BAB I.
PENDAHULUAN.
1.1. Latar Belakang.
Dalam RPJM I Tahun
2005-2009 ditegaskan bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyara adil dan makmur yang
merata material dan spiritual sebagai penjabaran dari tujuan pemerintahan negara yang tercantum
dalam Undang-undang Dasar 1945 dan
Pancasila. Begitupun member makna bhawa pembangunan mengutamakan pemerataan dan
kesejahteraan masyarakat sehingga
masyarakat itu sendiri dapat menikmati hasil pembangunan.
Pembangunan ekonomi
yang dilakukan pada berbagai sektor
hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan (kemakmuran masyarakat secara menyeluruh) sehingga proses
perobahan struktur perekonomian,
perluasan kesempatan kerja dan pengurangan tingkat kemiskinan merupakan sasaran pokok pembangunan yang hendak dicapai.
Dengan demikian pelaksanaan pembangunan sekaligus harus menjamin pembagian yang merata
bagi seluruh rakyat sesuai dengan rasa keadilan, dalam rangka mewujudkan keadilan sosial. Ha
ini berarti pula bahwa pembangunan tidak
hanya ditujukan untuk meningkatkan
produksi, melainkan sekaligus mampu untuk mencegah jurang pemisah yang makin melebar antara masyarakat kaya dan yang miskin.
PDAM Tirtanadi
Medan dalam keberadaannya menyediakan air bersih yang dibutuhkan oleh masyarakat banyak, apakah rumah tangga,
perusahaan dan bahkan pemerintah. Air bersih yang ditawarkan kepada para konsumen dapat
dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti : minum, masak, mandi dan sebagainya sehingga dalam
perkembangannya menunnjukkan kenaikan yang prorsional dengan kenaikan jumlah penduduk
sekaligus rumah tangga. Antisipasi terhadap kebutuhan permintaan air bersih yang meningkat maka
pihak PDAM Tirtanadi telah melakukan berbagai upaya sehingga permintaan konsumen dapat terpenuhi.
Kerangka kebijakan
air bersih di Indonesia mengacu pada pengembangan air bersih wilayah perkotaan dengan bertumpu kepada investasi.
Pendekatan investasi tersebut dipengaruhi oleh tiga faktor: (a) karakteristik air baku, yang
memperhatikan jenis sumber air, kuantitas dan kualitas, serta debit andalan; (b) kebijakan pemerintah, yang
memfokuskan kepada penataan ruang, pertumbuhan ekonomi dan investasi, dan demografi; dan (c)
teknologi produksi, yang mempertimbangkan efisiensi ekonomi, distribusi, dan cakupan pelayanan.
Secara teknis dan operasional, hal
tersebut diimplementasikan oleh
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), sebagai lembaga ekonomi penyedia air bersih.
Permintaan akan air
bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum untuk wilayah Kecamatan Medan Timur semakin lama semakin meningkat
sehingga perusahaan sebagai instansi
penyedia air bersih diharapkan mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat Kecamatan Medan Timur. Selain sektor rumah tangga, permintaan air bersih juga
berasal dari sektorsektor industri dan jasa dalam rangka mendukung kegiatan operasional usahanya. Pihak
Tirtanadi harus mampu mengatur dan menjaga kesinambungannya sebagai penyedia air bersih
dari waktu ke waktu. Ada banyak faktor yang mendorong masyarakat baik rumah tangga ataupun
industri-industri atas permintaan air bersih yang harus dipantau oleh pihak Tirtanadi sebagai
penyuplai air bersih.
Air bersih yang
disalurkan oleh PDAM Tirtanadi ke semua saluran-saluran pemakai air bersih dikontrol dengan adanya pemasangan meteran penghitung
pemakaian air bersih di setiap rumah-rumah ataupun industri-industri. Jumlah pemakaian air bersih setiap waktunya
akan tereatat dan akan dikenakan biaya
oleh pihak PDAM Tirtanadi sebagai ganti rugi atas total pemakaian air bersih
yang telah dinikmati oleh masyarakat
Kecamatan Medan Timur. Kecamatan Medan Timur merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kota Medan dengan
penduduk sebanyak 75.154 orang dengan luas 5,33 KM atau 2,01% dari luas seluruh kota Medan,
dimana masyarakat yang mendapatkan pelayanan atau sebagai pelanggan air bersih tahun 2006
sebanyak 25.161 keluarga sedangkan sebagai pelanggan sebanyak 10.422 pelanggan atau sebesar 96%
dari penduduk Kecamatan Medan Timur (Medan Dalam Angka 2007).
PDAM Tirtanadi
harus memperhatikan sumber-sumber debet air bersih yang dimiliki untuk tetap dapat memenuhi permintaan masyarakat
akan air bersih. Faktor-faktor yang dianggap sebagai penyebab meningkatnya permintaan air bersih di
Kecamatan Medan Timur harus senantiasa dijaga dan dipantau untuk menghindari terjadinya
krisis air bersih di Kecamatan Medan Timur. Sejalan dengan keterangan di atas, maka penulis
tertarik mengangkat masalah ini menjadi sebuah penelitian yang berjudul :“Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur”.
1.2.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis
merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah
: Bagaimana pengaruh harga air terhadap
permintaan air bersih di Kecamatan Medan Timur? Bagaimana pengaruh jumlah
penduduk terhadap permintaan air bersih di Kecamatan Medan Timur?.
1.3 Hipotesa Teori
empirik sebagaimana yang dikemukakan oleh Husein Umar (2007:124) sebagai
berikut : Hipotesis adalah suatu proporsi, kondisi atau prinsip untuk sementara
waktu dianggap benar dan barangkali
tanpa keyakinan supaya bisa ditarik suatu konsekuensi logis dan dengan cara ini
kemudian diadakan pengujian tentang
kebenarannya dewngan menggunakan data empiris dari hasil penelitian.
Berdasarkan
observasi/penelitian pendahuluan di lapangan, maka penulis membuat suatu
hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah
ada pengaruh harga air terhadap permintaan air bersih di Kecamatan Medan Timur.
2. Apakah ada pengaruh jumlah penduduk terhadap
permintaan air bersih di Kecamatan Medan Timur.
1.4 Tujuan
Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui pengaruh harga air terhadap permintaan air bersih di
Kecamatan Medan Timur.
2. Untuk mengetahui pengaruh jumlah penduduk
terhadap permintaan air bersih di Kecamatan Medan Timur.
1.5 Manfaat
Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Sebagai bahan informasi bagi peneliti
selanjutnya terutama yang meneliti masalah permintaan Air Minum di Kecamatan Medan Timur.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi daerah Medan
dalam menentukan mengetahui faktor yang mempengaruhi
permintaan Air Minum di Kecamatan Medan Timur.
3. Sebagai referensi bagi semua pihak.
BAB II LANDASAN
TEORI 2.1. Konsep Dasar Teori Permintaan Pada dasarnya permintaan adalah
keinginan yang disertai dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang yang
bersangkutan. (Suherman Rosyidi, tahun 1995:239).
Sedangkan menurut
Vincent Gaspersz, permintaan (demand) dapat didefinisikan sebagai kuantitas barang atau jasa yang rela dan mampu dibeli
oleh konsumen selama periode waktu tertentu berdasarkan kondisi-kondisi tertentu. (Vincent
Gaspersz, tahun 1996:13).
Permintaan suatu
barang atau jasa pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain(Vincent Gaspersz, tahun 1996:18) :
Harga dari barang atau jasa itu (the
price of good) Pendapatan konsumen (the
consumers income) Harga diri
barang-barang atau jasa yang berkaitan (the price of related goods or services)
Ekspektasi konsumen yang berkaitan dengan
harga barang atau jasa, tingkat pendapatan, dan ketersediaan dari barang atau jasa itu dimasa
mendatang (consumer expectations with respect to future prise levels, income levels, and
product availability) Selera konsumen
(the taste of consumers) Banyaknya konsumen potensial (the number of potensial
consumersi) Pengeluaran iklan (advertising expenditure) Atribut atau features dari produk itu
(features or atributes of product) Faktor-faktor
spesifik lainnya yang berkaitan dengan permintaan terhadap produk (other demand
related factorers specific to producti) Jumlah
komoditi total yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga/konsumen disebut jumlah yang diminta ((quntity demand) untuk komoditi tersebut. Konsep dasar
dari fungsi permintaan untuk suatu
barang atau jasa dapat dinyatakan dalam bentuk hubungan antara kuantitas yang diminta dan sekumpulan variabel sfesifik
yang mempengaruhi permintaan dari barang atau jasa itu. Dalam bentuk model matematik konsep
permintaan untuk suatu barang atau jasa dinotasikan
sebagai berikut (Vincent Gaspersz, tahun 1995:18) : Qdx = f (Px, I, Pr, Pe, Ie,
Pae, T, A, F, O) Dimana : Qdx =
Kuantitas permintaan barang atau jasa X f = Notasi fungsi yang berarti dari atau
tergantung pada Px = Harga dari barang atau jasa X I = Pendapatan konsumen Pr = Harga dari barang lain yang berkaitan Pe = Ekspektasi konsumen terhadap tingkat
pendapatannya di masa mendatang Ie =
Ekspektasi konsumen terhadap ketersediaan barang atau jasa X di masa mendatang Pae = Ekspektasi konsumen terhadap harga barang
atau jasa X di masa mendatang T = Selera
konsumen N = Banyaknya konsumen
potensial 6 A = Pengeluaran iklan F = Features atau atribut dari barang atau jasa
itu O = faktor-faktor spesifik yang
berkaitan dengan permintaan terhadap barang atau jasa itu Kita tidak dapat
memahami pengaruh setiap variabel di atas secara terpisah jika kita ingin mengetahui apa yang terjadi manakala segalanya
berubah pada waktu yang sesuai. Maka dari itu kita hanya mempelajari pengaruh
variabel-variabel tersebut satu demi satu pada saat tertentu.
Untuk maksud ini
kita mempertahankan semua variabel konstan kecuali satu variabel yang kita pelajari pengaruhnya. Kemudian kita biarkan satu
variabel ini berubah dan mempelajari bagaimana
pengaruhnya terhadap kuantitas yang diminta. Dengan cara yang sama kita dapat mempelajari semua variabel lainnya dan
dengan demikian kita dapat memahami
tingkat kepentingan masing-masing
variabel. Sekali pekerjaan ini dilakukan, kita dapat menyangkut kembali pengaruh variabel-variabel secara
sendiri-sendiri untuk mengetahui apa yang akan terjadi jika beberapa hal berubah pada saat yang sama,
seperti yang sering terjadi pada prakteknya.
Mempertahankan konstan
semua variabel yang ada pengaruhnya sering kali diungkapkan dengan istilah ceteris paribus. Kalau
dikatakan pengaruh harga mobil terhadap jumlah mobil yang diminta ceteris paribus, ini dimaksudkan bahwa
perubahan harga mobil mempengaruhi jumlah mobil yang diminta jika semua faktor lain yang
mempengaruhi permintaan mobil tidak berubah.
Secara konseptual
untuk keperluan analisis permintaan produk, biasanya variabelvariabel yang
mempengaruhi permintaan suatu produk dibagi dalam dua kelompok utama, yaitu : 1. Variabel harga jual dari produk itu sendiri
(P) 2. Semua variabel lain diluar
variabel harga jual produk itu (I, Pr, Pe, Ie, Pae, T, N, A, F, O) yang dikategorikan sebagai variabel penentu
permintaan (demand determinants). Perlu ditekankan
disini bahwa setiap produk (barang atau jasa) memiliki sekumpulan variabel ini mempengaruhi permintaan dan sekumpulan
variabel ini mempengaruhi permintaan produk itu dengan cara yang mungkin unik untuk setiap
item sfesifik.
Dalam ilmu ekonomi
hubungan antara variabel harga jual dari suatu produk dan kuantitas permintaan produk untuk suatu periode waktu
tertentu, sementara semua variabel penentu permintaan terhadap produk dibuat konstan,
disebut sebagai permintaan saja. Dengan demikian secara konseptual, fungsi permintaan dapat
didefinisikan sebagai suatu tabel, grafik, atau persamaan matematik yang menunjukkan bagaimana
hubungan antara kuantitas permintaan produk
dan harga jual dari produk itu, sementara variabel-variabel lain yang
dikategorikan sebagai variabel penentu
dibuat konstan (ceteris paribus). Suatu fungsi permintaan yang dipergunakan dalam analisis permintaan yang dinyatakan
secara umum dalam model matematik berikut : Qdx = f (Px, I, Pr, Pe, Ie, Pae,
T,N, A, F, O) = f (Px) Tanda garis ( ) dalam fungsi di atas menunjukkan bahwa
semua variabel setelah garis tegak itu dibuat
atau dianggap konstan (ceteris paribus).
Analisis permintaan
ini dapat ditunjukkan dalam bentuk tabel atau grafik. Apabila ditunjukkan dalam bentuk tabel, analisis ini
disebut sebagai skedul permintaan (demand schedule), sedangkan apabila ditunjukkan dalam grafik,
analisis ini disebut sebagai kurva permintaan (demand curve).
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi