Senin, 19 Mei 2014

Skripsi Pendidikan Agama Islam: MOTIVASI ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA KE MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SELOREJO KABUPATEN BLITAR

BAB I 
PENDAHULUAN 
A.      Latar Belakang Masalah 
Dewasa ini kesadaran masyarakattentang pentingnya pendidikan  semakin meningkat. Hal ini nampak keinginan masyarakat memilihkan untuk  sekolah anaknya. Mereka berusaha menyekolahkan anaknya setinggitingginya dan memilihkan pendidikan yang tepat untuk anaknya. Sehingga  kecenderungan orang tua dalam memilih lembaga pendidikan bagi anaknya  bukannya tidak memiliki alasan yang kuat, akan tetapi didasari oleh keinginan  agar anaknya nanti mempunyai bekal yang cukup dalam menjalani hidup ini.
Statement diatas juga berlaku bagi orang tua untuk mendidik anaknya,  sebagai realitas pengamalan terhadap firman Allah dalam surat An-Nisa': 9  yang berbunyi   Artinya:  Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya  meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka  khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah  mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan  Perkataan yang benar.

 Ayat diatas menuntut orang tua untuk mempersiapkan anaknya menjadi  generasi yang berkualitas, dengan cara mendidik mereka sesuai dengan ajaran   Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemah. (Mekar Surabaya: 2004), hlm.101  agama Islam dan menanamkan aqidah, akhlak dan moral secara luas untuk  menjaga kualitas mereka. Dimana kenyataan menunjukkan bahwa kurangnya  pendidikan agama dan pembinaan akhlak mulia terhadap anak didik, mereka  akan mudah terpengaruh oleh lingkungan ataupun dengan temannya yang  kurang baik sehingga terjadi penyimpangan perilaku terhadap anak didik.
Oleh karena itu orang tua disini berfungsi sebagai pelaksana, pengarah dan  pemberi kebijaksanaan terhadap langkah-langkah pendidikan yang akan  ditempuh oleh anaknya. Dengan begitu orang tua termotivasi untuk  menyekolahkan anaknya ke Madrasah Tsanawiyah.
Menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya psikologi pendidikan  mendefinisikan bahwa motivasi yaitu: suatu usaha yang disadari untuk  menggerakkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk  bertindak melakukan sesuatu hingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
 Semua orang Islam termasuk orang tua berkeinginan memiliki anak  shalih, berakhlak mulia, yang dapat mendo’akan kedua orang tuanya, birrul  walidain. Islam memberi petunjuk bahwa anak adalah amanah yang  dibebankan kepada masing-masing orang tua agar dididik sebaik-baiknya.
 Menunaikan amanah itu ternyata tidak mudah. Kesulitan itu dirasakan  oleh hampir semua orang tua. Tidak sulit menemukan keluhan orang tua,  seperti misalnya anaknnya yang sering membolos, berani kepada orang tua,  serba menuntut yang berlebihan, sholat lima waktu tidak tertib, belum dapat   Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan(Bandung: Rajawali Rusda Karya, 1992), hal:  73   Imam Suproyogo , Pendidikan Berparadigma Al-Qur’an(Aditya Media Bekerjasama  dengan UIN Malang Press, 2004), hlm. 11  membaca Al-Qur’an secara lancar, dan bahkan lebih dari itu, tidak sedikit  anak-anak ditengarai melakukan perilaku menyimpang seperti minum obat  terlarang dan sebagainya. Dengan demikian orang tua harus bertanggung  jawab terhadap pendidikan anaknyasesuai dengan tuntunan agama.
Sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an surat At-Tahrim ayat 6: 
­ยต® Artinya:  Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari  api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya  malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah  terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu  mengerjakan apa yang diperintahkan.
 Ayat diatas menunjukakan kewajibanorang tua untuk mendidik anaknya,  mengajarnya, menjaganya, menasehatinya, membawa ke jalan kebaikan dan  taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Maka dari itu memilih sekolah yang sesuai  merupakan kewajiban orang tua agar sesuai dengan harapan dan cita-cita  keluarga, masyarakat maupun cita-cita bangsa yang ideal pada umumnya  membangun manusia seutuhnya yaitu manusia yang hidup seimbang tersebut  adalah lembaga antara jasmani dan rohani, dunia akhirat. Diantara pendidikan  formal yang memadai untuk manciptakan kehidupan seimbang tersebut adalah  lembaga pendidikan yang bernaung dibawah Departemen Agama, karena   Al-Qur’an dan Terjemah, op.cit., hlm. 820  disitu diberikan ilmu agama dan ilmu umum yang seimbang. Lembagalembaga pendidikan formal tersebut diantaranya adalah MI, MTs dan MA.
Adapun jenjang pendidikan yang ada diIndonesia terdiri dari 3 (tiga)  yaitu: pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan perguruan tinggi.
Mengenai pendidikan menengah UUSPN No.20 Tahun 2003 pasal 17  menyatakan bahwa: ”pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan  Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah  Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain  yang sederajat.
 Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 di atas  sudah jelas Madrasah Tsanawiyah merupakan sebagai pendidikan dasar yang  setaraf dengan lembaga pendidikan umum (SMP) serta di perkuat dengan  adanya SKB 3 M.
Madrasah Tsanawiyah sebagai pendidikan dasar setelah MI telah  mempunyai dasar hukum yang kuat dan kedudukannya setara dengan SLTP.
Berdasarkan surat keputusan bersama 3 Menteri atau yang dikenal dengan  SKB 3 M. Yang dimaksud dengan SKB 3 M yaitu: keputusan bersama antara  Menteri Agama dengan SK No. 6 tahun 1975, Menteri P&K dengan SK. No  37/ U/ 1975 dan Menteri Dalam Negeri dengan SK. No 36 tahun 1975.
tertanggal 24 Maret 1975, tentang peningkatan mutu pendidikan. Yang  dimaksud SKB 3 M yaitu lembaga pendidikan yang menjadi mata pelajaran  Agama Islam sebagai mata pelajaran dasar yang diberikan sekurang- Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan  Nasional (SISDIKNAS) (Bandung: Citra Umbara, 2003), hlm. 13  kurangnya 30% disamping mata pelajaran umum. Sedangkan Madrasah  sebelum SKB 3 M komposisi kurikulumnya yaitu 70% pelajaran agama, 30%  pelajaran umum.
 Dengan adanya SKB 3 M tersebut, maka dan tugas fungsi madrasah  sebagai integral dari sistem Pendidikan Nasional makin mantap dan kuat,  sehingga lulusan madarsah bisa memperoleh kesempatan yang sama dengan  lulusan sekolah umum sebagai warga yang memiliki hak dan kewajiban.
Dengan demikian yang dimaksud Pendidikan Agama di madrasah adalah  suatu program untuk memenuhi sebagian dari tujuan pendidikan di Madrasah  di bidang pengetahuan, penghayatan dan pengalaman agama. Program ini  diarahkan untuk menjadi muslim yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha  Esa baik yang diarahkan sebagai bekal kemampuan pribadinya maupun  sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja. Program ini ciri khas  kekhususan sebagai sekolah agama.
 Dengan demikian, bila para orang tua yang ingin menanamkan nilai-nilai  agama Islam terhadapnya anaknya sejak dini, maka orang tua termotivasi  untuk memilih madrasah sebagai wahana pendidikan bagi anak mereka. Hal  ini terjadi pada MTsN Selorejo Kabupaten Blitar (sebagai salah satu  pendidikan madrasah) yang menunjukkan sebagai lembaga pendidikan yang  dipilih para orang tua untuk memasukkan anaknya ke sekolah.
MTsN Selorejo Kabupaten Blitar merupakan lembaga pendidikan Islam  yang memiliki beberapa program pendidikan untuk membina dan   Zuhairini , Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam(UIN  Malang& UM Press: 2004), hlm. 32   Ibidi, hlm. 45  menanamkan nilai-nilai agama kepada siswa-siswi, di Madrasah ini banyak  memberikan tambahan pelajaran keagamaan, misalnya pembinaan baca alQur’an, sholat berjamaah dan lain-lain. Dari latar belakang itu yang  menyebabkan MTsN Selorejo Kabupaten Blitar menjadi lembaga yang disukai  orang tua sebagai tempat menyekolahkan anaknya.
Dari uraian tersebut, penulis sebagai calon pendidik sangat tertarik untuk  meneliti dengan mengambil judul  "MOTIVASI ORANG TUA  MENYEKOLAHKAN ANAKNYA KE MADRASAH TSANAWIYAH  NEGERI SELOREJO KABUPATEN BLITAR.
B.      Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan yang ada adalah  sebagai berikut.
1.  Apa motivasi orang tua menyekolahkan anaknya ke Madrasah Tsanawiyah  Selorejo Kabupaten Blitar? 2.  Faktor apa saja yang mendorong timbulnya motivasi orang tua  menyekolahkan anaknya ke Madrasah Tsanawiyah Selorejo Kabupaten  Blitar?  3.  Apa usaha-usaha yang dilakukan oleh Madrasah dalam meningkatkan  motivasi orang tua?
C. Tujuan Penelitian 
Sesuai dengan rumusan masalah yang ada maka tujuan penelitian yang  hendak di capai adalah:  1.  Untuk mendeskripsikan motivasi orang tua menyekolahkan anaknya ke  Madrasah Tsanawiyah Selorejo Kabupaten Blitar 2.  Untuk mengetahui Faktor apa saja yang mendorong timbulnya motivasi  orang tua menyekolahkan anaknya ke Madrasah Tsanawiyah Selorejo  Kabupaten Blitar?  3.  Untuk mendeskripsikan usaha-usaha yang dilakukan oleh Madrasah dalam  meningkatkan motivasi orang tua.
D. Manfaat Penelitian 
1.  Untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman guna menjadi  sebagai calan pendidik.
2.  Dapat dijadikan pedoman bagi lembaga pendidikan yang bersangkutan  dalam mengambil kebijaksanaan sebagai upaya mengembangkan mutu  lembaga tersebut serta menarik minat masyarakat agar mau  menyekolahkan anaknya ke lembaga tersebut.
3.  Bagi masyarakat khususnya orang tua murid merupakan informasi yang  sangat penting dan berharga yang dapat di jadikan sebagai pertimbangan  dalam memilihkan alternatif pendidikan bagi anaknya.
E. Definisi Operasional
 Untuk memperjelas judul skripsi ”Motivasi Orang Tua Menyekolahkan  Anaknya Ke Madrasah Tasanawiyah” dimaksudkan untuk menghindari  kesalah fahaman, ada beberapa istilah-istilah dalam judul yang perlu  ditegaskan lagi definisinya.
Adapun istilah-istilah yang dijelaskan sebagai berikut:  1.  Motivasi adalah suatu tenaga atau faktor yang terdapat dalam diri  mannusia yang menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan  tingkah laku.
 2.  Orang tua adalah ibu dan bapak merekadua diantara begitu banyak orang  yang mendidik tentang makna sebuah hidup dan kehidupan.
 3.  Madrasah Tsanawiyah adalah sekolah umum yang berciri khas Islam.
 F. Sistematika Pembahasan 
Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, masing-masing terdiri dari sub  bab, adapun sistematikanya sebagai berikut:  Pada awal pembahasan penulis cantumkan bab I atau pendahuluan yang  memberikan penjelasan secara umum dan sedikit tentang gambaran isi dari  skripsi. Sedangkan penyusunannya terdiri dari latar belakang masalah,   Martin Handoko, Motivasi dan Penggerak Tingkah Laku (Yogyakarta: Konisius, 1992),  hlm. 9   http://denmas.blog.com/, diakses tanggal 18 April 2007   Depag RI, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional (Paradigma Baru)(Jakarta:  2005), hlm. 267  rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional  dan sistematika pembahasan.
Kemudian dalam bab II penulis paparkan tentang hal-hal yang ada  kaitannya dengan penelitian secara teoristis dengan pendekatan kepustakaan.
Dalam bab ini penulis membahas tentang motovasi, motivasi orang tua  menyekolahkan anaknya ke madrasah, faktor apa saja yang mendorong  timbulnya motivasi orang tua menyekolahkan anaknya ke madrasah, dan  pembahasan tentang usaha madrasah dalam meningkatkan motivasi orang tua  meyekolahkan anaknya ke madrasah.
Kemudian dalam bab III penulis kemukakan tentang metode penelitian  yang meliputi, jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, data dan  sumber data, populasi dan sampel, pengumpulan data, dan analisis data,  pengecakan keabsahan data, tahap-tahap penelitian, tahap penyelesaian.
Kemudian pada bab IV hasil penelitian, yang membahas tentang latar  belakang Obyek, dan penyajian dan analisis data.
Sedangkan pada bab V merupakan bagian akhir yang meliputi kesimpulan  dari keseluruhan pembahasan dan beberapa saran dari penulis.

   

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi