BAB I .
PENDAHULUAN .
1.1 Latar Belakang.
Pasar modal adalah
pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara
memperjualbelikan sekuritas.
Para pemilik dana atau investor dapat memilih pada
perusahaan mana saja dan yang dimilikinya
akan ditanamkan dengan harapan memperoleh hasil yang diharapkan dimasa mendatang. Pemilihan yang baik tidak
dapat dilakukan dengan hanya mengandalkan
intuisi semata tapi diperlukan juga analisis yang baik dan cermat.
Sekuritas yang
diperdagangkan di bursa efek pada dasarnya dapat dibagi dua, yaitu sekuritas yang menunjukkan bukti
pemilikan atas suatu perusahaan, yaitu dalam bentuk saham, dan yang menunjukkan surat tanda
bukti hutang dari emiten yang menerbitkan
sekuritas bersangkutan yang disebut obligasi.
Obligasi merupakan
sekuritas yang memberikan pendapatan dalam jumlah tetap kepada pemiliknya. Pada saat membeli
obligasi, investor sudah dapat mengetahui
dengan pasti berapa pembayaranbunga yang akan diperolehnya secara periodic dan berapa pembayaran kembali nilai
par (par value) pada saat jatuh tempo (Tandelilin,
2001:19).
Sebagai salah satu
produk investasi di pasar modal sekarang ini, perkembangan produk obligasi pada awaltahun
1990 di Indonesia masih cukup lamban
dibandingkan perkembangan produk saham. Produk obligasi mengalami perkembangan yang cukup pesat sejak tahun
2000, dimana dengan adanya pengetatan prosedur
pinjaman di lembaga perbankan menyebabkan pihak perusahaan yang sedang membutuhkan dana untuk ekspansi bisnis
atau melakukan pelunasan utangnya mulai
melirik instrumen pembiayaan lainnya salah satunya obligasi.
Nilai penerbitan
obligasi mengalami peningkatan yang sangat signifikan, yakni mencapai nilai sekitar Rp 83,5 triliun
pada tahun 2007. Tercatat lebih dari 175 perusahaan yang menerbitkan obligasi di pasar
modal. Jumlah cukup kecil bila dibandingkan
dengan perkembangan penerbitan saham dimana tercatat 468 perusahaan menerbitkan saham dengan nilai
sekitar Rp 327 trilliun pada tahun 2007.
Banyak perusahaan
berkepentingan untuk menerbitkan obligasi karena sifat struktur obligasi itu sendiri dianggap cukup
menarik, diantaranya tingkat suku bunga yang
relatif fleksibel dan relatif lebih rendah dari suku bunga perbankan. Proses penerbitan obligasi yang tidak selalu ketat
dibandingkan dengan prosedur meminjam utang
lewat perbankan juga menjadi daya tarik bagi perusahaan.
Tingkat pertumbuhan
minat investasi obligasi di Indonesia juga meningkat cukup pesat terutama dilihat dari besarnya
nilai investasi yang digunakan untuk membeli
obligasi. Investor tersebut datang dari lembaga keuangan perbankan, dana pensiun, manajemen aset, asuransi ataupun
reksadana. Tingginya minat investasi pada
obligasi disebabkan oleh tingkat suku bunga atau kupon obligasi yang lebih menarik dibandingkan suku bunga deposito.
Instrumen obligasi
merupakan bagian dari instrumen investasi berpendapatan tetap (fixed income securities). Obligasi
termasuk kedalam kelompok investasi berpendapatan
tetap sebab jenis pendapatan keuntungan yang diberikan kepada investor obligasi didasarkan pada tingkat suku
bunga yang telah ditentukan sebelumnya
menurut perhitungan tertentu (Rahardjo 2004,2).
Dalam praktek,
terdapat beberapa jenis obligasi. Salah satu jenis obligasi yang menawarkan suku bunga disebut obligasi yang
menawarkan suku bunga tetap (fixed rate)
selama jangka waktu obligasi tersebut, misalnya 5 atau 10 tahun. Jenis obligasi
yang kedua yaitu obligasi yang
menawarkansuku bunga mengambang (floating rate).
Biasanya bunga
obligasi yang ditawarkan sebesar persentase tertentu di atas suku bunga deposito, mungkin juga dilakukan
kombinasi dengan suku bunga tetap (fixed rate). Jenis obligasi yang ketiga adalah
obligasi dengan tingkat suku bunga nol (zero coupon bonds atau pure discount bonds).
Obligasi ini dijual dengan diskon pada awal periode dan kemudian dilunasi penuh
sesuaidengan nilai nominal pada akhir periode atau waktu jatuh tempo obligasi tersebut.
Seperti diketahui,
nilai obligasi selaluberubah sesuai dengan perubahan suku bunga secara umum (suku bunga deposito). Salah
satu faktor penentu apakah harga obligasi
menarik atau tidak adalah tingkat suku bunga yang diberikan kepada investor obligasi. Apabila kupon obligasi didasarkan
pada fixed rate misalnya 16 %, padahal tingkat
suku bunga deposito lebih dari 18 % maka investor cenderung menyimpan dananya pada produk deposito ketimbang membeli
obligasi. Begitu juga sebaliknya, apabila
tingkat suku bunga di pasar menurun maka investor cenderung membeli obligasi yang kuponnya lebih tinggi dibanding
deposito sehingga harga obligasi cenderung
naik.
Selain
itu, nilai tukar mata uang (exchange rate risk) juga mempengaruhi permintaan obligasi swasta di Indonesia. Nilai
kupon atau arus kas yang diterima akan
sangat berpengaruh dengan perubahan nilai tukar rupiah. Nilai tukar mata uang rupiah terhadap beberapa mata uang asing yang
belum stabil mempengaruhi jumlah permintaan
obligasi swasta di Indonesia.
Pertumbuhan GDP
berpengaruh pada permintaan obligasi swasta di Indonesia.
Dimana bila
pertumbuhan GDP suatu negara cukup tinggi maka akan membuat jumlah dana yang beredar di masyarakat menjadi
melimpah. Dengan banyaknya dana yang
melimpah tersebut akan membuat masyarakat akan menginvestasi dananya tersebut dalam instrumen-instrumen investasi
yang ada seperti obligasi.
Berdasarkan
penjelasan-penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penulisan skripsi yang berjudul “
Analisis pengaruh nilai kurs, Suku Bunga
Deposito, dan GDP terhadap Permintaan Obligasi Swasta di Indonesia”.
1.2 Perumusan
Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah
dikemukakan di atas, maka permasalahan
yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana pengaruh nilai kurs terhadap permintaan obligasi swasta di Indonesia.
2. Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga
deposito terhadap permintaan obligasi swasta
di Indonesia.
3. Bagaimana pengaruh GDP terhadap permintaan
obligasi swasta di Indonesia.
1.3 Hipotesa Hipotesa adalah jawaban sementara dari
permasalahan yang menjadi objek penelitian,
dimana tingkat kebenarannya masih perlu diuji. Berdasarkan permasalahan di atas, maka hipotesa yang
muncul adalah : 1. Nilai kurs mempunyai hubungan positif dengan
permintaan obligasi swasta di Indonesia,
ceteris paribus.
2. Tingkat suku bunga deposito mempunyai
hubungan negatif dengan permintaan
obligasi swasta diIndonesia, ceteris paribus.
3. GDP mempunyai hubungan positif dengan
permintaan obligasi swasta di Indonesia,
ceteris paribus.
1.4 Tujuan
penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh nilai kurs terhadap
permintaan obligasi swasta di Indonesia 2.
Untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga deposito terhadap
permintaan obligasi swasta di Indonesia 3.
Untuk mengetahui pengaruh GDP terhadap permintaan obligasi swasta di Indonesia.
1.5 Manfaat
Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah
sebagai berikut : 1. Dapat menjadi bahan studi dan literatur
tambahan terhadap penelitian yang sudah
ada.
2. Sebagai referensi dan informasi bagi
penelitian-penelitian selanjutnya dengan topik yang sama.
3. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai
edukasi dan informasi bagi masyarakat
yang akan berinvestasi ataupun yang sudah berinvestasi dalam obligasi.
4. Sebagai proses pembelajaran dan penambah
wawasan bagi penulis dalam hal menganalisis
dan berpikir.
BAB II
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi