Minggu, 08 Juni 2014

PENERAPAN STRATEGI BAURAN PEMASARAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI KONVENSIONAL DAN EKONOMI ISLAM


BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Indonesia  sebagai  negara  berkembang  mengalami  perubahan  dari  negara  bercorak agraris  menuju  industri,  yang mana dampak dari negara industri adalah  banyaknya persaingan-persaingan. Suatu usaha tidak akan mampu bertahan ketika  perusahaan  itu  tidak  mampu  lagi  bersaing  dengan  usaha-usaha  lain.  Fenomena  yang terjadi saat  ini  banyak usaha yang gulung tikar karena sudah tidak mampu  bersaing  dengan  usaha  yang  lainnya,  misalnya;  pedagang  buah  tidak  dapat  berjualan  lagi  dikarenakan  banyaknya  pedagang  buah  yang  lebih  bermodal  dan  baik dalam hal pemasarannya.  Menurut Porter, intensitas persaingan dalam suatu  industri/perusahaan  bukanlah  masalah  kebetulan  atau  nasib  buruk.  Sebaliknya,  persaingan dalam suatu industri atau perusahaan  berakar dalam struktur ekonomi  yang mendasarinya dan berjalan diluar perilaku pesaing yang ada.
  Lima kekuatan  pokok persaingan, sebagaimana gambar di bawah: Gambar 1.
 Strategi Bersaing Ancaman masuknya pedagang baru kekuatan tawar menawar pemasok ancaman Produk/jasa pengganti Sumber: Porter, hlm.

  Michael Porter. Keunggulan Bersaing, (Jakarta; Erlangga.1994) hlm.
 PENDATANG BARU POTENSIAL Para Pesaing Industri Persaingan diantara  perusahaan yang ada.
 PRODUK PENGANTI PEMASOK PEMBELI Kekuatan tawar menawar pembeli   Tuntutan-tuntutan  tersebut  diakibatkan  karena  kebutuhan  yang  terus  meningkat  dan  juga  semakin  banyaknya  serta  beraneka  ragamnya  produk  yang  ditawarkan,  tidak  lagi  berbanding  lurus  dengan  pendapatan  konsumen.
 Pendapatan riil masyarakat pada dasarnya dalam beberapa  tahun terakhir ini tidak  meningkat,  kalaupun  sebagian  ada  yang  mengalami  peningkatan,  percepatannya  tidak  seimbang  atau  kalah  dengan  tuntutan-tuntutan  kebutuhan.  Fenomena  tersebut apabila kita cari landasan idealnya,  sejalan dengan ayat dalam al-Quran  yang menjelaskan:
 “Dan  memberinya  rezki  dari  arah  yang  tiada  disangka-sangkanya.  dan  barangsiapa  yang  bertawakkal  kepada  Allah  niscaya  Allah  akan  mencukupkan  (keperluan)nya.  Sesungguhnya  Allah  melaksanakan  urusan  yang  (dikehendaki)Nya.  Sesungguhnya  Allah  Telah  mengadakan  ketentuan  bagi  tiaptiap sesuatu.” ( Ath thalaaq ayat : 3 ) Dari ayat  di atas  dan juga penjelasannya secara  kontekstual, bahwa rizki  akan  datang  secara  tidak  disangka-sangka  dan  barang  siapa  yang  mau  berusaha  maka Allah SWT  akan mencukupkan apa yang hamba-Nya  butuhkan. Kalau kita  masukkan dalam teori pemasaran, dapat kita tarik penjelasan global bahwa, pada  saat  ini  pemasaran  atau  jual  beli  banyak  memiliki  konsep  yang  berbeda-beda.
 Dengan  berkembangnya  masyarakat  kita  yang  semakin  banyak,  pemasar  menyadari  bahwa  tujuan  utama  pemasaran  bukan  lagi  sebatas  pertukaran  transaksional yang cirinya bersifat jangka pendek dengan sasaran akhir terjadinya   penjualan.  Orientasi  pemasaran  saat  ini  adalah  terciptanya  hubungan  jangka  panjang  yang  berkelanjutan  dan  saling  menguntungkan  antara  perusahaan  dan  pelanggan.
 Dalam  menghadapi  era  perdagangan  bebas  saat  ini  setiap  perusahaan  mengubah  format  strategi  usahanya,  salah  satunya  berorientasi  pada  bagaimana  membangun  perusahaan  yang  kuat,  untuk  membangun  perusahaan  yang  kuat, mampu  bertahan  dan  bersaing  salah  satunya  dengan  mengembangkan  strategi  pemasarannya  agar  tetap  bertahan  ditengah-tengah  gelombang  persaingan  untuk  memasuki pasar yang kompetitif.
 Kegiatan  pemasaran  pada  intinya  memfokuskan  diri  pada  produk,  penerapan  harga,  kebijakkan  distribusi  dan  cara  promosi,  yang  dalam  hal  ini  dikenal  sebagai  bauran  pemasaran.  Kegiatan  pemasaran  tentunya  membutuhkan  suatu  strategi.  Strategi  ini  tentu  harus  mampu  memberikan  kontribusi  terhadap  pencapaian  tujuan  perusahaan  yaitu  peningkatan  mutu  dan  luasnya  jaringan  pemasaran.  Bauran  pemasaran  (marketing  mix)  adalah  strategi  pemasaran  untuk  menggunakan  dan  mengefektifkan  produk,  periklanan,  harga,  saluran  distribusi,  dan  unsur-unsur  lain.  Salah  satu  cara  untuk  mengetahui  dan  mengidentifikasi  sebuah keberhasilan dalam pemasaran yaitu dengan bauran pemasaran.
 Pengertian  bauran  pemasaran  menurut  Zeithaml  dan  Bitner  yang  dikutip  dalam  Hurriyati  adalah  elemen-elemen  organisasi  perusahaan  yang  dapat   dikontrol  oleh  perusahaan  dalam  melakukan  komunikasi  dengan  konsumen  dan  akan dipakai untuk memuaskan konsumen.
  Selanjutnya Zeitham dan Bitner mengemukakan konsep bauran pemasaran  tradisional  (  traditional  marketing  mix  )  terdiri  dari  4P  yaitu  produk  (product),  harga (price), tempat (place) dan promosi (promotion).
  Dari beberapa pengertian di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa  bauaran  pemasaran  secara  umum  terdiri  dari  4P  yaitu   product  (produk),  price  (harga),  place  (tempat),  promotion  (promosi),  guna  untuk  pemuasan  konsumer  dan kebutuhannya.
 Bauran  pemasaran  adalah  suatu  strategi  pemasaran  untuk  setiap  perusahaan  dapat  mencapai  pangsa  pasar  yang  diinginkan,  dengan  biaya  lebih  tinggi tetapi berharap memperoleh pangsa pasar dan penghasilan lebih besar. Agar  pemasaran dapat diterima konsumen maka dilakukan suatu kegiatan promosi dan  distribusi  yang  dapat  membuat  konsumen  tertarik  hingga  berkeinginan  untuk  membeli  produk  tersebut.  Diperlukan  kegiatan  promosi  dan  distribusi  yang  terorganisir  dengan  baik  dan  berkesinambungan  sehingga  bermanfaat  dan  dapat  diterima  dengan  jelas  oleh  konsumen.  Strategi  bauran  pemasaan  adalah  sebuah  strategi tentang kebijakan produk, kebijakan penetapan harga, kebijakan distibusi  dan kebijakan promosi.
 Dalam  bauran  promosi  ada  bagian  yang  dinamakan  penjualan.  Winardi  mengatakan  bahwa:  Penjualan  adalah  proses  dimana  sang  penjual  memastikan,  mengantisipasi,  dan  memuaskan  kebutuhan  atau  keinginan  sang  pembeli  agar   Ratih Hurriyati. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. (Bandung: Alfabeta.2005), hlm.
  Ibid..
  dapat dicapai manfaat, baik bagi  yang menjual maupun bagi sang  pembeli yang  berkelanjutan dan menguntungkan kedua belah pihak.
  Penjualan  sangat  penting  untuk  menentukan  kelangsungan  bagi  perusahaan. Penjual dituntut untuk mampu dan memiliki bakat seni serta keahlian  untuk mempengaruhi orang lain. Bakat  seperti  ini  yang sering tidak dimiliki oleh  setiap  orang  karena  tidak  mudah  untuk  mengarahkan  kemauan  calon  pembeli  dengan cara mengemukakan berbagai alasan serta pendapatnya. Tanpa kesuksesan  dalam penjualan  sudah dapat dipastikan bahwa perusahaan itu tidak akan mampu  bertahan  dan  dinamis  lagi,  karena  tidak  ada  pemasukan  yang  digunakan  untuk  melakukan produksi.
 Salah  satu  perusahaan  yang  menggunakan  teori  bauran  pemasaran  dan  teknik-teknik  penjualan  adalah  usaha  Tahu  Jawa  yang ada di Desa  Branggahan,  Kecamatan  Ngadiluwih,  Kabupaten  Kediri.  Berkembang  dan  tidaknya  sebuah  perusahaan  dapat  dilihat  melalui  perumusan  marketing  mix  secara  efektif,  sebagaimana  yang  disimpulkan  Hurrriyati  tentang  definisi  marketing  mix  yaitu  unsur-unsur pemasaran yang saling terkait, dibaurkan, diorganisir dan digunakan  dengan tepat, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran yang efektif,  sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
  Begitu  pula  pemasaran  Islam  juga  mengenal  istilah  4P,  sebagaimana  Hermawan, membaginya sebagai berikut:  I Gusti Ayu Ketut Sri Ardani, (http://manajemenpemasaran.pt-andika-jaya.com/, diakses tanggal  : 06-06-2008, pukul : 22.02), hlm.
  Ibid..
  1.  Teistis (rabbaniyah) Bersifat  Relegius  (diniyah)  dan  sifat  ini  tidak  dimiliki  dalam  pemasaran  konvensional.  Kondisi  ini  tercipta  tidak  karena  keterpaksaan, tetapi berangkat dari kesadaran akan nilai-nilai relegius,  yang dipandang penting dan mewarnai aktivitas pemasaran agar tidak  terperosok ke dalam perbuatan yang dapat merugikan orang lain.
 2.  Etis (akhlaqi'iyyah) Keistimewaan  yang  lain  dari  syari’ah  marketer  selain  karena  teistis,  juga karena ia sangat mengedepankan masalah-masalah akhlak (moral,  etika)  dalam  seluruh  aspek  kegiatannya.  Nilai-nilai  etika  dan  moral  harus menjadi pedoman dalam berbisnis.
 3.  Realistis (al-waqi'iyah) Syariah  marketing  bukanlah  konsep  yang  eksclusif,  fanatis,  antimodernitas  dan  kaku.  Syariah  marketing  adalah  konsep  pemasaran  yang fleksibel, sebagaimana keluasan dan keluesan syariah Islamiyah  yang melandasinya.
 4.  Humanistis (insaniyyah) Dalam  keistimewaan  Humanitas  adalah  sifatnya  yang  humanis  universal,  artinya  bahwa  syariah  diciptakan  untuk  manusia  agar  derajatnya  terangkat,  sifat  kemanusiaannya  terjaga  dan  terpelihara,  serta  sifat-sifat  kehewanannya  dapat  terkekang  dengan  panduan  syariah.  Dengan  memiliki  nilai  humanitas  maka  akan  menjadi   manusia yang terkontrol dan seimbang (tawazun) bukan manusia yang  serakah,  yang  menghalalkan  semua  cara  untuk  meraih  keuntungan  yang sebesar-besarnya.
  Saat  ini,  di  tengah  kondisi  persaingan  yang  semakin  ketat,  perusahaanperusahaan  kecil  tidak  dapat  berkembang  secara  maksimal  dan  mengikuti  perkembangan zaman yang sangat cepat. Selain itu perusahaan kecil (  usaha  Tahu Jawa)  masih  menggunakan  sistem  pemasaran  tradisional  karena  banyak  faktor,  diantaranya  adanya  faktor  ekonomi,  keterbatasan  modal,  jaringan  bisnis  yang  belum terbangun, sarana dan prasarana yang kurang dan masih banyak yang lain.
 Dalam  hal  persaingan  untuk  memperebutkan  pangsa  pasar  pada  usaha  Tahu  Jawa  tidak  jauh  perbedaannya  dengan  bidang  usaha  yang  lain.  Dengan  meningkatnya kompetisi dan kompleksitas produk dan jasa di pasar akan memberi  tekanan  yang  semakin  kuat  dalam  persaingan.  Dalam  hal  ini  usaha  Tahu  Jawa juga  dituntut  untuk  mempunyai  keunggulan  yang  berbeda  dari  pesaing -pesaing  usaha  yang  sama  maupun  pesaing  sekunder  lainnyan.  Persaingan  tersebut  juga  menuntut  adanya  hubungan  yang  sangat  kuat  antara  penjual  (perusahaan)  dan  pembeli (user).
 Berdasarkan  uraian  di  atas,  penelitian  ini  dilaksanakan  untuk  melihat,  mengobservasi  dan  mengevaluasi  seberapa  jauh  penerapan  strategi  bauran  pemasaran  oleh  usaha  Tahu  Jawa  di  Desa  Branggahan,  Kab.  Kediri  serta  bagaimana penjualannya.
  Hermawan Kartajaya & Muhammad Syakir Sula. Syariah marketing. (Bandung: PT Mizan  Pustaka,2006), hlm. 28   
B.  Rumusan Masalah  Dari  penjelasan  latar  belakang  di  atas  maka  rumusan  masalah  dalam  penelitian ini adalah :  1.  Bagaimana  Penerapan  Strategi  Bauran  Pemasaran    yang  dilakukan  oleh  Pengusaha  Tahu  Jawa  dalam  Perspektif  Ekonomi  Konvensional  dan  Ekonomi Islam di Desa Branggahan-Kediri? 2.  Bagaimana  Teknik  Penjualan  dalam  Pemasaran  Tahu  Jawa  di  Desa  Branggahan-Kediri?
C.  Tujuan Penelitian : Sebagaimana  rumusan  masalah  di  atas,  maka  tujuan  yang  diinginkan  dalam penelitian ini adalah :  1.  Mendeskripsikan  bagaimana  penerapan  strategi  bauran  pemasaran  Tahu Jawa  dalam  Perspektif  Ekonomi  Konvensional  dan  Ekonomi  Islam  di  Desa Branggahan-Kediri.
 2.  Mendeskripsikan  teknik  penjualan  dalam  pemasaran  Tahu  Jawa  di  Desa  Branggahan-Kediri.
 D.  Kegunaan Penelitian : Secara  umum  manfaat  yang  dapat  diperoleh  dari  penelitian  ini  adalah  untuk mengetahui penerapan strategi bauran pemasaran Tahu Jawa, Secara khusus  penelitian  (Penerapan  Strategi  Bauran  Pemasaran  dalam  Perspektif  ekonomi  Konvensional dan ekonomi Islam) ini, dapat memberikan kegunaan bagi:   1.   Bagi Peneliti / Mahasiswa a.  Penelitian ini tentunya sangat berguna bagi penulis  sebagai media  pengembangan diri.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi