BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Indonesia sebagai
negara berkembang mengalami
perubahan dari negara bercorak agraris menuju
industri, yang mana dampak dari
negara industri adalah banyaknya
persaingan-persaingan. Suatu usaha tidak akan mampu bertahan ketika perusahaan
itu tidak mampu
lagi bersaing dengan
usaha-usaha lain. Fenomena yang terjadi saat ini
banyak usaha yang gulung tikar karena sudah tidak mampu bersaing
dengan usaha yang
lainnya, misalnya; pedagang
buah tidak dapat berjualan lagi
dikarenakan banyaknya pedagang
buah yang lebih
bermodal dan baik dalam hal pemasarannya. Menurut Porter, intensitas persaingan dalam
suatu industri/perusahaan bukanlah
masalah kebetulan atau
nasib buruk. Sebaliknya, persaingan dalam suatu industri atau
perusahaan berakar dalam struktur
ekonomi yang mendasarinya dan berjalan
diluar perilaku pesaing yang ada.
Lima
kekuatan pokok persaingan, sebagaimana
gambar di bawah: Gambar 1.
Strategi Bersaing Ancaman masuknya pedagang
baru kekuatan tawar menawar pemasok ancaman Produk/jasa pengganti Sumber:
Porter, hlm.
Michael
Porter. Keunggulan Bersaing, (Jakarta; Erlangga.1994) hlm.
PENDATANG BARU POTENSIAL Para Pesaing Industri
Persaingan diantara perusahaan yang ada.
PRODUK PENGANTI PEMASOK PEMBELI Kekuatan tawar
menawar pembeli Tuntutan-tuntutan tersebut
diakibatkan karena kebutuhan
yang terus meningkat
dan juga semakin
banyaknya serta beraneka
ragamnya produk yang ditawarkan, tidak
lagi berbanding lurus
dengan pendapatan konsumen.
Pendapatan riil masyarakat pada dasarnya dalam
beberapa tahun terakhir ini tidak meningkat,
kalaupun sebagian ada
yang mengalami peningkatan,
percepatannya tidak seimbang
atau kalah dengan
tuntutan-tuntutan kebutuhan. Fenomena tersebut apabila kita cari landasan
idealnya, sejalan dengan ayat dalam
al-Qur‟an yang menjelaskan:
“Dan
memberinya rezki dari
arah yang tiada
disangka-sangkanya. dan barangsiapa
yang bertawakkal kepada
Allah niscaya Allah
akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya
Allah melaksanakan urusan
yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya
Allah Telah mengadakan
ketentuan bagi tiaptiap sesuatu.” ( Ath thalaaq ayat : 3 ) Dari
ayat di atas dan juga penjelasannya secara kontekstual, bahwa rizki akan
datang secara tidak
disangka-sangka dan barang
siapa yang mau
berusaha maka Allah SWT akan mencukupkan apa yang hamba-Nya butuhkan. Kalau kita masukkan dalam teori pemasaran, dapat kita
tarik penjelasan global bahwa, pada saat ini
pemasaran atau jual
beli banyak memiliki
konsep yang berbeda-beda.
Dengan
berkembangnya masyarakat kita
yang semakin banyak,
pemasar menyadari bahwa
tujuan utama pemasaran
bukan lagi sebatas
pertukaran transaksional yang
cirinya bersifat jangka pendek dengan sasaran akhir terjadinya penjualan.
Orientasi pemasaran saat
ini adalah terciptanya
hubungan jangka panjang
yang berkelanjutan dan
saling menguntungkan antara
perusahaan dan pelanggan.
Dalam
menghadapi era perdagangan
bebas saat ini
setiap perusahaan mengubah
format strategi usahanya,
salah satunya berorientasi
pada bagaimana membangun
perusahaan yang kuat,
untuk membangun perusahaan
yang kuat, mampu bertahan
dan bersaing salah
satunya dengan mengembangkan
strategi pemasarannya agar
tetap bertahan ditengah-tengah gelombang
persaingan untuk memasuki pasar yang kompetitif.
Kegiatan
pemasaran pada intinya
memfokuskan diri pada
produk, penerapan harga,
kebijakkan distribusi dan
cara promosi, yang
dalam hal ini dikenal sebagai
bauran pemasaran. Kegiatan
pemasaran tentunya membutuhkan suatu
strategi. Strategi ini
tentu harus mampu
memberikan kontribusi terhadap pencapaian
tujuan perusahaan yaitu
peningkatan mutu dan
luasnya jaringan pemasaran.
Bauran pemasaran (marketing
mix) adalah strategi
pemasaran untuk menggunakan
dan mengefektifkan produk,
periklanan, harga, saluran
distribusi, dan unsur-unsur
lain. Salah satu
cara untuk mengetahui
dan mengidentifikasi sebuah keberhasilan dalam pemasaran yaitu
dengan bauran pemasaran.
Pengertian
bauran pemasaran menurut
Zeithaml dan Bitner
yang dikutip dalam
Hurriyati adalah elemen-elemen
organisasi perusahaan yang
dapat dikontrol oleh
perusahaan dalam melakukan
komunikasi dengan konsumen
dan akan dipakai untuk memuaskan
konsumen.
Selanjutnya
Zeitham dan Bitner mengemukakan konsep bauran pemasaran tradisional
( traditional marketing
mix ) terdiri
dari 4P yaitu
produk (product), harga (price), tempat (place) dan promosi
(promotion).
Dari
beberapa pengertian di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa bauaran
pemasaran secara umum
terdiri dari 4P
yaitu product (produk),
price (harga), place
(tempat), promotion (promosi),
guna untuk pemuasan
konsumer dan kebutuhannya.
Bauran
pemasaran adalah suatu
strategi pemasaran untuk
setiap perusahaan dapat
mencapai pangsa pasar
yang diinginkan, dengan
biaya lebih tinggi tetapi berharap memperoleh pangsa pasar
dan penghasilan lebih besar. Agar pemasaran
dapat diterima konsumen maka dilakukan suatu kegiatan promosi dan distribusi
yang dapat membuat
konsumen tertarik hingga
berkeinginan untuk membeli
produk tersebut. Diperlukan
kegiatan promosi dan
distribusi yang terorganisir
dengan baik dan berkesinambungan sehingga
bermanfaat dan dapat diterima dengan
jelas oleh konsumen.
Strategi bauran pemasaan
adalah sebuah strategi tentang kebijakan produk, kebijakan
penetapan harga, kebijakan distibusi dan
kebijakan promosi.
Dalam
bauran promosi ada
bagian yang dinamakan
penjualan. Winardi mengatakan
bahwa: Penjualan adalah
proses dimana sang
penjual memastikan, mengantisipasi, dan
memuaskan kebutuhan atau
keinginan sang pembeli
agar Ratih Hurriyati. Bauran Pemasaran
dan Loyalitas Konsumen. (Bandung: Alfabeta.2005), hlm.
Ibid..
dapat
dicapai manfaat, baik bagi yang menjual
maupun bagi sang pembeli yang berkelanjutan dan menguntungkan kedua belah
pihak.
Penjualan sangat
penting untuk menentukan
kelangsungan bagi perusahaan. Penjual dituntut untuk mampu dan
memiliki bakat seni serta keahlian untuk
mempengaruhi orang lain. Bakat
seperti ini yang sering tidak dimiliki oleh setiap
orang karena tidak
mudah untuk mengarahkan
kemauan calon pembeli dengan cara mengemukakan berbagai alasan serta
pendapatnya. Tanpa kesuksesan dalam
penjualan sudah dapat dipastikan bahwa
perusahaan itu tidak akan mampu bertahan dan
dinamis lagi, karena
tidak ada pemasukan
yang digunakan untuk melakukan
produksi.
Salah
satu perusahaan yang
menggunakan teori bauran
pemasaran dan teknik-teknik
penjualan adalah usaha
Tahu Jawa yang ada di Desa Branggahan, Kecamatan
Ngadiluwih, Kabupaten Kediri.
Berkembang dan tidaknya
sebuah perusahaan dapat
dilihat melalui perumusan
marketing mix secara
efektif, sebagaimana yang
disimpulkan Hurrriyati tentang
definisi marketing mix
yaitu unsur-unsur pemasaran yang
saling terkait, dibaurkan, diorganisir dan digunakan dengan tepat, sehingga perusahaan dapat
mencapai tujuan pemasaran yang efektif, sekaligus
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Begitu pula
pemasaran Islam juga
mengenal istilah 4P,
sebagaimana Hermawan, membaginya
sebagai berikut: I Gusti Ayu Ketut Sri
Ardani, (http://manajemenpemasaran.pt-andika-jaya.com/, diakses tanggal : 06-06-2008, pukul : 22.02), hlm.
Ibid..
1. Teistis (rabbaniyah) Bersifat Relegius
(diniyah) dan sifat
ini tidak dimiliki
dalam pemasaran konvensional.
Kondisi ini tercipta
tidak karena keterpaksaan, tetapi berangkat dari kesadaran
akan nilai-nilai relegius, yang
dipandang penting dan mewarnai aktivitas pemasaran agar tidak terperosok ke dalam perbuatan yang dapat
merugikan orang lain.
2. Etis
(akhlaqi'iyyah) Keistimewaan yang lain
dari syari’ah marketer
selain karena teistis, juga karena ia sangat mengedepankan
masalah-masalah akhlak (moral, etika) dalam
seluruh aspek kegiatannya.
Nilai-nilai etika dan
moral harus menjadi pedoman dalam
berbisnis.
3.
Realistis (al-waqi'iyah) Syari‟ah marketing
bukanlah konsep yang
eksclusif, fanatis, antimodernitas dan
kaku. Syari‟ah marketing adalah
konsep pemasaran yang fleksibel, sebagaimana keluasan dan
keluesan syari‟ah Islamiyah yang
melandasinya.
4.
Humanistis (insaniyyah) Dalam
keistimewaan Humanitas adalah
sifatnya yang humanis universal,
artinya bahwa syari‟ah diciptakan
untuk manusia agar derajatnya
terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga
dan terpelihara, serta
sifat-sifat kehewanannya dapat terkekang
dengan panduan syari‟ah. Dengan
memiliki nilai humanitas
maka akan menjadi manusia yang terkontrol dan seimbang
(tawazun) bukan manusia yang serakah, yang
menghalalkan semua cara
untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya.
Saat ini,
di tengah kondisi
persaingan yang semakin
ketat, perusahaanperusahaan kecil
tidak dapat berkembang
secara maksimal dan
mengikuti perkembangan zaman yang
sangat cepat. Selain itu perusahaan kecil (
usaha Tahu Jawa) masih
menggunakan sistem pemasaran
tradisional karena banyak
faktor, diantaranya adanya
faktor ekonomi, keterbatasan
modal, jaringan bisnis
yang belum terbangun, sarana dan
prasarana yang kurang dan masih banyak yang lain.
Dalam
hal persaingan untuk
memperebutkan pangsa pasar
pada usaha Tahu
Jawa tidak jauh
perbedaannya dengan bidang
usaha yang lain.
Dengan meningkatnya kompetisi dan
kompleksitas produk dan jasa di pasar akan memberi tekanan
yang semakin kuat
dalam persaingan. Dalam
hal ini usaha
Tahu Jawa juga dituntut
untuk mempunyai keunggulan
yang berbeda dari
pesaing -pesaing usaha yang
sama maupun pesaing
sekunder lainnyan. Persaingan
tersebut juga menuntut
adanya hubungan yang
sangat kuat antara
penjual (perusahaan) dan pembeli
(user).
Berdasarkan
uraian di atas,
penelitian ini dilaksanakan
untuk melihat, mengobservasi
dan mengevaluasi seberapa
jauh penerapan strategi
bauran pemasaran oleh
usaha Tahu Jawa
di Desa Branggahan,
Kab. Kediri serta bagaimana
penjualannya.
Hermawan
Kartajaya & Muhammad Syakir Sula. Syariah marketing. (Bandung: PT Mizan Pustaka,2006), hlm. 28
B. Rumusan Masalah Dari
penjelasan latar belakang
di atas maka
rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah : 1. Bagaimana
Penerapan Strategi Bauran
Pemasaran yang dilakukan
oleh Pengusaha Tahu
Jawa dalam Perspektif
Ekonomi Konvensional dan Ekonomi
Islam di Desa Branggahan-Kediri? 2.
Bagaimana Teknik Penjualan
dalam Pemasaran Tahu
Jawa di Desa Branggahan-Kediri?
C. Tujuan Penelitian : Sebagaimana rumusan
masalah di atas,
maka tujuan yang
diinginkan dalam penelitian ini
adalah : 1. Mendeskripsikan bagaimana
penerapan strategi bauran
pemasaran Tahu Jawa dalam
Perspektif Ekonomi Konvensional
dan Ekonomi Islam
di Desa Branggahan-Kediri.
2.
Mendeskripsikan teknik penjualan
dalam pemasaran Tahu
Jawa di Desa Branggahan-Kediri.
D.
Kegunaan Penelitian : Secara
umum manfaat yang
dapat diperoleh dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan strategi bauran
pemasaran Tahu Jawa, Secara khusus penelitian (Penerapan
Strategi Bauran Pemasaran
dalam Perspektif ekonomi Konvensional dan ekonomi Islam) ini, dapat
memberikan kegunaan bagi: 1. Bagi Peneliti / Mahasiswa a. Penelitian ini tentunya sangat berguna bagi
penulis sebagai media pengembangan diri.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi