BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Dewasa ini kesadaran
masyarakattentang pentingnya pendidikan
semakin meningkat. Hal ini nampak keinginan masyarakat memilihkan
untuk sekolah anaknya. Mereka berusaha
menyekolahkan anaknya setinggitingginya dan memilihkan pendidikan yang tepat
untuk anaknya. Sehingga kecenderungan
orang tua dalam memilih lembaga pendidikan bagi anaknya bukannya tidak memiliki alasan yang kuat, akan
tetapi didasari oleh keinginan agar
anaknya nanti mempunyai bekal yang cukup dalam menjalani hidup ini.
Statement diatas juga berlaku
bagi orang tua untuk mendidik anaknya,
sebagai realitas pengamalan terhadap firman Allah dalam surat An-Nisa':
9 yang berbunyi Artinya:
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang
lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah
mereka mengucapkan Perkataan yang benar.
Ayat diatas menuntut orang tua untuk
mempersiapkan anaknya menjadi generasi
yang berkualitas, dengan cara mendidik mereka sesuai dengan ajaran Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemah.
(Mekar Surabaya: 2004), hlm.101 agama
Islam dan menanamkan aqidah, akhlak dan moral secara luas untuk menjaga kualitas mereka. Dimana kenyataan
menunjukkan bahwa kurangnya pendidikan
agama dan pembinaan akhlak mulia terhadap anak didik, mereka akan mudah terpengaruh oleh lingkungan
ataupun dengan temannya yang kurang baik
sehingga terjadi penyimpangan perilaku terhadap anak didik.
Oleh karena itu orang tua disini
berfungsi sebagai pelaksana, pengarah dan
pemberi kebijaksanaan terhadap langkah-langkah pendidikan yang akan ditempuh oleh anaknya. Dengan begitu orang
tua termotivasi untuk menyekolahkan
anaknya ke Madrasah Tsanawiyah.
Menurut Ngalim Purwanto dalam
bukunya psikologi pendidikan
mendefinisikan bahwa motivasi yaitu: suatu usaha yang disadari
untuk menggerakkan dan menjaga tingkah
laku seseorang agar ia terdorong untuk
bertindak melakukan sesuatu hingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Semua orang Islam termasuk orang tua
berkeinginan memiliki anak shalih,
berakhlak mulia, yang dapat mendo’akan kedua orang tuanya, birrul walidain. Islam memberi petunjuk bahwa anak
adalah amanah yang dibebankan kepada
masing-masing orang tua agar dididik sebaik-baiknya.
Menunaikan amanah itu ternyata tidak mudah.
Kesulitan itu dirasakan oleh hampir
semua orang tua. Tidak sulit menemukan keluhan orang tua, seperti misalnya anaknnya yang sering membolos,
berani kepada orang tua, serba menuntut
yang berlebihan, sholat lima waktu tidak tertib, belum dapat Ngalim Purwanto, Psikologi
Pendidikan(Bandung: Rajawali Rusda Karya, 1992), hal: 73
Imam Suproyogo , Pendidikan Berparadigma Al-Qur’an(Aditya Media
Bekerjasama dengan UIN Malang Press,
2004), hlm. 11 membaca Al-Qur’an secara
lancar, dan bahkan lebih dari itu, tidak sedikit anak-anak ditengarai melakukan perilaku
menyimpang seperti minum obat terlarang
dan sebagainya. Dengan demikian orang tua harus bertanggung jawab terhadap pendidikan anaknyasesuai
dengan tuntunan agama.
Sebagaimana termaktub dalam
Al-Qur’an surat At-Tahrim ayat 6:
ยต® Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
ยต® Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Ayat diatas menunjukakan kewajibanorang tua
untuk mendidik anaknya, mengajarnya,
menjaganya, menasehatinya, membawa ke jalan kebaikan dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Maka dari
itu memilih sekolah yang sesuai
merupakan kewajiban orang tua agar sesuai dengan harapan dan
cita-cita keluarga, masyarakat maupun
cita-cita bangsa yang ideal pada umumnya
membangun manusia seutuhnya yaitu manusia yang hidup seimbang
tersebut adalah lembaga antara jasmani
dan rohani, dunia akhirat. Diantara pendidikan
formal yang memadai untuk manciptakan kehidupan seimbang tersebut
adalah lembaga pendidikan yang bernaung
dibawah Departemen Agama, karena
Al-Qur’an dan Terjemah, op.cit., hlm. 820 disitu diberikan ilmu agama dan ilmu umum
yang seimbang. Lembagalembaga pendidikan formal tersebut diantaranya adalah MI,
MTs dan MA.
Adapun jenjang pendidikan yang
ada diIndonesia terdiri dari 3 (tiga)
yaitu: pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan perguruan tinggi.
Mengenai pendidikan menengah
UUSPN No.20 Tahun 2003 pasal 17
menyatakan bahwa: ”pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD)
dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk
lain yang sederajat serta Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk
lain yang sederajat.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20
Tahun 2003 di atas sudah jelas Madrasah
Tsanawiyah merupakan sebagai pendidikan dasar yang setaraf dengan lembaga pendidikan umum (SMP)
serta di perkuat dengan adanya SKB 3 M.
Madrasah Tsanawiyah sebagai
pendidikan dasar setelah MI telah
mempunyai dasar hukum yang kuat dan kedudukannya setara dengan SLTP.
Berdasarkan surat keputusan
bersama 3 Menteri atau yang dikenal dengan
SKB 3 M. Yang dimaksud dengan SKB 3 M yaitu: keputusan bersama
antara Menteri Agama dengan SK No. 6
tahun 1975, Menteri P&K dengan SK. No
37/ U/ 1975 dan Menteri Dalam Negeri dengan SK. No 36 tahun 1975.
tertanggal 24 Maret 1975, tentang
peningkatan mutu pendidikan. Yang
dimaksud SKB 3 M yaitu lembaga pendidikan yang menjadi mata
pelajaran Agama Islam sebagai mata
pelajaran dasar yang diberikan sekurang- Undang-Undang Republik Indonesia No.
20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (SISDIKNAS) (Bandung: Citra Umbara, 2003), hlm. 13 kurangnya 30% disamping mata pelajaran umum.
Sedangkan Madrasah sebelum SKB 3 M
komposisi kurikulumnya yaitu 70% pelajaran agama, 30% pelajaran umum.
Dengan adanya SKB 3 M tersebut, maka dan tugas
fungsi madrasah sebagai integral dari
sistem Pendidikan Nasional makin mantap dan kuat, sehingga lulusan madarsah bisa memperoleh
kesempatan yang sama dengan lulusan
sekolah umum sebagai warga yang memiliki hak dan kewajiban.
Dengan demikian yang dimaksud
Pendidikan Agama di madrasah adalah
suatu program untuk memenuhi sebagian dari tujuan pendidikan di
Madrasah di bidang pengetahuan,
penghayatan dan pengalaman agama. Program ini
diarahkan untuk menjadi muslim yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa baik yang diarahkan sebagai bekal
kemampuan pribadinya maupun sebagai
bekal untuk memasuki lapangan kerja. Program ini ciri khas kekhususan sebagai sekolah agama.
Dengan demikian, bila para orang tua yang
ingin menanamkan nilai-nilai agama Islam
terhadapnya anaknya sejak dini, maka orang tua termotivasi untuk memilih madrasah sebagai wahana
pendidikan bagi anak mereka. Hal ini
terjadi pada MTsN Selorejo Kabupaten Blitar (sebagai salah satu pendidikan madrasah) yang menunjukkan sebagai
lembaga pendidikan yang dipilih para
orang tua untuk memasukkan anaknya ke sekolah.
MTsN Selorejo Kabupaten Blitar
merupakan lembaga pendidikan Islam yang
memiliki beberapa program pendidikan untuk membina dan Zuhairini , Abdul Ghofir, Metodologi
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam(UIN
Malang& UM Press: 2004), hlm. 32
Ibidi, hlm. 45 menanamkan
nilai-nilai agama kepada siswa-siswi, di Madrasah ini banyak memberikan tambahan pelajaran keagamaan,
misalnya pembinaan baca alQur’an, sholat berjamaah dan lain-lain. Dari latar
belakang itu yang menyebabkan MTsN
Selorejo Kabupaten Blitar menjadi lembaga yang disukai orang tua sebagai tempat menyekolahkan
anaknya.
Dari uraian tersebut, penulis
sebagai calon pendidik sangat tertarik untuk
meneliti dengan mengambil judul
"MOTIVASI ORANG TUA MENYEKOLAHKAN
ANAKNYA KE MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI
SELOREJO KABUPATEN BLITAR.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang
tersebut maka permasalahan yang ada adalah
sebagai berikut.
1. Apa motivasi orang tua menyekolahkan anaknya
ke Madrasah Tsanawiyah Selorejo
Kabupaten Blitar? 2. Faktor apa saja
yang mendorong timbulnya motivasi orang tua
menyekolahkan anaknya ke Madrasah Tsanawiyah Selorejo Kabupaten Blitar?
3. Apa usaha-usaha yang dilakukan
oleh Madrasah dalam meningkatkan
motivasi orang tua?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah
yang ada maka tujuan penelitian yang
hendak di capai adalah: 1. Untuk mendeskripsikan motivasi orang tua
menyekolahkan anaknya ke Madrasah
Tsanawiyah Selorejo Kabupaten Blitar 2.
Untuk mengetahui Faktor apa saja yang mendorong timbulnya motivasi orang tua menyekolahkan anaknya ke Madrasah
Tsanawiyah Selorejo Kabupaten
Blitar? 3. Untuk mendeskripsikan usaha-usaha yang
dilakukan oleh Madrasah dalam
meningkatkan motivasi orang tua.
D. Manfaat Penelitian
1. Untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan
pengalaman guna menjadi sebagai calan
pendidik.
2. Dapat dijadikan pedoman bagi lembaga
pendidikan yang bersangkutan dalam
mengambil kebijaksanaan sebagai upaya mengembangkan mutu lembaga tersebut serta menarik minat
masyarakat agar mau menyekolahkan
anaknya ke lembaga tersebut.
3. Bagi masyarakat khususnya orang tua murid
merupakan informasi yang sangat penting
dan berharga yang dapat di jadikan sebagai pertimbangan dalam memilihkan alternatif pendidikan bagi
anaknya.
E. Definisi Operasional
Untuk memperjelas judul skripsi ”Motivasi
Orang Tua Menyekolahkan Anaknya Ke
Madrasah Tasanawiyah” dimaksudkan untuk menghindari kesalah fahaman, ada beberapa istilah-istilah
dalam judul yang perlu ditegaskan lagi
definisinya.
Adapun istilah-istilah yang
dijelaskan sebagai berikut: 1. Motivasi adalah suatu tenaga atau faktor yang
terdapat dalam diri mannusia yang
menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan
tingkah laku.
2.
Orang tua adalah ibu dan bapak merekadua diantara begitu banyak
orang yang mendidik tentang makna sebuah
hidup dan kehidupan.
3.
Madrasah Tsanawiyah adalah sekolah umum yang berciri khas Islam.
F. Sistematika Pembahasan
Penulisan skripsi ini terdiri
dari lima bab, masing-masing terdiri dari sub
bab, adapun sistematikanya sebagai berikut: Pada awal pembahasan penulis cantumkan bab I
atau pendahuluan yang memberikan
penjelasan secara umum dan sedikit tentang gambaran isi dari skripsi. Sedangkan penyusunannya terdiri dari
latar belakang masalah, Martin Handoko,
Motivasi dan Penggerak Tingkah Laku (Yogyakarta: Konisius, 1992), hlm. 9
http://denmas.blog.com/, diakses tanggal 18 April 2007 Depag RI, Pendidikan Islam dan Pendidikan
Nasional (Paradigma Baru)(Jakarta:
2005), hlm. 267 rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan sistematika pembahasan.
Kemudian dalam bab II penulis
paparkan tentang hal-hal yang ada
kaitannya dengan penelitian secara teoristis dengan pendekatan
kepustakaan.
Dalam bab ini penulis membahas tentang
motovasi, motivasi orang tua
menyekolahkan anaknya ke madrasah, faktor apa saja yang mendorong timbulnya motivasi orang tua menyekolahkan
anaknya ke madrasah, dan pembahasan
tentang usaha madrasah dalam meningkatkan motivasi orang tua meyekolahkan anaknya ke madrasah.
Kemudian dalam bab III penulis
kemukakan tentang metode penelitian yang
meliputi, jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, data
dan sumber data, populasi dan sampel,
pengumpulan data, dan analisis data,
pengecakan keabsahan data, tahap-tahap penelitian, tahap penyelesaian.
Kemudian pada bab IV hasil
penelitian, yang membahas tentang latar
belakang Obyek, dan penyajian dan analisis data.
Sedangkan pada bab V merupakan
bagian akhir yang meliputi kesimpulan
dari keseluruhan pembahasan dan beberapa saran dari penulis.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi