Jumat, 30 Mei 2014

Skripsi Ekonomi Pembangunan: PROSPEK PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN

BAB I.
PENDAHULUAN.
1.1. Latar Belakang.
Indonesia merupakan negara pertanian yang artinya pertanian memegang peranan  penting dari keseluruhan perekonomian Indonesia. Hal ini ditunjukkan dari  banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja dan bergantung pada  sektor pertanian atau dari produk nasional yang berasal dari pertanian ini memberi  arti bahwa di masa yang akan datang sektor ini masih perlu terus dikembangkan.

Sektor ini telah menyumbang penerimaan devisa 26,45% dan PDRB (Produk  Domestik Regional Bruto) sebesar 24,69% pada tahun 2005.Sektor pertanian juga  merupakan faktor penting khususnya bagi sektor industri sebagai penyedia bahan  baku.
Sekarang ini sektor pertanian tidak dipandang sebagai sektor yang pasif yang  mengikuti sektor industri, tetapi sebaliknya. Pembangunan pertanian didorong dari  segi penawaran dan dari segi fungsi produksi melalui penelitian-penelitian,  pengembangan, teknologi pertanian yang terus-menerus, pembangunan prasarana  sosial dan ekonomi di pedesaan dan investasi oleh negara dalam jumlah besar.
Pertanian kini dianggap sektor pemimpin (leading sektor) yang diharapkan  mendorong perkembangan sektor-sektor lainnya.
Keberhasilan suatu pembangunan pertanian diperlukan beberapa syarat atau  pra-kondisi yang untuk tiap-tiap daerah berbeda-beda.  Pra-kondisi itu meliputi  bidang-bidang teknis, ekonomis, sosial budaya dan lain-lain. Di Jepang pra kondisi  itu, sebagian besar berasal dari sektor pertanian sendiri berupa dana-dana yang    digunakan untuk mengembangkan sektor industri. A.T. Mosher dalam bukunya  Getting Agrculture Moving (1965) - yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa  Indonesia – telah menganalisa syarat-syarat pembangunan pertanian di banyak negara  dan menggo long–golongkannya menjadi syarat mutlak dan syarat pelancar. Menurut  Mosher ada lima syarat yang mutlak harus ada dalam mendukung pembangunan  pertanian. Apabila salah satu syarat tersebut tidak ada, maka terhentilah  pembangunan pertanian; pertanian dapat berjalan terus tetapi statis.
Syarat–syarat mutlak itu menurut Mosher adalah: 1.  Adanya pasar untuk hasil–hasil usaha pertanian.
2.  Teknologi yang senantiasa berkembang.
3.  Tersedianya bahan–bahan dan alat–alat produksi secara lokal.
4.  Adanya perangsang produksi bagi petani.
5.  Tersedianya pengangkutan yang lancar dan berkelanjutan.
Disamping syarat–syarat mutlak itu Mosher juga menjelaskan syarat–syarat pelancar  yang dapat mendorong pembangunan pertanian, yaitu: 1.  Pembangunan pendidikan.
2.  Kredit produksi.
3.  Kegiatan gotong royong petani.
4.  Perbaikan dan perluasan tanah pertanian.
5.  Perencanaan nasional pembangunan pertanian.
Saat krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1997, yang dampaknya terlihat  pada tahun 1998 dimana secara langsung mempengaruhi struktur perekonomian  Indonesia. Hampir semua sektor cenderung menurun kecuali sektor pertanian yang    tumbuh sebesar 2,48 persen sehingga sektor pertanian menjadi salah satu tumpuan  yang positif untuk perbaikan ekonomi.
Sumatera Utara sebagai salah satu propinsi di Indonesia dimana sektor pertanian  merupakan penyumbang nilai tambah yang potensial bagi PDRB Sumatera Utara.
Dan jika berbicara mengenai kesempatan kerja, maka sebagian besar penduduk  Sumatera Utara bekerja pada sektor pertanian sebesar 66,88 %, pada sektor industri  sebesar 4,77 %, pada sektor perdagangan sebesar 8,57 % dan sektor lain-lain sebesar  7,93 %. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan sektor utama dalam  perekonomian Sumatera Utara.
Melihat pentingnya sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi, tiap-tiap daerah  meningkatkan pembangunan di sektor ini seperti di daerah Kabupaten Karo. Sektor  ini merupakan penyumbang terbesar terhadap PDRB Kabupaten Karo hingga saat ini.
Peranan sektor ini terhadap PDRB Karo dalam harga berlaku tercatat sebesar 67,57%  pada tahun 2000 dan 59,58% pada tahun 2006, sedangkan dalam harga konstan tahun  2000 ialah 65,40% dan 59,53% pada tahun 2006. Hal tersebut dapat dipahami karena  Kabupaten Karo adalah daerah pertanian dataran tinggi. Adapun jenis tanaman yang  dibudidayakan di Kabupaten Karo ialah jenis tanaman umbi–umbian, sayur–sayuran,  buah–buahan dan tanaman padi.
Dari jenis tanaman umbi–umbian, tanaman jagung adalah tanaman yang  paling dominan dimana pada tahun 2006 produksi jagung sebesar 171.016 ton dengan  luas panen sebesar 50.182 Ha. Hal ini menjadikan Kabupaten Karo sebagai penghasil  jagung terbesar kedua setelah Kabupaten Simalungun yaitu 204.196 ton dengan luas  panen 59.604 Ha. Jenis tanaman ini adalah jenis tanaman terluas dalam tanaman    umbi–umbian di Karo. Kabupaten Karo juga cukup terkenal sebagai penghasil  sayur–sayuran di Provinsi Sumatera Utara bahkan termasuk dalam komoditi ekspor  sejak tahun 2000 sampai dengan sekarang. Jenis sayur–sayuran yang dihasilkan dari  Kabupaten Karo ialah bawang, kentang, sawi, kubis, wortel, tomat, dan buncis . Jenis  tanaman lainnya yang juga cukup banyak dihasilkan petani di Kabupaten Karo adalah  tanaman buah–buahan seperti jeruk, alpukat, mangga, sawo, durian, pepaya, dan  nenas.
Sebagai gambaran dari keberhasilan pembangunan pertanian yakni, volume  dan nilai ekspor hasil pertanian terus meningkat. Berdasarkan keunggulan kompetitif  dalam perdagangan internasional, produk hasil pertanian merupakan andalan negara  Indonesia dan bahkan Sumatera Utara mengingat corak kehidupannya masih bersifat  agrikultur. Hal ini menjadi keunggulan bagi Kabupaten Karo yang memiliki potensi  khususnya komoditi tanaman muda atau sayur-sayuran. Nilai FOB ekspor hasil  pertanian Sumatera Utara mengalami pertumbuhan 14,38% pada tahun 2003, 49,88%  tahun 2004, dan tahun 2005 sebesar 18,73%. Realisasi ekspor Kabuapen Karo pada  umumnya meningkat setiap tahunnya, namun ada beberapa komoditi yang tidak lagi  diekspor yang dulunya masih termasuk komoditi yang memiliki prospek. Hal ini  menjadi tugas berat bagi pemerintah untuk membenahi kembali yang pernah dicapai.
Ketika diambil kebijaksanaan untuk mengekspor hasil pertanian bukan berarti  mengabaikan permintaan dalam negeri namun dilakukan peningkatan jumlah  produksi dan yang terpenting adalah daya saing produk agar dapat menghadapi era  glogalisasi dan liberalisme perdagangan. Kualitas produk tentu harus tetap dijaga dan  ditingkatkan.
  Seperti yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, Kabupaten Karo termasuk  dalam Kawasan Agribisnis Holtikultura Sumatera (KAHS). Secara regional dalam  Kawasan Agribisnis Holtikultura Sumatera (KAHS) masih sulit diciptakan  keseimbangan keseimbangan antara produksi atau penawaran yang dihasilkan di  sentra-sentra produksi dengan permintaaan di pusat-pusat konsumsi sehingga harga  produk holtikultura cenderung sangat fluktuatif. Salah satu kebijakan yang dianggap  relevan dalam merespon berbagai perubahan tersebut adalah pengembangan  agribisnis dengan pendekatan kawasan.
Pemerintah juga mempunyai peranan dalam upaya pembangunan pertanian baik  dalam kebijaksanaan pertanian, perencanaan pertanian dan pembangunan pertanian.
Beberapa program pemerintah dalam membantu peningkatan produksi petani yang  telah berjalan seperti Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), Kredit  Usaha Rakyat (KUR), Koperasi, khususnya dalam Pengembangan Usaha Agribisnis  Pedesaan (PUAP) yang dicanangkan pemerintah dalam membantu para petani agar  dapat lebih mandiri telah berjalan dalam kurun waktu lima tahun terakhir telah  memberi dampak yang besar terhadap kesejahteraan para petani dan menjadikan  posisi tawar petani lebih baik. Sekarang ini sejauh  mana program-program  pemerintah tersebut dapat teroptimalisasi khususnya dalam menghadapi ksisis global  yang terjadi pada saat ini. Hal ini tidak lepas dari peran para petani sendiri yang  tergabung dalam organisasi-organisasi tersebut.
Pembiayaan sektor pertanian dan pengairan selalu menempati ”tiga besar” dalam  alokasi anggaran pembangunan selama PJP-I dan PJP-II. Anggaran pembangunan  ditujukan untuk membiayai program dan proyek pembangunan sektor pertanian.
  Adanya program proyek pembangunan sektor pertanian memperluas kesempatan  kerja non petani seperti pembangunan jalan, bangunan-bangunan irigasi serta  penyuluhan-penyuluhan dan organisasi-organisasi petani yang memperkenalkan  penemuan baru. Maka pengeluaran pemerintah tersebut merupakan investasi yang  betujuan untuk kekuatan dan ketahanan ekonomi di sektor pertanian pada masa yang  akan datang.
Dalam pembangunan pertanian, berbagai usaha pengembangan produktivitas  dilakukan, dimana usaha pokok mutlak dilakukan dengan intensifikasi pertanian  melalui pengadaan sarana produksi yang optimal. Sarana produksi ini mencakup  bibit/benih, pupuk dan pestisida. Semua sarana produksi ini memiliki peranan penting  dan sangat mempengaruhi dalam proses produksi. Pemerintah harus mampu  membantu petani dalam menyediakan dan menyalurkan sarana tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian  dalam bentuk skripsi dengan judul ”Prospek Pembangunan Sektor Pertanian di  Kabupaten Karo”.
1.2. Perumusan Masalah  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka permasalahan  yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.  Bagaimanakah prospek pembangunan sektor pertanian Kabupaten Karo dalam  mencapai pembangunan ekonomi Kabupaten Karo.
2.  Apakah ada pengaruh pembangunan sektor pertanian Kabupaten Karo  terhadap perekonomian masyarakat Kabupaten Karo.
  3.  Bagaimana pengaruh kebijakan sektor pertanian terhadap posisi tawar petani  di Kabupaten Karo.
1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.  Untuk mengetahui seberapa besar prospek pembangunan sektor pertanian  Kabupaten Karo dalam mencapai pembangunan ekonomi Kabupaten Karo.
2.  Untuk mengetahui pengaruh pembangunan sektor pertanian Kabupaten Karo  terhadap tingkat kesejahteraan masyarakakat Kabupaten Karo.
3.  Untuk mengetahui pengaruh kebijakan pemerintah terhadap posisi tawar  petani di Kabupaten Karo.
1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah  sebagai berikut: 1.  Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa  Fakultas Ekonomi terutama Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin  melakukan penelitian selanjutnya.
2.  Sebagai tambahan wawasan ilmiah dan ilmu pengetahuan penulis dalam  disiplin ilmu yang penulis tekuni.
3.  Sebagai masukan atau bahan kajian bagi kalangan akademis dan peneliti yang  tertarik membahas topik yang sama.



Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi