen. Setiap laporan keuangan diterbitkan atau munculnya kejadian penting
yang menyangkut perseroan serta bersifat material dan berdampak bagi kemampuan
perusahaan melakukan pembayaran kewajiban yang kemudian akan menentukan
peringkat obligasi tersebut.
Menurut Standard & Poor’s, peringkat obligasi terdiri
dari beberapa jenis yang masuk ke dalam 2 kategori. Peringkat AAA, AA, A, BBB
disebut peringkat investasi (investment grade) yang berarti layak
dipertimbangkan untuk dibeli investor dan peringkat BB, B, CCC, CC,C yang
disebut peringkat spekulatif (speculative grade) atau obligasi sampah (junk
bond) yang tidak dianjurkan untuk dibeli karena memiliki tingkat gagal
hutang yang tinggi (Brealey et al. 2008:148). Penilaian peringkat hutang
dimodifikasi dengan penambahan nilai lebih (+) atau kurang (-) untuk
menunjukkan penilaian lebih maksimum dari kategori utama.
Menurut Kawedar dan Suswanti (2009), terdapat perbedaan yang
signifikan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman bond
rating. Dari temuan ini dapat disimpulkan bahwa investor menyambut positif
peristiwa pengumuman bond rating, sehingga terjadi aksi peningkatan jual
beli saham untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Informasi pengumuman bond
rating memiliki kandungan informasi yang cukup yang menyebabkan terjadinya
perbedaan dalam preferensi investor yang tercermin dalam perubahan abnormal
return saham.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Hite dan Warga (1997), menunjukkan bahwa perusahaan yang
mengalami perubahan peringkat obligasi tetapi tetap berada dalam kategori investment
ataupun tetap berada dalam kategori non-investment akan memberi
dampak terhadap reaksi pasar dalam bentuk perubahan return saham namun
bersifat lemah.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi