Rabu, 12 Maret 2014

Skripsi Manajemen: REAKSI PASAR SAHAM TERHADAP PENGUMUMAN PERINGKAT OBLIGASI


 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Obligasi merupakan surat hutang yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang akan ditawarkan langsung kepada para investor maupun melalui bursa keuangan. Seorang investor yang memiliki modal untuk membeli suatu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan tertentu harus mengetahui bahwa obligasi yang dimilikinya tersebut tidak kembali sebelum obligasi tersebut jatuh tempo dan apabila perusahaan tersebut mengalami
kegagalan dalam melunasi obligasi yang diterbitkan itu merupakan suatu risiko yang harus ditanggung oleh investor tersebut. Oleh karena itu, untuk membantu pengambilan keputusan para investor obligasi, Badan Pengawas Pasar Modal - Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) membuat peraturan bagi setiap perusahaan yang mengeluarkan obligasi atau surat hutang yang ditawarkan ke publik harus memiliki peringkat dari perusahaan pemeringkat yang mendapat izin BAPEPAM-LK.
Investor membutuhkan informasi yang akan dijadikan sebagai acuan pembuatan keputusannya dimana peringkat obligasi mampu memberikan pernyataan informatif dan memberikan sinyal tentang probabilitas kegagalan hutang suatu perusahaan. Salah satu perusahaan pemeringkatan sekuritas hutang yang mendapat ijin BAPEPAM-LK, yaitu PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) yang didirikan tahun 1993.

Lembaga ini melakukan analisis terbaru mengenai kinerja surat hutang atas dasar asumsi yang relatif independen. Setiap laporan keuangan diterbitkan atau munculnya kejadian penting yang menyangkut perseroan serta bersifat material dan berdampak bagi kemampuan perusahaan melakukan pembayaran kewajiban yang kemudian akan menentukan peringkat obligasi tersebut.
Menurut Standard & Poor’s, peringkat obligasi terdiri dari beberapa jenis yang masuk ke dalam 2 kategori. Peringkat AAA, AA, A, BBB disebut peringkat investasi (investment grade) yang berarti layak dipertimbangkan untuk dibeli investor dan peringkat BB, B, CCC, CC,C yang disebut peringkat spekulatif (speculative grade) atau obligasi sampah (junk bond) yang tidak dianjurkan untuk dibeli karena memiliki tingkat gagal hutang yang tinggi (Brealey et al. 2008:148). Penilaian peringkat hutang dimodifikasi dengan penambahan nilai lebih (+) atau kurang (-) untuk menunjukkan penilaian lebih maksimum dari kategori utama.
Menurut Kawedar dan Suswanti (2009), terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman bond rating. Dari temuan ini dapat disimpulkan bahwa investor menyambut positif peristiwa pengumuman bond rating, sehingga terjadi aksi peningkatan jual beli saham untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Informasi pengumuman bond rating memiliki kandungan informasi yang cukup yang menyebabkan terjadinya perbedaan dalam preferensi investor yang tercermin dalam perubahan abnormal return saham.


Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hite dan Warga (1997), menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami perubahan peringkat obligasi tetapi tetap berada dalam kategori investment ataupun tetap berada dalam kategori non-investment akan memberi dampak terhadap reaksi pasar dalam bentuk perubahan return saham namun bersifat lemah. 
Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi