BAB I
PENDAHULUN
A. Latar Belakang
Masalah Perilaku pemimpin pada lembaga-lembaga
pendidikan seringkali menjadi titik
perhatian para ahli, baik di bidang ilmu pendidikan itu sendiri maupun bidang disiplin ilmu lainnya, khususnya yang
berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah
sebagai penanggung jawab utamaeksistensi atau keberadaan sebuah lembaga pendidikan.
Kepemimpinn merupakan salah satu faktor
penentu berhasil tidaknya suatu lembaga
pendidikan formal. Hal ini telah banyak dibuktikan oleh sejarah masa lalu,
bahwa efektif tidaknya kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang menentukan kelangsungan hidup kumpulan manusia
atau masyarakat.
Di sisi lain bahwa kepemimpinan yang efektif
sangat menopang keberhasilansuatulembaga
pendidikan formal, namun dipihak lain untuk mencari kepemimpinan yang efektif
ini bukan hal yang sederhana. Kelangkaan kepemimpinan yang efektif ini bukan
hanyamenjadi masalah bagi dunia usaha, akan
tetapi juga merupakan masalah dalamdunia pendidikan.
Pada lembaga pendidikan sekolah, kepemimpinan
diperankan oleh seorang kepala sekolah
yang sekaligus bertindak sebagai seorang pendidik yang bertanggung jawab terhadap manajemen sekolah.
M. NgalimPurwanto, menyatakan bahwa: ”Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan
yang sangat penting karena lebih dekat
dan langsung berhubungan dengan pelaksanaan programpendidikan tiap-tiap sekolah dan
tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan
itu, sangatlah tergantung kepada policy atau kebijaksanaan dan kecakapan kepala sekolah sebagai pemimpin
pendidikan.” Dalamhal ini M. Ngalim
Purwanto, juga menyatakan bahwa: Seorang
kepala dapat dikatakansebagai pemimpin apabilamemiliki kecakapan-kecakapan, seperti mengetahui cara
yangbaik untuk mengerjakan sesuatu,
mengetahui hasil mana yang baik dan waktu mana yang tepat untuk mencapai tujuan. Kepala harus
dapat meyakinkan kelompoknya bahwa cara,
hasil dan waktu yang ditetapkan itu adalah tepat dan benar.
Dalam
menjalankan tugassebagai pemimpin formal maka seorang kepala sekolah dihadapkan pada persoalan-persoalan
teknis manajerial sekolah serta dituntut
untuk menjadi administrator yang handal untuk mengupayakan adanya kemajuan-kemajuan bagi sekolah yang
dikelolanya.
Kepala sekolah merupakan pemimpin sekolah yang
bertanggung jawab terhadap seluruh
kegiatan-kegiatan sekolah. Ia mempunyai
wewenang dan bertanggung jawab penuh
untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pendidikan dalamsekolah yang dipimpinnya.
Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab
atas kelancaran jalannya kegiatan sekolah, akan tetapi keadaanlingkungan
sekolah dengan kondisi dan situasinya
serta hubungannya dengan masyarakat sekitarnya merupakan tanggung jawabnya pula. Inisiatif dan kreatifitas yang
mengarah pada perkembangan dan kemajuan
sekolah adalah merupakan tanggung jawab kepala sekolah terhadap lembaga pendidikan yang dipimpinnya.
M.
NgalimPurwanto dkk, Administrasi Pendidikan, Jakarta:Mutiara Offset, 1984 hal.
Ibid.,
hal.
Demikian
halnya dengan perkembangan dan kemajuan yang dicapai oleh SMK Bina Cendika Malang, tidak lepas dari
peran kepala sekolah sebagai pemimpin
sekolah tersebut. Pola-pola kepemimpinan
yang dipergunakan oleh kepala sekolah
dalammengelola sekolah ini terbukti memberikan kontribusi atau sumbangan yang
positif bagi perkembangan dan kemajuan di kemudian hari.
SMK Bina Cendika Malang merupakan sekolah yang
keberadaanya cukup mendapat tanggapan
positif dari masyarakat banyak, dengan bukti masyarakat menyekolahkan anak-anaknya di sekolah
tersebut. Disamping itu jumlah murid tiap
tahunnya terus bertambah, hubungan interpersonal yang terjalin baik dan harmonis antara kepala sekolah, guru,murid,
orang tua dan masyarakat.
Eksistensi SMK Bina Cendika Malang ini menjadi
tanggung jawab kepala sekolah sampai
saat ini berjalancukup baik, walaupun masih memerlukan peningkatan kualitas yang lebih baiklagi di
masa yang akan datang.
Kualifikasi kepemimpinan kepala sekolah, dapat
dirumuskan secara lebih jelas
setelahdilakukan penelitianyang lebih mendalamterhadap aktivitas kepala sekolah sebagai pemimpin formal yang
bertanggung jawab atas kelangsungan hidup
sekolah khususnya yang berkaitan dengan upaya mengembangkan dan memajukan sekolah tersebut.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas,
maka dalam penelitian ini ditentukan
judul skripsi ”PERANAN KEPALA SEKOLAH
DALAM MENGEMBANGKAN LEMBAGA PENDIDIKAN DI SMK BINA CENDIKA MALANG”.
B.
Rumusan Masalah
Permasalahan penelitian dalam
skripsi ini sebagai berikut: a. Bagaimana peranan kepala sekolah
dalammengembangkan lembaga pendidikan di
SMK Bina Cendika Malang ? b.
Bagaimanaupaya kepala sekolah dalammengembangkan lembaga pendidikan di SMK Bina Cendika Malang? c. Faktor apa yang mendukung perkembangan
lembaga pendidikan di SMK Bina Cendika
Malang?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di
atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut: a. Untuk mengetahui peranan kepalasekolah
dalammengembangkan lembaga pendidikan di
SMK Bina Cendika Malang.
b.
Untuk mengetahui upaya kepala sekolah dalammengembangkan lembaga pendidikan
di SMK Bina Cendika Malang.
c.
Untuk mengetahui faktor yangmendukung perkembangan lembaga pendidikan di
SMK Bina Cendika Malang.
D. Manfaat Penelitian
a. Sebagai bahan informasitentang peranan dan
upaya yang dilakukan kepala sekolah
dalam rangka mengembangkan lembaga pendidikan di SMK Bina Cendika Malang serta mengetahuifaktor yang
mendukung perkembangan lembaga
pendidikan di SMK Bina Cendika Malang.
b. Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah SMK
Bina Cendika Malang dalamrangka
mengembangkan lembaga pendidikan ke arah yang lebih maju.
E. Ruang Lingkup Pembahasan
Pada pembahasan ini peneliti
membatasinya pada peranan dan upaya kepala
sekolah dalammengembangkan lembaga pendidikan di SMK Bina Cendika Malang serta faktor yang mendukung
perkembangan lembaga pendidikan tersebut.
F. Definisi Operasional
Untuk menegaskan arah pembahasan
skripsi ini maka perlu diberikan pengertian
dan penjelasan terhadap judultersebut, sekaligusuntuk menghindari pemahaman dan interpretasi yang simpang siur
terhadap judul tersebut.
1.
Peranan Peranan adalah tindakan
yang dilakukan oleh seseorang dalamsuatu
peristiwa.
2.
Kepala Sekolah Kepala sekolah adalah “
seorang tenagafungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah
dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara
guru yang memberi pelajaran dan murid
yang menerimapelajaran”.
Depdikbud,
Kamus Besar Bahasa Indonesia,Balai Pustaka: 1996, hal.751.
4Wahjosumidjo, KepemimpinanKepala Sekolah
Tinjauan teoritik dan permasalahannya, Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada ,
2002, h. 83 Menurut E. Mulyasa, “
Kepala sekolah adalah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan
dalammeningkatkan kualitas pendidikan “ 4. Mengembangkan Mengembangkan adalah ”membuka lebar-lebar,
membentangkan, menjadikan
besar/luas/merata, menjadikan maju/baik/sempurna dan sebagainya”.
Menurut
Wahjosumidjo, “mengembangkan adalah suatu proses perubahan ke arah keadaan yang lebih baik, maju dan
sempurna .
5. Lembaga Pendidikan Lembaga atau pranata adalah”badan/organisasi
yangtujuannya melakukan suatu
penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha”.
G.
Sistematika Pembahasan
Bab Pertama terdiri darilatar
belakang masalah,rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup pembahasan,
definisi operasional dan sistematika pembahasan.
Bab Kedua adalah merupakan kajian teori yang
terdiri dari. 1) Kepemimpinan kepala
sekolah, definisi kepemimpinan kepala
sekolah, kepala sekolah sebagai pejabat
formal, tugas dan fungsi kepala sekolah, Upaya kepala sekolah dalammeningkatkan produktivitassekolah
dan tipe-tipe kepemimpinan kepala
sekolah. 2). Peranan kepala sekolah dalammengembangkan lembaga E. Mulyasa,
MenjadiKepalaSekolah Profesional Dalam Kontek Menyukseskan MBS dan KBK, 2003,
h.
Dekdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Balai Pustaka:
1996, h. 473 7Wahjosudjo, Kepemimpinan
Kepala Sekolah Tinjauanteoritik dan permasalahannya, Jakarta, PT.Raja GrafindoPersada , 2002, h.
Depdikbud,
Op.Cit, h. 580 pendidikan, kepala
sekolah sebagai pendidik, kepala sekolah sebagai manajer, kepala sekolah sebagai administrator, kepala
sekolah sebagai supervisor, kepala sekolah
sebagai leader, kepala sekolah sebagai innovator.3). Upaya kepala sekolah dalammengembangkan lembaga pendidikan. 4).
Faktor yang mendukung perkembangan
lembaga pendidikan, sekolahsebagai lembaga pendidikan, sekolah sebagai pranata sosial, dan faktor-faktor yang
mendukung perkembangan lembaga
pendidikan.
Bab Ketiga adalah metode penelitian yang
terdiri dari : pendekatan dan jenis
penelitian, lokasi penelitian, sumber data, informanpenelitian, prosedur pengumpulandata, dan tahap-tahap penelitian.
Bab Keempat adalahhasil penelitian yang
terdiri dari: 1). Latar belakang obyek penelitian,
sejarah berdirinya SMK Bina Cendika Malang, visi dan misi SMK Bina Cendika
Malang, struktur organisasi SMK Bina Cendika Malang, penyajian data, Peran kepala sekolah
dalammengembangkan lembaga pendidikan di
SMK Bina Cendika Malang, upaya kepala sekolah dalammengembangkan lembaga pendidikan di SMK Bina Cendika Malang.
Bab Kelima adalah pembahasan hasil penelitian
yangterdiri dari: pembahasan hasil penelitian dan analisis data, peran kepala
sekolah dalam mengembangkan lembaga
pendidikan di SMK Bina Cendika Malang, upaya kepala sekolah dalammengembangkan
lembaga pendidikan di SMK Bina Cendika Malang.
Bab Keenam adalah bagian penutup yang terdiri
dari: kesimpulan dan saran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Peranan
Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Lembaga Pendidikan 1.
Kepala Sekolah Sebagai Pendidik (Edukator) Dalam
melakukan fungsinya sebagai edukator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk
meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan
di sekolahnya. Menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasehat kepada warga sekolah,
memberikan dorongan kepada seluruh
tenaga kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik, seperti team teaching, moving class
dan mengadakan program akselerasi bagi
peserta didik yang cerdas di atas normal.
Sumidjo mengemukakan bahwa: Memahami arti pendidik tidak cukup berpegang
pada konotasi yang terkandung dalam
definisi pendidik, melainkan harus dipelajari keterkaitannya dengan makna pendidikan itu
dilaksanakan. Untuk kepentingan
tersebut, kepala sekolah harus berusaha menanamkan, memajukan dan meningkatkan sedikitnya empat
macam nilai, yakni pembinaan mental,
moral, fisik dan artistik.
Sebagai edukator kepala sekolah harus
senantiasa berupaya meningkatkan kualitas
pembelajaran yang dilakukan oleh para guru. Dalam hal ini faktor pengalaman akan sangat mempengaruhi
profesionalisme kepala sekolah, terutama dalam mendukung terbentuknya pemahaman tenaga
kependidikan terhadap pelaksanaan
tugasnya.
M.
Ngalim Purwanto dkk, Administrasi Pendidikan, Jakarta, Mutiara Offset, 1984,
hal. 99.
Upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah
dalam meningkatkan kinerjanya sebagai
edukator, khususnya dalam peningkatan kinerja tenaga kependidikan dan prestasi belajar peserta
didik adalah sebagai berikut: a. Mengikut sertakan guru-guru dalam penataran,
untuk menambah wawasan para guru. Kepala
sekolah juga harus memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilannya dengan belajar ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
b.
Kepala sekolah harus berusaha menggerakkan tim evaluasi hasil belajar peserta didik untuk lebih giat bekerja,
kemudian hasilnya diumumkan secara
terbuka dan diperlihatkan di papan pengumuman.
c.
Menggunakan waktu belajar secara efektif di sekolah, dengan cara mendorong para guru untuk memulai dan
mengakhiri pembelajaran sesuai waktu
yang telah ditentukan, serta memanfaatkannya secara efektif dan efisien untuk kepentingan pembelajaran.
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
nomor 0296/U/1996, merupakan landasan
penilaian kinerja kepala sekolah yang menyebutkan bahwa: ”Kepala sekolah sebagai edukator harus
memiliki kemampuan untuk membimbing
guru, membimbing tenaga kependidikan non guru, membimbing peserta didik, mengembangkan tenaga
kependidikan, mengikuti perkembangan IPTEK
dan memberi contoh mengajar”.
a. Kemampuan membimbing guru, terutama dalam hal
yang berkaitan dengan perencanaan dan
pelaksanaan program pembelajaran dan
bimbingan konseling (BK), penilaian hasil peserta didik dan layanan bimbingan konseling
dan sebagainya.
b.
Kemampuan membimbing tenagakependidikan non guru dalam penyusunan program kerja dan pelaksanaan tugas
sehari-hari, serta mengadakan penilaian
dan pengendalian terhadap kinerjanya secara
periodik dan berkesinambungan.
c.
Kemampuan membimbing peserta didik, terutama berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler, partisipasi
dalam perlombaan kesenian, olah raga dan
perlombaan mata pelajaran.
d.
Kemampuan mengembangkan tenaga kependidikan terutama yang berkaitan dengan pemberian kesempatan kepada
tenaga Ibid., hal. 101.
kependidikan
untuk mengikuti berbagai pendidikan dan latihan secara teratur, revitalisasi Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP), Musyawarah Guru
Pembimbing (MGP) dan sebagainya.
e.
Kemampuan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dapat ditingkatkan melalui
pendidikan dan latihan, pertemuan
profesi seperti Musyawarah Kerja Kepala Sekolah
(MKKS), diskusi, mengikuti seminar dan sebagainya.
f.
Kemampuan memberi contoh model pembelajaran dan bimbingan konseling yang baik, dengan mengadakan
Analisis Materi Pembelajaran (AMP),
Program Tahunan (PT), Program Semester (PS),
serta mengembangkan daftar nilai peserta didik dan program layanan bimbingan konseling.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa peran
kepala sekolah sebagai edukator harus
memiliki beberapa kemampuan, yaitu kemampuan dalam membimbing guru, membimbing tenaga
kependidikan non guru, membimbing peserta
didik, mengembangkan tenaga kependidikan, mengikuti perkembangan IPTEK dan memberi contoh mengajar.
2.
Kepala Sekolah Sebagai Manajer Dalam
rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat
untuk memberdayakan tenaga kependidikan
melalui kerja sama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan
profesinya dan mendorong keterlibatan
seluruh yang menunjang program sekolah.
a. Memberdayakan tenaga kependidikan melalui
kerjasama atau kooperatif dimaksudkan
bahwa di dalam peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus
mementingkan kerjasama dengan tenaga
kependidikan dan pihak lain yang terkait
dalam melaksanakan setiap kegiatan.
b.
Memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, sebagai manajer
kepala sekolah profesi secara persuatif
dan dari hati ke hati.
Ibid.,
hal. 103.
c. Mendorong keterlibatan seluruh tenaga
kependidikan, dimaksudkan bahwa kepala
sekolah harus berusaha mendorong keterlibatan semua tenaga kependidikan dalam setiap kegiatan di sekolah
(partisipatif) Sesuai dengan yang
ditetapkan dalam penilaian kinerja kepala sekolah harus memiliki kemampuan dalam melaksanakan
tugas-tugas kepemimpinannya dengan baik,
yang diwujudkan dalam kemampuan menyusun program sekolah,, organisasi personalia, memberdayakan tenaga
kependidikan dan mendayagunakan sumber
daya sekolah secara optimal
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi