BAB I.
PENDAHULUAN.
1.1 Latar Belakang.
Indonesia sebagai
salah satu negara sedang berkembang, di masa lalu pernah mencoba untuk berdiri di atas kaki sendiri dan
tidak memperdulikan bantuan negara lain. Namun ternyata Indonesia tidak bisa terus menerus
bertahan dalam kondisi seperti ini. Akhirnya Indonesia terpaksa mengikuti arus,
membuka diri untuk berhubungan lebih akrab
dengan bangsa lain demi memenuhi kehidupan ekonomi nasionalnya (Amir MS, 1998: 12).
Jika saja dulu
Indonesia tidak berani mengijinkan modal Jepang dan Amerika masuk dalam pertambangan minyaknya, mungkin
perekonomian Indonesia tidak akan mengalami
kemajuan yang berarti. Industrialisasi juga tidak akan berjalan jika saja Indonesia tidak mau mengimpor mesin tekstil
dari Jepang, pabrik pupuk, pabrik semen, pabrik kayu lapis, dan lain-lain dari
negara-negara sahabat lainnya. Begitu pula keadaan ekonomi nasional kita bisa macet total jika
saja Indonesia tetap tidak mau menjual karet ke negeri Belanda dan menjual tembakau, kopi,
dan lain-lain ke negara Eropa lainnya.
Secara ringkas
dapat dikatakan bahwa dalam dunia yang sudah terbuka ini, hampir tidak ada lagi satu negara pun yang
benar-benar mandiri, tapi satu sama lain saling membutuhkan dan saling mengisi.
Kenyataan ini lebih meyakinkan kita akan bertambah pentingnya peranan perdagangan
internasional dalam masa mendatang demi kepentingan
ekonomi nasional. Dalam hal ini, hubungan ekonomi internasional dalam suatu negara ditunjukkan oleh kegiatan
perdagangan yang meliputi kegiatan ekspor impor sebagai salah satu komponen penting dalam
hubungan ekonomi luar negeri. Ekspor akan memperluas pasar barang buatan dalam negeri
dan ini memungkinkan perusahaanperusahaan dalam negeri mengembangkan
kegiatannya. Impor juga dapat memberi sumbangan
kepada pertumbuhan ekonomi karena industri-industri dapat mengimpor mesin-mesin dan bahan mentah yang
diperlukannya. Di Indonesia jenis barang yang biasa diperdagangkan ke luar negeri adalah
barang Migas dan Non Migas. Barang migas meliputi minyak dan gas, sedangkan barang non
migas meliputi komoditi tradisional termasuk
produk industri dan pariwisata.
Berdasarkan data
yang diperoleh dari BPS, ditahun 1998 ekspor sektor industri secara keseluruhan sebesar US$ 34.593,2 juta,
atau menurun sebesar US$ 252,6 juta dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2001 total ekspor sektor industri Indonesia adalah sebesar US$ 37.671,1 juta.
Ini berarti ekspor sektor industri mengalami penurunan sebesar 10.31% dari ekspor sektor
industri tahun sebelumnya yang mencapai sebesar
US$ 42.002,9 juta. Setelah itu ekpor Indonesia terus mengalami peningkatan di tahun –
tahun berikutnya. Terjadinya perubahan pada ekpor sektor industri, akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
Investasi merupakan
salah satu factor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan semakin besar
tingkat investasi maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Investasi Indonesia
merupakan penjumlahan dari Penanaman Modal
Dalam Negri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA). Investasi sektor industri Indonesia berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia karena sektor industri merupakan salah satu sektor
terpenting dalam perekonomian Indonesia.
Menurut
Boediono (1999:12), Pertumbuhan Ekonomi merupakan tingkat pertambahan dari pendapatan nasional. Dengan
kata lain, pertumbuhan ekonomi adalah sebagai
proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang dan merupakan ukuran keberhasilan pembangunan.
Berdasarkan data
dari Badan Pusat Statistik, dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia
tidak stabil. Terkadang menunjukkan peningkatan,
penurunan, atau bahkan tetap dari tahun sebelumnya. Sejak tahun 1986 hingga tahun 1989, tingkat pertumbuhan ekonomi
nyata terus menerus mengalami peningkatan,
yaitu dari 5,9% di tahun 1986 menjadi 6,9% di tahun 1988, dan menjadi 7,5% di tahun 1989. Namun pada tahun 1990
tingkat pertumbuhan ekonomi sama halnya dengan
tahun 1991 yaitu 7,0%. Dilanjutkan dengan tahun 1992, 1993, 1994, 1995, dan 1996, masing-masing tingkat pertumbuhan
ekonominya adalah sebesar 6,2%, 5,8%, 7,2%,
6,8%, dan 5,8%.
Sejak krisis
moneter pada Agustus 1997, pertumbuhan ekonomi Indonesia anjlok sebesar -13,3% pada tahun 1998. Kemudian pada
tahun 1999 pertumbuhan ekonomi Indonesia
mengalami peningkatan tiap tahun. Pada
tahun 1999 ekonomi bertumbuh sekitar
0,79%, 4,92% di tahun 2000, 3,4% di tahun 2001, dan 3,66%.di tahun 2002.
Seiring dengan
berjalannya waktu, pada tahun 2006 pertumbuhan ekonomi kemudian mengalami peningkatan menjadi 6,1%.
Berdasarkan hal-hal
yang dikemukakan diatas, Penulis mencoba untuk membahas masalah pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam
hubungannya dengan perdagangan internasional
yang meliput ekspor dan impor dengan mengangkat judul “Analisis Pengaruh Ekspor Sektor Industri Dan
Penanaman Modal Asing Sektor Industri terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”.
1.2 Perumusan Masalah Dalam penelitian ini, Penulis terlebih dahulu
merumuskan masalah dengan jelas sebagai
dasar penelitian yang dilakukan. Sehubungan dengan hal tersebut, masalah yang akan dikaji dalam tulisan ini adalah sebagai
berikut: 1. Bagaimana pengaruh Ekspor
sektor industri terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia? 2.
Bagaimana pengaruh Tingkat suku bunga terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia? 3.
Bagaimana pengaruh Penanaman Modal Asing (PMA) sektor industri terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia? 4. Bagaimana pengaruh Konsumsi terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia? 5.
Bagaimana penagruh krisis ekonomi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia?
1.3 Hipotesis Berdasarkan perumusan
masalah diatas, maka Penulis membuat hipotesis sebagai berikut: 1.
Ekspor berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia,
ceteris paribus.
2. Tingkat Suku Bunga berpengaruh negative
terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia,
ceteris paribus .
3. Penanaman Modal Asing (PMA) berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, ceteris paribus.
4. Konsumsi berpengaruh positif terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, ceteris paribus.
5. Krisis Ekonomi berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia, ceteris peribus.
1.4 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan
Penulis dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh Ekspor terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh Tingkat Suku bunga
terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengaruh PMA terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.
4. Untuk mengetahui pengaruh Konsumsi terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.
5. untuk mengetahui pengaruh krisis ekonomi
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai
berikut: 1. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran, bahan studi atau tambahan ilmu pengetahuan bagi
mahasiswa-mahasiswa khususnya bagi mahasiswa
jurusan Ekonomi Pembangunan.
2. Menambah, melengkapi, sekaligus sebagai
pembanding hasil-hasil penelitian yang
sudah ada sebelumnya yang menyangkut topik yang sama.
3. Sebagai masukan yang akan bermanfaat bagi
pemerintah dan instansi-instansi terkait.
4. Untuk memperkaya wawasan ilmiah Penulis dalam
kaitannya dengan disiplin ilmu yang
Penulis tekuni.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi