Senin, 19 Mei 2014

Skripsi Pendidikan Agama Islam: PENERAPAN PEMBELAJARAN METODE BERMAIN, CERITA DAN MENYANYI DALAMMENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SANTRI TPQ NURUL HIDAYAH KERTOPAMUJI MALANG

BAB I  
PENDAHULUAN  
A.      Latar Belakang Masalah  
Pendidikan  Islamsebagai suatu proses pengembangan potensi  kreatifitas anak didik bertujuan untuk mewujudkan manusia yang beriman dan  bertaqwa kepada Allah Swt. Cerdas, terampil, patuh pada Negara dan Agama.
Pendidikan Islamadalah pendidikan yang berdasarkan Al-Qur'an dan sunnah,  selain mempunyai tujuan keilmuan yang menjadikan manusia sebagai kholifah  yang dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Selama ini bimbingan dan pendidikan agama di masyarakat masih  tetap mengikuti pola dan alur tradisional. Materi pelajaran belumtersusun  dalamsebuah kurikulumyang baku. Metode pembelajaran yang digunakan  masih kurang memperhatikan unsur psikologis anak. Pembelajaran yang  digunakan kurang menarik dan tingkat kesadaran serta perhatian masyarakat  atau orang tua terhadap asadzid masih sangat rendah. Disamping itu,  manajemen dan pengelolaan pun masih rendah. Dampak negatif semua ini  cukup dirasakan. Pada umumnya anak-anak yang selalu berusaha menghindari  atau mengelak mengikuti pelajaran agama, lebih khusus lagi belajar AlQur'an. Akhirnya anak buta huruf arab ditingkat generasi muda semakin  meningkat.

Dunia anak adalah dunia bermain, anak bukan orang dewasa, anak  akan berkembang secara bertahap baikfisik maupun mentalnya. Aktifitas anak  disebut bermain, apabila aktifitas tersebut bersifat menyenangkan dan   mengasyikkan, tanpa ada tekanan, tidakada target yang bersifat kaku.
 Penerapan metode bermain, cerita dan menyanyi bertujuan untuk menunjang  materi pokok, sedangkan penyampaiannya bersifat selingan dan disesuaikan  dengan situasi dan kondisi. Sedangkan tentang bentuk bermain, cerita dan  menyanyi (BCM) sepenuhnya diserahkan kepada kebijakan pengajar dengan  ketentuan masih tetap dalamruang lingkup Islam.
Pengajian anak dengan model tradisional mengalamikemacetan, dan  para asatidz tidak sanggup lagi menghadapi tantangan yang berat. Baik dari  luar maupun dari dalam.Semakin sepinya langgar atau masjid dari mayarakat,  pangajian anak bersumber dari kemampuan para asatidz untuk menarik minat  belajar anak. Mereka merasa dari luar ada yang lebih menarik dari pada harus  belajar mengaji dimasjid.
Anak melakukan proses belajar melalui pengalaman hidupnya.
Pengalaman yang menarik dan menyenangkan akan berdampak positif bagi  perkembangan anak. Sebaliknya anak belajar dari segala yang ia lihat, ia  dengar dan ia rasakan. Proses belajar anak semacamitu, berjalan lebih efektif  apabila anak berada dalamkondisi senang dan bahagia. Sebaliknya proses  belajar anak yang dipaksakan atau diterimaanak dalamsuasana takut, cemas,  was-was dan perasaan lain yang tidak nyaman, maka tidak akan mampu  memberikan hasil yang optimal.
Bermain, cerita, dan menyanyi merupakan kegiatan yang  menyenangkan bagi anak-anak, dimana dalamperkembangannya yang normal   Sunar DwiPrasetyono, Membedah PsikologiBermain Anak, (Jogjakarta: Think,2007),  Hal:   tidak akan lepas dari tiga kegiatan tersebut. Melalui kegiatan bermain,  bercerita dan menyanyi anak dapat belajar apa saja, bahkan terasa tanpa ia  sadari. Berbagai aspek kejiwaan anak juga dapat dikembangkan melalui  kegiatan tersebut. Dengan demikian kegiatan bermain, cerita dan menyanyi  (BCM) merupakan bagian kehidupan anak dan bermanfaat bagi  perkembangna anak.
Seperti halnya yang diungkapkan Rohmatul Izzah dalamskripsinya  bahwa :  "Dengan pembelajaran nilai-nilai moral Islamimelalui bermain, cerita  dan menyanyi, anak didik dapat mengetahui, memahamiserta  menerapkan tentang keislaman, sehingga anak didik berakhlakul  karimah, berkepribadian muslim, berbakti kepada kedua orang tua dan  guru, menyayangi teman, suka tolong menolong sesamateman,  menghormati orang lain, mempunyai rasa empati dengan  mengaplikasikannya dalamkehidupan sehari-hari.
 Dari hasil penelitian yang dilakukan Rohmatul Izzah tersebut diatas,  jelas diketahui bahwa metode Bermain, Cerita, Menyanyi (BCM) itu sangat  efektif untuk diterapkan pada santri terutamadalampembelajaran agama.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa pada dasarnya dunia anak adalah  dunia bermain, permainan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan anak.
Kadang anak-anak lebih mementingkan bermain dari pada makan dan minum.
Menurut Dalamilmu jiwa, teori tentang permainan ini mendapat perhatian  yang cukup luas dan dalamjenis permainan yang dapat meningkatkan  perkembangan intelek (kognitif), ada mainan untuk membina psikomotor,   Rohmatul Izzah, PembelajaranNilai-Nilai Moral Islami MelaluiBCM (Bermain, Cerita,  Menyanyi)diRaudlatul Atfal/Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu Al-Madaniah Landungsari Malang. Mahasiswa Fakultas Tarbiyah, Jurusan PAI, UIN Malang, Juli2007.
 mungkin ada juga mainan yang bermanfaat bagi pembinaan anak yang lebih  efektif.
Cerita merupakan media paling tepat untuk meningkatkan nilai-nilai  positif yang akan bermanfaat dalam  kehidupan anak dimasa mendatang.
Dunia anak merupakan dunia yang indah dalamhal ini cerita menempati  posisi pertama untuk mengubah etika anak. Karena sebuah cerita mampu  menarik anak untuk menyukai dan memperhatikannya. Mereka akan  merasakan doktrin, imajinasi, dan peristiwa yang ada didalamcerita, apabila  dengan dasar pemikiran seperti ini, maka cerita merupakan bagian terpenting  yang disukai oleh anak-anak bahkan orang dewasa sekalipun.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa pada dasarnya guru merupakan  salah satu faktor terpenting bagi keberhasilan belajar anak. Berdasarkan hal  tersebut, demikeberhasilan pembelajaran, guru harus memiliki metode yang  tepat dan sesuai untuk peserta didiknya, terutamadalampembelajaran agama.
Keberhasilan suatu programpembelajaran tidak terlepas dari pemilihan  metode dan penggunakan metode yang sesuai.
TPQ Nurul Hidayah merupakan lembaga pendidikan nonformal yang  bertujuan untuk membantu orang tua dalammemberikan pandangan terutama baca tulia Al-Qur'an. Dengan menggunakan metode yang tepat diharapkan  para santri lebih mengerti dan memahamitentang materi yang disampaikan,  proses pembelajarannya-pun akan lebih menyenangkan. Berpedoman pada  keunggulan dan keberhasilan TPQ Nurul Hidayah dalammenerapkan  pembelajarannya, peneliti ingin mengetahui bagaimana penerapan metode  bermain, cerita dan menyanyi (BCM) di TPQ Nurul Hidayah dalam  meningkatkan prestasi belajar santri. Untuk itulah, peneliti tertarik untuk  meneliti dilokasi TPQ Nurul Hidayah dengan judul: Penerapan Metode  Pembelajaran Bermain, Cerita Dan Menyanyi (BCM) Dalam  Meningkatkan Prestasi Belajar Santri di TPQ Nurul Hidayah Malang.
B. Rumusan Masalah  
1.  Bagaimanakah penerapan metode bermain, cerita dan menyanyi (BCM)  dalammeningkatkan prestasi belajar santri di TPQ Nurul Hidayah  Malang? 2.  Apakah faktor penghambat dan pendukung dalampenerapan metode  bermain, cerita dan menyanyi (BCM) dalammeningkatkan prestasi  belajar santri di TPQ Nurul Hidayah Malang?
C. Tujuan Penelitian  
Tujuan merupakan faktor yang dominan dalamsuatu aktifitas, sebab  tanpa tujuan maka aktifitas yang dilakuakan arahnya tidak menentu. Dengan  kata lain tujuan adalah target yang ingin dicapai dalamsuatu kegiatan  penelitaian.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalampenelitian ini adalah sebagai berikut:  1.  Untuk mendeskripsikan pelaksanaan metode BCM dalammeningkatkan  prestasi belajar santri di TPQ Nurul Hidayah Malang  2.  Untuk mendeskripsikan apakah ada pengaruh dan penghambat antara  metode BCM terhadap prestasi belajar santri TPQ Nurul Hidayah Malang.
 D. Manfaat Penelitian  
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:  1.  Bagi Peneliti.
a.  Menambah wawasan dan pengetahuantentanng penerapan mengajar metode bermain, cerita dan menyanyi (BCM) dalammeningkatkan  prestasi belajar santri.
b.  Memberikan pengetahuan dan pengalaman secara langsungmengenai metode bermain cerita dan menyanyi (BCM) dalammeningkatkan  prestasi belajar santri.
c.  Sebagai wadah pengembangan pola pikir dan pemahaman penulis  dibidang pendidikan.
2.  Bagi Lembaga Pendidikan  a.  Memberikan konstribusi keilmuan dalambidang pendidikan.
b.  Sebagai acuan bagi para pendidik tentang metode bermain, cerita dan  menyanyi (BCM) dalam meningkatkanprestasi belajar siswa.
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi  pengembangan ilmu pengetahuan, utamanya dibidang metode bermain, cerita  dan menyanyi (BCM) dalammeningkatkan prestasi belajar santri.
E. Ruang Lingkup  
Pembatasan permasalahan dalampenelitian ini sangat perlu. Oleh karena  itu peneliti membatasi ruang lingkup penerapan metode bermain, cerita dan  menyanyi (BCM) dalam meningkatkan prestasi belajar santri serta mengetahui  faktor pendukung dan faktor penghambat penerapan metode bermain, cerita   dan menyanyi (BCM) dalammeningkatkan prestasi belajar santri di di kelas  Iqro'TPQ Nurul Hidayah Malang.
F. Batasan Istilah  Untuk menghindari kesalah pahaman penafsiran judul dalampenelitian  ini, maka peneliti akanmemberikan penjelasan dan penegasan istilah, sebagai  berikut:  1.  Pembelajaran  Upaya pembelajaran santri melalui kegiatan memilih, menerapkan  dan mengembangkan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai  hasil yang diinginkan berdasarkan kondisi pembelajaran yang ada.
2.  BCM (Bermain, Cerita , Menyanyi)  Bermain merupakan kegiatan yang menimbulkan kesenangan bagi  anak, dengan kegiatan tersebut anak mendapatkan kebahagiaan dan  kegembiraan. Cerita penggambaran tentang sesuatu secara lisan. Melalui cerita anakdiajakberkomunikasi,  berfantasi dan berhayal. Menyanyi  merupakan bagian dari ungkapan emosi, melalui menyanyi anak dapat  mengungkapkan segala pikiran dan isi hatinya.
3.  Prestasi  Dalamkamus besar bahasa indonesia bahwa pengertian prestasi  adalah hasil pelajaran yang telah diperoleh dari kegiatan sekolah yang  bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan  penilaian.
 4.  Belajar  Belajar adalah suatu proses dalamdiri individu untuk memperoleh  suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,  sebagaimana hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi  dengan lingkungannya.
5.  TPQ  Taman pendidikan Al-Qur'an (TPQ) adalah lembaga pendidikan dan  pengajaran Al-Qur'an.
F. Sistematika Penelitian  Dalammembahas suatu permasalahanharus didasari oleh kerangka  berfikir yangjelas dan teratur. Suatu masalah harus disajikan menurut urutanurutannya, mendahulukan sesuatu yang harus didahulukan dan mengakhirkan  sesuatu yang harus diahirkan dan seterusnya. Karena itu harus ada sistematika pembahasan sebagai kerangka yang dijadikan acuan dalam berfikir secara sistematis. Adapun sistematika pembahasan dalamskripsi ini adalah sebagai  berikut:  Sebelummembahas bab pertama terlebih dahulu diawali dengan  halaman judul, halaman pengajuan, halaman persetujuan, halaman pengesaha,  halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman  daftar isi, halaman daftar tabel, halaman daftar lampiran, halaman abstrak.
Untuk memberikan gambaran mengenai isi penelitian laporan penelitian ini  maka sistematika pembahasannya disusun sebagai berikut:   BAB I Pendahuluan  Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan  penelitian, manfaat penelitian, teknik data dan sistematika.
BAB II Kajian Pustaka  Berisi tentang bermain, cerita, dan menyanyi, tujuan, manfaat, macammacam, hakekat, tahab-tahab, jenis-jenis BCM, fungsi BCM,bbeerpa contoh  BCM, factor-faktor BCM , prinsip-prinsip, yang dapat meningkatkan prestasi  belajar siswa.
BAB III Metode Penelitian  Berisi tentang pendekatan penelitian, lokasi penelitian, kehadiran  peneliti, dan sumber data, pengumpualn data dan teknik analisis data,  pengecekan keabsahan data  BAB IV Hasil Penelitian  Berisi tentang gambaran umumlokasi penelitian, deskripsi responden  dan uji kevaliditas.
BAB V Pembahasan Penelitian  Berisi tentang deskripsi data, inteprestasi data  BAB VI Penutup  Berisi tentang kesimpulan dan saran yang releven untuk penelitian  selanjutnya.
 BAB II  KAJIAN TEORI  A. Pengertian Metode Pembelajaran  Pembelajaran berasal dari kata dasar ”ajar”, artinya petunjuk yang  diberikan kepada seorang untuk diketahui. Dari kata ”ajar”ini lahirlahkata  kerja ”belajar”yang berarti berlatih atau berusaha memperoleh kepandaian  atau ilmu. Selanjutnya kata ”pembelajaran”berasal dari kata ”belajar”yang  mendapat awalan pem-dan akhiran –an, yang merupakan konfiks nominal (bertalian dengan refiks verbal meng-) yang mempuyai arti proses.
 Beberapa definisi tentang pembelajaran yang dikemukakan oleh para  ahli:  a.  Menurut Merril (1971) dalambukunya Teori Belajar dan Pembelajaran,  pembelajaran merupakan suatu kegiatan dimana seseorang dengan sengaja  diubah dan dikontrol dengan maksud agar dapat bertingkah laku atau  bereaksi sesuai kondisi tertentu, sedangkan menurut Degeng (1989)  pembelajaran merupakan upayamembelajarkansiswa.
b.  Pembelajaran merupakan peristiwa yang diciptakan dan dirancang untuk  mendorong, menggiatkan dan mendukung belajar.
 Pembelajaran  merupakan penciptaan sistemlingkungan yang memungkinkan terjadinya  Departemen Pendidikan danKebudayaan, Kamus BesarBahasa Indonesia(Jakarta: Balai Pustaka, 1999), hal. 664.
 I WayanSutama, "StrategiPembelajaranDi Taman Kanak-Kanak", HandOut, Fakultas  Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Kanjuruan Malang, 2005, hal9   belajar/menyediakan seperangkat kondisi lingkungan yang dapat  merangsang anak untuk melakukan aktifitas belajar (T. Raka Joni).
Kondisi lingkungan yang dimaksud dapat berupa sejumlah tugas yang  mesti dilakukan anak, persoalan-persoalan yang membutuhkan pemecahan  dan seperangkat keterampilan yang perlu dikuasai oleh anak.
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa pembelajaran adalah  upaya yang membelajarkan siswa melalui kegiatan memilih, menetapkan, dan  mengembangkan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai hasil  yang diinginkan berdasarkan kondisi pembelajaran yang ada. Jadi, kegiatan  memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode pembelajaran merupakan  kegiatan yang dilakukan oleh guru sebelummelakukan kegiatan pembelajaran.
B.  Metode Bermain  Bermain adalah merupakan kegiatan yang dapat menimbulkan  kesenangan bagi anak dan bermain dilakukan anak dengan suka rela tanpa  paksaan atau tekanan dari pihak luar. Kegiatan bermain tersebut tidak  mempunyai aturan kecuali yang dutetapkan oleh pemain itu sendiri. Anak  mendapatkan kebahagiaan dan kegembiraan melalui kegiatan bermain.
 Menurut asal katanya bermain berasal dari kata main. Di dalamkamus  besar bahasa Indonesia, Bahwa main adalah berbuat sesuatu untuk  menyenangkan hati dengan menggunakan alat-alat atau tidak.6   Hibana S. Rahman. Konsep DasarPendidikanAnak UsiaDini, PGTKI Press,  Yogyakarta, 2002: Hal. 85- 6WJS poerwadarminta, kamus umumbahasaIndonesia, balai pustaka, 1986.Hal: 620   Kata bermain mungkin mendengar seperti kurang serius, hanya untuk  mengisi waktu luang saja, walaupun tidakdilakukan oleh anak. Pada hal untuk  anak-anak kegiatan bermain merupakan kegiatan yang sangat mutlak  dibutuhkan, sebab dunia anak adalah dunia bermain. Bagaimana mereka  memahamidunia anak adalah melalui bermain kemampuan dan keterampilan  dapat diajarkan kepada mereka.



Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi