Jumat, 30 Mei 2014

Skripsi Ekonomi Pembangunan: ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI

BAB I.
PENDAHULUAN.
1.1 Latar belakang.
Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam  perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam  masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah  pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi dalam  jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara  untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang  meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami  pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah  barang modal. Teknologi yang digunakan menjadi berkembang. Disamping itu  tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk, dan pengalaman  kerja dan pendidikan menambah ketrampilan mereka.

Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat  pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh  pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi  memproduksi kerap kali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya.
Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya.
Pertumbuhan ekonomi mencerminkan kegiatan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi dapat bernilai positif dan dapat pula bernilai  negatif. Jika pada suatu periode perekonomian mengalami pertumbuhan positif,  berarti kegiatan ekonomi pada periode tersebut mengalami peningkatan.
Sedangkan jika pada suatu periode perekonomian mengalami pertumbuhan  negatif, berarti kegiatan ekonomi pada periode tersebut mengalami penurunan.
Pertumbuhan ekonomi merupakan kunci dari tujuan ekonomi makro. Hal ini  didasari oleh tiga alasan. Pertama, penduduk selalu bertambah. Bertambahnya  jumlah penduduk ini berarti angkatan kerja juga selalu bertambah. Pertumbuhan  ekonomi akan mampu menyediakan lapangan kerja bagi angkatan kerja. Jika  pertumbuhan ekonomi yang mampu diciptakan lebih kecil daripada pertumbuhan  angkatan kerja, hal ini mendorong terjadinya pengangguran. Kedua, selama  keinginan dan kebutuhan selalu tidak terbatas, perekonomian harus selalu mampu  memproduksi lebih banyak barang dan jasa untuk memenuhi keinginan dan  kebutuhan tersebut. Ketiga, usaha menciptakan kemerataan ekonomi (economic  stability) melalui retribusi pendapatan (income redistribution) akan lebih mudah  dicapai dalam periode pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Kebijakan pembangunan dilakukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi  yang tinggi dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada. Namun  hasil pembangunan  kadang belum dirasakan merata oleh rakyat dan masih  terdapat kesenjangan antara daerah yang satu dengan yang lain. Menurut Meier,  1994 (Economic Development : 164),  pembangunan ekonomi masyarakat pada  hakekatnya merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk  meningkatkan  pendapatan masyarakatnya.
Pada hakekatnya pembangunan daerah yang baik hanya dapat dilakukan  apabila terjadi keseimbangan peran dari tiga pilar, yaitu pemerintahan, sektor  swasta, dan masyarakat. Ketiganya mempunyai fungsi dan peran masing-masing  dalam mengisi pembangunan. Pembangunan ekonomi adalah proses yang   Komparatif: Kabupaten Tapanuli Selatan Dan Kabupaten Langkat), 2010.
menciptakan pendapatan riil perkapita sebuah negara meningkat untuk periode  jangka panjang dengan syarat bahwa sejumlah orang yang hidup di bawah garis  kemiskinan mutlak tidak naik, dan distribusi pendapatan tidak semakin timpang.
Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum tentu menjadi solusi atas  terjadinya ketimpangan distribusi pendapatan dan kemiskinan.  Pertumbuhan  ekonomi yang tinggi juga belum tentu terjadi pembangunan di suatu daerah.
Dalam hal ini terdapat perbedaan pengertian antara pertumbuhan ekonomi  (economic growth)  dengan pembangunan ekonomi.  Pertumbuhan ekonomi  berkaitan dengan peningkatan produksi barang-barang dan jasa masyarakat  (output), sebaliknya pembangunan bukan saja memerlukan peningkatan produksi  barang dan jasa tetapi juga harus terjadi perubahan dan menjamin pembagiannya  (distribusi) secara lebih merata kepada segenap lapisan masyarakat.
Sejak krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia tahun 1997 telah berlalu,  perekonomian Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kabupaten Langkat mengalami  pertumbuhan. Namun demikian, tingkat pertumbuhan tersebut belum  menggembirakan mengingat pertumbuhan kedua Kabupaten ini masih lebih  rendah dibanding dengan pertumbuhan Ekonomi  di Propinsi Sumatera Utara dan  Indonesia.
Dilihat dari segi ekonomi, total nilai PDRB menurut harga konstan yang  dicapai Kabupaten Tapanuli Selatan pada tahun 2007 sebesar 4.598.180,00  (dalam juta rupiah) dengan konstribusi terbesar berasal dari sektor pertanian  sebesar 42,02 %, sektor industri pengolahan sebesar 24,37% dan dari sektor  perdagangan, hotel, restoran sebesar 13,79%. Persentase pendapatan lainnya  berasal dari sektor telekomunikasi dan transportasi, jasa, perbankan, listrik gas   Komparatif: Kabupaten Tapanuli Selatan Dan Kabupaten Langkat), 2010.
dan air minum, dan konstruksi. Kabupaten Tapanuli Selatan memiliki potensi  sumber daya alam yang memberikan kontribusi yang besar terhadap PDRB  daerahnya. Di Kabupaten Tapanuli Selatan ini terdapat beberapa industri rumah  tangga berupa kerajinan tangan yang banyak menyerap tenaga kerja, industri  pengolahan karet, industri pengolahan kelapa sawit hasil dari perkebunan rakyat  dan pemerintah.
Namun, meski memiliki proporsi yang besar dalam perekonomian, sektor  pertanian dan industri cenderung mengalami penurunan peran dari tahun ke tahun.
Kecenderungan ini akan berakibat semakin  rendahnya kesempatan kerja dan  pengangguran terbuka. Kesempatan kerja di sektor-sektor seperti industri besar,  konstruksi, perdagangan dan keuangan memang memberikan nilai tambah yang  tinggi, namun ketersediaannya lebih banyak di perkotaan/maju dibanding dengan  pedesaan yang didominasi oleh sektor primer.
Sementara di Kabupaten Langkat, komoditi dan kegiatan ekonomi yang  menonjol saat ini mempunyai prospek untuk dikembangkan lebih lanjut yaitu  sektor pertanian dan perkebunan. Pengusahaan tanaman perkebunan di Kabupaten  Langkat terdiri dari tanaman rakyat dan perkebunan besar swasta atau PTPN.
Pengolahan minyak goreng dipilih sebagai bidang usaha yang layak  dikembangkan karena karena di wilayah Kabupaten Langkat terdapat banyak  kebun dan pabrik pengolahan kelapa sawit. Hasil CPO (Crude Palm Oil) dari  pabrik pengolahan yang  tentu saja tidak semuanya diekspor, oleh sebab itu  pengolahan lanjutan merupakan alternatif yang dianggap tepat karena akan  memberikan nilai tambah bagi produk tersebut.
 Komparatif: Kabupaten Tapanuli Selatan Dan Kabupaten Langkat), 2010.
Kabupaten Langkat dan Tapanuli Selatan yang merupakan daerah yang  sedang berkembang dengan pola pengembangan yang hampir sama, dimana  sektor pertanian dan perkebunan merupakan sektor unggulan  masing-masing  kabupaten, terkhusus kelapa sawit sebagai komoditi unggulan. Selain itu, secara  umum pertumbuhan ekonomi yang terjadi di kedua kabupaten ini dipengaruhi  oleh variabel-variabel bebas seperti seberapa besar pengaruh pengeluaran  pemerintah daerah kabupaten, tingkat pendidikan dalam hal ini adalah jumlah  siswa SMA/Sederajat, serta nilai tambah industri besar dan sedang terhadap  pertumbuhan ekonomi yang terjadi di kedua kabupaten ini.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka penulis tertarik untuk  membandingkan pertumbuhan ekonomi kedua Kabupaten ini dan melakukan  penelitian guna penyelesaian skripsi dengan judul  “Analisis Faktor-Faktor  yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi (Studi Komparatif : Kabupaten  Tapanuli Selatan dan Kabupaten Langkat )”.
1.2 Perumusan Masalah  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka ada rumusan  masalah yang dapat diambil sebagai kajian dalam penelitian yang akan dilakukan.
Hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam penelitian skripsi ini. Selain itu  perumusan masalah ini diperlukan sebagai suatu cara untuk mengambil keputusan  dari akhir dari penulisan skripsi ini, antara lain : 1.  Bagaimana pengaruh jumlah pengeluaran pemerintah  terhadap  pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kabupaten  Langkat?   Komparatif: Kabupaten Tapanuli Selatan Dan Kabupaten Langkat), 2010.
2.  Bagaimana pengaruh jumlah tingkat pendidikan  terhadap  pertumbuhan ekonomi  Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kabupaten  Langkat?  3.  Bagaimana pengaruh jumlah nilai tambah industri    terhadap  pertumbuhan ekonomi  Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kabupaten  Langkat?  1.3 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang ada  dimana kebenarannya masih perlu dikaji dan diteliti melalui data yang terkumpul.
Berdasarkan permasalahan yang ada maka penulis membuat hipotesis sebagai  berikut : 1.  Jumlah  pengeluaran pemerintah berpengaruh positif terhadap  terjadinya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Selatan dan  Kabupaten Langkat 2.  Tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap terjadinya  pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kabupaten  Langkat  3.  Nilai tambah industri  berpengaruh positif  terhadap terjadinya  pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kabupaten  Langkat  1.4 Tujuan Penelitian  Adapun yang menjadi tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah :   Komparatif: Kabupaten Tapanuli Selatan Dan Kabupaten Langkat), 2010.
1.  Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengeluaran pemerintah  terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Selatan dan  Kabupaten Langkat.
2.  Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat pendidikan terhadap  pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kabupaten  Langkat.
3.  Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh nilai tambah industri terhadap pertumbuhan ekonomi daearah Kabupaten Tapanuli Selatan dan  Kabupaten Langkat.



Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi