Jumat, 30 Mei 2014

Skripsi Ekonomi Pembangunan: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN JUMLAH DAYA LISTRIK

BAB I.
PENDAHULUAN.
1.1 Latar Belakang.
Pembangunan merupakan suatu proses yang terus-menerus dilaksanakan melalui suatu  perencanaan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dalam segala aspek, yang mana untuk  mewujudkan kondisi yang lebih baik secara materiil maupun spirituil. Salah satu aspek yang  amat penting dalam pembangunan tersebut adalah pembangunan ekonomi. Pembangunan  ekonomi itu pada dasarnya meliputi usaha masyarakat keseluruhan untuk mengembangkan  kegiatan ekonomi dan mempertinggi tingkat kesejahteraan masyarakat.

Pembangunan nasional dengan pendayagunaan sumber daya alam yang tersedia sebagai  pokok-pokok kemakmuran rakyat dilaksanakan secara terencana rasional, optimal,  bertanggungjawab dan berpedoman pada tata ruang nasional yang berwawasan nusantara serta  tetap memperhatikan kelestarian fungsi-fungsi lingkungan hidup sesuai dengan asas  pembangunan. Karena itu sumber daya alam yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, yang  dimanfaatkan untuk pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan  masyarakat, sesuai dengan pasal 33 ayat (2) dan (3) UUD 1945.
Proses pembangunan itu sendiri pastinya tidak berjalan dengan sendirinya, akan tetapi  dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi jalannya  roda pembangunan tersebut adalah tenaga listrik. Dalam upaya memajukan kesejahteraan umum  dan mencerdaskan kehidupan bangsa, tenaga listrik sebagai bagian dari cabang produksi penting  bagi negara dan sangat menunjang upaya tersebut. Sebagai salah satu hasil pemanfaatan   kekayaan alam yang menguasai hidup orang banyak, tenaga listrik digunakan untuk  kesejahteraan masyarakat.
Tenaga listrik merupakan sarana produksi maupun sarana kehidupan sehari-hari yang  memegang peranan penting dalam upaya mencapai sasaran pembangunan. Sebagai sarana  produksi, tersedianya tenaga listrik dalam jumlah dan mutu pelayanan yang baik serta harga  yang terjangkau merupakan penggerak utama dan dapat mendorong laju pembangunan di sektor  lain. Pembangunan di berbagai sektor ini sangat penting bagi tercapainya tujuan pembangunan  seperti menciptakan lapangan kerja meningkatkan pendapatan nasional, mengubah struktur  ekonomi yang pada gilirannya akan meningkatkan permintaan tenaga listrik lagi. Di samping itu  tersedianya tenaga listrik yang merata dan dipergunakan secara luas untuk keperluan sehari-hari  akan dapat meningkatkan kesejahteraan lapangan masyarakat.
Sebagai salah satu bentuk energi yang sudah siap oleh konsumen (energi final), tenaga  listrik merupakan salah satu faktor yang menentukan untuk mencapai sasaran pembangunan  nasional. Dengan demikian, pembangunan ketenagalistrikan akan memperoleh prioritas yang  tinggi merupakan bagian terpadu dari pembangunan nasional, sehingga diusahakan serasi,  selaras, dan serempak dengan tahapan pembangunan nasional. Hal ini berarti bahwa sasaran  pembangunan ketenagalistrikan harus selalu menunjang setiap tahapan pembangunan nasional  baik dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat maupun dalam peningkatan ekonomi.
Di samping itu, listrik merupakan tulang punggung bagi awal dan kelanjutan  pengembangan industri dan tingkat hidup masyarakat. Hal ini dikarenakan energi listrik  merupakan bahan bakar bagi industri tersedianya tenaga listrik akan memudahkan perkembangan  industri sehingga akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu adanya penerangan listrik   memungkinkan masyarakat melakukan aktivitas di malam hari yang akan dapat menambah  penghasilan.
Listrik juga merupakan komoditi yang mempunyai kekhususan yaitu karena kevitalannya  sehingga merupakan jasa publik yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat banyak dan karena  sifatnya yang merupakan natural monopoli di mana distribusi dan transmisinya yang tidak dapat  dilakukan oleh banyak perusahaan. Tidak dapat dibayangkan apabila setiap perusahaan  pembangkit listrik membangun sendiri jaringan distribusi dan transmisinya, maka udara akan  dipenuhi oleh kabel-kabel listrik. Oleh karena itu meskipun terdapat perusahaan pembangkit  listrik swasta namun yang berhadapan langsung dengan konsumen listrik merupakan sebagian  besar masyarakat Indonesia adalah PLN (Pembangkit Listrik Negara). Adanya monopoli listrik  oleh PLN ini bertujuan agar kesejahteraan masyarakat dapat diutamakan karena pemerintah  memberikan harga yang baik daripada bila pendistribusian listrik dilakukan oleh perusahaan  swasta.
Untuk Indonesia, kebutuhan listrik masyarakat dipenuhi oleh PLN Pusat, sedangkan  untuk Sumatera Utara kebutuhan listrik masyarakat dipenuhi oleh PLN Wilayah Sumatera Utara,  dan untuk Kota Medan kebutuhan listrik masyarakatnya dipenuhi oleh PLN Cabang Medan. Hal  tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1 mengenai jumlah pelanggan, tabel 1.2 mengenai jumlah daya  tersambung dan tabel 1.3 jumlah energi listrik yang dijual.
 Tabel 1.1 Perkembangan jumlah pelanggan di Indonesia, Sumatera Utara dan Kota Medan (Orang) Tahun  Jumlah pelanggan Indonesia  Sumatera Utara  Medan 2003  32151416  1985225  383147 2004  33366446  2051642  395380 2005  34559353  2129471  412296 2006  35751224  2218729  427702 Sumber : PLN Wilayah Sumatera Utara Dari tabel 1.1 diatas dapat dilihat perkembangan permintaan listrik di Indonesia,  Sumatera Utara dan Kota Medan selama tahun 2003 sampai tahun 2006. Selama 4 tahun tersebut  jumlah pelanggan listrik terus meningkat baik di Indonesia, Sumatera Utara dan Kota Medan. Di  Indonesia, pada tahun 2003 jumlah pelanggan 32.151.416 bertambah menjadi 35.751.224 pada  tahun 2006. Untuk Sumatera Utara, jumlah pelanggan 1.985.225 pada tahun 2003 dan meningkat  menjadi 2.218.729 pada tahun 2006. Sedangkan di Kota Medan, terjadi peningkatan sebesar  44.555 selama tahun 2003-2006. Meningkatnya jumlah pelanggan ini dikarenakan banyak  didirikan perumahan-perumahan baru baik oleh perorangan maupun oleh pengembang juga  semakin banyaknya jumlah rumah tangga yang semula tidak menggunakan listrik sekarang mulai  menggunakan listrik. Selain itu perkembangan sektor industri dan komersial sebagai dampak  dilaksanakannya pembangunan ekonomi di Indonesia, Sumatera Utara dan Kota Medan telah  meningkatkan jumlah pelanggan listrik.
 Peningkatan jumlah pelanggan listrik diiringi dengan meningkatnya jumlah daya yang  tersambung. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut ini: Tabel 1.2 Perkembangan jumlah kVA daya tersambung di Indonesia, Sumatera Utara dan Kota  Medan (kVA) Tahun  Jumlah daya tersambung (kVA) Indonesia  Sumatera Utara  Medan 2003  45590660  2285189  892908 2004  47852340  2409714  966387 2005  50717380  2525864  1012276 2006  53317530  2685590  1077407 Sumber : PLN Wilayah Sumatera Utara Untuk Indonesia, terjadi peningkatan sebesar 7.726.870 selama periode 2003-2006. Di  Sumatera Utara, jumlah daya tersambung juga mengalami peningkatan dari 2.285.189 pada  tahun 2003 menjadi 2.685.590 pada tahun 2006. Sedangkan Kota Medan sendiri jumlah daya  tersambung bertambah sebanyak 184.499 selama tahun 2003-2006.
Di samping itu, jumlah GWh yang dijual juga mengalami peningkatan yang cukup  signifikan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 1.3 di bawah ini:  Tabel 1.3 Perkembangan jumlah GWh yang di jual di Indonesia, Sumatera Utara dan Kota Medan  (GWh)  Tahun  Jumlah energi yang dijual (GWh) Indonesia  Sumatera Utara  Medan 2003  90440,95  4150,4  1872,8 2004  100097,47  4440,0  2038,4 2005  107032,83  4613,4  2137,8 2006  112609,83  4940,9  2284,8 Sumber : PLN Wilayah Sumatera Utara Di Indonesia, pada tahun 2003 jumlah GWh yang dijual 87088,74 meningkat menjadi  112609,83 pada tahun 2006. Sedangkan Sumatera Utara mengalami peningkatan sebesar 790,5  pada tahun 2003-2006, dan di Kota Medan jumlah GWh yang dijual bertambah sebanyak 412  untuk kurun waktu 2003-2006.   Melihat pertumbuhan permintaan listrik yang tumbuh lebih cepat dari jumlah pelanggan  listrik. Hal ini berarti permintaan listrik bukan hanya disebabkan meningkatnya penggunaan  listrik oleh pelanggan. Perkembangan teknologi juga mendorong munculnya produk-produk baru  yang menggunakan tenaga listrik. Di sisi lain pendapatan masyarakat yang meningkat akan  menambah kemampuan masyarakat untuk pendapatan akan diikuti dengan meningkatnya  permintaan.
Pengamatan tersebut menunjukkan pemasangan sambungan listrik di Indonesia,  khususnya di Kota Medan terus mengalami peningkatan yang banyak dipengaruhi berbagai  faktor-faktor yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing konsumen. Hal ini terlihat semakin  banyaknya lahan-lahan persawahan yang sekarang dijadikan sebagai pemukiman. Dengan  bertambahnya pemukiman baru maka akan dapat mempengaruhi berubahnya permintaan jumlah  daya listrik. Bertambahnya penduduk yang tinggal di Kota Medan juga menyebabkan semakin  padatnya setiap daerah, sehingga menambah jumlah rumah tangga yang ada.



Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi