BAB I
P EN D A H U L U A N
A. LATAR
BELAKANG
Pendidikan yang
dipandang sebagai salah
satu aspek yang
memiliki peranan pokok dalam
membentuk generasi masa
mendatang, merupakan faktor yang
sangat penting dalam
kehidupan manusia. Dengan
dilaksanakannya proses pendidikan secara
profesional, figur manusia
yang berkualitas dan
bertanggung jawab serta mampu
dalam mengantisipasi perkembangan
di masa depan
benarbenar dapat diwujudkan dari kader-kader bangsa di negara kita ini.
Dalam Undang Undang Republik
Indonesia nomor 2 tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 4,
disebutkan bahwa : Pendidikan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha
Esa dan berbudi
pekerti yang luhur, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jas mani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Sedangkan dalam konsep Islam sendiri, tujuan
pendidikan ini adalah untuk menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan
masyarakatnya serta senang dan
gemar untuk mengamalkan
dan mengembangkan ajaran
Islam dalam berhubungan dengan
Allah SWT. dan
dengan manusia sesamanya,
dapat mengambil manfaat yang
semakin meningkat dari
alam semesta ini
untuk kepentingan hidup di dunia kini dan di akherat nanti.
Untuk
mencapai tujuan pendidikan
tersebut, maka kita
tidak dapat bertumpu pada
program persekolahan, yang
semata-mata hanya mengandalkan pada kegiatan
kurikuler atau proses
belajar mengajar di
dalam kelas saja, melainkan juga
harus lebih dari
itu, yaitu program
kegiatan persekolahan diperkaya
dengan adanya pembinaan kesiswaan melalui kegiatan ekstra kurikuler yang bertujuan
untuk memperdalam dan
memperluas pengetahuan siswa, memperkenalkan hubungan
antar berbagai mata
pelajaran, mengembangkan potensi
yang dimiliki siswa, menyalurkan minat dan bakat serta melengkapi upaya untuk
pembinaan manusia seutuhnya.
Adapun tujuan dari Pembinaan
Kesiswaan menurut Keputusan Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan., Nomor 226/C/Kep/O/1992 tentang
Pedoman Pembinaan Undang Undang tentang Sistem Pendidikan
Nasional (UU SPN. RI No. 2 tahun 1989) dan
Peraturan Pelaksanaannya, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, 1993, Pasal 4, hal. 4.
Zakiah
Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam,
Penerbit Bumi Aksara
Jakarta bekerjasama dengan Dirjen
Pembinaan Kelembagaan Agama
Islam Departemen Agama,
cetakan III, 1996, hal.
Kesiswaan pasal 3 adalah untuk meningkatkan
peran serta dan inisiatif para siswa dalam menjaga dan membina sekolah sebagai
Wiyatamandala, sehingga terhindar dari
usaha dan pengaruh
yang bertentangan dengan
Kebudayaan Nasional; menumbuhkan daya
tangkal pada diri
siswa terhadap pengaruh
negatif yang datang dari luar
maupun dari dalam lingkungan sekolah;
meningkatkan aspirasi dan
penghayatan seni; menumbuhkan
sikap berbangsa dan
bernegara; serta meneruskan dan
mengembangkan jiwa dan semangat ‘45.
Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik
Indonesia telah mengeluarkan Surat
Keputusan, tertanggal 18
Oktober 1984, No.
0461/U/1992, tentang
Pembinaan Kesiswaan. Kemudian
disusul dengan Keputusan
Dirjen Pendidikan dan Kebudayaan
Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, tertanggal
27 Juni 1992,
No. 226/C/Kep/0/1992 tentang
Pedoman Pembinaan Kesiswaan.
Selain itu, Presiden
Republik Indonesia juga
telah mengeluarkan Surat Keputusan
Presiden Republik Indonesia,
tertanggal 3 Mei 1999,
Nomor 34 tahun
1999, tentang Pengesahan
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka. Dan disusul dengan Surat
Keputusan Ketua Kwartitr Nasional Gerakan Pramuka, tertanggal
22 Juli 1999,
Nomor 107 tahun
1999, tentang Pengesahan Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka.
Gerakan
Praja Muda Karana
sebagai kelanjutan dan
pembaharuan dari Gerakan Kepanduan
Nasional dibentuk karena
dorongan kesadaran dalam bertanggung jawab
atas kelestarian negara
Kesatuan Republik Indonesia,
yang Kumpulan Pembinaan
Kesiswaan, Penerbit Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, kantor wilayah Propinsi Jawa
Timur bidang pembinaan generasi muda, 1993, hal
AD dan ART Gerakan Pramuka,
diterbitkan Kwarnas Gerakan Prmuka, Jakarta, 19
berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945, dan berazaskan
Pancasila untuk menyelenggarakan proses
pendidikan bagi kaum
muda melalui kepramukaan dengan
sasaran meningkatkan sumber
daya kaum muda, mewujudkan masyarakat
madani dan melestarikan
Negara Kesatuan Repulik Indonesia yang
ber-Bhineka Tunggal Ika,
Ideologi Pancasila, kehidupan
rakyat yang rukun dan damai serta lingkungan hidup di bumi nusantara ini.
Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan dan
melestarikan hal tersebut diatas, maka Gerakan Pramuka menyelenggarakan
pendidikan nonformal melalui kepramukaan
sebagai bagian dari
Pendidikan Nasional dengan
Prinsip Dasar Kepramukaan dan
Metode Kepramukaan serta Sistem Among.
Pemerintah sendiri
juga menekankan, agar
lembaga-lembaga pendidikan formal,
baik itu mulai dari tingkat dasar maupun sampai pada Perguruan Tinggi, supaya menyelenggarakan Pendidikan
Kepramukaan. Dengan berperan
aktif dalam kegiatan kepramukaan, maka kita dapat melatih diri untuk
mengembangkan minat dan bakat serta potensi yang kita miliki, berdisiplin diri
dan memiliki rasa tangung jawab yang tinggi.
Melalui organisasi
Gerakan Pramuka, siswa
dapat belajar berorganisasi, dalam artian belajar menjadi
anggota dan pemimpin kelompok yang baik. Karena siswa sebagai bagian dari
generasi muda, perl u terus menerus dibina dalam rangka untuk mewujudkan
tujuan pendidikan Nasional,
agar mereka bisa
terhindar dari usaha dan pengaruh
yang bertentangan dengan kebudayaan Nasional.
Ibid.,
hal.
Selain itu, melalui organisasi Gerakan
Pramuka, siswa juga dapat belajar untuk
selalu bersikap disiplin,
baik itu dalam
mengikuti latihan kepramukaan yang dilaksanakan
di sekolah maupun
dalam melaksanakan segala
aktifitas kehidupan
sehari-hari. Disiplin disini
mengandung pemahaman, bahwa
dalam melakukan segala sesuatu
itu selalu tepat
waktu dan sesuai
dengan aturan yang ada.
Sebagai contoh, seperti
kita mau pergi
ke sekolah. Siswa
yang dikatakan disiplin disini,
apabila ia pergi ke sekolah selalu datang tepat waktu, tidak pernah terlambat
dan selalu mentaati tata tertib yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah.
Begitu juga
dengan belajar, dalam
belajar itu juga
diperlukan disiplin, yang berarti
bahwa dalam belajar itu selalu teratur dan tepat waktu sesuai dengan jadwal
yang dibuat oleh siswa itu sendiri, misalnya seperti pada wak tu sore hari dan
malam hari. Kalau siswa tersebut bisa melaksanakan hal tersebut dengan baik, maka tidak
menutup kemungkinan ia
akan mendapatkan hasil
prestasi yang memuaskan di kelas
atau di sekolahnya.
Namun demikian, dalam
perkembangannya, keberadaan Gerakan Pramuka yang didirikan
untuk waktu yang
tidak ditentukan dan
ditetapkan dengan keputusan
Presiden Republik Indonesia, nomor 238 tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 sebagai
kelanjutan dan pembaharuan
dari Gerakan Kepanduan
Nasional Indonesia, ternyata masih saja ada diantara para pengelola
pelaksana pendidikan, orang tua siswa,
siswa itu sendiri
dan juga masyarakat
yang masih belum memahami arti
dan urgensi dari
peranan Gerakan Pramuka
dalam rangka membina peserta
didiknya, agar mempunyai rasa solidaritas dan kesetiakawanan yang tinggi. Diantara mereka masih saja ada
yang beranggapan, bahwa Gerakan Pramuka ini adalah organisasi yang suka
berhura-hura, karena sering mengadakan kegiatan berkemah dan tidak membawa
dampak yang positif bagi perkembangan peserta didiknya.
Oleh karena
itu, agar anggapan-anggapan dan
pemahaman-pemahaman yang
keliru terhadap keberadaan
organisasi Gerakan Pramuka
tersebut tidak semakin meluas dan
berlarut-larut, maka dalam kesempatan penulisan sekripsi ini, penulis mencoba
untuk mengkaji permasalahan yang berkaitan dengan judul yang penulis kemukakan,
yaitu : “UPAYA ORGANISASI GERAKAN
PRAMUKA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR DI MADRASAH
ALIYAH NEGERI I MALANG”.
Penelitian terhadap
masalah-masalah yang berkaitan dengan judul tersebut diatas, menurut
pertimbangan penulis sangatlah penting untuk dilakukan, karena selain untuk
menghilangkan
anggapan-anggapan dan pemahaman-pemahaman yang keliru terhadap
Gerakan Pramuka, juga dalam rangka untuk meningkatkan sumber daya
manusia bagi para
anggota Pramuka, sehingga
nantinya ia benar benar siap untuk memasuki era milenium
ketiga ini dengan bekal dan pengetahuan yang matang.
B. RUMUSAN MASALAH
Dengan mengacu pada latar
belakang masalah diatas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pandangan para guru dan persepsi
para siswa terhadap keberadaan organisasi Gerakan Pramuka di Madrasah Aliyah Negeri Malang I ? 2.
Bagaiamana program kerja
dan sistem pembinaan
kegiatan latihan kepramukaan yang
dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri Malang I
? 3. Bagaimana upaya organisasi Gerakan Pramuka dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa di Madrasah Aliyah Negeri Malang I ?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
Pembuatan skripsi ini pada
pokoknya bertujuan untuk : 1.
Mengetahui bagaimana pandangan para guru dan persepsi para siswa terhadap keberadaan
organisasi Gerakan Pramuka di Madrasah
Aliyah Negeri Malang.
2. Mengetahui bagaimana
program kerja dan
sistem pembinaan latihan kepramukaan yang dilaksanakan di
Madrasah Aliyah Negeri Malang I.
3. Mengetahui bagaimana
upaya organisasi Gerakan
Pramuka dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa di Madrasah Aliyah Negeri Malang I.
D. KEGUNAAN PEMBAHASAN
Adapun kegunaan
atau manfaat dari
penyusunan skripsi ini
sekurangkurangnya dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Bagi kalangan
akademis, hasil dari pembuatan sekripsi ini setidaknya dapat ikut memperkaya
khazanah keilmuan dan
wawasan mereka dalam
bidang pembinaan kesiswaan, khususnya
dalam organisasi Gerakan
Pramuka, agar mereka bisa
memahami apa dan bagaimana hakekat Gerakan Pramuka itu.
2. Bagi
pihak sekolah yang
diteliti, hasil penyusunan
sekripsi ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang
berguna dalam rangka meningkatkan usaha
pembinaan kesiswaan di
sekolah dan mengaktifkan
kegiatan latihan kepramukaan di
lingkungan sekolah, sehingga apa yang
diharapkan dengan diadakannya latihan kegiatan kepramukaan itu bisa benar-benar
tercapai.
3. Bagi para siswa yang menjadi
subyek penelitian, hasil penyusunan skripsi ini
diharapkan dapat memacu
semangat para siswa
untuk tetap terus
aktif dalam mengikuti latihan kegiatan kepramukaan, sehingga apa yang di
dapat dari latihan kepramukaan
tersebut dapat membantu
para siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya di
sekolah.
4. Bagi orang tua siswa atau wali
murid dan masyarakat pada umumnya, hasil
pembuatan skripsi ini
diharapkan dapat dijadikan
sebagai salah satu sarana
komunikasi dan sumber
informasi dalam memberikan
pengenalan, pengertian dan pemahaman
terhadap keberadaan organisasi
Gerakan Pramuka, sehingga pada akhirnya nanti dapat ikut memberikan
partisipasi dan konstribusi yang jelas
dalam memupuk dan
mengembangkan organisasi Gerakan
Pramuka sebagai salah satu wadah untuk pembinaan kesiswaan yang ada di sekolah.
5. Dan bagi
penulis sendiri, hasil
penyusunan skripsi ini
dapat dijadikan sebagai ukuran
untuk mengetahui sudah
sejauh mana penulis
dalam menguasai pembuatan sekripsi
ini dan melakukan
penelitian yang penulis lakukan di
lokasi penelitian, yaitu
di Madrasah Aliyah
Negeri Malang I, dengan maksud
agar apabila di
kemudian hari nanti
penulis melakukan penelitian
kembali dapat melakukan yang lebih baik dari yang sebelumnya.
E. RUANG LINGKUP
PEMBAHASAN Mengingat masalah yang tercakup dalam rumusan masalah
sebagaimana yang telah penulis ungkapkan
diatas sangatlah kompleks,
maka yang menjadi
ruang lingkup atau sasaran
pembahasan dalam penyusunan
sekripsi ini adalah
sebagai berikut : 1.
Penyusunan sekripsi ini
pada pokoknya lebih
difokuskan pada masalahmasalah yang
berkaitan dengan upaya
peningkatan prestasi belajar siswa melalui pendidikan kepramukaan dan
masalah-masalah yang diluar kaitannya dengan hal tersebut diatas, maka tidak
termasuk dalam pembahasan penulisan skripsi ini.
2. Dalam pembahasan sekripsi ini,
penulis hanya menguraikan masalah-masalah yang berkaitan dengan judul yang
telah penulis ajukan, yaitu : a.
Tinjauan tentang prestasi belajar siswa, yang meliputi : Pengertian
Prestasi Belajar Prestasi Belajar sebagai alat motivasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi
Belajar b. Tinjauan tentang
Gerakan Pramuka, yang meliputi : Pengertian Gerakan Pramuka Dasar
Pendidikan Kepramukaan Hakekat, sifat
dan fungsi Gerakan Pramuka Tujuan dan tugas
pokok Gerakan Pramuka Struktur organisasi Gerakan Pramuka Sistem
kode kehormatan dalam Gerakan Pramuka Metode
Pendidikan Kepramukaan c. Upaya peningkatan prestasi belajar siswa
melalui Gerakan Pramuka, yang meliputi :
Upaya
organisasi Gerakan Pramuka
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
Program kerja yang
dilaksanakan oleh pengurus
Dewan Ambalan Candra Pandu
masa bahakti 2001 / 2002.
Sistem pembinaan latihan kegiatan
kepramukaan yang diterapkan
di organisasi Gerakan Pramuka MAN Malang I.
3. Dalam melakukan
penelitian, yang menjadi
responden utama dalam penyusunan sekripsi
ini adalah para
siswa yang aktif
dan telah terdaftar menjadi anggota Gerakan Pramuka
Gugus Depan Kota Malang 04.381-04.3 Pangkalan
Madrasah Aliyah Negeri
Malang I. Adapun
Kepala Sekolah dan para
guru beserta sebagian
siswa-siswi yang tidak
termasuk dalam keanggotaan Gerakan
Pramuka, itu hanya
menjadi responden pendukung untuk melengkapi data-data yang
peneliti butuhkan.
F. METODE PEMBAHASAN DAN
PENELITIAN 1. Metode Pembahasan Pembahasan
dalam penyusunan sekripsi
ini adalah secara teoritis
dan empiris. Pembahasan teoritis
bersumber pada kepustakaan,
yaitu berupa buku -
buku dan literatur
yang ada hubungannya
dengan permasalahan penelitian.
Sedangkan pembahasan
empiris penulis gunakan
untuk mencari dan mengumpulkan data-data yang diperoleh
dari obyek penelitian.
Adapun metode pembahasan yang
digunakan dalam penyusunan sekripsi ini adalah sebagai berikut : a. Met o d e de du kt if Metode Deduktif
adalah suatu proses berfikir yang bertolak dari pernyataan yang bersifat
umum ke pernyataan
yang bersifat khusus
dengan memakai kaidah logika
tertentu.
Sedangkan menurut Sutrisno
Hadi dalam bukunya yang berjudul Metodologi Research,
dijelaskan bahwa : Metode deduktif adalah apa saja
yang dipandang benar pada semua peristiwa
dalam suatu kelas
atau jenis, berlaku
juga sebagai hal
yang benar pada semua
peristiwa yang termasuk
dalam kelas atau
jenis itu.
Jika orang dapat membuktikan
bahwa suatu peristiwa termasuk di dalam kelas
dipandang benar, maka
secara logik atau
teoritik orang dapat menarik
kesimpulan, bahwa kebenaran
yang terdapat dalam
kelas itu juga menjadi kebenaran
bagi peristiwa yang khusus atau pokok.
Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil
suatu pemahaman, bahwa yang dimaksud
dengan metode deduktif
adalah suatu pola pikir
yang berangkat dari pengamatan
yang bersifat umum
menuju pada yang
bersifat khusus.
Metode Deduktif
ini Peneiti gunakan
untuk membahas permasalahan
yang bersifat umum yang
ada kaitannya dengan
rumusan masalah dan
kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.
Arif
Furqan, Pengantar Penelitian
Dalam Pendidikan, Usaha
Nasional, Surabaya, 1982, hal.
Sutrisno Hadi., Metodologi Research, Penerbit Andi Offset, Yogjakarta, 1990, hal b. Met o de I n du kt if Menurut Sutrisno
Hadi, dalam bukunya
Metodologi Research, dijelaskan bahwa metode induktif adalah : Suatu
proses berfikir yang
berangkat dari fakta -fakta
khusus dan peristiwa-peristiwa yang
kongkrit, kemudian dari
fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa yang
kongkrit itu ditarik
generalisasi-generalisasi yang mempunyai sifat umum.
Sedangkan
menurut Nana Sudjana,
metode Induktif adalah
“mempelajari suatu proses penemuan yang terjadi secara alami, mencatat,
m enafsirkan dan melaporkan serta menarik kesimpulan dari proses tersebut”.
Berdasarkan pengertian diatas, metode ini
peneliti gunakan untuk membahas suatu
masalah dengan jalan
mengumpulkan data-data atau
fakta-fakta yang bersifat khusus
atau peristiwa-peristiwa kongkrit
yang ada hubungannya dengan rumusan
masalah, kemudian diambil
pengertian dan kesimpulan secara umum.
c . Met o d e Ko mpa ra t if Menurut Minarno
Surakhmad, dalam bukunya
Pengantar Penelitian Ilmiah, dijelaskan bahwa : Penyelidikan deskript if
yang berusaha mencari
pemecahan melalui analisa tentang
perhubungan-perhubungan
sebab akibat, yakni
yang meneliti faktor-faktor tertentu
yang berhubungan dengan
situasi atau fenomena yang
diselidiki dan membandingkan satu faktor dengan faktor yang lain adalah penyelidikan yang bersifat
komparatif.
Ibid., hal.
Nana Sudjana, CBSA dalam Proses Belajar
Mengajar, Sinar Baru, Bandung, 1989, hal. 1 Winarno Surachmad, Pengantar Penelitian
Ilmiah, Penerbit Tarsito, Bandung, 1989, hal. 1
Sedangkan menurut Moh. Nazir dalam bukunya metode penelitian, dijelaskan
bahwa : Metode Penelitian
Komparatif adalah bersifat
“ex post Facto”, artinya data
dikumpulkan setelah semua
kejadian yang dikumpulka n telah selesai
berlangsung dan peneliti
dapat melihat akibat
dari suatu fenomena dan
menguji hubungan sebab
akibat dari data -data
yang tersedia.
Adapun
yang penulis maksud
dengan metode komparatif
disini adalah pembahasan yang
dilakukan dengan cara mengajukan pendapat-pendapat para ahli tentang
suatu masalah, kemudian
pendapat-pendapat itu dibandingkan dengan pendapat
yang lain untuk
mencapai persamaan dan
perbedaannya, yang
selanjutnya diakhiri dengan
penarikan kesimpulan atau
paling tidak diambil pendapat
yang paling kuat untuk mendukung pembahasan ini.
Dalam penyususnan
sekripsi ini, metode
komperatif Peneliti gunakan
untuk mengambil
kaidah-kaidah yang telah
dibandingkan dari beberapa
persoalan atau uraian, kemudian disimpulkan atau diambil salah sa tunya.
2 . Met o d e Penelit ia n Metode penelitian
yang peneliti gunakan
dalam penyusunan sekripsi
ini adalah sebagai berikut : a.
Pen ent ua n Po pula s i Menurut Sutrisno
Hadi dalam bukunya
metodologi research, dijelaskan bahwa “sebagai
individu yang diteliti
itu disebut sampel
atau contoh, Moh. Nazir, Metode Penelitian,
Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988, hal.
sedangkan
semua individu untuk
siapa kenyataan-kenyataan yang
diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan disebut populasi atau
universe”.
Sedangkan
menurut Suharsimi Arikunto,
dijelaskan bahwa populasi
adalah “keseluruhan subyek penelitian”.
Penentuan populasi dalam
penelitian ilmiah sangat diperlukan,
karena dalam penelitian
ini Peneliti akan berhadapan dengan obyek penelitian yang
berada pada suatu tempat tertentu dan mempunyai karakteristik tertentu pula.
Berdasarkan pengertian diatas,
maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua individu yang
telibat langsung dalam penelitian ini, seperti : 1. Kepala Sekolah 2. Para Guru
3. Seluruh siswa siswi
MAN Malang I,
baik yang tergabung
dalam organisasi Gerakan Pramuka maupun bukan.
b. Pen ent ua n Sa mpel Pen elit
ia n Sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.
Sedang
menurut pendapat Nawawi yang
dikutip oleh Hermawan
Warsito, dijelaskan bahwa “sampel secara sederhana dapat
diartikan sebagai bagian dari popu lasi yang menjadi sumber data yang
sebenarnya dalam suatu penelitian”.
Sutrisno Hadi, Metodologi
Research, Penerbit Andi Offset, Yogjakarta, 1990, hal.
Suharsimi
Arikunto, Prosedur Penelitian
(suatu pendekatan praktek),
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta,
1992, hal.
Ibid.,
hal. 1 Hermawan Warsito, Pengantar Metodologi
Penelitian, Penerbit Gramedia, Jakarta, 1993, hal.
Dari pengertian diatas, maka dalam penelitian
ini, peneliti tidak mengambil semua
populasi yang ada,
melainkan hanya mengambil
sebagian dari populasi, mengingat
banyaknya populasi dan terbatasnya waktu,
dana serta tenaga yang
dimiliki peneliti. Untuk
itu, agar penelitian
ini tetap sesuai dengan
tujuannya dan data
yang diperoleh juga
representatif, maka peneliti memandang perlu
untuk menarik sampel.
Dan yang terpenting
dalam pengambilan sampel adalah
dapat mewakili populasi dan
benar -benar dapat berfungsi sebagai
contoh yang menggambarkan
keadaan populasi yang sebenarnya. Adapun yang menjadi sampel
dalam penelitian ini adalah : 1. Kepala Sekolah 2. Wakasek. Kesiswaan 3. Wali kelas dan beberapa orang
guru 4. Pembina gudep dan pembina satuan 5. Siswa-siswi kelas
II dan III,
dengan pertimbangan Prestasi
belajar itu sudah dapat
dilihat pada kelas
II dan III.
Pada kelas I
mereka masih dalam proses
penjajakan. Oleh karena
itu dalam penelitian
ini kelas I tidak
dapat dijadikan sampel,
sebab masih belum
bisa dijadikan tolok ukur sebagai bukti keberhasilan dalam
proses belajar mengajar disekolah.
Untuk menentukan
sampel dari penelitian
ini, peneliti coba
mendasarkan pada pendapat Suharsimi Arikunto yang menyatakan, bahwa : Untuk
sekedar ancer-ancer, maka
apabila subyeknya kurang
daari 100 lebih baik
diambil semua, sehingga
penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Selanjutnya jika
jumlah subyeknya besar
dapat diambil antara 10-15 % / 20-25 % atau lebih dari itu.
Sedangkan untuk pengambilan sampel, peneliti
menggunakan teknik Random Sampling
atau sampel acak.
Dalam pengambilan sampelnya,
peneliti mencampur
subyek-subyek di dalam
populasi, sehingga semua
subyek dianggap sama. Dengan
demikian, peneliti memberikan
hak yang sama kepada setiap subyek untuk memperoleh
kesempatan dipilih menjadi sampel.
Oleh karena
hak setiap subyek
sama, maka peneliti
terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau
beberapa subyek untuk dijadikan sampel.
c . Met o d e Peng u mp ula
n Da t a Untuk memperoleh
data yang valid
dan representatif, maka
dalam penelitian ini peneliti
menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut : 1. Metode
Observasi Observasi adalah metode
ilmiah yang diartikan
sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena-fenomena dari obyek yang diselidiki.
Sedangkan menurut Agus
Sujanto, observasi adalah
“metode penyelidikan yang dilakukan
dengan jalan penginderaan
kepada obyek penelitian dengan
sengaja dan dengan
mengadakan pencatatan pencatatan”.
Metode observasi peneliti gunakan untuk
mendapatkan sebagian data yang dibutuhkan
dalam penelitian antara
lain, seperti untuk
memperoleh data tentang keadaan
sekolah, baik yang
berhubungan dengan keadaan
Suharsimi Arikunto, Prosedur
Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 1992, hal 1 Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan, Penerbit
Aksara Baru, Jakarta, 1984, hal. 2 gedungnya,
sarana dan prasarana,
kegiatan siswa dan
data-data lain yang memerlukan pengamatan langsung.
2. Metode Interview Interview atau
wawancara adalah “metode
penyelidikan yang dilakukan dengan jalan mengadakan tanya jawab
dengan obyek penelitian secara face to face dengan mengadakan
pencatatan-pencatatan”.
Berkaitan dengan ini Sutrisno Hadi
menyatakan, bahwa “Metode
interview dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data
dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan
didasarkan kepada tujuan penyelidikan”.
Dalam hal pengumpulan data, wawancara atau
interview ini berfungsi untuk mencari informasi dengan sebanyak-banyaknya
mengenai obyek penelitian yang diteliti.
Dalam penelitian ini, metode
interview penulis gunakan untuk mengetahui data-data tentang tujuan dan dasar pelaksanaan
proses belajar mengajar dan latihan
kegiatan kepramukaan, problem -problem pembinaan
yang dihadapi dalam proses belajar mengajar dan latihan kegiatan
kepramukaan dan sejarah berdirinya
lembaga pendidikan yang
dijadikan sebagai obyek penelitian.
3 . Me t o d e D o k u me n t a s i Metode Dokumentasi
merupakan suatu cara
untuk memperoleh data
yang dibutuhkan dengan jalan
mempelajari dokumen atau
catatan -catatan yang ada
kaitannya dengan obyek penelitian. Dalam hal ini, Suharsimi Arikunto Ibid,
hal. 2 Sutrisno Hadi, Metodologi
Research, Penerbit Andi Offset, Yogjakarta, 1990, hal. 1
menjelaskan, bahwa “Metode
dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variable yang berupa
catatan, transkrip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya”.
Dalam
penelitian ini, metode
dokumentasi peneliti gunakan
untuk memperoleh data-data tentang
keadaan sekolah, yaitu
mengenai fasilitas sarana dan
prasarana di sekolah, jumlah guru dan siswa di MAN Malang I, hasil pestasi
belajar siswa dan siswi kelas II dan III yang tergabung dalam organisasi
Gerakan Pramuka dan lain sebagainya.
4 . Me t o d e A n g k e t
a t a u K u is io n e r “Kuisioner
atau angket merupakan suatu daftar yang berisikan pertanyaan pertanyaan yang
harus dijawab atau
dikerjakan oleh obyek
yang akan diselidiki atau
responden”.
Metode ini memang
sering digunakan dalam penelitian untuk
mengumpulkan data, karena
angket atau kuisioner
ini mempunyai banyak kebaikan sebagai instrumen pengumpul data.
Dalam penelitian
ini, kuisioner atau
angket peneliti gunakan
untuk memperoleh data-data tentang pandangan
dan tanggapan para
guru dan siswa mengenai
keberadaan organisasi Gerakan
pramuka, keaktifan pembina gudep
dan pembina satuan
dalam latihan kepramukaan,
dan bagaimana pengaruhnya latihan
kegiatan kepramukaan pada
peningkatan Suharsimi
Arikunto, Prosedur Penelitian (suatu
pendekatan praktek), Penerbit PT. Bina Aksara,
Jakarta, 1987, hal. 1 Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di
Sekolah, Penerbit Andi Offset,
Yogjakarta, 1993, hal.
prestasi
belajar bagi anggota
Pramuka Gudep 04.381-04.382 pangkalan MAN Malang I.
Adapun yang menjadi responden
dari penyebaran angket ini adalah semua anggota Gerakan Pramuka dan sebagian
siswa-siswi Kelas II dan III yang dianggap menunjang
dalam perolehan data,
serta para guru
di MAN Malang I.
3 . Te kh nik An a lis is
Da t a Setelah data-data yang diperoleh dari lokasi penelitian di
Madrasah Aliyah Negeri Malang I
sudah terkumpul semua,
maka langkah selanjutnya
adalah menganalisis data. Dalam menganalisis data kualitatif ini,
peneliti menggunakan analisis data Refleksi
Thinking atau perpaduan
antara induksi dan
deduksi, kemudian peneliti gambarkan berdasarkan logika dengan tidak melupakan hasil dari
pengamatan dan interview dalam mengambil kesimpulan. Sedangkan dalam mengolah data
kuantitatif yang berupa
angka-angka, Peneliti menggunakan analisis statistik
yang diperhitungkan dengan
menggunakan prosentase dan memakai rumus sebagai berikut : 1 N F P % ,
dimana : P :
Prosentase F : Frekuensi Jawaban N
: Lembar Responden G. SI STEMATI KA PEMBAHAS AN Sistematika pembahasan
dari penlisan skripsi
ini disusun dengan sistematika sebagai berikut : BAB PERTAMA, merupakan bab pendahuluan
yang didalamnya dibahas tentang latar
belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan pembahasan, kegunaan
pembahasan, ruang lingkup pembahasan, metode penelitian dan
sistematika pembahasan.
BAB KEDUA, merupakan bab
kajian kepustakaan yang
membahas tentang pengertian prestasi
belajar siswa, faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi
belajar, pengertian organisasi
Gerakan Pramuka, isi dan
sifat Gerakan Pramuka,
tujuan dan tugas pokok Gerakan Pramuka, struktur
organisasi Gerakan Pramuka, dan metode pendidikan dan pembinaan Gerakan Pramuka
pada peserta didik serta
serta peranan Gerakan
Pramuka dalam upaya meningkatkan
prestasi belajar siswa.
BAB KETIGA, merupakan bab paparan
data yang didalamnya dibahas tentang latar belakang obyek yang diteliti dan
analisis data.
BAB KEEMPAT, merupakan bab
Penutup yang didalamnya berisi kesimpulan dan saran
Download lengkap Versi PDF
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi