Rabu, 14 Mei 2014

Skripsi Pendidikan Agama Islam: UPAYA ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB  I
P EN D A H U L U A N
A.      LATAR BELAKANG
Pendidikan  yang  dipandang  sebagai  salah  satu  aspek  yang  memiliki peranan  pokok  dalam  membentuk  generasi  masa  mendatang,  merupakan  faktor yang  sangat  penting  dalam  kehidupan  manusia.  Dengan  dilaksanakannya  proses pendidikan  secara  profesional,  figur  manusia  yang  berkualitas  dan  bertanggung jawab  serta  mampu  dalam  mengantisipasi  perkembangan  di  masa  depan  benarbenar dapat diwujudkan dari kader-kader bangsa di negara kita ini.
Dalam Undang Undang Republik Indonesia nomor 2 tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 4, disebutkan bahwa : Pendidikan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan  bertaqwa  terhadap  Tuhan  Yang  Maha  Esa  dan  berbudi  pekerti  yang luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jas mani dan rohani,  kepribadian yang mantap dan mandiri, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
 Sedangkan dalam konsep Islam sendiri, tujuan pendidikan ini adalah untuk menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakatnya serta senang dan  gemar  untuk  mengamalkan  dan  mengembangkan  ajaran  Islam  dalam berhubungan  dengan  Allah  SWT.  dan  dengan  manusia  sesamanya,  dapat mengambil  manfaat  yang  semakin  meningkat  dari  alam  semesta  ini  untuk kepentingan hidup di dunia kini dan di akherat nanti.
 Untuk  mencapai  tujuan  pendidikan  tersebut,  maka  kita  tidak  dapat bertumpu  pada  program  persekolahan,  yang  semata-mata  hanya  mengandalkan pada  kegiatan  kurikuler  atau  proses  belajar  mengajar  di  dalam  kelas  saja, melainkan  juga  harus  lebih  dari  itu,  yaitu  program  kegiatan  persekolahan diperkaya dengan adanya pembinaan kesiswaan melalui kegiatan ekstra kurikuler yang  bertujuan  untuk  memperdalam  dan  memperluas  pengetahuan  siswa, memperkenalkan  hubungan  antar  berbagai  mata  pelajaran,  mengembangkan potensi yang dimiliki siswa, menyalurkan minat dan bakat serta melengkapi upaya untuk pembinaan manusia seutuhnya.
Adapun tujuan dari Pembinaan Kesiswaan menurut Keputusan Direktorat Jenderal  Pendidikan  Dasar  dan  Menengah  Departemen  Pendidikan  dan Kebudayaan.,  Nomor  226/C/Kep/O/1992  tentang    Pedoman  Pembinaan  Undang Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU  SPN. RI No. 2 tahun 1989) dan Peraturan Pelaksanaannya, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta,  1993, Pasal 4,  hal. 4.
 Zakiah  Daradjat, Ilmu  Pendidikan  Islam,  Penerbit  Bumi  Aksara  Jakarta  bekerjasama dengan  Dirjen  Pembinaan  Kelembagaan  Agama  Islam  Departemen  Agama,  cetakan  III,  1996, hal.
 Kesiswaan pasal 3 adalah untuk meningkatkan peran serta dan inisiatif para siswa dalam menjaga dan membina sekolah sebagai Wiyatamandala, sehingga terhindar dari  usaha  dan  pengaruh  yang  bertentangan  dengan  Kebudayaan  Nasional; menumbuhkan  daya  tangkal  pada  diri  siswa  terhadap  pengaruh  negatif  yang datang dari luar maupun dari dalam lingkungan sekolah;  meningkatkan aspirasi dan  penghayatan  seni;  menumbuhkan  sikap  berbangsa  dan  bernegara;  serta meneruskan dan mengembangkan jiwa dan semangat ‘45.
Menteri  Pendidikan  dan  Kebudayaan  Republik  Indonesia  telah mengeluarkan  Surat  Keputusan,  tertanggal  18  Oktober  1984,  No.  0461/U/1992, tentang  Pembinaan  Kesiswaan.  Kemudian  disusul  dengan  Keputusan  Dirjen Pendidikan  dan  Kebudayaan  Dasar  dan  Menengah  Departemen  Pendidikan  dan Kebudayaan,  tertanggal  27  Juni  1992,  No.  226/C/Kep/0/1992  tentang  Pedoman Pembinaan  Kesiswaan.
   Selain  itu,  Presiden  Republik  Indonesia  juga  telah mengeluarkan  Surat  Keputusan  Presiden  Republik  Indonesia,  tertanggal  3  Mei 1999,  Nomor  34  tahun  1999,  tentang  Pengesahan  Anggaran  Dasar  Gerakan Pramuka. Dan disusul dengan Surat Keputusan Ketua Kwartitr Nasional Gerakan Pramuka,  tertanggal  22  Juli  1999,  Nomor  107  tahun  1999,  tentang  Pengesahan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
 Gerakan  Praja  Muda  Karana  sebagai  kelanjutan  dan  pembaharuan  dari Gerakan  Kepanduan  Nasional  dibentuk  karena  dorongan  kesadaran  dalam bertanggung  jawab  atas  kelestarian  negara  Kesatuan  Republik  Indonesia,  yang  Kumpulan  Pembinaan  Kesiswaan,  Penerbit  Departemen  Pendidikan  dan  Kebudayaan, kantor wilayah Propinsi Jawa Timur bidang pembinaan generasi muda, 1993, hal  AD dan ART  Gerakan Pramuka, diterbitkan Kwarnas Gerakan Prmuka, Jakarta, 19  berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945, dan berazaskan Pancasila untuk  menyelenggarakan  proses  pendidikan  bagi  kaum  muda  melalui kepramukaan  dengan  sasaran  meningkatkan  sumber  daya  kaum  muda, mewujudkan  masyarakat  madani  dan  melestarikan  Negara  Kesatuan  Repulik Indonesia  yang  ber-Bhineka  Tunggal  Ika,  Ideologi  Pancasila,  kehidupan  rakyat yang rukun dan damai serta lingkungan hidup di bumi nusantara ini.
 Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan dan melestarikan hal tersebut diatas, maka Gerakan Pramuka menyelenggarakan pendidikan nonformal melalui kepramukaan  sebagai  bagian  dari  Pendidikan  Nasional  dengan  Prinsip  Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta Sistem Among.
Pemerintah  sendiri  juga  menekankan,  agar  lembaga-lembaga  pendidikan formal, baik itu mulai dari tingkat dasar maupun sampai pada Perguruan Tinggi, supaya  menyelenggarakan  Pendidikan  Kepramukaan.  Dengan  berperan  aktif dalam kegiatan kepramukaan, maka kita dapat melatih diri untuk mengembangkan minat dan bakat serta potensi yang kita miliki, berdisiplin diri dan memiliki rasa tangung jawab yang tinggi.
Melalui  organisasi  Gerakan  Pramuka,  siswa  dapat  belajar  berorganisasi, dalam artian belajar menjadi anggota dan pemimpin kelompok yang baik. Karena siswa sebagai bagian dari generasi muda, perl u terus menerus dibina dalam rangka untuk  mewujudkan  tujuan  pendidikan  Nasional,  agar  mereka  bisa  terhindar  dari usaha dan pengaruh yang bertentangan dengan kebudayaan Nasional.
  Ibid.,  hal.
 Selain itu, melalui organisasi Gerakan Pramuka, siswa juga dapat belajar untuk  selalu  bersikap  disiplin,  baik  itu  dalam  mengikuti  latihan  kepramukaan yang  dilaksanakan  di  sekolah  maupun  dalam  melaksanakan  segala  aktifitas kehidupan  sehari-hari.  Disiplin  disini  mengandung  pemahaman,  bahwa  dalam melakukan  segala  sesuatu  itu  selalu  tepat  waktu  dan  sesuai  dengan  aturan  yang ada.  Sebagai  contoh,  seperti  kita  mau  pergi  ke  sekolah.  Siswa  yang  dikatakan disiplin disini, apabila ia pergi ke sekolah selalu datang tepat waktu, tidak pernah terlambat dan selalu mentaati tata tertib yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah.
Begitu  juga  dengan  belajar,  dalam  belajar  itu  juga  diperlukan  disiplin, yang berarti bahwa dalam belajar itu selalu teratur dan tepat waktu sesuai dengan jadwal yang dibuat oleh siswa itu sendiri, misalnya seperti pada wak tu sore hari dan malam hari. Kalau siswa tersebut bisa melaksanakan hal tersebut dengan baik, maka  tidak  menutup  kemungkinan  ia  akan  mendapatkan  hasil  prestasi  yang memuaskan di kelas atau di sekolahnya.
Namun demikian, dalam perkembangannya, keberadaan Gerakan Pramuka yang  didirikan  untuk  waktu  yang  tidak  ditentukan  dan  ditetapkan  dengan keputusan Presiden Republik Indonesia, nomor 238 tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961  sebagai  kelanjutan  dan  pembaharuan  dari  Gerakan  Kepanduan  Nasional Indonesia, ternyata masih saja ada diantara para pengelola pelaksana pendidikan, orang  tua  siswa,  siswa  itu  sendiri  dan  juga  masyarakat  yang  masih  belum memahami  arti  dan  urgensi  dari  peranan  Gerakan  Pramuka  dalam  rangka membina peserta didiknya, agar mempunyai rasa solidaritas dan kesetiakawanan  yang tinggi. Diantara mereka masih saja ada yang beranggapan, bahwa Gerakan Pramuka ini adalah organisasi yang suka berhura-hura, karena sering mengadakan kegiatan berkemah dan tidak membawa dampak yang positif bagi perkembangan peserta didiknya.
Oleh  karena  itu,  agar  anggapan-anggapan  dan  pemahaman-pemahaman yang  keliru  terhadap  keberadaan  organisasi  Gerakan  Pramuka  tersebut  tidak semakin meluas dan berlarut-larut, maka dalam kesempatan penulisan sekripsi ini, penulis mencoba untuk mengkaji permasalahan yang berkaitan dengan judul yang penulis kemukakan, yaitu : “UPAYA  ORGANISASI  GERAKAN  PRAMUKA  DALAM MENINGKATKAN  PRESTASI  BELAJAR  DI  MADRASAH  ALIYAH NEGERI I MALANG”.
Penelitian terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan judul tersebut diatas, menurut pertimbangan penulis sangatlah penting untuk dilakukan, karena selain  untuk  menghilangkan  anggapan-anggapan  dan  pemahaman-pemahaman yang keliru terhadap Gerakan Pramuka, juga dalam rangka untuk meningkatkan sumber  daya  manusia  bagi  para  anggota  Pramuka,  sehingga  nantinya  ia  benar benar siap untuk memasuki era milenium ketiga ini dengan bekal dan pengetahuan yang matang.
B.      RUMUSAN  MASALAH
Dengan mengacu pada latar belakang masalah diatas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :  1. Bagaimana pandangan para guru dan persepsi para siswa terhadap keberadaan organisasi Gerakan Pramuka  di Madrasah Aliyah Negeri Malang  I  ? 2. Bagaiamana  program  kerja  dan  sistem  pembinaan  kegiatan  latihan kepramukaan yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri Malang I  ? 3. Bagaimana upaya organisasi Gerakan Pramuka dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di Madrasah Aliyah Negeri Malang I   ?
C.      TUJUAN  PEMBAHASAN
Pembuatan skripsi ini pada pokoknya bertujuan untuk   : 1. Mengetahui bagaimana pandangan para guru dan persepsi para siswa terhadap keberadaan organisasi Gerakan Pramuka  di Madrasah Aliyah Negeri Malang.
2. Mengetahui  bagaimana  program  kerja  dan  sistem  pembinaan  latihan kepramukaan yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri Malang I.
3. Mengetahui  bagaimana  upaya  organisasi  Gerakan  Pramuka  dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di Madrasah Aliyah Negeri Malang I.
D. KEGUNAAN  PEMBAHASAN
Adapun  kegunaan  atau  manfaat  dari  penyusunan  skripsi  ini  sekurangkurangnya dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Bagi kalangan akademis, hasil dari pembuatan sekripsi ini setidaknya dapat ikut  memperkaya  khazanah  keilmuan  dan  wawasan  mereka  dalam  bidang pembinaan  kesiswaan,  khususnya  dalam  organisasi  Gerakan  Pramuka,  agar mereka bisa memahami apa dan bagaimana hakekat Gerakan Pramuka itu.
 2. Bagi  pihak  sekolah  yang  diteliti,  hasil  penyusunan  sekripsi  ini  dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang berguna dalam rangka meningkatkan usaha  pembinaan  kesiswaan  di  sekolah  dan  mengaktifkan  kegiatan  latihan kepramukaan di lingkungan sekolah, sehingga  apa yang diharapkan dengan diadakannya latihan kegiatan kepramukaan itu bisa benar-benar tercapai.
3. Bagi para siswa yang menjadi subyek penelitian, hasil penyusunan skripsi ini  diharapkan  dapat  memacu  semangat  para  siswa  untuk  tetap  terus  aktif dalam mengikuti latihan kegiatan kepramukaan, sehingga apa yang di dapat dari  latihan  kepramukaan  tersebut  dapat  membantu  para  siswa  untuk meningkatkan prestasi belajarnya di sekolah.
4. Bagi orang tua siswa atau wali murid dan masyarakat pada umumnya, hasil  pembuatan  skripsi  ini  diharapkan  dapat  dijadikan  sebagai  salah  satu sarana  komunikasi  dan  sumber  informasi  dalam  memberikan  pengenalan, pengertian  dan  pemahaman  terhadap  keberadaan  organisasi  Gerakan Pramuka, sehingga pada akhirnya nanti dapat ikut memberikan partisipasi dan konstribusi  yang  jelas  dalam  memupuk  dan  mengembangkan  organisasi Gerakan Pramuka sebagai salah satu wadah untuk pembinaan kesiswaan yang ada di sekolah.
5. Dan  bagi  penulis  sendiri,  hasil  penyusunan  skripsi  ini  dapat  dijadikan sebagai  ukuran  untuk  mengetahui  sudah  sejauh  mana  penulis  dalam menguasai  pembuatan  sekripsi  ini  dan  melakukan  penelitian  yang  penulis lakukan  di  lokasi  penelitian,  yaitu  di  Madrasah  Aliyah  Negeri  Malang  I,  dengan  maksud  agar  apabila  di  kemudian  hari  nanti  penulis  melakukan penelitian kembali dapat melakukan yang lebih baik dari yang sebelumnya.
E. RUANG  LINGKUP  PEMBAHASAN Mengingat masalah yang tercakup dalam rumusan masalah sebagaimana yang telah  penulis  ungkapkan  diatas  sangatlah  kompleks,  maka  yang  menjadi  ruang lingkup  atau  sasaran  pembahasan  dalam  penyusunan  sekripsi  ini  adalah  sebagai berikut  : 1. Penyusunan  sekripsi  ini  pada  pokoknya  lebih  difokuskan  pada  masalahmasalah  yang  berkaitan  dengan  upaya  peningkatan  prestasi belajar  siswa melalui pendidikan kepramukaan dan masalah-masalah yang diluar kaitannya dengan hal tersebut diatas, maka tidak termasuk dalam pembahasan penulisan skripsi ini.
2. Dalam pembahasan sekripsi ini, penulis hanya menguraikan masalah-masalah yang berkaitan dengan judul yang telah penulis ajukan, yaitu  : a. Tinjauan tentang prestasi belajar siswa, yang meliputi  :  Pengertian Prestasi Belajar  Prestasi Belajar sebagai alat motivasi  Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar b. Tinjauan tentang  Gerakan Pramuka, yang meliputi  :  Pengertian Gerakan Pramuka  Dasar Pendidikan Kepramukaan  Hakekat, sifat dan fungsi Gerakan Pramuka  Tujuan dan tugas pokok Gerakan Pramuka   Struktur organisasi Gerakan Pramuka  Sistem kode kehormatan dalam Gerakan Pramuka  Metode Pendidikan Kepramukaan c. Upaya peningkatan prestasi belajar siswa melalui Gerakan Pramuka, yang meliputi  :  Upaya  organisasi  Gerakan  Pramuka  dalam  meningkatkan  prestasi belajar siswa.
 Program  kerja  yang  dilaksanakan  oleh  pengurus  Dewan  Ambalan Candra Pandu masa bahakti 2001 / 2002.
 Sistem  pembinaan  latihan  kegiatan  kepramukaan  yang  diterapkan  di organisasi Gerakan Pramuka MAN Malang I.
3. Dalam  melakukan  penelitian,  yang  menjadi  responden  utama  dalam penyusunan  sekripsi  ini  adalah  para  siswa  yang  aktif  dan  telah  terdaftar menjadi anggota Gerakan Pramuka Gugus Depan Kota Malang 04.381-04.3 Pangkalan  Madrasah  Aliyah  Negeri  Malang  I.  Adapun  Kepala  Sekolah  dan para  guru  beserta  sebagian  siswa-siswi  yang  tidak  termasuk  dalam keanggotaan  Gerakan  Pramuka,  itu  hanya  menjadi  responden  pendukung untuk melengkapi data-data yang peneliti butuhkan.
F. METODE PEMBAHASAN DAN PENELITIAN 1. Metode Pembahasan Pembahasan  dalam  penyusunan  sekripsi  ini adalah  secara  teoritis    dan empiris.  Pembahasan  teoritis  bersumber  pada  kepustakaan,  yaitu  berupa  buku -  buku  dan  literatur  yang  ada  hubungannya  dengan  permasalahan  penelitian.
Sedangkan  pembahasan  empiris  penulis  gunakan  untuk  mencari  dan mengumpulkan data-data yang diperoleh dari obyek penelitian.
Adapun metode pembahasan yang digunakan dalam penyusunan sekripsi ini adalah sebagai berikut   : a. Met o d e de du kt if Metode Deduktif adalah suatu proses berfikir yang bertolak dari pernyataan yang  bersifat  umum  ke  pernyataan  yang  bersifat  khusus  dengan  memakai kaidah  logika  tertentu.
   Sedangkan  menurut  Sutrisno  Hadi  dalam  bukunya yang berjudul Metodologi Research, dijelaskan bahwa  :               Metode deduktif adalah apa saja yang dipandang benar pada semua peristiwa  dalam  suatu  kelas  atau  jenis,  berlaku  juga  sebagai  hal  yang benar  pada  semua  peristiwa  yang  termasuk  dalam  kelas  atau  jenis  itu.
Jika orang dapat membuktikan bahwa suatu peristiwa termasuk di dalam kelas  dipandang  benar,  maka  secara  logik  atau  teoritik  orang  dapat menarik  kesimpulan,  bahwa  kebenaran  yang  terdapat  dalam  kelas  itu juga menjadi kebenaran bagi peristiwa yang khusus atau pokok.
 Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil suatu pemahaman, bahwa yang dimaksud  dengan  metode  deduktif  adalah suatu  pola  pikir  yang  berangkat dari  pengamatan  yang  bersifat  umum  menuju  pada  yang  bersifat  khusus.
Metode  Deduktif  ini  Peneiti  gunakan  untuk  membahas  permasalahan  yang bersifat  umum  yang  ada  kaitannya  dengan  rumusan  masalah  dan  kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.
 Arif  Furqan,  Pengantar  Penelitian  Dalam  Pendidikan,  Usaha  Nasional,  Surabaya,  1982, hal.
 Sutrisno Hadi., Metodologi Research,  Penerbit Andi Offset,  Yogjakarta, 1990,  hal   b.  Met o de I n du kt if Menurut  Sutrisno  Hadi,  dalam  bukunya  Metodologi  Research,  dijelaskan bahwa metode induktif adalah   :       Suatu  proses  berfikir  yang  berangkat  dari  fakta -fakta  khusus  dan peristiwa-peristiwa  yang  kongkrit,  kemudian  dari  fakta-fakta  atau peristiwa-peristiwa  yang  kongkrit  itu  ditarik  generalisasi-generalisasi yang mempunyai sifat umum.
 Sedangkan  menurut  Nana  Sudjana,  metode  Induktif  adalah  “mempelajari suatu proses penemuan yang terjadi secara alami, mencatat, m enafsirkan dan melaporkan serta menarik kesimpulan dari proses tersebut”.
 Berdasarkan pengertian diatas, metode ini peneliti gunakan untuk membahas suatu  masalah  dengan  jalan  mengumpulkan  data-data  atau  fakta-fakta  yang bersifat  khusus  atau  peristiwa-peristiwa  kongkrit  yang  ada  hubungannya dengan  rumusan  masalah,  kemudian  diambil  pengertian  dan  kesimpulan secara umum.
c . Met o d e Ko mpa ra t if Menurut  Minarno  Surakhmad,  dalam  bukunya  Pengantar  Penelitian  Ilmiah, dijelaskan bahwa    :       Penyelidikan  deskript if  yang  berusaha  mencari  pemecahan  melalui analisa  tentang  perhubungan-perhubungan  sebab  akibat,  yakni  yang meneliti  faktor-faktor  tertentu  yang  berhubungan  dengan  situasi  atau fenomena yang diselidiki dan membandingkan satu faktor dengan faktor yang  lain adalah penyelidikan yang bersifat komparatif.
  Ibid.,  hal.
 Nana Sudjana, CBSA dalam Proses Belajar Mengajar,  Sinar Baru, Bandung, 1989, hal.  1   Winarno Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah,  Penerbit Tarsito, Bandung,  1989, hal. 1  Sedangkan menurut Moh. Nazir dalam bukunya metode penelitian, dijelaskan bahwa  : Metode  Penelitian  Komparatif  adalah  bersifat  “ex  post  Facto”, artinya  data  dikumpulkan  setelah  semua  kejadian  yang  dikumpulka n telah  selesai  berlangsung  dan  peneliti  dapat  melihat  akibat  dari  suatu fenomena  dan  menguji  hubungan  sebab  akibat  dari  data -data    yang tersedia.
 Adapun  yang  penulis  maksud  dengan  metode  komparatif  disini  adalah pembahasan yang dilakukan dengan cara mengajukan pendapat-pendapat para ahli  tentang  suatu  masalah,  kemudian  pendapat-pendapat  itu  dibandingkan dengan  pendapat  yang  lain  untuk  mencapai  persamaan  dan  perbedaannya, yang  selanjutnya  diakhiri  dengan  penarikan  kesimpulan  atau  paling  tidak diambil pendapat yang paling kuat untuk mendukung pembahasan ini.
Dalam  penyususnan  sekripsi  ini,  metode  komperatif  Peneliti  gunakan  untuk mengambil  kaidah-kaidah  yang  telah  dibandingkan  dari  beberapa  persoalan atau uraian, kemudian disimpulkan atau diambil salah sa tunya.
2 . Met o d e Penelit ia n Metode  penelitian  yang  peneliti  gunakan  dalam  penyusunan  sekripsi  ini adalah sebagai berikut  : a. Pen ent ua n  Po pula s i Menurut  Sutrisno  Hadi  dalam  bukunya  metodologi  research,  dijelaskan bahwa    “sebagai  individu  yang  diteliti  itu  disebut  sampel  atau  contoh,  Moh. Nazir, Metode  Penelitian,  Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988,   hal.
 sedangkan  semua  individu  untuk  siapa  kenyataan-kenyataan  yang  diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan disebut populasi atau universe”.
 Sedangkan  menurut  Suharsimi  Arikunto,  dijelaskan  bahwa  populasi  adalah “keseluruhan  subyek  penelitian”.
     Penentuan  populasi  dalam  penelitian ilmiah  sangat  diperlukan,  karena  dalam  penelitian  ini  Peneliti  akan berhadapan dengan obyek penelitian yang berada pada suatu tempat tertentu dan mempunyai karakteristik tertentu pula.
Berdasarkan pengertian diatas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua individu yang telibat langsung dalam penelitian ini, seperti : 1. Kepala Sekolah 2. Para Guru 3. Seluruh  siswa  siswi  MAN  Malang  I,  baik  yang  tergabung  dalam organisasi Gerakan Pramuka maupun bukan.
b. Pen ent ua n Sa mpel Pen elit ia n Sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.
  Sedang menurut pendapat  Nawawi  yang  dikutip  oleh  Hermawan  Warsito,  dijelaskan  bahwa “sampel secara sederhana dapat diartikan sebagai bagian dari popu lasi yang menjadi sumber data yang sebenarnya dalam suatu penelitian”.
  Sutrisno Hadi,  Metodologi Research, Penerbit Andi Offset, Yogjakarta, 1990,  hal.
 Suharsimi  Arikunto,  Prosedur  Penelitian  (suatu  pendekatan  praktek),   Penerbit  Rineka Cipta,  Jakarta,  1992,  hal.
  Ibid.,  hal. 1   Hermawan Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian,  Penerbit Gramedia,  Jakarta, 1993, hal.
 Dari pengertian diatas, maka dalam penelitian ini, peneliti tidak mengambil semua  populasi  yang  ada,  melainkan  hanya  mengambil  sebagian  dari populasi,  mengingat  banyaknya  populasi  dan terbatasnya  waktu,  dana  serta tenaga  yang  dimiliki  peneliti.  Untuk  itu,  agar  penelitian  ini  tetap  sesuai dengan  tujuannya  dan  data  yang  diperoleh  juga  representatif,  maka  peneliti memandang  perlu  untuk  menarik  sampel.  Dan  yang  terpenting  dalam pengambilan sampel adalah  dapat mewakili  populasi  dan  benar -benar  dapat berfungsi  sebagai  contoh  yang  menggambarkan  keadaan  populasi  yang sebenarnya. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah : 1. Kepala Sekolah 2. Wakasek.  Kesiswaan 3. Wali kelas dan beberapa orang guru 4. Pembina gudep dan pembina satuan 5. Siswa-siswi  kelas  II  dan  III,  dengan  pertimbangan  Prestasi  belajar  itu sudah  dapat  dilihat  pada  kelas  II  dan  III.  Pada  kelas  I  mereka  masih dalam  proses  penjajakan.  Oleh  karena  itu  dalam  penelitian  ini  kelas  I tidak  dapat  dijadikan  sampel,  sebab  masih  belum  bisa  dijadikan  tolok ukur sebagai bukti keberhasilan dalam proses belajar mengajar disekolah.
Untuk  menentukan  sampel  dari  penelitian  ini,  peneliti  coba  mendasarkan pada pendapat Suharsimi Arikunto yang menyatakan, bahwa  : Untuk  sekedar  ancer-ancer,  maka  apabila  subyeknya  kurang  daari 100  lebih  baik  diambil  semua,  sehingga  penelitiannya  merupakan  penelitian  populasi.  Selanjutnya  jika  jumlah  subyeknya  besar  dapat diambil antara 10-15 % / 20-25 % atau lebih dari itu.
 Sedangkan untuk pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknik Random Sampling  atau  sampel  acak.  Dalam  pengambilan  sampelnya,  peneliti mencampur  subyek-subyek  di  dalam  populasi,  sehingga  semua  subyek dianggap  sama.  Dengan  demikian,  peneliti  memberikan  hak  yang  sama kepada setiap subyek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel.
Oleh  karena  hak  setiap  subyek  sama,  maka  peneliti  terlepas  dari  perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subyek untuk dijadikan sampel.
c . Met o d e Peng u mp ula n  Da t a Untuk  memperoleh  data  yang  valid  dan  representatif,  maka  dalam  penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut : 1. Metode Observasi Observasi  adalah  metode  ilmiah  yang  diartikan  sebagai  pengamatan  dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena dari obyek yang diselidiki.  Sedangkan  menurut  Agus  Sujanto,  observasi  adalah  “metode penyelidikan  yang  dilakukan  dengan  jalan  penginderaan  kepada  obyek penelitian  dengan  sengaja  dan  dengan  mengadakan  pencatatan pencatatan”.
 Metode observasi peneliti gunakan untuk mendapatkan sebagian data yang dibutuhkan  dalam  penelitian  antara  lain,  seperti  untuk  memperoleh  data tentang  keadaan  sekolah,  baik  yang  berhubungan  dengan  keadaan   Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,  Penerbit Rineka Cipta,  Jakarta, 1992,  hal 1   Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan, Penerbit Aksara Baru, Jakarta, 1984,   hal. 2  gedungnya,  sarana  dan  prasarana,  kegiatan  siswa  dan  data-data  lain  yang memerlukan pengamatan langsung.
2. Metode Interview Interview  atau  wawancara  adalah  “metode  penyelidikan  yang  dilakukan dengan jalan mengadakan tanya jawab dengan obyek penelitian secara face to face dengan mengadakan pencatatan-pencatatan”.
  Berkaitan dengan ini Sutrisno  Hadi  menyatakan,  bahwa  “Metode  interview  dapat  dipandang sebagai metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan didasarkan kepada tujuan penyelidikan”.
 Dalam hal pengumpulan data, wawancara atau interview ini berfungsi untuk mencari informasi dengan sebanyak-banyaknya mengenai obyek penelitian yang diteliti.
Dalam penelitian ini, metode interview penulis gunakan untuk mengetahui data-data tentang tujuan dan dasar pelaksanaan proses belajar mengajar dan latihan    kegiatan    kepramukaan,    problem -problem    pembinaan  yang dihadapi dalam proses belajar mengajar dan latihan kegiatan kepramukaan dan  sejarah  berdirinya  lembaga  pendidikan  yang  dijadikan  sebagai  obyek penelitian.
3 . Me t o d e   D o k u me n t a s i Metode  Dokumentasi  merupakan  suatu  cara  untuk  memperoleh  data  yang dibutuhkan  dengan  jalan  mempelajari  dokumen  atau  catatan -catatan  yang ada kaitannya dengan obyek penelitian. Dalam hal ini, Suharsimi Arikunto   Ibid,  hal. 2  Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Penerbit Andi Offset, Yogjakarta, 1990,   hal. 1  menjelaskan, bahwa  “Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal  atau  variable  yang  berupa  catatan,  transkrip,  buku,  surat  kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya”.
 Dalam  penelitian  ini,  metode  dokumentasi  peneliti  gunakan  untuk memperoleh  data-data  tentang  keadaan  sekolah,  yaitu  mengenai  fasilitas sarana dan prasarana di sekolah, jumlah guru dan siswa di MAN Malang I, hasil pestasi belajar siswa dan siswi kelas II dan III yang tergabung dalam organisasi Gerakan Pramuka dan lain sebagainya.
4 . Me t o d e   A n g k e t   a t a u   K u is io n e r “Kuisioner atau angket merupakan suatu daftar yang berisikan pertanyaan pertanyaan  yang  harus  dijawab  atau  dikerjakan  oleh  obyek  yang  akan diselidiki  atau  responden”.
   Metode  ini  memang  sering  digunakan  dalam penelitian  untuk  mengumpulkan  data,  karena  angket  atau  kuisioner  ini mempunyai banyak kebaikan sebagai instrumen pengumpul data.
Dalam  penelitian  ini,  kuisioner  atau  angket  peneliti  gunakan  untuk memperoleh  data-data  tentang  pandangan  dan  tanggapan  para  guru  dan siswa  mengenai  keberadaan  organisasi  Gerakan  pramuka,  keaktifan pembina  gudep  dan  pembina  satuan  dalam    latihan  kepramukaan,  dan bagaimana  pengaruhnya  latihan  kegiatan  kepramukaan  pada  peningkatan  Suharsimi Arikunto,  Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktek),  Penerbit PT. Bina Aksara, Jakarta, 1987,  hal. 1  Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah,  Penerbit Andi Offset, Yogjakarta, 1993,   hal.
 prestasi  belajar  bagi  anggota  Pramuka  Gudep  04.381-04.382 pangkalan MAN Malang  I.
Adapun yang menjadi responden dari penyebaran angket ini adalah semua anggota Gerakan Pramuka dan sebagian siswa-siswi Kelas II dan III  yang dianggap  menunjang  dalam  perolehan  data,  serta  para  guru  di  MAN Malang I.
3 . Te kh nik  An a lis is   Da t a Setelah data-data yang diperoleh dari lokasi penelitian di Madrasah Aliyah Negeri  Malang  I  sudah  terkumpul  semua,  maka  langkah  selanjutnya  adalah menganalisis data. Dalam menganalisis data kualitatif ini, peneliti menggunakan analisis  data  Refleksi  Thinking  atau  perpaduan  antara  induksi  dan  deduksi, kemudian peneliti gambarkan berdasarkan  logika dengan tidak melupakan hasil dari pengamatan dan interview dalam mengambil kesimpulan. Sedangkan dalam mengolah  data  kuantitatif  yang  berupa  angka-angka,  Peneliti  menggunakan analisis  statistik  yang  diperhitungkan  dengan  menggunakan  prosentase  dan memakai rumus sebagai berikut   : 1 N F P    %  ,  dimana  : P  :  Prosentase F  :  Frekuensi Jawaban  N  :  Lembar Responden  G. SI STEMATI KA PEMBAHAS AN Sistematika  pembahasan  dari  penlisan  skripsi  ini  disusun  dengan sistematika sebagai berikut   : BAB PERTAMA, merupakan bab pendahuluan yang didalamnya dibahas tentang latar  belakang  masalah,  rumusan  masalah,  tujuan pembahasan,  kegunaan  pembahasan,  ruang  lingkup pembahasan, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB  KEDUA, merupakan  bab  kajian  kepustakaan  yang  membahas  tentang pengertian  prestasi  belajar  siswa,  faktor-faktor  yang mempengaruhi  prestasi belajar,  pengertian  organisasi  Gerakan Pramuka,  isi  dan  sifat  Gerakan  Pramuka,  tujuan  dan  tugas pokok Gerakan Pramuka, struktur organisasi Gerakan Pramuka, dan metode pendidikan dan pembinaan Gerakan Pramuka pada peserta  didik  serta  serta  peranan  Gerakan  Pramuka  dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.
BAB KETIGA, merupakan bab paparan data yang didalamnya dibahas tentang latar belakang obyek yang diteliti dan analisis data.
BAB KEEMPAT, merupakan bab Penutup yang didalamnya berisi kesimpulan dan saran

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi