BAB I.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang.
konflik
Israel-Palestina seringkali dipahami sebagai konflik Yahudi-Islam dan hal ini berhasil mensugesti hampir seluruh
dunia Islam untuk membeci Yahudi dengan
segala macam "derivasinya". Sikap anti-pati terhadap Yahudi di
kalangan mayoritas Islam bahkan telah
ditanamkan demikian mengakar mulai dari lingkungan keluarga hingga institusi pendidikann Islam.
Hampir mustahil melacak kronologis sejak kapan
umat Islam dididik untuk membenci
Yahudi, namun fakta yang ada justru menunjukkan hubungan keduanya cukup baik sepanjang sejarah umat Islam awal
hingga periode pertengahan. Dalam Yahudi
kerap digambarkan sebagai makhluk
berwatak jelek, berwajah bengis dan berhati keji, sehingga tidak heran jika kemudian istilah "Yahudi" dijadikan
sebagai bahasa cemooh untuk menyebutkan orang yang "bersifat jelek".
Segala kemungkinan
bisa saja terjadi ketika kebencian telah dijadikan sebagai landasan untuk berpikir dan bertindak. Dalam
konflik Israel-Palestina misalnya, seruan
agar umat Islam bersatu untuk melawan Zionis-Yahudi bukan sesuatu yang aneh disuarakan meski dengan alasan yang masih
sulit ditebak: apakah merasa senasib
dengan warga Islam Palestina, atau justru dipicu oleh kebencian terhadap Yahudi yang telah jauh ditanamkan. Sebaliknya,
umat Islam dunia bahkan sulit untuk memberikan
dukungan kepada pihak mana ketika terjadi perang Saudara Sunni-Syiah di wilayah Timur tengah, tetap saja sebagai
perang melibatkan korban jiwa yang tidak dapat ditolerir secara kemanusiaan.
Irshad Mandji, The Truble with Islam Today: A
Wake Up Call for Honesty and Change, Terjemah:
Herlina Permata Sari. Beriman Tanpa Rasa Takut: Tantangan Umat Islam Saat Ini.
Jakarta: Nun Publisher, 2008.
literatur Islam orang Yahudi diabadikan
sejarah sebagai orang yang pernah menjadi sekretaris nabi khususnya untuk keperluan
korespondensi luar negeri, bahkan nabi juga
menunjukkan toleransinya kepada Yahudi dengan berpuasa pada saat mereka berpuasa.
Pada periode Islam di Spanyol, umat Islam,
Yahudi, dan Kristen bersamasama
membangun dan menghasilkan sebuah peradaban yang berpengaruh pada Renaisance Eropa.
Memang kerukunan yang terjalin antara umat
Islam dan Yahudi bukan berarti tanpa
konflik. Ketika pengaruh Muhammad semakin kuat dan daya imbau agama yang diajarkannya semakin terasa di kalangan
Yahudi, para pemuka agama Yahudi mulai
mengabaikan perjanjian damai yang pernah dibuat dengan umat Islam.
Pengabaian terbuka
atas perjanjian itu ditandai dengan masuk Islamnya Abdullah bin Salam, seorang rabi terpandang Yahudi yang
sempat membujuk keluarganya untuk masuk
ke agama Islam. Kondisi ini membuat Yahudi merasa terancam dan mulai melancarkan serangan teologis terhadap
Muhammad dengan sejumlah pertanyaan dan perdebatan
mengenai pokok-pokok dasar agama Islam. Kebijakan resmi untuk memerangi Yahudi digariskan Muhammad sejak
pristiwa pelecehan seorang wanita muslim
oleh sekelompok Yahudi bani Qainuqa. Sejak saat itu, satu persatu kelompok Yahudi diusir dari Madinah karena terbukti
mendukung pihak Makkah. Kondisi ini – sebagaimana
ditulis Hamid Basyaib – jelas menunjukkan pertikaian yang disebabkan oleh masalah po litik.
Hingga terjadi konflik Israel-Palestina yang
dalam banyak hal dipandang sebagai
konflik Yahudi-Islam, analisis tentang masalah politik sebagai pemicu konflik Muhammad Husein Haekal, Sejarah Hidup
Muhammad. (Terjemah: Ali Audah), Tintamas, Jakarta,1982, hal. 20.
Philips K. Hitti, History of the Arabs.
(terjemah: R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi. S.
Riyadi, Serambi,
Jakarta, 2002.
Hamid Basayib, Perspektif Sejarah Hubungan
Islam dan Yahudi, dalam: Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus AF (ed). Pasing Over:
Melintasi Batas Agama. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1998, hal.346.
juga banyak digulirkan berbagai pihak.
Konflik ini misalnya, merupakan konflik yang dipicu oleh klaim hak atas tanah Palestina
dari kedua pihak yang bertikai. Seperti ditulis
Trias Kuncahyono, Israel selalu mengatakan posisi legal internasional mereka atas Jerusalem berasal dari mandat Palestina
(Palestine Mandate, 24 Juli 1922). Di pihak
lain, Palestina juga menyatakan Jerusalem (al Quds) akan menjadi ibu kota negara Palestina Merdeka di masa mendatang
atas dasar klaim pada agama, sejarah dan
jumlah penduduk di kota itu.
Trias Kuncahyono mengutip
Dershowitzmenuliskan, pembagian Jerusalem – menjadi bagian Israel dan bagian Palestina –
sulit untuk dilaksanakan karena peta demografi
tidak mudah diubah menjadi peta politik. Meskipun peta tersebut telah terbagi sebagai wilayah yang dihuni
orang-orang Israel dan wilyah lain yang dihuni orang-orang Palestina, Jerusalem akan semakin
sulit dibagi karena ia merupakan simbol
tiga agama besar yang letaknya saling berdekatan. Jerusalem adalah pusat Yudaisme, tempat disalibnya Yesus dan
kebangkitan serta kenaikannya ke surga, dan tempat yang diyakini umat Islam sebagai bagian
dari perjalanan spiritualitas Muhammad
ketika mengalami perjalanan malam dari Masjid al Haramke Masjid al Aqsha dan naik ke Sidratul Munthaha.
Pertikaian kedua
belah pihak pada akhirnya sulit dihindari,
sebab klaim hak atas tanah Palestina bukan sekedar menyangkut latar belakang sejarah dan wilyah politik, melainkan
masalah simbol spiritualitas besar bagi
kedua pihak.
Yahudi menganggap Palestina sebagai
"tanah yang dijanjikan" dan mayoritas mereka meyakini bahwa Yerusalem harus kembali
menjadi ibu kota Israel sebagai intervensi
Tuhan untuk mengembalikan hak bangsa
Yahudi yang selama ini Trias
Kuncahyono, op-cit, hlm:256-7 Ibid,
hlm:258 tertindas.
Pandangan ini mengakibatkan pergeseran
paradigma politik yang mewarnai konflik Israel-Palestina ke paradigma
teologis. Apalagi, mitos yang kerap dikembangkan
untuk memberikan identitas pada Yahudi, adalah: "bangsa tanpa tanah untuk tanah tanpa bangsa".
Streotipe tentang Yahudi sebagai "bangsa
yang terusir dari tanahnya" ini
juga telah berhasil membentuk konsep teologis orang-orang Yahudi, bahwa – seperti ditulis Karen Armstong
– Tuhan memulai penciptaan dengan tindakan
yang kejam karena keinginan untuk membuat dirinya dikenal oleh para makhluknya.
Keterkucilan dan pengasingan Yahudi bahkan
pernah di alami Adam sebelumnya, karena
dosa yang dilakukan Adam membuat ia terusir dari surga.
Demikian Yahudi,
mengembara ke seluruh penjuru dunia, menjadi terkucil selamanya, dan merindukan penyatuan kembali
dengan Tuhan.
Ada mitos lain yang menarik menyangkut konsep
teologi Yahudi, yaitu penantian terhadap
datangnya sorang Messiah selama berabad-abad yang diharapkan akan membawa keadilan dan perdamaian. Dalam
keyakinan Yeshiva, sebuah sekte yang
didirikan R. Shalom Dov Ber yang sangat khawatir terhadap masa depan agama Yahudi, mereka akan menjadi prajurit dalam
pasukan rabi yang akan berperang tanpa kenal
ampun dan kompromi untuk memastikan agama Yahudi sejati tetap bertahan, dan perjuangan mereka akan meratakan jalan
bagi kedatangan Messiah.
Cukup beralasan jika kemudian keyakinan Yeshiva ini
dipahami dengan pandangan: Messiah hanya
akan turun ketika terjadi keberutalan dan peperangan (ingat mitos penciptaan Lur ia
Alwi Shihab, Islam Inklusive: Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama,
Mizan, Bandung, 1999, hal.1 Lihat: Ralph Schoenman, op-cit, hlm: Karen Armstrong. 2001. op-cit, hlm: Ibid, hlm:15 Ibid, hlm:231 ).
Isaac Luria (1534-1572) adalah seorang Yahudi
Ashkenazic yang suci yang diyakini oleh beberapa
kaum Sefardik telah menemukan Messiah dalam dirinya. Pada mitos Luria
diceritakan bahwa proses penciptaan
dimulai dengan tindakan pengasingan atau pengucilan diri secara sukarela. Mitos
ini Jika ditinjau dari latar belakang
sejarah, konflik Israel-Palestina merupakan bagian dari konflik Arab-Israel yang lebih luas
sejak 1940-an. Agresi Meliter Israel terakhir
yang dilancarkan sejak 26 Desember 2008 pada prinsipnya merupakan bagian yang tidak terpisah dari konflik
Israel-Palestina sebelumnya.
Jika dinilai
serangan yang dilakukan Israel tersebut, maka hal itu merupakan kejahatan perang karena tindakan-tindakan yang
dilakukan melanggar hukum dan kebiasaan
yang berlaku dalam peperangan kita bisa melihat bahwa banyak penduduk sipil (yang terdiri dari anak-anak wanita)
yang bukan merupakan combatant menjadi objek
sasaran Israel serta tempat ibadah dan rumah sakit yang seharusnya tidak menjadi sasaran pun menjadi sasaran perang.
Selain itu juga blokade secara berkepanjangan
mengakibatkan akses bantuan kemanusiaan seperti obat-obatan dan makanan tidak dapat disalurkan. Dengan kondisi
yang seperti ini masyarakat sipil palestina
ditekan secara terus menerus dan dicekam rasa takut akibat teror yang terus dilakukan oleh militer Israel sehingga
menyebabkan pengusiran warga Palestina secara
paksa bahkan akibat blokade yang dilakukan memaksa rakyat Palestina mati secara perlahan. Selain itu juga hal ini dapat
digolongkan terhadap kejahatan terhadap kemanusiaan
yang tergolong dalam pelanggaran HAM berat.
Dalam Pasal 7 ayat
(1) Statuta Roma, dengan tegas menyatakan bahwa kejahatan terhadap kemanusiaan adalah
serangkaian perbuatan yang dilakukan sebagai
bagian dari serangan meluas atau sistematik yang dutujukan kepada suatu kelompok penduduk sipil, dan kelompok penduduk
sipil tersebut mengtahui akan terjadinya
serangan itu. Dan salah satu perbuatan yang dimaksud adalah Pembunuhan.
Hal ini kemudian
dipertegas pada ayat (2) huruf a bahwa “serangan yang ditujukan terhadap suatu kelompok penduduk sipil berarti
serangkaian perbuatan yang menganggap bahwa Tuhan yang tak dapat
dijangkau harus menyusutkan diri-Nya dan mengosongkan ruang dalam zatnya untuk memberikan tempat
bagi dunia. Mitos penciptaan Luria ini merupakan satu proses brutal dari ledakan, bencana alam, dan
permulaan yang salah. (ibid, hlm:12-5) mencakuppelaksanaan berganda dari perbuatan
yang dimaksud dalam ayat 1 terhadap
kelompok penduduk sipil, sesuai dengan atau sebagai kelanjutan dari kebijakan Negara atau organisasi untuk
melakukan serangan tersebut;”. Serta dalam pasal 8 yang mengatur tentang kejahatan
perang, ayat (2) huruf b point ((i) sampai (iv)).
Dari pasal diatas
jelas bahwa Israel adalah Negara yang telah melakukan Kajahatan Perang dan Kejahatan Terhadap
Kemnusiaan dalam serangannya.
Kejahatan terhadap
Kemanusiaan adalah dengan terbunuhnya warga sipil sebagai akibat darei serangan yang meluas dan
sistematis yang dilakukannya. Dan Kejahatan Perang dengan Pebunuhan warga sipil yang bukan
merupakan pihak yang bertikai, serangan
kepada objek-objek sipil (gedung pemerintahan dan rumah sakit), menutup akses perbatasan Jalur Gaza-Mesir yang dapat
dijadikan sebagai jalur masuknya pengungsi
dan bantuan obat-obatan, dan penghancuran rumah ibadah. Dan tentu saja dari banyaknya korban dan bangunan yang hancur
tidak satupun kita melihat adanya pihak
militer yang jatuh. Jadi sebenarnya apa yang dilakukan oleh Israel ini adalah dengan tujuan untu membumihanguskan palestina.
Sejalan dengan hal
tersebut di atas, maka penulis merasa tertarik untuk membahas hal tersebut dalam sebuah skripsi,
khususnya tentang penyerangan Israel ke
Palestina ditinjau dari hukum internasional khususnya sebagai kejahatan kemanusiaan. Instrumen hukum internasional
yang dapat dijadikan dasar untuk mendukung
argumentasi tersebut adalah seperti Hukum Humaniter (Konvensi Jenewa dan Konvensi Den Haag), Hukum Hak Asasi
Manusia, Statuta Roma dan sebagainya, termasuk
bagaimana seharusnya bentuk pertanggungjawaban yang harus dilakukan oleh Israel atas tindakan penyerangan tersebut.
B.
Rumusan Masalah Sejalan dengan hal-hal tersebut di atas, maka rumusan
permasalahan yang akan dibahas di dalam
skr ipsi ini adalah, sebagai berikut : 1.
Apakah penyerangan Israel ke Palestina merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.
2. Bagaimana prinsip hukum Internasional
mengenai penyerangan Israel ke Palestina dilihat dari persfektif Hukum Humaniter, Hukum
Hak Asasi Manusia dan Statuta Roma.
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan Berdasarkan
hal-hal tersebut di atas, penulisan skripsi ini juga bertujuan untuk : 1.
Untuk mengetahui apakah penyerangan Israel ke Palestina merupakan
kejahatan terhadap kemanusiaan.
2. Untuk mengetahui prinsip hukum Internasional
mengenai penyerangan Israel ke Palestina
dilihat dari persfektif Hukum Humaniter, Hukum Hak Asasi Manusia dan Statuta Roma.
Download lengkap Versi Word
wah, baru nih skripsi, keren banget sesuai fakta dan berita terbaru
BalasHapus