BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Pendidikan Islamsebagai suatu proses pengembangan
potensi kreatifitas anak didik bertujuan
untuk mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt. Cerdas, terampil,
patuh pada Negara dan Agama.
Pendidikan Islamadalah pendidikan
yang berdasarkan Al-Qur'an dan sunnah, selain
mempunyai tujuan keilmuan yang menjadikan manusia sebagai kholifah yang dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Selama ini bimbingan dan
pendidikan agama di masyarakat masih tetap
mengikuti pola dan alur tradisional. Materi pelajaran belumtersusun dalamsebuah kurikulumyang baku. Metode
pembelajaran yang digunakan masih kurang
memperhatikan unsur psikologis anak. Pembelajaran yang digunakan kurang menarik dan tingkat kesadaran
serta perhatian masyarakat atau orang
tua terhadap asadzid masih sangat rendah. Disamping itu, manajemen dan pengelolaan pun masih rendah.
Dampak negatif semua ini cukup dirasakan.
Pada umumnya anak-anak yang selalu berusaha menghindari atau mengelak mengikuti pelajaran agama, lebih
khusus lagi belajar AlQur'an. Akhirnya anak buta huruf arab ditingkat generasi
muda semakin meningkat.
Dunia anak adalah dunia bermain,
anak bukan orang dewasa, anak akan
berkembang secara bertahap baikfisik maupun mentalnya. Aktifitas anak disebut bermain, apabila aktifitas tersebut
bersifat menyenangkan dan mengasyikkan,
tanpa ada tekanan, tidakada target yang bersifat kaku.
Penerapan metode bermain, cerita dan menyanyi
bertujuan untuk menunjang materi pokok,
sedangkan penyampaiannya bersifat selingan dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Sedangkan tentang
bentuk bermain, cerita dan menyanyi
(BCM) sepenuhnya diserahkan kepada kebijakan pengajar dengan ketentuan masih tetap dalamruang lingkup Islam.
Pengajian anak dengan model
tradisional mengalamikemacetan, dan para
asatidz tidak sanggup lagi menghadapi tantangan yang berat. Baik dari luar maupun dari dalam.Semakin sepinya langgar
atau masjid dari mayarakat, pangajian
anak bersumber dari kemampuan para asatidz untuk menarik minat belajar anak. Mereka merasa dari luar ada yang
lebih menarik dari pada harus belajar
mengaji dimasjid.
Anak melakukan proses belajar
melalui pengalaman hidupnya.
Pengalaman yang menarik dan
menyenangkan akan berdampak positif bagi perkembangan anak. Sebaliknya anak belajar
dari segala yang ia lihat, ia dengar dan
ia rasakan. Proses belajar anak semacamitu, berjalan lebih efektif apabila anak berada dalamkondisi senang dan
bahagia. Sebaliknya proses belajar anak
yang dipaksakan atau diterimaanak dalamsuasana takut, cemas, was-was dan perasaan lain yang tidak nyaman,
maka tidak akan mampu memberikan hasil
yang optimal.
Bermain, cerita, dan menyanyi
merupakan kegiatan yang menyenangkan
bagi anak-anak, dimana dalamperkembangannya yang normal Sunar DwiPrasetyono, Membedah
PsikologiBermain Anak, (Jogjakarta: Think,2007), Hal: tidak
akan lepas dari tiga kegiatan tersebut. Melalui kegiatan bermain, bercerita dan menyanyi anak dapat belajar apa
saja, bahkan terasa tanpa ia sadari.
Berbagai aspek kejiwaan anak juga dapat dikembangkan melalui kegiatan tersebut. Dengan demikian kegiatan
bermain, cerita dan menyanyi (BCM)
merupakan bagian kehidupan anak dan bermanfaat bagi perkembangna anak.
Seperti halnya yang diungkapkan
Rohmatul Izzah dalamskripsinya bahwa : "Dengan pembelajaran nilai-nilai moral
Islamimelalui bermain, cerita dan
menyanyi, anak didik dapat mengetahui, memahamiserta menerapkan tentang keislaman, sehingga anak
didik berakhlakul karimah,
berkepribadian muslim, berbakti kepada kedua orang tua dan guru, menyayangi teman, suka tolong menolong
sesamateman, menghormati orang lain,
mempunyai rasa empati dengan mengaplikasikannya
dalamkehidupan sehari-hari.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Rohmatul
Izzah tersebut diatas, jelas diketahui
bahwa metode Bermain, Cerita, Menyanyi (BCM) itu sangat efektif untuk diterapkan pada santri
terutamadalampembelajaran agama.
Seperti yang kita ketahui bersama
bahwa pada dasarnya dunia anak adalah dunia
bermain, permainan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan anak.
Kadang anak-anak lebih
mementingkan bermain dari pada makan dan minum.
Menurut Dalamilmu jiwa, teori
tentang permainan ini mendapat perhatian yang cukup luas dan dalamjenis permainan yang
dapat meningkatkan perkembangan intelek
(kognitif), ada mainan untuk membina psikomotor, Rohmatul Izzah, PembelajaranNilai-Nilai Moral
Islami MelaluiBCM (Bermain, Cerita, Menyanyi)diRaudlatul
Atfal/Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu Al-Madaniah Landungsari Malang. Mahasiswa
Fakultas Tarbiyah, Jurusan PAI, UIN Malang, Juli2007.
mungkin ada juga mainan yang bermanfaat bagi
pembinaan anak yang lebih efektif.
Cerita merupakan media paling
tepat untuk meningkatkan nilai-nilai positif
yang akan bermanfaat dalam kehidupan
anak dimasa mendatang.
Dunia anak merupakan dunia yang
indah dalamhal ini cerita menempati posisi
pertama untuk mengubah etika anak. Karena sebuah cerita mampu menarik anak untuk menyukai dan
memperhatikannya. Mereka akan merasakan
doktrin, imajinasi, dan peristiwa yang ada didalamcerita, apabila dengan dasar pemikiran seperti ini, maka
cerita merupakan bagian terpenting yang
disukai oleh anak-anak bahkan orang dewasa sekalipun.
Memang tidak bisa dipungkiri
bahwa pada dasarnya guru merupakan salah
satu faktor terpenting bagi keberhasilan belajar anak. Berdasarkan hal tersebut, demikeberhasilan pembelajaran, guru
harus memiliki metode yang tepat dan
sesuai untuk peserta didiknya, terutamadalampembelajaran agama.
Keberhasilan suatu
programpembelajaran tidak terlepas dari pemilihan metode dan penggunakan metode yang sesuai.
TPQ Nurul Hidayah merupakan
lembaga pendidikan nonformal yang bertujuan
untuk membantu orang tua dalammemberikan pandangan terutama baca tulia
Al-Qur'an. Dengan menggunakan metode yang tepat diharapkan para santri lebih mengerti dan memahamitentang
materi yang disampaikan, proses
pembelajarannya-pun akan lebih menyenangkan. Berpedoman pada keunggulan dan keberhasilan TPQ Nurul Hidayah
dalammenerapkan pembelajarannya,
peneliti ingin mengetahui bagaimana penerapan metode bermain, cerita dan menyanyi (BCM) di TPQ
Nurul Hidayah dalam meningkatkan
prestasi belajar santri. Untuk itulah, peneliti tertarik untuk meneliti dilokasi TPQ Nurul Hidayah dengan
judul: Penerapan Metode Pembelajaran
Bermain, Cerita Dan Menyanyi (BCM) Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Santri di TPQ
Nurul Hidayah Malang.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah penerapan metode bermain, cerita
dan menyanyi (BCM) dalammeningkatkan
prestasi belajar santri di TPQ Nurul Hidayah Malang? 2.
Apakah faktor penghambat dan pendukung dalampenerapan metode bermain, cerita dan menyanyi (BCM)
dalammeningkatkan prestasi belajar
santri di TPQ Nurul Hidayah Malang?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan merupakan faktor yang
dominan dalamsuatu aktifitas, sebab tanpa
tujuan maka aktifitas yang dilakuakan arahnya tidak menentu. Dengan kata lain tujuan adalah target yang ingin
dicapai dalamsuatu kegiatan penelitaian.
Adapun tujuan yang ingin dicapai
dalampenelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mendeskripsikan pelaksanaan metode BCM dalammeningkatkan prestasi belajar santri di TPQ Nurul Hidayah
Malang 2. Untuk mendeskripsikan apakah ada pengaruh dan
penghambat antara metode BCM terhadap
prestasi belajar santri TPQ Nurul Hidayah Malang.
D. Manfaat Penelitian
Secara praktis penelitian ini
diharapkan dapat berguna bagi: 1. Bagi Peneliti.
a. Menambah wawasan dan pengetahuantentanng
penerapan mengajar metode bermain, cerita dan menyanyi (BCM) dalammeningkatkan prestasi belajar santri.
b. Memberikan pengetahuan dan pengalaman secara
langsungmengenai metode bermain cerita dan menyanyi (BCM) dalammeningkatkan prestasi belajar santri.
c. Sebagai wadah pengembangan pola pikir dan
pemahaman penulis dibidang pendidikan.
2. Bagi Lembaga Pendidikan a.
Memberikan konstribusi keilmuan dalambidang pendidikan.
b. Sebagai acuan bagi para pendidik tentang
metode bermain, cerita dan menyanyi
(BCM) dalam meningkatkanprestasi belajar siswa.
Secara teoritis penelitian ini
diharapkan dapat berguna bagi pengembangan
ilmu pengetahuan, utamanya dibidang metode bermain, cerita dan menyanyi (BCM) dalammeningkatkan prestasi
belajar santri.
E. Ruang Lingkup
Pembatasan permasalahan
dalampenelitian ini sangat perlu. Oleh karena itu peneliti membatasi ruang lingkup penerapan
metode bermain, cerita dan menyanyi
(BCM) dalam meningkatkan prestasi belajar santri serta mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat
penerapan metode bermain, cerita dan
menyanyi (BCM) dalammeningkatkan prestasi belajar santri di di kelas Iqro'TPQ Nurul Hidayah Malang.
F. Batasan Istilah Untuk menghindari kesalah pahaman penafsiran
judul dalampenelitian ini, maka peneliti
akanmemberikan penjelasan dan penegasan istilah, sebagai berikut: 1. Pembelajaran
Upaya pembelajaran santri melalui
kegiatan memilih, menerapkan dan
mengembangkan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai hasil yang diinginkan berdasarkan kondisi
pembelajaran yang ada.
2. BCM (Bermain, Cerita , Menyanyi) Bermain merupakan kegiatan yang menimbulkan
kesenangan bagi anak, dengan kegiatan
tersebut anak mendapatkan kebahagiaan dan kegembiraan. Cerita penggambaran tentang
sesuatu secara lisan. Melalui cerita anakdiajakberkomunikasi, berfantasi dan berhayal. Menyanyi merupakan bagian dari ungkapan emosi, melalui
menyanyi anak dapat mengungkapkan segala
pikiran dan isi hatinya.
3. Prestasi Dalamkamus besar bahasa indonesia bahwa
pengertian prestasi adalah hasil
pelajaran yang telah diperoleh dari kegiatan sekolah yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan
melalui pengukuran dan penilaian.
4.
Belajar Belajar adalah suatu
proses dalamdiri individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagaimana hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
5. TPQ Taman
pendidikan Al-Qur'an (TPQ) adalah lembaga pendidikan dan pengajaran Al-Qur'an.
F. Sistematika Penelitian Dalammembahas suatu permasalahanharus didasari
oleh kerangka berfikir yangjelas dan
teratur. Suatu masalah harus disajikan menurut urutanurutannya, mendahulukan
sesuatu yang harus didahulukan dan mengakhirkan sesuatu yang harus diahirkan dan seterusnya.
Karena itu harus ada sistematika pembahasan sebagai kerangka yang dijadikan
acuan dalam berfikir secara sistematis. Adapun sistematika pembahasan
dalamskripsi ini adalah sebagai berikut:
Sebelummembahas bab pertama terlebih
dahulu diawali dengan halaman judul,
halaman pengajuan, halaman persetujuan, halaman pengesaha, halaman motto, halaman persembahan, halaman
kata pengantar, halaman daftar isi,
halaman daftar tabel, halaman daftar lampiran, halaman abstrak.
Untuk memberikan gambaran
mengenai isi penelitian laporan penelitian ini maka sistematika pembahasannya disusun sebagai
berikut: BAB I Pendahuluan Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, teknik data dan sistematika.
BAB II Kajian Pustaka Berisi tentang bermain, cerita, dan menyanyi,
tujuan, manfaat, macammacam, hakekat, tahab-tahab, jenis-jenis BCM, fungsi
BCM,bbeerpa contoh BCM, factor-faktor
BCM , prinsip-prinsip, yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
BAB III Metode Penelitian Berisi tentang pendekatan penelitian, lokasi
penelitian, kehadiran peneliti, dan
sumber data, pengumpualn data dan teknik analisis data, pengecekan keabsahan data BAB IV Hasil Penelitian Berisi tentang gambaran umumlokasi penelitian,
deskripsi responden dan uji kevaliditas.
BAB V Pembahasan Penelitian Berisi tentang deskripsi data, inteprestasi
data BAB VI Penutup Berisi tentang kesimpulan dan saran yang
releven untuk penelitian selanjutnya.
BAB II KAJIAN
TEORI A. Pengertian Metode Pembelajaran Pembelajaran berasal dari kata dasar ”ajar”,
artinya petunjuk yang diberikan kepada
seorang untuk diketahui. Dari kata ”ajar”ini lahirlahkata kerja ”belajar”yang berarti berlatih atau
berusaha memperoleh kepandaian atau
ilmu. Selanjutnya kata ”pembelajaran”berasal dari kata ”belajar”yang mendapat awalan pem-dan akhiran –an, yang
merupakan konfiks nominal (bertalian dengan refiks verbal meng-) yang mempuyai
arti proses.
Beberapa definisi tentang pembelajaran yang
dikemukakan oleh para ahli: a. Menurut
Merril (1971) dalambukunya Teori Belajar dan Pembelajaran, pembelajaran merupakan suatu kegiatan dimana
seseorang dengan sengaja diubah dan
dikontrol dengan maksud agar dapat bertingkah laku atau bereaksi sesuai kondisi tertentu, sedangkan
menurut Degeng (1989) pembelajaran
merupakan upayamembelajarkansiswa.
b. Pembelajaran merupakan peristiwa yang
diciptakan dan dirancang untuk mendorong,
menggiatkan dan mendukung belajar.
Pembelajaran merupakan penciptaan sistemlingkungan yang
memungkinkan terjadinya Departemen
Pendidikan danKebudayaan, Kamus BesarBahasa Indonesia(Jakarta: Balai Pustaka,
1999), hal. 664.
I WayanSutama, "StrategiPembelajaranDi
Taman Kanak-Kanak", HandOut, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Kanjuruan Malang, 2005, hal9 belajar/menyediakan
seperangkat kondisi lingkungan yang dapat merangsang anak untuk melakukan aktifitas
belajar (T. Raka Joni).
Kondisi lingkungan yang dimaksud
dapat berupa sejumlah tugas yang mesti
dilakukan anak, persoalan-persoalan yang membutuhkan pemecahan dan seperangkat keterampilan yang perlu
dikuasai oleh anak.
Dengan demikian dapat dikemukakan
bahwa pembelajaran adalah upaya yang
membelajarkan siswa melalui kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode pembelajaran yang optimal
untuk mencapai hasil yang diinginkan
berdasarkan kondisi pembelajaran yang ada. Jadi, kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode
pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh guru sebelummelakukan kegiatan pembelajaran.
B. Metode Bermain Bermain adalah merupakan kegiatan yang dapat
menimbulkan kesenangan bagi anak dan
bermain dilakukan anak dengan suka rela tanpa paksaan atau tekanan dari pihak luar. Kegiatan
bermain tersebut tidak mempunyai aturan
kecuali yang dutetapkan oleh pemain itu sendiri. Anak mendapatkan kebahagiaan dan kegembiraan
melalui kegiatan bermain.
Menurut asal katanya bermain berasal dari kata
main. Di dalamkamus besar bahasa
Indonesia, Bahwa main adalah berbuat sesuatu untuk menyenangkan hati dengan menggunakan alat-alat
atau tidak.6 Hibana S. Rahman. Konsep
DasarPendidikanAnak UsiaDini, PGTKI Press, Yogyakarta, 2002: Hal. 85- 6WJS
poerwadarminta, kamus umumbahasaIndonesia, balai pustaka, 1986.Hal: 620 Kata bermain mungkin mendengar seperti kurang
serius, hanya untuk mengisi waktu luang
saja, walaupun tidakdilakukan oleh anak. Pada hal untuk anak-anak kegiatan bermain merupakan kegiatan
yang sangat mutlak dibutuhkan, sebab
dunia anak adalah dunia bermain. Bagaimana mereka memahamidunia anak adalah melalui bermain
kemampuan dan keterampilan dapat
diajarkan kepada mereka.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi