Senin, 19 Mei 2014

Skripsi Pendidikan Agama Islam: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN KITAB KUNING (Di Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam Mantenan Udanawu Blitar)

BAB I 
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang 
Pendidikan adalah pemberi corak hitam putihnya perjalanan hidup  seseorang. Oleh karenaitu, ajaran Islam menetapkan bahwa pendidikan  merupakan salah satu kegiatan yang wajib hukumnya bagi semua umat, dan  berlangsung seumur hidup, semenjak dari buaian hingga ajal datang (AlHadits) life long education.
 ِ ( Artinya : Belajarlah (carilah) ilmu semenjak engkau dalam buaian (ayunan)  sampai ke liang lahat(Al-Hadits).
Pentingnya pendidikan untuk membentuk manusia seutuhnya tidak  hanya diakui oleh dunia Islam saja, tetapi juga diakui oleh bangsa Indonesia.
Buktinya pasal 31 ayat 1 dan 2 yang berbunyi:  1.  Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran  2.  Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu system  pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang.
 Secara tidak langsung kedaulatan tersebut menempatkan pendidikan  sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan hidup dan kehidupan manusia.

  Zuharini, dkk.Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara,1991), hlm 1   Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomer  IV/MPR/1999 UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 Beserta Sususnan Kabinet  Persatuan Nasional Masa Bakti 1999-2004 (Surabaya: Arkolo) hlm,40   Zuharini,dkk Op Cit  Oleh karena itu, pendidikan senantiasa mengandung pemikiran dan kajian,  baik secara konseptual maupun operasionalnya, sehingga diperoleh referensi  dan kemampuan menjawab tantangan serta memecahkan masalah-masalah  yang dihadapi oleh umat manusia.
 Pendidikan merupakan kebutuhan bagi umat manusia, untuk  membentuk aspek-aspek dari diri manusia. Adapun aspek tersebut meliputi:  aspek keilmuan, aspek ketrampilan, aspek kesenian dan aspek keagamaan.
Dalam rangka pengembangan aspek itulah maka dibutuhkan lembaga-lembaga  yang mampu menyalurkan dan mengarahkan pendidikan yang sesuai dengan  kebutuhan manusia tersebut.
Lembaga-lembaga pendidikan yang ada saat ini banyak, baik itu yang  berada dijalur pendidikan formal, non formal dan informal. Adapun yang  dimaksud dengan jalur pendidikan formal, non formal dan informal adalah  sebagai berikut: pertama, pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar,  pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Kedua, satuan pendidikan non  formal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat  kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang  sejenis. Ketiga, kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga  dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
Pada umumnya diantara lembaga-lembaga pendidikan, pesantren lebih  tepat dijadikan tolak ukur bagi lembaga-lembaga lainnya, sebab, pertama,  pesantren tidak terlalu membebankan masalah biaya kepada peserta didiknya,   Op Cit, hlm. 2  meskipun ada sebagian pesantren yang mematok biaya namun tidaklah terlalu  besar. Kedua, pesantren diniyah dan madrasah tersebut lebih banyak  berkembang dikawasan pedesaan dibanding yang tumbuh diperkotaan.
 Ketiga, hal itu sesuai dengan tujuan utama pesantren sewaktu didirikan pada  awal pertumbuhannya, yaitu :(a) menyiapkan santri dalam mendalami dan  menguasai ilmu Agama Islam atau lebih dikenal dengan tafaqquh fid-din,  yang diharapkan dapat mencetak kader-kader ulama dan turut mencerdaskan  bangsa Indonesia, kemudian diikuti dengan tugas. (b) dakwah menyebarkan  Agama Islam (c) benteng pertahanaan umat dalam bidang akhlak. Sejalan  dengan hal inilah, materi yang diajarkan di pondok pesantren semuanya terdiri  dari materi agama yang langsung digali dari kitab-kitab klasik yang berbahasa  Arab. Akibat perkembangan zaman dan tuntutannya, tujuan pondok  pesantrenpun bertambah dikarenakan peranannya yang signifikan. Tujuan itu  adalah berupaya meningkatkan pengembangan masyarakat diberbagai sertor  kehidupan. Namun sesungguhnya, tujuan terakhir adalah manifestasi dari hasil  yang dicapai yaitutafaqquh fid-din.
 Sebagaimana firman Allah:  Abdul Munir Mulkan, Nalar Spiritual Pendidikan, solusi Problem Filosopi  Pendidikan Islam (Yogyakarta: PT Tiara Wacana, 2002) hlm.186   Departemen Agama RI, Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah Pertumbuhan  dan Perkembangan nya (Jakarta :Direktorat jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2003) hlm.9  Artinya: Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke  medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan diantara  mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan Agama  mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila  mereka telah kembali agar mereka dapat menjaga dirinya.
(At-Taubah: 122).
Selain sebagai lembaga yang membentuk moral, pesantren juga  sebagai salah satu lembaga pendidikan yang memberikan solusi bagi para  peserta didik dan orang tua dalam hal memberikan pendidikan yang murah  tetapi tetap memiliki kualitas yang tidak kalah dengan lembaga-lembaga lain.
Pembentukan moral di pesantren tidak bisa dipisahkan dari sumber  materi dan modal pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran di  pesantren. Sumber materi yang ada di pesantren adalah Al- Qur’an, hadits dan  kitab-kitab kuning yang merupakan karya para ulama’ terdahulu.
Kitab kuning sebagai salah satu unsur mutlak dalam proses  pembelajaran di pondok pesantren ternyata memiliki tali kesinambungan  intelektual dengan ilmu-ilmu lainnya dalam membentuk kecerdasan,  intelektualitas, dan moralitas kesalihan (kualitas keberagaman) para santri.
 Dengan mengadakan penelaahan secara mendalam terhadap pelajaranpelajaran yang terdapat dalam kitab kuning serta mengaplikasikannya dalam  kehidupan sehari-hari, maka santriyang memiliki sosok Ulul Albab yang  diharapkan dan merupakan tujuan dari pendirian pondok pesantren.
 Ali Yafie, Menggagas Fiqih Sosial (Bandung : Mizan, 1994) hlm.51  Pembelajaran kitab kuning sebagai wahana untuk menyalurkan dan  mengkaji karya para ulama’ dan cendekiawan muslim yangdilakukan oleh  pesantren-pesantren amatlah baik bagi perkembangan pemikiran dan moral  para penerus Islam di kemudian hari.
Kitab kuning memang menarik, tentu saja bukan karena warnanya  kuning, tetapi kitab itu mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk  memahaminya memerlukan keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya  dengan menguasai bahasa Arab saja. Sehingga banyak orang pandai berbahasa  Arab, namun masih kesulitan mengklarifikasikan isi dan kandungan kitabkitab kuning secara persis. Sebaliknya tidak sedikit ulama’ yang menguasai  kitab-kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab. Dalam buku” Pesantren Masa  Depan” dijelaskan, bahwa “ Kitab Kuning” adalah merupakan salah satu  sarana keilmuan untuk mempelajari ajaran-ajaran Agama Islam atau kitabkitab yang dikarang oleh ulama’ salaf.
 Sehingga dalam setiap mata pelajaran  selalu menggunakan literatur yang menggunakan bahasa Arab. Oleh karena itu  kitab kuning (klasik/gundul) menjadi sangat penting dalam proses belajar  mengajar dalam pondok pesantren dan dijadikan satu-satunya silaby yang  selalu digunakan dalam setiap proses pendidikannya.
Mempelajari kitab kuning sangat mutlak diperlukan oleh para santri  sebagai bahan acuan agar mereka dapat mengerti atau memahami isi dan  maksud yang terkandung dalam kitab kuning tersebut. Untuk itu maka  diperlukan faktor-faktor penunjang  antara; penguasaan bahasa Arab,   Chozin nasula, Pesantren Masa Depan, Pustaka Hidayat, jakarta, 2000, hlm.253  penguasaan ilmu alat (Nahwu dan Sharaf) dan sebagainya. Yang kesemuanya  itu adalah sebagai bahan agar dapat sukses dalam mempelajari kitab kuning  dan dapat mengerti arti dan isi serta maksud yang terkandung dalam kitabkitab tersebut.
Namun pembelajaran kitab kuning tersebut akan menjadi kurang  terarah dan tepat sasaran, jika model pembelajaran yang diterapkan dalam  proses pembelajaran tersebut tidaklahtepat, misalnya : dalam penggunaan  metode pembelajaran yang kurang sesuai, penyusunan materi yang kurang  sistematis dan minimnya alokasi waktu.
Kekurang terarahan dan kekurang tepatan proses pembelajaran Kitab  kuning ini bisa diatasi dengan cara para pendidik, baik itu Kyai, Ustadz serta  pihak-pihak yang terkait dengan proses pembelajaran terlebih dahulu  membuat perencanan yang terkait dengan materi yang akan diajarkan kepada  para peserta didik.
Peneliti tertarik meneliti perkembangan pembelajaran yang terjadi di  pesantren, khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran kitab kuning yang  merupakan salah satu ciri khas dari pesantren.
Untuk itulah, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian  dengan judul “Pengembangan Pembelajaran Kitab Kuning” dengan  mengambil lokasi penelitian di Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam Mantenan  Udanawu Blitar.
E.  Rumusan Masalah 
Berdasar latar belakang yang telah dipaparkan diatas tersebut maka  dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:  1.  Bagaimana bentuk pengembangan pembelajaran kitab kuning di Pondok  Pesantren Mamba’ul Hikam Mantenan Udanawu Blitar ?  2.  Kendala apakah yang dihadapi oleh pondok pesantren Mamba’ul Hikam  dalam pengembangan pembelajaran kitab kuning ?  3.  Upaya apakah yang dilakukan olehpondok pesantren Mamba’ul Hikam  untuk menghadapi kendala dalam pengembangan pembelajaran kitab  kuning ? 
C . Tujuan Penelitian 
Berdasarkan dari beberapa rumusan masalah diatas, penulis menyusun  tujuan penelitian ini supaya dapat:  1.  Menggambarkan bentuk pengembangan pembelajaran kitab kuning yang  dilakukan pondok pesantren Mamba’ul Hikam Udanawu Blitar  2.  Menjelaskan hambatan-hambatan yang dihadapi di pondok pesantren  Mamba’ul Hikam dalam pengembangan pembelajaran kitab kuning.
3.  Mendeskripsikan tentang upaya yang dilakukan oleh pondok pesantren  Mamba’ul Hikam dalam mengatasikendala dalam pengembangan  pembelajaran kitab kuning.
D. Manfaat Penelitian 
Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah disebutkan diatas, penulis  membagi manfaat penelitian ini ke dalam dua poin yaitu :  1.  Secara teoritis, diharapkan hasil penelitian ini memberikan sumbangan  bagi perekembangan khazanah keilmuan khususnya dibidang pendekatan  pembelajaran  2.  Secara praktis, hasil penelitian ini bermanfaat bagi :  a.  Peneliti diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan, wawasan  dan pengalaman sehingga jika kelak peneliti menjadi guru yang  professional.
b.  Pesantren dan sekolah, diharapkan dapat menjadi salah satu sumber  rujukan dalam melakukan pendekatan pembelajaran.
c.  Kyai dan Ustadz, diharapkan dapat menjadi salah satu sumber dalam  model-model pendekatan pembelajaran yang digunakan.
d.  Peneliti yang lain, diharapkan dapat menjadi salah satu rujukan dalam  penelitian yang dikerjakan, serta diharapkan pula dapat diteruskan agar  penelitian ini menjadi lebih akurat.
E. Ruang Lingkup
Pembahasan  Identifikasi masalah yang telah  disebutkan diatas tidak semua  permasalahan tersebut diuraikan dalam pembahasan skripsi ini, hal tersebut  mengingat terbatasnya waktu dan tenaga, oleh karena itu penulis membatasi  berbagai persoalan yang erat kaitanya dengan judul. Namun apabila ada uraian  lain yang disisipkan pada pembahasanskripsi ini hanya sebagai pelenkap  untuk menjelaskan pokok permasalahan yang berkaitan dengan judul. Adapun  permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :  1.  Bentuk pengembangan pembelajaran kitab kuning yang dilakukan oleh  pesantren Mamba’ul Hikam dari  segi perencanaan dan metode  pembelajaran.
2.  Kendala yang dihadapi oleh pesantren Mamba’ul Hikam dalam  pengembangan pembelajaran kitab kuning darisegi perencanaan dan  metode pembelajaran.
3.  Upaya yang dilakukan oleh pesantren Mamba’ul Hikam untuk mengatasi  kendala dalam pengembangan pembelajaran kitab kuning dari segi  perencanaan dan metode pembelajaran.
F. Penegasan Istilah 
Penulisan skripsi ini, menggunakan beberapa istilah yang memiliki  peran penting bagi pembaca dalam memahami skripsi ini. Istilah-istilah  tersebut dapat dii difinisikan sebagai berikut :  1.  Pengembangan adalah suatu kegiatan kegiatan menghasilkan suatu alat  atau cara yang baru, yang selama kegiatan tersebut penilaian dan  penyempurnaan terhadap alat ataucara tersebut terus dilakukan.
2.  Pembelajaran, yaitu proses interaksi antara pendidikan dengan peserta  didik untuk mengetahui, mendalami dan memahami sesuatu dalam proses  pembelajaran yang menjadi pusatnya bukanlah si pendidik, tetapi para  peserta didik.
3.  Kitab kuning, adalah karya ulama atau Cendekian muslim yang banyak  dikaji di ponpes, yang didalamnya berisi ilmu keislaman, seperti : tafsir,  aqidah, akhlak tasawuf, fikih, nahwu, sorrof, dan balaghah serta yang  lainya. Kitab itu disebut kitab kuning kkarena dicetak diatas kertas  berwarna kuning, terkadang lembarannya lepas tidak berjilid sehingga  bagian yang diperlukan mudah diambil.
4.  Pesantren, adalah lembaga pendidikan yang bertujuan untuk menjaga  menyiarkan ajaran-ajaran Agama Islam.
G. Sistematika Pembahasan 
Sistematika pembahasan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai  berikut :  BAB I PENDAHULUAN  Membahas tentang pendahuluan yangmeliputi tentang latar belakang,  hal ini diperlukan untuk mengetahui sesuatu yang mendasari pemilihan ntema.
Rumusan masalah, hal ini diperlukan untuk mengetahui permasalahan yang  diteliti dengan lebih rinci. Tujuanpenelitian, hal ini diperlukan untuk  mengetahui tujuan yang hendak dicapai. Kegunaan penilitian, hal ini  diperlukan untuk mengetahui sasaran yang diharapkan dapat menggunakan  hasil studi ini. Ruang lingkup pembahasan, hal ini diperlukan agar  permasalahan yang dibahas tidak keluar dari tema. Penegasan judul, hal ini  diperlukan agar judul dapat dipahami secara baik dan benar. Sistematika  pembahasan, hal ini diperlukan agarlebih mudah adalam menyusun maupun  memahami isi skripsi ini.
BAB II KAJIAN PUSTAKA  Membahas tentang kajian pustaka, yang mengulas beberapa sub bab  yaitu : Pertama mengenai seputar pesantren. Kedua tinjauan tentang konsep  pembelajaran yang meliputi: Definisi pembelajaran, prinsip-prinsip  pembelajaran, komponen pembelajaran; Sedangkan ketiga mengenai  pembelajaran kitab kuning yang meliputi : pengertian kitab kuning, tujuan dan  fungsi pembelajaran kitab kuning, ruang lingkup pembahasan kitab kuning.
BAB III METODE PENELITIAN  Membahas mengenai metode penelitian yang di dalamnya meliputi  tentang pendekatan dan jenis penilitian, hal ini diperlukan untuk mengetahui  jenis penelitian yang digunakan. Lokasipenelitian, hal ini diperlukan untuk  mengetahui dan mengenal obyek yang dipilih sumber data, hal ini diperlukan  untuk mengetahui sumber-sumber yang dimanfaatkan untuk memperolleh  data. Teknik pengumpulan data, hal ini diperlukan untuk mengetahui teknik  dan metode-metode yang digunakan dalam pengumpulan data.
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN  Membahas tentang laporan hasil penelitian yang mencakup tentang  paparan data.
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN  Membahas tentang Analis hasil penelitian, yang meliputi tentang  pengembangan pembelajaran kitab kuning yang dilakukan oleh pondok  pesantren Mamba’ul Hikam, kendala-kendala yang dihadapi oleh pondok  pesantren Mamba’ul Hikam serta upaya-upaya untuk mengatasinya.

BAB VI PENUTUP  Membahas tentang kesimpulan dan saran yang berisi kesimpulan, hal  ini diperlukan untuk mengetahui hasil studi secara rinci. Saran, hal ini di  perlukan sebagai sumbangsih peneliti terhadap obyek studi kasus in   

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi