Selasa, 25 Maret 2014

Skripsi Manajemen: PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. ANGKASA PURA II



BAB I PENDAHULUAN
  A. Latar Belakang  
 Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, membawa  perubahan dalam kehidupan manusia. Perubahan – perubahan itu membawa akibat  yaitu tuntutan yang lebih tinggi terhadap setiap individu untuk lebih meningkatkan  kinerja mereka sendiri dan masyarakat luas. Agar eksistensi tetap terjaga, maka  setiap individu pasti mengalami stres, terutama bagi individu yang kurang dapat  menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut.

Stres kerja dapat berpengaruh merugikan maupun menguntungkan bagi  perusahaan. Stres yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat menyebabkan tingkat  kinerja yang tidak optimum. Bagi seorang manajer tekanan-tekanan yang diberikan  kepada seorang karyawan harus dikaitkan dengan stres yang ditimbulkan oleh  tekanan-tekanan tersebut. Stres yang berlebihan akan menyebabkan karyawan  frustrasi dan dapat menurunkan prestasinya, sebaliknya stres yang terlalu rendah  menyebabkan karyawan tidak bermotivasi untuk berprestasi. Pada taraf tertentu stres  kerja dapat memacu karyawan menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
Fenomena yang berkembang sehubungan dengan stres kerja karyawan pada  PT. Angkasa Pura II Bandara Polinia Medan terlihat dari perkembangan muatan  penumpang yang cenderung meningkat setiap tahunnya.
Tabel 1.1.   Perkembangan Muatan Penumpang Keberangkatan dari Bandara  Polonia II Medan Tahun 2002-2007  Tahun  Penumpang Penerbangan Domestic (dalam ribuan) Penumpang Penerbangan mancanegara (dalam ribuan) 2002  400,1  170,9 2003  603,3  157,4 Universitas Sumatera Utara 2004  825,0  210,9 2005  956,9  251,7 2006  1.062,3  248,3 2007  1.176,2  253,2 Sumber : PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan (Diolah) Hasil wawancara tertutup yang dilakukan terhadap 30 karyawan di PT.
Angkasa Pura II Medan, bahwa penyebab timbulnya stres kerja karyawan di PT.
Angkasa Pura II Medan, antara lain dikarenakan tuntutan tugas yang tidak diikuti  dengan sarana yang memadai, tuntutan antar pribadi yang tidak kooperatif, struktur  organisasi yang diskriminatif, terjadinya kesenjangan antara pimpinan dengan  karyawan dan pengembangan organisasi yang tidak terencana dengan baik.
 Menurut Gibson, et. al. (1997 : 422-423) menyebutkan beberapa hal yang  mempengaruhi kinerja sumber daya manusia, diantaranya : (1) Variabel individual,  yang  terdiri dari: (a) Kemampuan dan ketrampilan, yang meliputi mental dan fisik;  (b)  Latar belakang, yang meliputi  keluarga, tingkat sosial, penggajian  dan (c)  Demografis, yang meliputi  umur, asal-usul, jenis kelamin. (2) Variabel organisasional, yang terdiri dari: (a) Sumberdaya; (b) Kepemimpinan; (c) Imbalan,  (d)  Struktur, (e) Desain pekerjaan. (3) Variabel psikologis, yang terdiri dari : (a)  Persepsi; (b) Sikap; (c) Stres; (d)belajar; dan (e) Motivasi.
Robbins (2006:796) menyebutkan ada 3 faktor yang berpotensi menimbulkan  stress di lingkungan kerja, salah satu diantaranya adalah faktor organisasi yang  meliputi 6 aspek, yaitu : (1) tuntutan tugas, (2) tuntutan sarana, (3) tuntutan antar  pr ibadi,  (4)  struktur organisasi,  (5)  kepemimpinan organisasi dan (6)  tahap  perkembangan organisasi.
Fenomena di atas merupakan ide utama yang mendasari dilakukannya  penelitian tentang stres kerja yang diakibatkan oleh konflik kerja, beban kerja dan  waktu kerja serta pengaruhnya terhadap kinerja pegawai PT. Angkasa Pura II  Polonia (Persero) Medan.
Universitas Sumatera Utara B.  Perumusan Masalah  Berdasarkan latar belakang sebagaimana diuraikan dimuka, maka dirumuskan  permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut : ”Apakah stres  berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Angkasa Pura II Polonia (Persero)  Medan?”  C. Kerangka Konseptual Pengertian kinerja atau prestasi kerja diberi batasan Maier (2006: 189) sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Lebih tegas  lagt Lawler and  Poter menyatakan bahwa kinerja adalah "succesfull role  achievement" yang diperoleh seseorang dari perbuatan-perbuatannya (Maier, 2006:  191). Dari batasan tersebut As'ad menyimpulkan bahwa kinerja adalah hasil yang  dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan.
As’ad (2001 : 94) mengatakan bahwa kinerja atau prestasi kerja seorang karyawan  pada dasarnya adalah hasil kerja seseorang karyawan selama periode tertentu  dibandingkan dengan kemungkinan, misalnya standar, target/sasaran atau kinerja  yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah di sepakati bersama.
Menurut Gibson, et al (1997 : 422-423), ada tiga perangkat variabel yang  mempengaruhi perilaku dan prestasi kerja atau kinerja karyawan, yaitu: a.  Variabel individual, terdiri dari: 1) Kemampuan dan ketrampilan  yang  meliputi:   mental dan fisik; 2)  Latar belakang  yang meliputi : keluarga,  tingkat sosial, penggajian dan 3) demografis  yang meliputi umur, asal-usul,  jenis kelamin.
Universitas Sumatera Utara b.  Variabel organisasional, terdiri dari: 1) Sumberdaya; 2) Kepemimpinan; 3)  Imbalan; 3) Struktur dan 4) Desain pekerjaan.
c.  Variabel psikologis, terdiri dari: 1) Persepsi; 2) Sikap; 3) Kepribadian; 4) Belajar; Stres dan 5) Motivasi.
Menurut Robbins (2006 : 796-797) terdapat 3 faktor yang berpotensi  menimbulkan stres di lingkungkan kerja, antara lain : (1) faktor lingkungan, yang  terdiri dari : (a) ketidakpastian ekonomi; (b) ketidakpastian politk dan (c)  ketidakpastian teknologi. (2) Faktor organisasi, yang terdiri dari : (a) tunutan tugas;  (b) tuntutan sarana; (c) tuntutan antar pribadi; (d) struktur organisasi; (e)  kepemimpinan organisasi; dan (f) tahap pengembangan. (3) Faktor individu, yang  terdiri dari : (a) masalah keluarga; (b) masalah ekonomi dan (c) kepribadian.
Ilyas (1999:67-68) membagi empat jenis konsekuensi yang dapat ditimbulkan  stres, yaitu: (1) Pengaruh psikologis, yang berupa kegelisahan, agresi, kelesuan,  kebosanan, depresi, kelelahan, kekecewaan, kehilangan kesabaran, harga diri yang  rendah; (2) Pengaruh perilaku, yang berupa peningkatan konsumsi alkohol, tidak  nafsu  makan atau makan berlebihan, penyalahgunaan obat-obatan, menurunnya semangat untuk berolahraga yang berakibat timbulnya beberapa penyakit. Pada saat  stres juga terjadi peningkatan intensitas kecelakaan, baik di rumah, ditempat kerja  atau di jalan; (3) Pengaruh kognitif, yaitu ketidakmampuan mengambil keputusan,  kurangnya konsentrasi, dan peka terhadap ancaman dan (4) Pengaruh fisiologis, yaitu  menyebabkan gangguan pada kesehatan fisik yang berupa penyakit yang sudah  diderita sebelumnya, atau memicu timbulnya penyakit tertentu.
Margiati (1999:78-79) menyebutkan orang yang mengalami stres kerja  ditandai dengan : (a) bekerja melewati batas kemampuan, (b) kelerlambatan masuk  kerja yang sering, (c) ketidakhadiran pekerjaan, (d) kesulitan membuat keputusan, (e)  Universitas Sumatera Utara kesalahan yang sembrono, (f) kelaiaian menyelesaikan pekerjaan dan (g) lupa akan  janji yang telah dibuat dan kegagalan diri sendiri.
Masalah Stres kerja di dalam organisasi perusahaan menjadi gejala yang  penting diamati sejak mulai timbulnya tuntutan untuk efisien di dalam pekerjaan.
Akibat  adanya stres kerja tersebut yaitu orang menjadi nervous, merasakan  kecemasan yang kronis, peningkatan ketegangan pada emosi, proses berpikir dan  kondisi fisik individu. Selain itu, sebagai hasil dari adanya stres kerja karyawan  mengalami  beberapa gejala stres yang dapat mengancam dan mengganggu  pelaksanaan kerja mereka, seperti : mudah marah dan agresi, tidak dapat relaks,  emosi yang tidak  stabil, sikap tidak mau bekerja sama, perasaan tidak mampu  terlibat, dan kesulitan dalam masalah tidur.
Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka dapat digambarkan hubungan  variabel dalam penelitian ini seperti terlihat pada diagram berikut ini.
Gambar 1.1. Diagram Kerangka Konseptual  Sumber :  Robbins (2006: 796-797) Gibson, et al (dalam Srimulyo, 1999 : 114-115) (Diolah).
D. Hipitesis  Tuntutan Tugas (X1) Tuntutan Peran (X2) Tuntutan Antar Pribadi (X3) Kinerja  Pegawai (Y) Struktur Organisasi (X4) Kepemimpinan Organisasi (X5) Tahap Pengembangan (X6) Universitas Sumatera Utara Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu rumusan permasalahan  yang masih harus diuji kebenarannya secara empiris. Bertitik tolak dari rumusan  permasalahan dalam penelitian ini, maka diajukan hipotesis : ”Stres kerja  berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Angkasa Pura II Polonia (Persero)  Medan”.
E.  Tujuan dan Manfaat Penelitian  1.  Tujuan Penelitian  penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisis  pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Angkasa Pura II Polonia  (Persero) Medan.
2.  Manfaat Penelitian  Dengan tercapainnya tujuan penelitian ini, maka penelitian ini diharapkan  dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya : a.  Bagi PT. Angka Pura II Polonia (Persero) Medan Sebagai bahan masukan bagi manajemen perusahaan didalam menyikapi  fenomena stres kerja dan kinerja karyawan. PT. Angka Pura II Polonia  (Persero) Medan.
b.  Bagi Peneliti Sebagai bahan masukan didalam menambah khasanah ilmu pengetahuan dan  mengembangkan wawasan tentang manajemen sumber daya manusia,  khususnya tentang pengaruh stres kerja yang diakibatkan oleh konflik, beban  dan pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja sumber daya manusia.
c.  Bagi Peneliti lainnya Sebagai bahan masukan dan referensi bagi peneliti lanjutan didalam  melakukan penelitian lanjutan.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara F.  Metode Penelitian  1.  Batasan Operasional Stres kerja dan kinerja individu memiliki dimensi yang cukup luas. Oleh karena  keterbatasan  waktu dan ilmu pengetahuan yang dimiliki, maka dilakukan  pembatasan operasional dalam penelitian ini. Batasan operasional dimaksud  dalam penelitian ini, antara lain stres kerja yang dioperasionalisasikan dalam  penelitian ini dibatasi pada faktor organisasi, yaitu: (a) tunutan tugas; (b) tuntutan  sarana; (c) tuntutan antar pribadi; (d) struktur organisasi; (e) kepemimpinan  organisasi; dan (f) tahap pengembangan.  Kinerja pegawai yang  dioperasionalisasikan dalam penelitian ini dibatasi hanya mencakup : (a)  kemampuan; (b) efektivitas dan efisiensi.
2.  Definisi Operasional Variabel Penelitian  Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan 6 (enam) variabel  bebas dan 1 (satu) variabel terikat. Definisi operasional masing – masing variabel  dikembangkan dari teori Robbins (2006 :797-797) masing – masing diuraikan  sebagai berikut : a.  Tuntutan tugas (X1 Tuntuntan tugas dimaksud dalam penelitian ini adalah faktor yang terkait  dengan pekerjaan seseorang yang mencakup : desain pekerjaan individu,  kondisi kerja dan tata letak kerja kondisi fisik.
)  b.  Tuntutan Peran (X2 Tuntutan peran dimaksud dalam penelitian ini berhubungan dengan tekanan  yang diberikan pada seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang  dimainkan dalam organisasi, seperti diantaranya konflik peran, kelebehihan  peran dan ambiguitas peran.
)  Universitas Sumatera Utara c.  Tuntutan antar pribadi (X3 Tuntutan antar pribadi dimaksud dalam penelitian ini adalah tekanan yang  diciptakan karyawan lain, seperti : kurangnya dukungan sosial dari rekan –  rekan dan hubungan antar pribadi yang buruk.
)  d.  Struktur organisasi (X4 Sturkur organisasi dimaksud dalam penelitian ini mencakup tingkat  diferensiasi organisasi, tingkat aturan dan peraturan, serta mekanisme  pengambilan keputusan.
)  e.  Kepemimpinan organisasi (X5 Kepemimpinan organisasi dimaksud dalam penelitian ini adalah gaya  manajerial eksekutif senior organisasi didalam menjalankan fungsi  kepemimpinan.
)  f.  Tahap perkembangan organisasi (X5 Tahap perkembangan organisasi dimaksud dalam penelitian ini adalah siklus  kehidupan organisasi mulai organisasi didirikan, tumbuh, menjadi dewasa  dan akhirnya merosot  )  g.  Kinerja Pegawai  Kinerja Pegawai dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil kerja secara  kualitas dan kuantitas yang dicapai Pegawai PT. Angkasa Pura II Polonia  (Persero) Medan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung  jawab yang diberikan kepadanya.
Untuk lebih jelasnya, definisi operasional variabel penelitian yang digunakan  dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1.2.
Universitas Sumatera Utara Tabel 1.2.
Definisi Operasional Variabel  Variabel  Definisi   Indikator /Alat Ukur   Skala Tuntutan tugas  (X1 Faktor yang terkait dengan  pekerjaan seseorang  )  1.  Desain pekerjaan individu 2.  Kondisi kerja  3.  Tata letak kerja kondisi fisik  Liker t  Tuntutan Peran  (X2 Tekanan yang diberikan pada  seseorang sebagai fungsi dari  peran tertentu yang dimainkan  dalam organisasi )  1.  Konflik peran 2.  Kelebehihan peran  3.  Ambiguitas peran Liker t  Tuntutan antar  pribadi (X3 Tekanan yang diciptakan  karyawan lain.
)  1.  Dukungan sosial rekan sekejar 2.  Hubungan antar pribadi rekan  sekerja Liker t  Struktur  organisasi (X4 Penataan tugas dan fungsi  masing  – masing bagian dalam  struktur organisasi   )  1.  Tingkat diferensiasi organisasi 2.  Aturan dan peraturan 3.  Mekanisme pengambilan  keputusan.
Liker t  Kepemimpinan  organisasi (X5 Gaya manajerial eksekutif senior organisasi didalam menjalankan  fungsi kepemimpinan.
)  1. Tekanan yang tidak realistis  2. Pegawasan yang ekstra ketat Liker t  Tahap  perkembangan  organisasi (X6 Perjalanan siklus kehidupan  organisasi mulai organisasi  didirikan, tumbuh, menjadi  dewasa dan akhirnya merosot  )  1. Besarnya kegairahan dan  ketidakpastian  2. Tuntuntan pengurangan,  pemberhentian dan serangkaian  ketidakpastian yang berbeda.
Liker t  Kinerja (Y) Hasil kerja secara kualitas dan  kuantitas yang dicapai dalam  melaksanakan tugasnya sesuai  dengan tanggung jawab yang  diberikan kepadanya.
Kecakapan, keterampilan,  pengalaman, kesungguhan,  kesehatan, hasil kerja, pegetahuan  lain, daya guna dan hasil guna serta  waktu kerja.
Liker t  Sumber : Robbins (2006: 796-797) Gibson, et al, (1997 : 422-423) (Diolah).
3.  Skala Pengukuran  Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert sebagai alat mengukur  sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian  atau gejala sosial (Sugiyono, 2005 : 86). Dengan menggunakan skala likert, maka  variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator  tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item – item instrumen yang  dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Dalam melakukan penelitian terhadap  variabel – variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberikan skor,  seperti ditunjukkan pada Tabel berikut.
Universitas Sumatera Utara Tabel. 1.3.
Instrumen Skala Likert  No  Pernyataan  Skor  1  Sangat setuju  5 2  Setuju  4 3  Ragu – ragu   3 4  Tidak setuju  2 5  Sangat tidak setuju  1 Sumber : Sugiyono (2005 : 86) 4.  Lokasi dan Waktu Penelitian  Penelitian ini dilakukan di PT. Angkasa PuraII Polonia (Persero) Medan yang  terletak di Jalan Perhubungan Udara No. 12 Medan. Penelitian ini direncanakan  akan dilakukan selama 3 (tiga) bulan, terhitung sejak bulan Maret hingga Juni  2009.
5.  Populasi dan Sampel Penelitian ini meneliti tentang kinerja karyawan di PT. Angkasa Pura – II  Polonia (Persero) Medan. Agar hasil penilaian kinerja karyawan lebih objektif, maka  populasi dalam penelitian ini adalah jajaran manajerial setingkat low, middle dan top  management di PT. Angkasa Pura – II Polonia (Persero) Medan, yaitu sebanyak 58  orang yang tersebar di 4 (empat) bagian: Yan Ops LLU, Yan Ops Ban, Lek Listrik  dan Adm & Komersial.
Tabel 1.4.
Distribusi Populasi  No.  Bagian  Responden Jumlah  Kepala  Bagian Kepala  Dinas  Kasubdis&  Kasie 1 2  3  5  4 Yan Ops LLU Yan Ops Ban Lek Listrik  Tum & Perl Adm & Komersial 1 1  1  1 3 3  3  5 7 6  8  9 11 10  12  15 Jumlah   5  17  36  58 Sumber : PT. Angkasa Pura II Polonia (Persero) Medan  Sugiyono (2006: 76) menyebutkan untuk jumlah populasi  ≤100,  sebaiknya  sampel diambil secara sensus, yaitu keseluruhan populasi dijadikan sebagai sampel Universitas Sumatera Utara penelitian, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini sama dengan jumlah  populasi, yaitu 58 orang.
6.  Jenis dan Sumber Data  Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yang terdiri  dari : a.  Sejarah dan perkembangan perusahaan  b.  Struktur organisasi dan uraian tugas  c.  Data karyawan perusahaan  d.  Persepsi karyawan terhadap stres kerja yang diakibatkan oleh konflik kerja,  beban kerja, pengaruh kepemimpinan dan kinerja karyawan di PT. Angkasa  Pura II Polonia (Persero) Medan.
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari manajemen dan karyawan PT.
Angkasa Pura Polonia II (Persero) Medan.
7.  Teknik Pengumpulan Data  Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan beberapa teknik,  diantaranya : a.  Studi dokumentasi, yaitu memperoleh data dengan cara meninjau, membaca  dan mempelajari dokumen – dokumen yang berhubungan dengan masalah  yang diteliti.
b.  Pengamatan/Observasi, yaitu pengumpulan data dengan cara pengamatan  langsung pada objek yang diteliti atau dapat dirumuskan sebagai proses  pencatatan pola perilaku subyek (orang), objek (benda) atau kejadian  sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu yang  diteliti.
Universitas Sumatera Utara c.  Angket/Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan dengan  cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden penelitian. Setiap  jawaban pertanyaan diberikan skor sesuai dengan masing – masing skala  pengukuran  8.  Uji Validitas dan Reliabilitas  Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data kualitatif, yaitu  yaitu persepsi responden yang kemudian dikuantifikasikan agar dapat dilakukan  uji statistik. Untuk menguji kesahihan persepsi responden digunakan uji validitas  dan reliabilitas.
1)  Uji Validitas  Uji validitas dimaksudkan untuk menilai sejauhmana suatu alat ukur  diyakini dapat dipakai sebagai alat untuk mengukur item pertanyaan/pernyataan  kuesioner dalam penelitian. Teknik yang digunakan untuk mengikur validitas  butir pertanyaan/pernyataan kuesioner adalah Korelasi Product Moment dari  Karl Pearson (validitas isi/content validity)  dengan cara mengkorelasikan  masing –  masing item pertanyaan/pernyataan kuesioner dan totalnya,  selanjutnya membandingkan r tbale dengan r hitung.
Penentuan valid tidaknya pertanyaan/pernyataan kuesioner ditentukan  melalui besarnya koefisien korelasi, yaitu : o  Jika r  hitung  positif dan r hitung >  r  table,    maka skor butir  pertanyaan/pernyataan kuesioner valid.
o  Jika r hitung  negative dan r hitung  <r  table,    maka skor butir  pertanyaan/pernyataan kuesioner tidak valid. (Ghozali, 2005).
2)  Uji Reliabilitas  Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur tingkat konsistensi antara hasil  pengamatan dengan insturmen atau alat ukur yang digunakan pada waktu  Universitas Sumatera Utara yang berbeda. Ghozali (2005) menyatakan teknik yang digunakan untuk  mengukur realibitas pengamatan adalah Alpha  dari Cohcran Chi Square dengan cara membandingkan nilai alpha dengan standarnya, dengan  ketentuan jika : o  Jika alpha > 0.6,  maka instrumen pengamatan dinyatakan reliabel.
o  Jika alpha < 0.6,  maka instrumen pengamatan dinyatakan tidak reliabel.
9. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik merupakan uji prasyarat harus dilakukan untuk mendeteksi  biasnya suatu model analisis dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang dilakukan  dalam penelitian ini, antara lain : a.  Uji Normalitas  Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam suatu  variabel  penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik  dan  layak digunakan adalah data yang memiliki distribusi atau sebaran  normal. Normalitas data dapat dlihat dengan Nilai Skewness (kecondongan)  berada diantara -2 dan 2 (Wahyono, 2006 : 74) atau sebaran Plot pada Graph  P-P Plot berbentuk linier dan tertumpu di sekitar garis diagonal P-P Plot.
b.  Uji Heterokedastiitas  Ghozali (2005) mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastistas dilakukan uji  Glejser dengan melihat tingkat signifikansi dari hasil regresi nilai absolute  residual sebagai variabel terikat dengan variabel bebas. Deteksi ada atau  tidaknya heterosdekastisitas dapat juga dilakukan dengan melihat ada atau  tidaknya pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit) pada  grafik plot (scatterplot) antara nilai prediksi variabel terkait (ZPRED) dengan  residualnya (SRESID).
Universitas Sumatera Utara c.  Uji Multiklonearitas  Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar  variabel bebas (independent). Model yang baik seharusnya tidak terjadi  adanya korelasi antara variabel bebas. Deteksi terhadap ada tidaknya  multikolinearitas, yaitu dengan menganalisis nilai tolerance serta Variance  Inflation Faktor (VIF) >0.1 dan nilai tolerance <1.0 (Ghozali, 2005).
10. Metode Analisis Data  Metode analasis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik.
a.  Metode Analisis Deskriptif  Metode analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data yang  telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis kemudian  diinterpretasikan secara objektif sehingga diperoleh gambaran tentang  masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan.
b.  Metode Analisis Statistik 1)  Analisis Regresi Linier Berganda  Analisis regresi liner berganda dalam penelitian ini digunakan untuk  mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan. Adapun  modal persamaan yang digunakan adalah Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + e Dimana :  Y  = Kinerja Karyawan β0 - β6  = Koefisien regresi; X1  = Tuntutan tugas X2  = Tuntuntan peran X3  = Tuntutan antar pribadi  X4  = Struktur organisasi  X5  = Kepemimpinan organisasi X6  = Tahap pengembangan organisasi e   = error Universitas Sumatera Utara 11. Uji Kesesuaian (Test Of Goodness Of Fit)  a)  Uji Simultan (Uji F) Uji F, dengan maksud menguji apakah secara simultan variabel bebas  berpengaruh terhadap variabel tidak bebas, dengan tingkat keyakinan 95 %  (α=0,05).
Urutan uji F:  (1) Merumuskan hipotesis null dan hipotesis alternatif.
H0 :  β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = β6  H = 0 a : Paling sedikit ada satu βi  (2) Menghitung F-hitung dengan menggunakan rumus yaitu : ≠ 0    i = 1,2,3,4,5,6.
dimana : R 2  = koefesien determinasi  n   = jumlah sampel k   = jumlah variabel bebas Dengan kriteria tersebut, diperoleh nilai Fhitungyang dibandingkan dengan  Ftabel (3) Kriteria Pengujian : dengan tingkat resiko (level of significant) dalam hal ini 0,05 dan  degree of freedom = n-k-1.
dimana : Fhitung >Ftabel   = H0 ditolak   Fhitung ≤Ftabel   = H0 b)  Uji Parsial (Uji t)  diterima Uji-t statistik dimaksudkan untuk menguji pengaruh secara parsial antara  variabel bebas terhadap variabel tidak bebas dengan asumsi bahwa variabel  lain dianggap konstan, dengan tingkat keyakinan 95 % (α = 0,05).
Urutan Uji t : ( ) 1/1 / 2 2 −−− = knR kR Adjusted F Universitas Sumatera Utara (1) Merumuskan hipotesis null dan hipotesis alternatif.
H0 :  βi = 0 i = 1,2,3,4,5,6.
Ha :  βi (2) Menghitung t-hitung dengan menggunakan rumus : ≠0    i = 1,2,3,4,5,6.
dimana :    bi  = koefesien regresi masing-masing variabel Sbi = standar error masing-masing variabel Dari perhitungan tersebut akan diperoleh nilai thitung  yang kemudian  dibandingkan dengan ttabel (3) Kriteria pengujian : pada tingkat keyakinan 95%.
t hitung > t tabel  = H0ditolak t hitung ≤ t tabel  = H0 2)  Analisis Koefisien Determinan  diterima Uji ini digunakan untuk mengukur kedekatan hubungan dari model yang  dipakai. Koefisien determinasi (adjusted R 2 ) yaitu angka yang  menunjukan besarnya kemampuan varians atau penyebaran dari variabelvariabel bebas yang menerangkan variabel tidak bebas atau angka yang  menunjukan seberapa besar variabel tidak bebas dipengaruhi oleh  variabel-variabel bebasnya.
Besarnya nilai koefisien determinasi adalah antara 0 hingga 1 (0<adjusted  R 2  i i hit sb b t = <1), dimana nilai koefisien mendekati 1, maka model tersebut  dikatakan baik karena semakin dekat hubungan antara variabel bebas  dengan variabel tidak bebasnya.
Universitas Sumatera Utara  

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi