Senin, 21 April 2014

Skripsi Hukum: PERANAN PUSAKA INDONESIA SEBAGAI LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT DALAM MEMBERIKAN ADVOKASI TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA

BAB I .
PENDAHULUAN .
A.  Latar Belakang.
Negara  Republik  Indonesia  adalah  negara  hukum  berdasarkan  Pancasila  dan  Undang-Undang  Dasar  1945,  yang  menjunjung  tinggi  Hak  Asasi  Manusia  (HAM)  dan  menjamin  segala  hak  warga  negara  bersamaan  kedudukannya  di  dalam  hukum  dan  pemerintahan,  serta  wajib  menjunjung  tinggi  hukum  dan  pemerintahan  itu  dengan  tidak  ada  kecualinya.  Tujuan  Negara  Indonesia  adalah  mewujudkan  masyarakat  yang  adil  dan  makmur  sebagaimana  tercantum  dalam  Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam rangka menuju masyarakat yang  adil dan makmur tersebut, pemerintah telah melaksanakan program pembangunan  di segala bidang termasuk dalam bidang hukum.

 Pada  prinsipnya,  hukum  dalam  suatu  Negara  seharusnya  dapat  lebih  dinamis  dalam  mengikuti  perkembangan  masyarakat,  karena  dalam  realitanya  perkembangan masyarakat yang cepat tidak dapat diimbangi oleh perkembangan  hukum  itu  pula.  Hukum  diharapkan  mampu  menjadi  panglima  dalam  seluruh  tatanan  sosial  kemasyarakatan,  mulai  dari  masyarakat  yang  berekonomi  tinggi,  masyarakat  yang  berekonomi  menengah  bahkan  masyarakat  yang  berekonomi  rendah,  karena  ketika  hukum  telah  mampu  menjadi  panglima  dalam  tatanan    Yesmil  Anwar,  Adang.Sistem  Peradilan  Pidana  (Konsep,  Komponen  &  Pelaksanaannya  dalam  penegakan  hukum  di  Indonesia).Widya  Padjadjaran.Bandung.2009.hlm.282   kemasyarakatan,  kecurangan-kecurangan  dan  perlakuan  yang  tidak  adil  dapat  dihindarkan.  Namun  pada  kenyataannya  masih  banyak  orang-orang  yang  menggunakan hukum sebagai tameng dari suatu hal yang salah.
Arus  globalisasi  yang  diikuti  oleh  perkembangan  ekonomi,  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  menimbulkan  dampak  positif  dan  dampak  negatif.
Dampak  positif  pesatnya  perkembangan  antara  lain  terciptanya  berbagai  macam  produk  yang  berkualitas  dan  berteknologi,  terbukanya  informasi  yang  diperoleh  melalui  satelit  dan  meningkatnya  pendapatan  masyarakat.Dampak  negatifnya  antara  lain  semakin  meningkatnya  krisis  nilai  moral  di  masyarakat  yang  berpotensi  meningkatnya  jumlah  orang  yang  melawan  hukum  pidana  dalam  berbagai bentuk.
 Dampak  yang  lebih  memprihatinkan  dari  hancurnya  moral  Negara  ini  ialah  perlakuan  terhadap  anak  yang  sampai  saat  ini  kita  sering  melihat  begitu  banyak  perlakuan-perlakuan  yang  tidak  semestinya  dialami  oleh  anak.  Anak  adalah  seseorang  yang  belum  matang  secara  mental  dan  fisik  sehingga  hak-hak  mereka  sebagai  anak  harus  mereka  terima,  kebutuhannya  harus  dicukupi,  pendapatnya  harus  dihargai,  pendidikan  yang  benar,  dan  suasana  yang  kondusif  terhadap pertumbuhan, serta perkembangannya harus diperhatikan.
Deklarasi Hak – Hak Anak  (Declaration of the right of the child)asas 1  menyebutkan  bahwa  anak-anak  berhak  menikmati  seluruh  hak  yang  tercantum  dalam deklarasi ini. Semua anak tanpa pengecualian yang bagaimanapun berhak    Marlina.Peradilan  pidana  anak  di  Indonesia  pengembangan  konsep  diversi  dan  restorative justice.PT Refika Aditama.Bandung.2009.hlm.1   atas  hak-hak  ini,  tanpa  membedakan  suku  bangsa,  warna  kulit,  jenis  kelamin,  bahasa, agama, pendapat di bidang politik atau di bidang lainnya, asal-usul bangsa  atau  tingkatan  sosial,  kaya  atau  miskin,  keturunan  atau  status,  baik  dilihat  dari  dirinya sendiri maupun dari segi keluarganya.
Asas  2  menyebutkan  anak-anak  mempunyai  hak  untuk  memperoleh  perlindungan  khusus  dan  harus  memperoleh  kesempatan  dan  fasilitas  yang  dijamin  oleh  hukum  dan  sarana  lain  sehingga  secara  jasmani,  mental,  akhlak,  rohani  dan  sosial,  mereka  dapat  berkembang  dengan  sehat  dan  wajar  dalam  keadaan bebas dan bermartabat.
 Citra ideal masyarakat secara umum menginginkan anak-anak yang sehat,  cerdas,  ceria,  serta  terjamin  kelangsungan  hidup  dan  tumbuh  kembang  mereka.Namun, realitas sosial menunjukkan suatu yang berbeda bahkan kadangkadang berlawanan dengan cita ideal yang kita angankan. Berbagai belahan dunia,  baik  Negara  maju  maupun  Negara-negara  terbelakang  dan  berkembang,  menunjukkan  fenomena  yang  sama.  Anak  remaja  dengan  berbagai  alasan  harus  berurusan  dengan  hukum.  Di  seluruh  dunia  ada  puluhan  ribu  kalaulah  bukan  ratusan ribu anak yang berkonflik dengan hukum, dengan dua pertiga di antaranya  berada dalam penjara, dan sisanya dalam pengawasan lembaga sosial.
 Pada  hakikatnya  anak  tidak  dapat  melindungi  diri  sendiri  dari  berbagai  macam  tindakan  yang  menimbulkan  kerugian  mental,  fisik,  sosial  dan  berbagai    Irma  Setyowati  Soemitro.Aspek  Hukum  Perlindungan  Anak.Bumi  Aksara.Jakarta.1990.hlm.54   Hadi  Supeno.Kriminalisasi  Anak  (tawaran  gagasan  radikal  peradilan  anak  tanpa  pemidanaan).PT Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.2010.hlm.69   bidang  kehidupan  dan  penghidupan.  Anak  harus  dibantu  oleh  orang  lain  dalam  melindungi  dirinya,  mengingat  situasi  dan  kondisinya,  khususnya  dalam  pelaksanaan peradilan pidana anak yang asing bagi dirinya. Anak perlu mendapat  perlindungan  dari  kesalahan  penerapan  peraturan  perundang-undangan  yang  diberlakukan  terhadap  dirinya,  yang  menimbulkan  kerugian  mental,  fisik,  dan  sosial. Perlindungan anak dalam hal ini disebut perlindungan hukum/yuridis (legal  protection).
 Kedudukan  anak  sebagai  generasi  muda  yang  akan  meneruskan  cita-cita  luhur  bangsa,  calon-calon  pemimpin  bangsa  di  masa  mendatang  dan  sebagai  sumber  harapan  bagi  generasi  terdahulu,  perlu  mendapat  kesempatan  seluasluasnya untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar baik secara rohani, jasmani,  dan  sosial.Perlindungan  anak  merupakan  usaha  dan  kegiatan  seluruh  lapisan  masyarakat  dalam  berbagai  kedudukan  dan  peranan,  yang  menyadari  betul  pentingnya anak bagi nusa dan bangsa di kemudian hari.
 Terlebih lagi mengenai  anak yang berhadapan dengan hukum tentunya harus lebih mendapatkan perhatian  khusus  dari  tiap  elemen  masyarakat,  karena  tidak  sedikit  anak-anak  yang  berhadapan  dengan  hukum  sering  berhadapan  dengan  kekerasan  baik  mental  ataupun  fisik,  sehingga  dapat  kita  bayangkan  hancurnya  masa  depan  anak-anak  bangsa kita.
Pasal 1 angka 2 UU No.23 Tahun 2002 menentukan bahwa perlindungan  anak  adalah  segala  kegiatan  untuk  menjamin  dan  melindungi  anak  dan  haknya    Maidin  Gultom.Perlindungan  hukum  terhadap  anak  salam  sistem  peradilan  pidana  anak di Indonesia.PT Refika Aditama.Bandung.2008.hlm.2   Ibid.,hlm.33   agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai  dengan  harkat  dan  martabat  kemanusiaan,  serta  mendapat  perlindungan  dari  kekerasan dan diskriminasi.Perlindungan anak juga dapat diartikan sebagai segala  upaya  yang  ditujukan  untuk  mencegah,  rehabilitasi  dan  memberdayakan  anak  yang  mengalami  tindak  perlakuan  yang  salah  (child  abused),  eksploitasi,  dan  penelantaran,  agar  dapat  menjamin  kelangsungan  hidup  dan  tumbuh  kembang  anak secara wajar, baik fisik, mental, dan sosialnya.
 Semakin  modern  suatu  negara,  seharusnya  semakin  besar  perhatiannya  dalam  menciptakan  kondisi  yang  kondusif  bagi  tumbuh  kembang  anak-anak  dalam  rangka  perlindungan.Perlindungan  yang  diberikan  negara  terhadap  anakanak  meliputi  berbagai  aspek  kehidupan,  yaitu  aspek  ekonomi,  sosial,  budaya,  politik, hankam maupun aspek hukum.
Menurut  Barda  Nawawi  Arief,  perlindungan  hukum  bagi  anak  dapat  diartikan  sebagai  upaya  perlindungan  hukum  terhadap  berbagai  kebebasan  dan  hak  asasi  anak  (fundamental  rights  and  freedoms  of  children)  serta  berbagai  kepentingan yang berhubungan dengan kesejahteraan anak.
Perlindungan  hukum  bagi  anak  mempunyai  spektrum  yang  cukup  luas.
Dalam  berbagai  dokumen  dan  pertemuan  internasional  terlihat  bahwa  perlunya  perlindungan hukum bagi anak dapat meliputi berbagai aspek, yaitu: perlindungan  terhadap  hak-hak  asasi  dan  kebebasan  anak;  perlindungan  anak  dalam  proses  peradilan;  perlindungan  kesejahteraan  anak  (dalam  lingkungan  keluarga,   Ibid.hlm.34   pendidikan dan lingkungan sosial); perlindungan anak dalam masalah penahanan  dan  perampasan  kemerdekaan;  perlindungan  anak  dari  segala  bentuk  eksploitasi  (perbudakan,  perdagangan  anak,  pelacuran,  pornografi,  perdagangan/penyalahgunaan  obat-obatan,  memperalat  anak  dalam  melakukan  kejahatan  dan  sebagainya);  perlindungan  terhadap  anak-anak  jalanan;  perlindungan anak dari akibat-akibat peperangan/konflik bersenjata; perlindungan  anak terhadap tindakan kekerasan.
 Perlindungan  hukum  akan  hak-hak  anak  merupakan  bagian  yang  sejalan  dalam sistem peradilan pidana.Peradilan pidana anak merupakan suatu peradilan  yang  khusus  menangani  perkara  pidana  anak.  Penyidik  anak,  penuntut  umum  anak,  hakim  anak,  petugas  pemasyarakatan  anak  merupakan  satu  kesatuan  yang  termasuk dalam suatu sistem yang disebut dengan sistem peradilan pidana anak.

 Proses  peradilan  pidana  anak  mulai  dari  penyidikan,  penuntutan,  pengadilan,  dan  dalam  menjalankan  putusan  pengadilan  di  lembaga  pemasyarakatan anak wajib dilakukan oleh pejabat-pejabat  yang terdidik khusus  atau setidaknya mengetahui tentang masalah anak nakal.Perlakuan selama proses  peradilan  pidana  anak  harus  memperhatikan  prinsip-prinsip  perlindungan  anak  dan  tetap  menjunjung  tinggi  harkat  dan  martabat  anak  tanpa  mengabaikan   http://rusmilawati.wordpress.com/2010/01/25/perlindungan-anak-berdasarkan-undangundang-di-indonesia-dan-beijing-rules-oleh-rusmilawati-windarish-mh diakses  pada  tanggal   4  Oktober 2010   Maidin Gultom.Op.Cit.,hlm.4   terlaksananya  keadilan,  dan  bukan  membuat  nilai  kemanusiaan  anak  menjadi  lebih rendah.
Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi