Jumat, 30 Mei 2014

Skripsi Ekonomi Pembangunan: ANALISIS PENGARUH NILAI KURS, SUKU BUNGA DEPOSITO, DAN GDP TERHADAP PERMINTAAN OBLIGASI SWASTA DI INDONESIA

BAB I .
PENDAHULUAN .
1.1 Latar Belakang.
Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana  dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Para pemilik dana atau investor dapat memilih pada perusahaan mana saja dan yang  dimilikinya akan ditanamkan dengan harapan memperoleh hasil yang diharapkan  dimasa mendatang. Pemilihan yang baik tidak dapat dilakukan dengan hanya  mengandalkan intuisi semata tapi diperlukan juga analisis yang baik dan cermat.

Sekuritas yang diperdagangkan di bursa efek pada dasarnya dapat dibagi dua,  yaitu sekuritas yang menunjukkan bukti pemilikan atas suatu perusahaan, yaitu dalam  bentuk saham, dan yang menunjukkan surat tanda bukti hutang dari emiten yang  menerbitkan sekuritas bersangkutan yang disebut obligasi.
Obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pendapatan dalam jumlah  tetap kepada pemiliknya. Pada saat membeli obligasi, investor sudah dapat  mengetahui dengan pasti berapa pembayaranbunga yang akan diperolehnya secara  periodic dan berapa pembayaran kembali nilai par (par value) pada saat jatuh tempo  (Tandelilin, 2001:19).
Sebagai salah satu produk investasi di pasar modal sekarang ini,  perkembangan produk obligasi pada awaltahun 1990 di Indonesia masih cukup  lamban dibandingkan perkembangan produk saham. Produk obligasi mengalami        perkembangan yang cukup pesat sejak tahun 2000, dimana dengan adanya pengetatan  prosedur pinjaman di lembaga perbankan menyebabkan pihak perusahaan yang  sedang membutuhkan dana untuk ekspansi bisnis atau melakukan pelunasan utangnya  mulai melirik instrumen pembiayaan lainnya salah satunya obligasi.
Nilai penerbitan obligasi mengalami peningkatan yang sangat signifikan,  yakni mencapai nilai sekitar Rp 83,5 triliun pada tahun 2007. Tercatat lebih dari 175  perusahaan yang menerbitkan obligasi di pasar modal. Jumlah cukup kecil bila  dibandingkan dengan perkembangan penerbitan saham dimana tercatat 468  perusahaan menerbitkan saham dengan nilai sekitar Rp 327 trilliun pada tahun 2007.
Banyak perusahaan berkepentingan untuk menerbitkan obligasi karena sifat  struktur obligasi itu sendiri dianggap cukup menarik, diantaranya tingkat suku bunga  yang relatif fleksibel dan relatif lebih rendah dari suku bunga perbankan. Proses  penerbitan obligasi yang tidak selalu ketat dibandingkan dengan prosedur meminjam  utang lewat perbankan juga menjadi daya tarik bagi perusahaan.
Tingkat pertumbuhan minat investasi obligasi di Indonesia juga meningkat  cukup pesat terutama dilihat dari besarnya nilai investasi yang digunakan untuk  membeli obligasi. Investor tersebut datang dari lembaga keuangan perbankan, dana  pensiun, manajemen aset, asuransi ataupun reksadana. Tingginya minat investasi  pada obligasi disebabkan oleh tingkat suku bunga atau kupon obligasi yang lebih  menarik dibandingkan suku bunga deposito.
Instrumen obligasi merupakan bagian dari instrumen investasi berpendapatan  tetap (fixed income securities). Obligasi termasuk kedalam kelompok investasi        berpendapatan tetap sebab jenis pendapatan keuntungan yang diberikan kepada  investor obligasi didasarkan pada tingkat suku bunga yang telah ditentukan  sebelumnya menurut perhitungan tertentu (Rahardjo 2004,2).
Dalam praktek, terdapat beberapa jenis obligasi. Salah satu jenis obligasi yang  menawarkan suku bunga disebut obligasi yang menawarkan suku bunga tetap (fixed  rate) selama jangka waktu obligasi tersebut, misalnya 5 atau 10 tahun. Jenis obligasi  yang kedua yaitu obligasi yang menawarkansuku bunga mengambang (floating rate).
Biasanya bunga obligasi yang ditawarkan sebesar persentase tertentu di atas suku  bunga deposito, mungkin juga dilakukan kombinasi dengan suku bunga tetap (fixed  rate). Jenis obligasi yang ketiga adalah obligasi dengan tingkat suku bunga nol (zero  coupon bonds atau pure discount bonds). Obligasi ini dijual dengan diskon pada awal  periode dan kemudian dilunasi penuh sesuaidengan nilai nominal pada akhir periode  atau waktu jatuh tempo obligasi tersebut.
Seperti diketahui, nilai obligasi selaluberubah sesuai dengan perubahan suku  bunga secara umum (suku bunga deposito). Salah satu faktor penentu apakah harga  obligasi menarik atau tidak adalah tingkat suku bunga yang diberikan kepada investor  obligasi. Apabila kupon obligasi didasarkan pada fixed rate misalnya 16 %, padahal  tingkat suku bunga deposito lebih dari 18 % maka investor cenderung menyimpan  dananya pada produk deposito ketimbang membeli obligasi. Begitu juga sebaliknya,  apabila tingkat suku bunga di pasar menurun maka investor cenderung membeli  obligasi yang kuponnya lebih tinggi dibanding deposito sehingga harga obligasi  cenderung naik.
      Selain itu, nilai tukar mata uang (exchange rate risk) juga mempengaruhi  permintaan obligasi swasta di Indonesia. Nilai kupon atau arus kas yang diterima  akan sangat berpengaruh dengan perubahan nilai tukar rupiah. Nilai tukar mata uang  rupiah terhadap beberapa mata uang asing yang belum stabil mempengaruhi jumlah  permintaan obligasi swasta di Indonesia.
Pertumbuhan GDP berpengaruh pada permintaan obligasi swasta di Indonesia.
Dimana bila pertumbuhan GDP suatu negara cukup tinggi maka akan membuat  jumlah dana yang beredar di masyarakat menjadi melimpah. Dengan banyaknya dana  yang melimpah tersebut akan membuat masyarakat akan menginvestasi dananya  tersebut dalam instrumen-instrumen investasi yang ada seperti obligasi.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk  melakukan penulisan skripsi yang berjudul “ Analisis pengaruh nilai kurs, Suku  Bunga Deposito, dan GDP terhadap Permintaan Obligasi Swasta di Indonesia”.
1.2 Perumusan Masalah   Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka  permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :        1.  Bagaimana pengaruh nilai kurs terhadap permintaan obligasi swasta di  Indonesia.
2.  Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga deposito terhadap permintaan obligasi  swasta di Indonesia.
3.  Bagaimana pengaruh GDP terhadap permintaan obligasi swasta di Indonesia.
1.3 Hipotesa  Hipotesa adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek  penelitian, dimana tingkat kebenarannya masih perlu diuji. Berdasarkan  permasalahan di atas, maka hipotesa yang muncul adalah :  1.  Nilai kurs mempunyai hubungan positif dengan permintaan obligasi swasta di  Indonesia, ceteris paribus.
2.  Tingkat suku bunga deposito mempunyai hubungan negatif dengan  permintaan obligasi swasta diIndonesia, ceteris paribus.
3.  GDP mempunyai hubungan positif dengan permintaan obligasi swasta di  Indonesia, ceteris paribus.
1.4 Tujuan penelitian   Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :        1.  Untuk mengetahui pengaruh nilai kurs terhadap permintaan obligasi swasta di  Indonesia  2.  Untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga deposito terhadap permintaan  obligasi swasta di Indonesia  3.  Untuk mengetahui pengaruh GDP terhadap permintaan obligasi swasta di  Indonesia.
1.5 Manfaat Penelitian   Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :  1.  Dapat menjadi bahan studi dan literatur tambahan terhadap penelitian yang  sudah ada.
2.  Sebagai referensi dan informasi bagi penelitian-penelitian selanjutnya dengan  topik yang sama.
3.  Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai edukasi dan informasi bagi  masyarakat yang akan berinvestasi ataupun yang sudah berinvestasi dalam  obligasi.
4.  Sebagai proses pembelajaran dan penambah wawasan bagi penulis dalam hal  menganalisis dan berpikir.

BAB II    

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi