Jumat, 23 Mei 2014

Skripsi Pendidikan Agama Islam: KONSEP PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF SYEKH AL ZARNUJI (Study Kitab Ta’lim Al Muta’allim)


BAB I  PENDAHULUAN 
A. LATAR BELAKANG 
Pendidikan adalah kebutuhan setiapmanusia untuk membuka jalan hidup  melalui pengetahuan. Sejak manusia menghendaki kemajuan dalam kehidupan,  maka sejak itu timbul gagasan untuk melakukan pengalihan. Dalam sejarah  pertumbuhan masyarakat, pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam  rangka memajukan kehidupan generasi  sejauh dengan tuntutan kemajuan  masyarakat.
  Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan itu kita harus melewati  proses yang mencakup tiga referensi: individu, masyarakat atau komunitas  nasional dari individu tersebut, dan seluruh kandungan realitas baik material  maupun spiritual.
  Sebelum mengulas lebih jauh dibawah ini penulis akan mencoba mengutip  pendapat dari beberapa tokoh dan sumber lain mengenai arti atau definisi dari  pendidikan itu sendiri:   1. Ahmad D. Marimba mengajukan definisi sebagai berikut:  Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh  sipendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani siterdidik  menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
 Prof. H. M. Arifin M, Ed Ilmu Pendidikan Islam :   Dr. Syed Sajjad Husain, Dr. Syed Ali AsharafMenyongsong Keruntuhan Pendidikan. Gema  Risalah Press Bandung, tanpa tahun, hlm iv  2.  Prof. Dr. Hasan Langgulung menyebutkan dalam salah satu bukunya  bahwa pendidikan dapat ditinjau dari2 segi yakni dari segi sudut  pandang masyarakat dan darisegi pandangan individu.
a.  Dari sudut pandang masyarakat: ysitu pewarisn budaya dari  generasi tua ke generasi mudaagar hidup masyarakat tetap  berlanjut.

b.  Dari sudut pandang individu menganggap kekayaan yang terdapat  pada setiap individu agar dapat dinikmati oleh individu dan  selanjutnya oleh masyarakat.
 Dari beberapa definisi diatas maka jelaslah bahwa pendidikan bertujuan  untuk menjadikan manusia yang sempurna dalam artian manusia yang mempunyai  nilai tambah dalam semua segi, seperti spiritualitas, moralitas, sosialitas, rasa,  rasionalitas,  semuanya perlu mendapatkan porsi dalam pendidikan guna bekal  untuk menusia terjun kedalam masyarakat untuk melanjutkan proses  kehidupannya.
 Begitu pula dalam Islam, pendidikan adalah sarana atau media dalam  pembentukan insan kamil berbudi dan berakhlak mulia serta bermanfaat bagi  bangsa, negara dan agamanya. Pendidikan dalam Islam juga memiliki makna  sentral dan berarti prosespencerdasan secara utuh as a whole, dalam rangka  pencapaian sa’adatuddarain,kebahagiaan dunia akhirat, atau keseimbangan  materi dan religious-spiritual.salah satu ajaran Nabi adalah intelektualisasi total,   Prof. Dr. Hasan Langgulung. Azas-azas Pendidikan Islam, Pustaka Al Husna, Jakarta 1992. hlm  3   Paul Suparno, SJ, dkk, Reformasi Pendidikan Sebuah Rekomendas.Kanisius. Yogyakarta 2002.
hlm 13  yakni proses penyadaran kepada umat dalam pelbagai dimensi dengan mau’idhah  hasanah, wisdomatau hikmah dan exelent argumentation (wa jadiluhum billati  hia ahsan: Qur an: 6: 125).
 Oleh karena itu Islam sebagai agama yang universal memberikan pedoman  hidup bagi manusia menuju kehidupan yang bahagia. Kebahagiaan hidup bagi  manusia itulah yang menjadi sasaran hidup manusia yang pencapaiannya sangat  bergantung pada masalah pendidikan. Selain itu pendidikan merupakan kunci  untuk membuka kearah modernisasi.
 Dari penjelasan diatas maka dapat kita simpulkan bahwa tujuan dari  pendidikan Islam itu sendiri adalah menciptakan insan kamil yakni manusia yang  baik dan bertakwa yang menyembah Allah. Dalam arti yang sebenarnya, yang  membangun struktur pribadinya sesuai dengan syari'at Islam serta melaksanakan  segenap aktifitas kesehariannya sebagai wujud ketundukannya kepada Tuhan  (Khan: 1998).
Disini perlu diperjelas bahwa yang dimaksud dengan pendidikan Islam di  sini bukanlah dalam arti pendidikan ilmu-ilmu agama Islam yang pada gilirannya  mengarah pada lembaga-lembaga pendidikan Islam semacam madrasah, pesantren  atau UIN (dulu IAIN). Akan tetapi yang dimaksud dengan pendidikan Islam di  sini adalah menanamkan nilai-nilai fundamental Islam kepada setiap Muslim  terlepas dari disiplin ilmu apapun yang akan dikaji. Sehingga diharapkan akan  bermunculan anak-anak muda enerjik yang berotak Jerman dan berhati Makkah   Dr. H. Abdurrachman Mas’ud, M. A. dkk. Paradigma Pendidikan Islam. Pustaka Pelajar. Tth.
Hlm 7   Ismail SM, Nurul Huda, Abd Kholiq Paradigma Pendidikan Islam : 56  seperti yang sering dikatakan oleh mantan Presiden B.J. Habibie. Kata-kata  senada dan lebih komprehensif diungkapkan oleh Al-Faruqi (1987) pendiri  International Institute of Islamic Thought, Amerika Serikat, dalam upayanya  mengislamkan ilmu pengetahuan.
 Namun perjalanan pendidikan Islam tidak sepenuhnya berhasil dan  tercapai seperti yang telah disebutkan dalam tujuannya, karenadiluar itu masih  ada lingkungan yang disebut era globalisasi yang didalamnya penuh dengan  tantangan modernisasi pasar bebas, dan apabila pendidikan Islam tidak mampu  menyaingi segala budaya dan sistem yang masuk dari barat maka hal ini akan  mengancam keberadaan Islam di muka bumi ini.
Dalam konteks pendidikan yang seperti ini tidakkah kita pernah berpikir  bahwa sistem pendidikan yang kita terapkan di sekolah-sekolahadalah bentuk  adopsi sistemik dari sistem pendidikan barat “sekuler” padahal dalam beberapa  hal karakter paradigma sekuler yang mendasari sistem pendidikan banyak yang  bertentangan dengan nilai-nilai religiusitas dari Islam itu sendiri. Maka sudah  menjadi tanggung jawab moral dan keharusan (a must) bagi setiap pakar muslim  untuk membangun teori Islam sebagai paradigma ilmu pendidikan Islam sebagai  paradigma yang mempunyai karakteristik yang berbeda dengan paradigmaparadigma lainnya yang mendasari konseppendidikan. Khususnya bagi ilmuan  yang  concerndalam bidang pendidikan  untuk merekonstruksi bangunan  paradigma yang dapat dijadikan dasar bagi sistem pendidikan.
 WWW.Sidogiri.com  Ada banyak tokoh-tokoh Islam baik klasik dan kontemporer yang penulis  lihat dan klasifikasi dari melihat masa ketika para tokoh tersebut hidup yang telah  menuliskan hasil pemikirannya tentang pendidikan diantaranya yang klasik  adalah: Al Ghazali, K.H.M. Hasyim Asy’ari. Ibn Jama’ah dan masih banyak lagi,  sedangkan yang kontemporer adalah SyedNaquib al Attas, Hasan Langgulung,  Muhammad Abduh, Dr. Abdullah NashihUlwan dan masih banyak lagi.
Begitupun dengan tokoh-tokoh barat tidaksedikit tokoh-tokoh yang mempunyai  pengaruh yang sangat besar dalam bidang pendidikan yang telah menuliskan  banyak konsepnya dalam banyak karangannya, antara lain yang klasik adalah:  John Dewey, John Locke, Jean Jaques Rousseau. Dan pemikir kontemporer  diantaranya adalah: Leo Tolstoy, Max Rafferty, Paulo Freire, yang kesemua dari  tokoh-tokoh pendidikan baik yang Islam maupun yang barat akan dibahas dalam  pembahasan selanjutnya.
Sedangkan salah satu pemikir pendidikan Islam yang belum penulis  sebutkan yang hidup pada zaman pertengahan, sorang tokoh pendidikan yang  kompeten dan konsekuen dalam mengembangkan konsep pendidikan Islam dan  hasil karyanya yang besar dan monumental berisi tentang gagasan pendidikan  telah menjadi rujukan pendidikan Islam pesantren-pesantren salaf  pada saat itu  beliau adalah Syekh Al Zarnujipenulis kitab “ta’lim al muta’allim thariq al  ta’allum”.Penulis yakin hampir setiap orang yang pernah belajar di pesantren  akrab dengan kitab yang satu ini, masalahnya kitab ini boleh dikatakan dijadikan   Kata salaf atau salafiyyahdiambil dari nomenklatur Arab yaitu salafittununtuk sebutan  sekelompok umat Islam yang ingin kembali kepada ajaran Al Qur an dan as Sunnah,  sebagaimana praktik kehidupan generasi pertama Islam (assalafussalih).
sebagai  “buku suci” bagi para pelajar pemula yang akan memulai tugas  belajarnya.
Kitab ini memuat bagaimana seorang pelajar harus belajar dengan caracara yang benar, mulai dari persoalan niat, metode belajar dan bagaimana  menghindari dan menjaga diri untuk tidak menjadi pelupa. Pembelajarn kitab ini  terutama menjadi bimbingan agar pelajar dapat mencapai ilmu yang diharapkan  yakni ilmu yang bermanfaat tidak hanya pada dirinya sendiri tetapi juga bagi  masyarakat.
Namun demikian, kitab ini disinyalir juga di samping sebagai salah satu  faktor yang cukup urgen dalam membangun “feodalisme ulama” di kalangan  pesantren terutama yang ada di Jawa, jugatelah membuat siswa menjadi pasif dan  tidak kritis. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika ada sebagian pengkritisi  yang menganjurkan agar kitab Ta‘lîm al-Muta‘allim dan yang sejenisnya untuk  tidak lagi diajarkan di pesantren. Perlu diketahui bahwa kitab ini disusun oleh  seorang ulama yang hidup pada sekitar abad ke 12, sudah barang tentu dengan  berbagai pertimbangan situasi dan  kondisi yang dihadapinya waktu itu.
Permasalahannya sekarang, apakah kitab itu masih laik untuk diterapkan dalam  situasi dan kodisi yang telah berbeda secara diameteral dengan situasi dan kondisi  penulisnya.
Kupasan-kupasan teknis-aplikatif al-Zarnuji tentang etika belajar-mengajar  itu kemudian mengesankan bahwa Ta’limmasih kental dengan pengaruh budaya  lokal. Dalam sebuah seminar (sekitar Th. 1999-2000), Ghazali Said pernah  mengemukakan kritiknya terhadap Ta’limtentang hal ini. Ia menyatakan bahwa  daerah ma wara’a al-nahar(lembah sungai Amudarya/Transoxinia) adalah daerah  pedalaman yang jauh dari dinamika urban di Baghdad. Budaya Transoxiana  (tempat di mana al-Zarnuji menyusun kitabnya), kata Ghazali, sangat  mempengaruhi pemikiran al-Zarnuji dalam Ta’lim.
Bentuk-bentuk teknis pendidikan ala Ta’limketika dibawa ke dalam  wilayah dengan basis budaya berbeda, maka akan terkesan canggung. Saat itulah,  Ta’limkemudian banyak dipandang secara “tidak adil” (baca: apriori), ditolak dan  disudutkan.
 Untuk itu, melalui tulisan ini, penulis mencoba mengelaborasi sekaligus  mengkritisi paradigma pendidikan Islam klasik yang telah dikonsepsikan oleh alZarnuji tersebut. Atas dasar inilahyang mendorong peneliti untuk mengambil  judul :  “KONSEP PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF  SYEKH AL ZARNUJI” (Study kitab Ta’lim Al Muta’allim) 
B. RUMUSAN MASALAH 
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas dan untuk lebih  memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka peneliti menguraikan rumusan  masalah sebagai berikut:  1.  Bagaimana konsep Syekh Al Zarnuji tentang pendidikan Islam?  2.  Bagaimana Relevansi konsep Syekh AlZarnuji tentang pendidikan Islam  dalam konteks pendidikan masa kini?   Elaborasi adalah pengerjaan (mencoba mengungkapkan)dengan teliti. Kamus Ilmiah Populer. M.
Dahlan al Barry. ARKOLA, Surabaya. tth 
C. TUJUAN PENELITIAN 
Dengan penelitian ini penulis ingin mendeskripsikan tentang:  1. konsep Syekh Al Zarnuji tentang pendidikan Islam  2. Relevansi konsep Syekh Al Zarnuji tentang pendidikan Islam dalam  konteks pendidikan masa kini?  D. KEGUNAAN PENELITIAN  1. Sebagai sumbangan pemikiran yang bersifat literat dalam memperkaya  khazanah intelektual muslim.
2. Sebagai bahan pertimbnangan dalam melakukan pembaharuan dan  pengembangan pendidikan Islam.
3. Untuk menambah paradigma penelitian tentang pendidikan Islam.
E. PEMBATASAN PERMASALAHAN  
Seperti kita ketahui bahwasanya Syekh Al Zarnuji menuangkan buah  pikirannya mengenai konsep pendidikan dalam kitab karangannya yakni ta’lim al  muta’allimyang memuat tiga belas pasal yang menjelaskan tentang berbagai ilmu  dan cara mencarinya dimulai dari  pasal (1)Pengertian ilmu fiqih serta  keutamaannya, (2) Niat diwaktu belajar, (3) Memilih Ilmu, guru, teman dan  ketabahan berilmu, (4) Mengagungkan Ilmu dan ahli ilmu, (6) Sungguh-sungguh,  kontinuitas dan cita-cita luhur, (5) Permulaan belajar, cara belajar dan tata  tertibnya, (7) Bertawakkal, (8) Masa Belajar, (9) kasih sayang dan nasehat, (10)  Mengambil pelajaran, (11) Waro’ pada masabelajar, (12) hal-hal yang membuat  mudah hafal dan mudah lupa, (13)Hal-hal yang mendatangkan rizqi dan  menjauhkan dan yang memperpanjang usia dan yang memotong.
 Dalam penelitian ini peneliti tidak akan membahas pasal-pasal tersebut  secara satu persatu akan tetapi dengan melihat pasal-pasal tersebut sebagai satu  rumpun konsep yang telah disusun oleh syekh Al Zarnuji sebagai satu formula  dalam suatu konsep pendidikan Islam.



Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi