BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang sangat pesat, membawa perubahan
dalam kehidupan manusia. Perubahan – perubahan itu membawa akibat yaitu tuntutan yang lebih tinggi terhadap
setiap individu untuk lebih meningkatkan kinerja mereka sendiri dan masyarakat luas.
Agar eksistensi tetap terjaga, maka setiap
individu pasti mengalami stres, terutama bagi individu yang kurang dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut.
Stres kerja dapat
berpengaruh merugikan maupun menguntungkan bagi perusahaan. Stres yang terlalu rendah atau
terlalu tinggi dapat menyebabkan tingkat kinerja yang tidak optimum. Bagi seorang
manajer tekanan-tekanan yang diberikan kepada
seorang karyawan harus dikaitkan dengan stres yang ditimbulkan oleh tekanan-tekanan tersebut. Stres yang
berlebihan akan menyebabkan karyawan frustrasi
dan dapat menurunkan prestasinya, sebaliknya stres yang terlalu rendah menyebabkan karyawan tidak bermotivasi untuk
berprestasi. Pada taraf tertentu stres kerja
dapat memacu karyawan menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
Fenomena yang
berkembang sehubungan dengan stres kerja karyawan pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polinia Medan
terlihat dari perkembangan muatan penumpang
yang cenderung meningkat setiap tahunnya.
Tabel 1.1. Perkembangan Muatan Penumpang Keberangkatan
dari Bandara Polonia II Medan Tahun
2002-2007 Tahun Penumpang Penerbangan Domestic (dalam ribuan)
Penumpang Penerbangan mancanegara (dalam ribuan) 2002 400,1
170,9 2003 603,3 157,4 Universitas Sumatera Utara 2004 825,0
210,9 2005 956,9 251,7 2006
1.062,3 248,3 2007 1.176,2
253,2 Sumber : PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan (Diolah) Hasil
wawancara tertutup yang dilakukan terhadap 30 karyawan di PT.
Angkasa Pura II
Medan, bahwa penyebab timbulnya stres kerja karyawan di PT.
Angkasa Pura II
Medan, antara lain dikarenakan tuntutan tugas yang tidak diikuti dengan sarana yang memadai, tuntutan antar
pribadi yang tidak kooperatif, struktur organisasi
yang diskriminatif, terjadinya kesenjangan antara pimpinan dengan karyawan dan pengembangan organisasi yang
tidak terencana dengan baik.
Menurut Gibson, et. al. (1997 : 422-423)
menyebutkan beberapa hal yang mempengaruhi
kinerja sumber daya manusia, diantaranya : (1) Variabel individual, yang
terdiri dari: (a) Kemampuan dan ketrampilan, yang meliputi mental dan
fisik; (b) Latar belakang, yang meliputi keluarga, tingkat sosial, penggajian dan (c) Demografis, yang meliputi umur, asal-usul, jenis kelamin. (2) Variabel organisasional,
yang terdiri dari: (a) Sumberdaya; (b) Kepemimpinan; (c) Imbalan, (d)
Struktur, (e) Desain pekerjaan. (3) Variabel psikologis, yang terdiri
dari : (a) Persepsi; (b) Sikap; (c)
Stres; (d)belajar; dan (e) Motivasi.
Robbins (2006:796)
menyebutkan ada 3 faktor yang berpotensi menimbulkan stress di lingkungan kerja, salah satu
diantaranya adalah faktor organisasi yang meliputi 6 aspek, yaitu : (1) tuntutan tugas,
(2) tuntutan sarana, (3) tuntutan antar pr
ibadi, (4) struktur organisasi, (5)
kepemimpinan organisasi dan (6)
tahap perkembangan organisasi.
Fenomena di atas
merupakan ide utama yang mendasari dilakukannya penelitian tentang stres kerja yang
diakibatkan oleh konflik kerja, beban kerja dan waktu kerja serta pengaruhnya terhadap kinerja
pegawai PT. Angkasa Pura II Polonia
(Persero) Medan.
Universitas
Sumatera Utara B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang sebagaimana
diuraikan dimuka, maka dirumuskan permasalahan
yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut : ”Apakah stres berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT.
Angkasa Pura II Polonia (Persero) Medan?”
C. Kerangka Konseptual Pengertian
kinerja atau prestasi kerja diberi batasan Maier (2006: 189) sebagai kesuksesan
seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Lebih tegas lagt Lawler and Poter menyatakan bahwa kinerja adalah
"succesfull role achievement"
yang diperoleh seseorang dari perbuatan-perbuatannya (Maier, 2006: 191). Dari batasan tersebut As'ad menyimpulkan
bahwa kinerja adalah hasil yang dicapai
seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan.
As’ad (2001 : 94)
mengatakan bahwa kinerja atau prestasi kerja seorang karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja seseorang
karyawan selama periode tertentu dibandingkan
dengan kemungkinan, misalnya standar, target/sasaran atau kinerja yang telah ditentukan terlebih dahulu dan
telah di sepakati bersama.
Menurut Gibson, et
al (1997 : 422-423), ada tiga perangkat variabel yang mempengaruhi perilaku dan prestasi kerja atau
kinerja karyawan, yaitu: a. Variabel
individual, terdiri dari: 1) Kemampuan dan ketrampilan yang meliputi: mental dan fisik; 2) Latar belakang yang meliputi : keluarga, tingkat sosial, penggajian dan 3)
demografis yang meliputi umur,
asal-usul, jenis kelamin.
Universitas
Sumatera Utara b. Variabel
organisasional, terdiri dari: 1) Sumberdaya; 2) Kepemimpinan; 3) Imbalan; 3) Struktur dan 4) Desain pekerjaan.
c. Variabel psikologis, terdiri dari: 1)
Persepsi; 2) Sikap; 3) Kepribadian; 4) Belajar; Stres dan 5) Motivasi.
Menurut Robbins
(2006 : 796-797) terdapat 3 faktor yang berpotensi menimbulkan stres di lingkungkan kerja, antara
lain : (1) faktor lingkungan, yang terdiri
dari : (a) ketidakpastian ekonomi; (b) ketidakpastian politk dan (c) ketidakpastian teknologi. (2) Faktor
organisasi, yang terdiri dari : (a) tunutan tugas; (b) tuntutan sarana; (c) tuntutan antar
pribadi; (d) struktur organisasi; (e) kepemimpinan
organisasi; dan (f) tahap pengembangan. (3) Faktor individu, yang terdiri dari : (a) masalah keluarga; (b)
masalah ekonomi dan (c) kepribadian.
Ilyas (1999:67-68)
membagi empat jenis konsekuensi yang dapat ditimbulkan stres, yaitu: (1) Pengaruh psikologis, yang
berupa kegelisahan, agresi, kelesuan, kebosanan,
depresi, kelelahan, kekecewaan, kehilangan kesabaran, harga diri yang rendah; (2) Pengaruh perilaku, yang berupa
peningkatan konsumsi alkohol, tidak nafsu makan atau makan berlebihan, penyalahgunaan
obat-obatan, menurunnya semangat untuk berolahraga yang berakibat timbulnya
beberapa penyakit. Pada saat stres juga
terjadi peningkatan intensitas kecelakaan, baik di rumah, ditempat kerja atau di jalan; (3) Pengaruh kognitif, yaitu
ketidakmampuan mengambil keputusan, kurangnya
konsentrasi, dan peka terhadap ancaman dan (4) Pengaruh fisiologis, yaitu menyebabkan gangguan pada kesehatan fisik yang
berupa penyakit yang sudah diderita
sebelumnya, atau memicu timbulnya penyakit tertentu.
Margiati
(1999:78-79) menyebutkan orang yang mengalami stres kerja ditandai dengan : (a) bekerja melewati batas
kemampuan, (b) kelerlambatan masuk kerja
yang sering, (c) ketidakhadiran pekerjaan, (d) kesulitan membuat keputusan, (e)
Universitas Sumatera Utara kesalahan
yang sembrono, (f) kelaiaian menyelesaikan pekerjaan dan (g) lupa akan janji yang telah dibuat dan kegagalan diri
sendiri.
Masalah Stres kerja
di dalam organisasi perusahaan menjadi gejala yang penting diamati sejak mulai timbulnya tuntutan
untuk efisien di dalam pekerjaan.
Akibat adanya stres kerja tersebut yaitu orang
menjadi nervous, merasakan kecemasan
yang kronis, peningkatan ketegangan pada emosi, proses berpikir dan kondisi fisik individu. Selain itu, sebagai
hasil dari adanya stres kerja karyawan mengalami beberapa gejala stres yang dapat mengancam
dan mengganggu pelaksanaan kerja mereka,
seperti : mudah marah dan agresi, tidak dapat relaks, emosi yang tidak stabil, sikap tidak mau bekerja sama, perasaan
tidak mampu terlibat, dan kesulitan
dalam masalah tidur.
Berdasarkan
kerangka konseptual di atas, maka dapat digambarkan hubungan variabel dalam penelitian ini seperti terlihat
pada diagram berikut ini.
Gambar 1.1. Diagram
Kerangka Konseptual Sumber : Robbins (2006: 796-797) Gibson, et al (dalam
Srimulyo, 1999 : 114-115) (Diolah).
D. Hipitesis Tuntutan Tugas (X1) Tuntutan Peran (X2) Tuntutan
Antar Pribadi (X3) Kinerja Pegawai (Y) Struktur
Organisasi (X4) Kepemimpinan Organisasi (X5) Tahap Pengembangan (X6) Universitas
Sumatera Utara Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu rumusan
permasalahan yang masih harus diuji
kebenarannya secara empiris. Bertitik tolak dari rumusan permasalahan dalam penelitian ini, maka
diajukan hipotesis : ”Stres kerja berpengaruh
terhadap kinerja karyawan pada PT. Angkasa Pura II Polonia (Persero) Medan”.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan
pada PT. Angkasa Pura II Polonia (Persero)
Medan.
2. Manfaat Penelitian Dengan tercapainnya tujuan penelitian ini,
maka penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya : a. Bagi PT. Angka Pura II Polonia (Persero)
Medan Sebagai bahan masukan bagi manajemen perusahaan didalam menyikapi fenomena stres kerja dan kinerja karyawan. PT.
Angka Pura II Polonia (Persero) Medan.
b. Bagi Peneliti Sebagai bahan masukan didalam
menambah khasanah ilmu pengetahuan dan mengembangkan
wawasan tentang manajemen sumber daya manusia, khususnya tentang pengaruh stres kerja yang
diakibatkan oleh konflik, beban dan
pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja sumber daya manusia.
c. Bagi Peneliti lainnya Sebagai bahan masukan
dan referensi bagi peneliti lanjutan didalam melakukan penelitian lanjutan.
Universitas
Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara F.
Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Stres kerja dan kinerja
individu memiliki dimensi yang cukup luas. Oleh karena keterbatasan
waktu dan ilmu pengetahuan yang dimiliki, maka dilakukan pembatasan operasional dalam penelitian ini.
Batasan operasional dimaksud dalam
penelitian ini, antara lain stres kerja yang dioperasionalisasikan dalam penelitian ini dibatasi pada faktor
organisasi, yaitu: (a) tunutan tugas; (b) tuntutan sarana; (c) tuntutan antar pribadi; (d)
struktur organisasi; (e) kepemimpinan organisasi;
dan (f) tahap pengembangan. Kinerja pegawai
yang dioperasionalisasikan dalam
penelitian ini dibatasi hanya mencakup : (a) kemampuan; (b) efektivitas dan efisiensi.
2. Definisi Operasional Variabel Penelitian Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan 6 (enam) variabel bebas dan
1 (satu) variabel terikat. Definisi operasional masing – masing variabel dikembangkan dari teori Robbins (2006
:797-797) masing – masing diuraikan sebagai
berikut : a. Tuntutan tugas (X1 Tuntuntan
tugas dimaksud dalam penelitian ini adalah faktor yang terkait dengan pekerjaan seseorang yang mencakup :
desain pekerjaan individu, kondisi kerja
dan tata letak kerja kondisi fisik.
) b.
Tuntutan Peran (X2 Tuntutan peran dimaksud dalam penelitian ini
berhubungan dengan tekanan yang
diberikan pada seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalam organisasi, seperti
diantaranya konflik peran, kelebehihan peran
dan ambiguitas peran.
) Universitas Sumatera Utara c. Tuntutan antar pribadi (X3 Tuntutan antar
pribadi dimaksud dalam penelitian ini adalah tekanan yang diciptakan karyawan lain, seperti : kurangnya
dukungan sosial dari rekan – rekan dan
hubungan antar pribadi yang buruk.
) d.
Struktur organisasi (X4 Sturkur organisasi dimaksud dalam penelitian ini
mencakup tingkat diferensiasi
organisasi, tingkat aturan dan peraturan, serta mekanisme pengambilan keputusan.
) e.
Kepemimpinan organisasi (X5 Kepemimpinan organisasi dimaksud dalam
penelitian ini adalah gaya manajerial
eksekutif senior organisasi didalam menjalankan fungsi kepemimpinan.
) f.
Tahap perkembangan organisasi (X5 Tahap perkembangan organisasi dimaksud
dalam penelitian ini adalah siklus kehidupan
organisasi mulai organisasi didirikan, tumbuh, menjadi dewasa dan akhirnya merosot ) g. Kinerja Pegawai Kinerja Pegawai dimaksud dalam penelitian ini
adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai Pegawai PT. Angkasa Pura II Polonia (Persero) Medan dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
Untuk lebih
jelasnya, definisi operasional variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel
1.2.
Universitas
Sumatera Utara Tabel 1.2.
Definisi
Operasional Variabel Variabel Definisi
Indikator /Alat Ukur Skala Tuntutan
tugas (X1 Faktor yang terkait dengan pekerjaan seseorang ) 1. Desain pekerjaan individu 2. Kondisi kerja 3. Tata
letak kerja kondisi fisik Liker t Tuntutan Peran (X2 Tekanan yang diberikan pada seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalam organisasi ) 1.
Konflik peran 2. Kelebehihan
peran 3.
Ambiguitas peran Liker t Tuntutan
antar pribadi (X3 Tekanan yang
diciptakan karyawan lain.
) 1.
Dukungan sosial rekan sekejar 2.
Hubungan antar pribadi rekan sekerja
Liker t Struktur organisasi (X4 Penataan tugas dan fungsi masing
– masing bagian dalam struktur
organisasi ) 1.
Tingkat diferensiasi organisasi 2.
Aturan dan peraturan 3. Mekanisme
pengambilan keputusan.
Liker t Kepemimpinan organisasi (X5 Gaya manajerial eksekutif
senior organisasi didalam menjalankan fungsi
kepemimpinan.
) 1. Tekanan yang tidak realistis 2. Pegawasan yang ekstra ketat Liker t Tahap perkembangan
organisasi (X6 Perjalanan siklus
kehidupan organisasi mulai organisasi didirikan, tumbuh, menjadi dewasa dan akhirnya merosot ) 1.
Besarnya kegairahan dan ketidakpastian 2. Tuntuntan pengurangan, pemberhentian dan serangkaian ketidakpastian yang berbeda.
Liker t Kinerja (Y) Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Kecakapan,
keterampilan, pengalaman, kesungguhan, kesehatan, hasil kerja, pegetahuan lain, daya guna dan hasil guna serta waktu kerja.
Liker t Sumber : Robbins (2006: 796-797) Gibson, et
al, (1997 : 422-423) (Diolah).
3. Skala Pengukuran Skala pengukuran yang digunakan adalah skala
likert sebagai alat mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial (Sugiyono, 2005 : 86).
Dengan menggunakan skala likert, maka variabel
yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item – item instrumen yang dapat
berupa pertanyaan atau pernyataan. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel – variabel yang akan diuji, pada
setiap jawaban akan diberikan skor, seperti
ditunjukkan pada Tabel berikut.
Universitas Sumatera
Utara Tabel. 1.3.
Instrumen Skala
Likert No Pernyataan
Skor 1 Sangat setuju
5 2 Setuju 4 3
Ragu – ragu 3 4 Tidak setuju
2 5 Sangat tidak setuju 1 Sumber : Sugiyono (2005 : 86) 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Angkasa PuraII
Polonia (Persero) Medan yang terletak di
Jalan Perhubungan Udara No. 12 Medan. Penelitian ini direncanakan akan dilakukan selama 3 (tiga) bulan,
terhitung sejak bulan Maret hingga Juni 2009.
5. Populasi dan Sampel Penelitian ini meneliti
tentang kinerja karyawan di PT. Angkasa Pura – II Polonia (Persero) Medan. Agar hasil penilaian
kinerja karyawan lebih objektif, maka populasi
dalam penelitian ini adalah jajaran manajerial setingkat low, middle dan top management di PT. Angkasa Pura – II Polonia
(Persero) Medan, yaitu sebanyak 58 orang
yang tersebar di 4 (empat) bagian: Yan Ops LLU, Yan Ops Ban, Lek Listrik dan Adm & Komersial.
Tabel 1.4.
Distribusi Populasi
No.
Bagian Responden Jumlah Kepala Bagian Kepala Dinas Kasubdis&
Kasie 1 2 3 5 4 Yan Ops LLU Yan Ops Ban Lek Listrik Tum & Perl Adm & Komersial 1 1 1 1 3 3
3 5 7 6 8
9 11 10 12 15 Jumlah 5
17 36 58 Sumber : PT. Angkasa Pura II Polonia
(Persero) Medan Sugiyono (2006: 76)
menyebutkan untuk jumlah populasi
≤100, sebaiknya sampel diambil secara sensus, yaitu
keseluruhan populasi dijadikan sebagai sampel Universitas Sumatera Utara penelitian,
sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini sama dengan jumlah populasi, yaitu 58 orang.
6. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer, yang terdiri dari : a. Sejarah dan perkembangan perusahaan b.
Struktur organisasi dan uraian tugas c. Data
karyawan perusahaan d. Persepsi karyawan terhadap stres kerja yang
diakibatkan oleh konflik kerja, beban
kerja, pengaruh kepemimpinan dan kinerja karyawan di PT. Angkasa Pura II Polonia (Persero) Medan.
Data primer dalam
penelitian ini diperoleh dari manajemen dan karyawan PT.
Angkasa Pura
Polonia II (Persero) Medan.
7. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan
menggunakan beberapa teknik, diantaranya
: a. Studi dokumentasi, yaitu memperoleh
data dengan cara meninjau, membaca dan
mempelajari dokumen – dokumen yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
b. Pengamatan/Observasi, yaitu pengumpulan data
dengan cara pengamatan langsung pada
objek yang diteliti atau dapat dirumuskan sebagai proses pencatatan pola perilaku subyek (orang), objek
(benda) atau kejadian sistematik tanpa
adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu yang diteliti.
Universitas
Sumatera Utara c. Angket/Kuesioner,
yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada
responden penelitian. Setiap jawaban
pertanyaan diberikan skor sesuai dengan masing – masing skala pengukuran 8. Uji
Validitas dan Reliabilitas Data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data kualitatif, yaitu yaitu persepsi responden yang kemudian
dikuantifikasikan agar dapat dilakukan uji
statistik. Untuk menguji kesahihan persepsi responden digunakan uji validitas dan reliabilitas.
1) Uji Validitas Uji validitas dimaksudkan untuk menilai
sejauhmana suatu alat ukur diyakini dapat
dipakai sebagai alat untuk mengukur item pertanyaan/pernyataan kuesioner dalam penelitian. Teknik yang
digunakan untuk mengikur validitas butir
pertanyaan/pernyataan kuesioner adalah Korelasi Product Moment dari Karl Pearson (validitas isi/content
validity) dengan cara mengkorelasikan masing –
masing item pertanyaan/pernyataan kuesioner dan totalnya, selanjutnya membandingkan r tbale dengan r
hitung.
Penentuan valid
tidaknya pertanyaan/pernyataan kuesioner ditentukan melalui besarnya koefisien korelasi, yaitu : o Jika r
hitung positif dan r hitung
> r
table, maka skor butir pertanyaan/pernyataan kuesioner valid.
o Jika r hitung
negative dan r hitung <r table,
maka skor butir pertanyaan/pernyataan
kuesioner tidak valid. (Ghozali, 2005).
2) Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur
tingkat konsistensi antara hasil pengamatan
dengan insturmen atau alat ukur yang digunakan pada waktu Universitas Sumatera Utara yang berbeda.
Ghozali (2005) menyatakan teknik yang digunakan untuk mengukur realibitas pengamatan adalah
Alpha dari Cohcran Chi Square dengan
cara membandingkan nilai alpha dengan standarnya, dengan ketentuan jika : o Jika alpha > 0.6, maka instrumen pengamatan dinyatakan reliabel.
o Jika alpha < 0.6, maka instrumen pengamatan dinyatakan tidak
reliabel.
9. Uji Asumsi
Klasik Uji asumsi klasik merupakan uji prasyarat harus dilakukan untuk
mendeteksi biasnya suatu model analisis
dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini, antara lain : a. Uji Normalitas Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui
distribusi data dalam suatu variabel penelitian yang akan digunakan dalam penelitian.
Data yang baik dan layak digunakan adalah data yang memiliki
distribusi atau sebaran normal.
Normalitas data dapat dlihat dengan Nilai Skewness (kecondongan) berada diantara -2 dan 2 (Wahyono, 2006 : 74)
atau sebaran Plot pada Graph P-P Plot
berbentuk linier dan tertumpu di sekitar garis diagonal P-P Plot.
b. Uji Heterokedastiitas Ghozali (2005) mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastistas dilakukan uji Glejser
dengan melihat tingkat signifikansi dari hasil regresi nilai absolute residual sebagai variabel terikat dengan
variabel bebas. Deteksi ada atau tidaknya
heterosdekastisitas dapat juga dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu (bergelombang, melebar
kemudian menyempit) pada grafik plot
(scatterplot) antara nilai prediksi variabel terkait (ZPRED) dengan residualnya (SRESID).
Universitas
Sumatera Utara c. Uji Multiklonearitas Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji
apakah terdapat korelasi antar variabel
bebas (independent). Model yang baik seharusnya tidak terjadi adanya korelasi antara variabel bebas. Deteksi
terhadap ada tidaknya multikolinearitas,
yaitu dengan menganalisis nilai tolerance serta Variance Inflation Faktor (VIF) >0.1 dan nilai
tolerance <1.0 (Ghozali, 2005).
10. Metode Analisis
Data Metode analasis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis
statistik.
a. Metode Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah suatu metode
analisis dimana data yang telah
diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis kemudian diinterpretasikan secara objektif sehingga
diperoleh gambaran tentang masalah yang
dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan.
b. Metode Analisis Statistik 1) Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi liner berganda dalam
penelitian ini digunakan untuk mengetahui
pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan. Adapun modal persamaan yang digunakan adalah Y = β0 +
β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + e Dimana : Y =
Kinerja Karyawan β0 - β6 = Koefisien
regresi; X1 = Tuntutan tugas X2 = Tuntuntan peran X3 = Tuntutan antar pribadi X4 =
Struktur organisasi X5 = Kepemimpinan organisasi X6 = Tahap pengembangan organisasi e = error Universitas Sumatera Utara 11. Uji
Kesesuaian (Test Of Goodness Of Fit) a) Uji Simultan (Uji F) Uji F, dengan maksud
menguji apakah secara simultan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel tidak bebas,
dengan tingkat keyakinan 95 % (α=0,05).
Urutan uji F: (1) Merumuskan hipotesis null dan hipotesis
alternatif.
H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = β6 H = 0 a : Paling sedikit ada satu βi (2) Menghitung F-hitung dengan menggunakan
rumus yaitu : ≠ 0 i = 1,2,3,4,5,6.
dimana : R 2 = koefesien determinasi n =
jumlah sampel k = jumlah variabel bebas
Dengan kriteria tersebut, diperoleh nilai Fhitungyang dibandingkan dengan Ftabel (3) Kriteria Pengujian : dengan tingkat
resiko (level of significant) dalam hal ini 0,05 dan degree of freedom = n-k-1.
dimana : Fhitung
>Ftabel = H0 ditolak Fhitung ≤Ftabel = H0 b)
Uji Parsial (Uji t) diterima Uji-t
statistik dimaksudkan untuk menguji pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel tidak bebas
dengan asumsi bahwa variabel lain
dianggap konstan, dengan tingkat keyakinan 95 % (α = 0,05).
Urutan Uji t : ( )
1/1 / 2 2 −−− = knR kR Adjusted F Universitas Sumatera Utara (1) Merumuskan
hipotesis null dan hipotesis alternatif.
H0 : βi = 0 i = 1,2,3,4,5,6.
Ha : βi (2) Menghitung t-hitung dengan menggunakan
rumus : ≠0 i = 1,2,3,4,5,6.
dimana : bi =
koefesien regresi masing-masing variabel Sbi = standar error masing-masing
variabel Dari perhitungan tersebut akan diperoleh nilai thitung yang kemudian dibandingkan dengan ttabel (3) Kriteria
pengujian : pada tingkat keyakinan 95%.
t hitung > t
tabel = H0ditolak t hitung ≤ t
tabel = H0 2) Analisis Koefisien Determinan diterima Uji ini digunakan untuk mengukur
kedekatan hubungan dari model yang dipakai.
Koefisien determinasi (adjusted R 2 ) yaitu angka yang menunjukan besarnya kemampuan varians atau
penyebaran dari variabelvariabel bebas yang menerangkan variabel tidak bebas
atau angka yang menunjukan seberapa
besar variabel tidak bebas dipengaruhi oleh variabel-variabel bebasnya.
Besarnya nilai koefisien
determinasi adalah antara 0 hingga 1 (0<adjusted R 2 i i
hit sb b t = <1), dimana nilai koefisien mendekati 1, maka model tersebut dikatakan baik karena semakin dekat hubungan
antara variabel bebas dengan variabel
tidak bebasnya.
Universitas
Sumatera Utara
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi