Jumat, 30 Mei 2014

Skripsi Ekonomi Pembangunan: ANALISIS PENGARUH EKSPOR, IMPOR, KURS NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP CADANGAN DEVISA INDONESIA

BAB I.
PENDAHULUAN.
1.1.Latar Belakang.
Tata ekonomi Indonesia yang ada sampai akhir 1970-an dapat dikatakan tata  ekonomi peninggalan kolonial, kehidupan ekonomi di dominasi sektor pertanian,  perkebunan, dan ekstraktif. Sejak proklamasi kemerdekaan, sampai dikeluarkannya  UU No I / 67 / dan UU No 6 / 68 tentang Penanaman Modal Asing dan Penanaman  Modal Dalam Negeri, atau tepatnya sampai saat dimulainya Repelita I. Kita belum  berkesempatan memperbaiki tata ekonomi nasional. Namun guna pengembangan tata  ekonomi yang lebih menuju akan kesejahteraan, maka pemerintah sebagai pihak yang  berotoritas mengembangkan arah kebijakan dalam pembangunan Industrialisasi guna  menaikan perekonomian nasional. Pembangunan yang pada awalnya berpusat  terhadap sektor pertanian kini berganti arah menjadi sektor industri. Karena melihat  begitu banyak negara yang telah diuntungkan melalui industrialisasi, kita pun ikut  beranjak kearah yang sama. Dorongan tingkat kebutuhan yang semakin meningkat di  Indonesia membuat perubahan ini dilakukan agar negara tidak banyak mengalami  pengeluaran atas barang-barang yang dihasilkan oleh negara lain.

Sejarah perekonomian Indonesia merupakan suatu catatan penting untuk  melihat bagaimana perkembangan pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Kondisi      perekonomian Indonesia mengalami begitu banyak dinamika di tahun 1980-an. Pada  tahun 1983 terjadi resesi global dan berdampak pada perekonomian Indonesia.
Di tahun 1983 terjadi deregulasi perbankan, yakni kebijakan yang diambil  karena Indonesia mengalami banyak kemunduran ekonomi. Kebijakannya, yakni  mempertinggi efisiensi dan mobilisasi dana. Pergerakan yang positif dari kebijakan  ini adalah cuaca perekonomian internasional yang semakin baik dan hal ini mulai  terlihat dampaknya sekitar tahun 1984-1985.
Setiap arah kebijakan tentunya diharapkan mampu memberi sumbangan yang  positif terhadap pertumbuhan ekonomi, namun perlu waktu untuk mengecap  keberhasilan suatu kebijakan. Seperti yang sudah di jelaskan di atas pergerakan  ekonomi yang baik dimulai kembali di tahun 1984-1985, namun gejolak ekonomi  kembali terjadi di tahun 1986. Suatu fenomena besar kembali terjadi yakni devaluasi  kembali yang dilakukan oleh pemerintah. Cara-cara mengatasi gejolak ini pemerintah  kembali mengeluarkan kebijakan-kebijakannya (Deregulasi). Hasilnya di tahun1989  pertumbuhan ekonomi mulai menunjukan sisi positifnya, ditandai dengan ketiadaan  ancaman devaluasi, cadangan devisa yang tinggi, tinggkat inflasi yang rendah dan  terkendali, suku bunga yang cenderung menurun, serta kurs rupiah yang relatif stabil.
Dengan di mulainya industrialisasi di Indonesia maka dengan sendirinya  dibutuhkan devisa. Sumber pembiayaan perdagangan luar negeri tersebut disimpan  dalam cadangan devisa, yang dipertanggung jawabkan oleh Bank Indonesia. Dan  dicatat dalam neraca pembayaran Bank Indonesia.. Semakin giat kita melakukan  industrialisasi semakin banyak devisa yang dibutuhkan. Dan kebutuhan itu      diperuntukan untuk barang konsumsi namun kini perlahan berubah untuk pemenuhan  barang modal dan bahan baku. Devisa juga banyak digunakan untuk pembangunan  pr oyek-proyek industri maupun proyek seperti jalan, jembatan, dermaga, landasan  udara, terminal. Devisa yang digunakan guna pembangunan ini adalah berasal dari  devisa hasil ekspor kita baik migas maupun non-migas dan hasil jasa pariwisata.
Bahkan devisa kita juga diperoleh dari peminjaman hutang luar negeri agar mampu  menjalankan pembangunan tersebut. Ringkasnya adalah devisa mutlak perlu untuk  negara yang giat membangun (Amir.M.S,2004) Seiring dengan pergerakan pembangunan tersebut maka arah kebijakan  industri kita pun ditetapkan jenis industri subsitusi impor, yakni barang-barang yang  tadinya di impor dan kemudian di coba dibuat dalam negeri.. Valuta asing (Foreign  Exchange Rate) diperlukan untuk mengimpor perlengkapan proyek-proyek industri  manufakturing aneka jenis sesuai dengan jenis produk yang dibuat. Jenis Industri  yang berkembang kebanyakan industri yang menghasilkan barang konsumsi primer  seperti tekstil, pakaian jadi, terigu, makanan kaleng, obat-obatan dan barang  konsumsi lainnya.
Selama periode pembangunan industrialisasi dalam negeri tentunya yang  menjadi pertanyaan adalah sumber cadanga devisa negara kita. Cadangan devisa  tentunya menjadi suatu indikator yang kuat untuk melihat sejauh mana suatu negara  mampu melakukan perdagangan dan menunjukan perekonomian negara tersebut.
Yang menjadi sumber cadangan devisa awalnya adalah keyakinan bahwa Indonesia  memiliki sumber daya alam yang melimpah ruah dan tentunya patut di perdagangkan      ke luar negeri dan selebihnya pendanaan di dapat melalui bantuan luar negeri baik  melalui hutang luar negeri juga melalui hibah atau sering disebut capital out flow.
Neraca pembayaran yang merupakan alat untuk melihat posisi cadangan  devisa Indonesia sejak tahun 1989/1990 selalu mengalami surplus, namun apabila  terjadi defisit biasanya diimbangi dengan adanya arus modal dari luar. Seiring  perkembangan pemerintah sebagai otoritas pemberlaku kebijakan serta pelaku gerak  pertumbuhan ekonomi dalam negeri, pendanaan tersebut lebih di dominasi atas  hutang luar negeri yang dianggap sebagai masukan pendapatan saat itu bagi  pemerintah.
Kondisi perekonomian Indonesia turut mengalami kejatuhan pula di saat  perdagangan valuta asing juga mengalami kejatuhan di kawasan Asia. Diawali oleh  guncangan pasar asing di Thailand, dan kemudian menjalar ke pasar valuta asing di  negara-negara lainya di Asia. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar  berdampak negatif terhadap posisi neraca pembayaran, terutama karena jumlah utang  luar negeri makin membengkak, dimana pada tahun 1997, total stok utang luar negeri  secara rill 64,2% GDP 95,3% dan perekonomian Indonesia pun masih tarus  mengalami masalah.
Selain dari faktor diatas, yang menggerogoti cadangan devisa Indonesia  adalah harga minyak. Faktor ekstern ini yang tidak bisa dikendalikan. Dalam kasus  resesi pada tahun 1986, kejadiannya kurang lebih disebabkan karena harga ekspor  minyak turun sampai titik terendah 9 dolar AS/ barrel. Situasi buruk ini juga  diperparah kebutuhan BBM yang terus meningkat dalam negeri sementara produksi      minyak Indonesia terus menurun mengakibatkan terus terkurasnya cadangan devisa  Indonesia hanya untuk memenuhi BBM dalam negeri.
Posisi cadangan devisa suatu negara dikatakan aman biasanya apabila  mencukupi kebutuhan impor untuk jangka waktu setidak-tidaknya untuk tiga bulan  impor. Pada tahun 1996 tingkat pertumbuhan ekonomi mencapai 7,8 % per tahun dan  inflasi pada 5 bulan pertama mencapai tingkat yang terendah selama 10 tahun terakhir  pada periode yang sama. Investasi langsung luar negeri mencapai 6,5 Juta dolar AS  per tahun fiskal 1996/1997 ( cukup untuk 5 bulan impor ), Posisi cadangan devisa  Indonesia sampai pada paruh pertama tahun 1997, perekonomian Indonesia  menunjukan kinerja yang cukup baik yang ditandai dengan menguatnya beberapa  indikator makro ekonomi, tahun 1998 cadangan devisa Indonesia mencapai 23,90  Triliun rupiah, akan tetapi akibat krisis ekonomi merosot hingga bulan September  1999 berkisar 16,01 Miliar dolar AS (Tambunan, 2000) dan jika kita menilik ditahun  berikutnya diluar dari penelitian ini kini posisi cadangan devisa tahun 2008 sebesar  dan per -Januari 2009 menunjukan posisi cadangan devisa Indonesia sebesar US$ 335,715 Milliar.(www.bi.id)  Kegunaan kondisi cadangan devisa harus dipelihara, agar transaksi  internasional dapat berlangsung dengan stabil. Tujuan pengelolaan devisa merupakan  bagian yang tak terpisahkan juga dari upaya menjaga nilai tukar, dimana menipisnya  cadangan devisa akan mengundang spekulasi rupiah dari para spekulator, sehingga  untuk memenuhi kebutuhan akan likuiditas perlu mempertahankan stabilitas nilai  tukar.
    Kondisi Indonesia setelah krisis ekonomi menunjukan tersedotnya cadangan  devisa untuk kebutuhan dalam negeri. Karena devisa ekspor lebih rendah dari devisa  impor. Dalam upaya mempertahankan cadangan devisa pada tingkat yang aman perlu  diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi cadangan devisa di Indonesia, yaitu  Ekspor, Impor dan Kurs nilai tukar rupiah.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penulisan  skripsi dengan judul “ Analisis Pengaruh Ekspor, Impor, Kurs nilai tukar rupiah terhadap Cadangan Devisa Indonesia “ 1.2. Perumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka diperoleh permasalahan  sebagai berikut : 1.  Apa pengaruh Ekspor terhadap posisi cadangan devisa di Indonesia 2.  Apa pengaruh Impor terhadap posisi cadangan devisa di Indonesia 3.  Apa pengaruh Nilai tukar ( Kurs ) terhadap posisi cadangan devisa di  Indonesia.
1.3. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek  peneliti dimana tingkat kebenaranya masih perlu di uji. Berdasarkan perumusan  masalah diatas, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut :      1.  Ekspor mempunyai pengaruh positif terhadap cadangan devisa di  Indonesia 2.  Impor mempunyai pengaruh negatif terhadap posisi cadangan devisa di  Indonesia 3.  Nilai tukar rupiah ( Kurs ) mempunyai pengaruh positif terhadap posisi  cadangan devisa di Indonesia 1.4. T ujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1.  Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Ekspor terhadap posisis  cadangan devisa di Indonesia 2.  Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Impor terhadap posisi  cadangan Devisa di Indonesia 3.  Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh nilai tukar Rupiah (kurs)  terhadap posisi cadangan devisa di Indonesia.
1.5. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah  1.  Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa  Fakultas Ekonomi terutama Departemen Ekonomi Pembangunan yang  ingin melakukan penelitian selanjutnya.
2.  Sebagai masukan bagi kalangan akademis dan peneliti yang tertarik untuk  membahas mengenai topik yang sama  3.  Sebagai proses pembelajaran dan penambah wawasan ilmiah penulis  dalam disiplin ilmu yang penulis tekuni.



Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi