Selasa, 17 Juni 2014

Skripsi Agribisnis: 5. Analisis Keberlanjutan Usahatani Sayuran Organik dalam Aspek Ekonomi

 I. PENDAHULUHAN.
1.1 Latar Belakang.
Pembangunan  sektor  pertanian  tidak  bisa dilepaskan  dari  adanya  para pemilik modal. Mereka ikut serta dalam persaingan pasar pertanian untuk mencari hasil-hasil  pertanian  dari  para  petani  untuk  dibeli  dan  dijual  lagi  agar  dapat memperoleh  keuntungan.  Adanya  ketergantungan  para  petani  atas  keberadaan para  agen  perantara,  pedagang  perantara  ataupun  pedagang  pengumpul  menjadi salah satu bukti bahwa tanpa adanya mereka hasil-hasil pertanian mungkin tidak akan  bisa  menghiasi  warung-warung,  pasar-pasar,  kios-kios  pengecer,  toko-toko ataupun  supermarket  dan  swalayan,  sebagai  bentuk  partisipasi  petani  dalam pembangunan perekonomian suatu negara.

Khususnya dalam perdagangan dan pemasaran hasil-hasil pertanian, peran pedagang  perantara sangatlah  dibutuhkan  oleh  para  petani,  khususnya  di  daerah pedesaan, karena mengingat jauhnya jarak yang di tempuh untuk mencapai pasar, keterbatasan  alat  angkut, kurangnya  informasi  tentang  keadaan  pasar  membuat para petani sangat memerlukan pedagang perantaradalam memasarkan hasil-hasil pertaniannya. Di samping itu juga, keterbatasan modal dan keinginan dari petani untuk bisa mendapatkan uang secara cepat, membuat mereka mau tidak mau harus berhadapan denganpedagang perantara. Petani pada umumnya adalah pengusaha kecil, dengan penghasilan rendah dan hidupnya sangat sederhana, bahkan sering dijumpai dalam keadaan kekurangan, jadi dalam mempertahankan usaha pertanian harus ada pinjaman dari pihak luar.
Permasalahan  diatas  adalah  fenomena  yang  masih  sering dijumpai  pada masyarakat khususnya masyarakat pedesaan yang mayoritas penduduknya adalah petani.  Pertanian  memang  merupakan  karakteristik  pokok  dari  umumnya  desadesa  di  dunia  ini,  khususnya  desa-desa  di  Indonesia,  dilihat  dari  eksistensinya, desa merupakan fenomena yang muncul dengan mulai dikenalnya cocok tanam di dunia  ini  (Anonim,  1999).  Desa  dalam  pengertian  umum  adalah  desa  sebagai suatu  gejala  yang  bersifat  universal,  terdapat  dimanapun  di  dunia  ini,  sebagai suatu  komunitas  kecil,  yang  terikat pada  lokalitas  tertentu  baik  sebagai  tempat  tinggal  maupun  bagi  pemenuhan  kebutuhannya  dan  yang  terutama  bergantung pada pertanian (Rahardjo, 1999).
Istilah pedagang perantara  memang sudah  tidak  asing  lagi  dan  bukan merupakan  hal  yang  baru  di  dalam  dunia pertanian  di  Indonesia. Selama  ini, istilah pedagang perantara masih  saja  dikaitkan dengan  istilah  tengkulak  yang mempunyai konotasinya  negatif  dengan  sistem  “idjon”nya.  Bagi  kebanyakan orang pada umumnya, yang belum tahu dan belum benar-benar mengerti tentang dunia  pertengkulakan ataupun  jual  beli  sayur mungkin  mempunyai persepsi/pandangan  yang  negatif, ditengah  pemberitaan  di  media  yang semakin menyudutkan  tengkulak.  Hal  tersebut dikarenakan pada  jaman  dahulu istilah tengkulak mempunyai konotasi yang negatif, karena pada saat itu dianggap sering merugikan  petani  lewat aktivitasnya yang  disebut  dengan  sistem  “idjon”. Pada jaman  sekarang ini, hal  tersebut  sudah  mulai  tidak  ada  lagi,  dan  lebih  dikenal dengan istilah pedagang perantara yang aktifitasnya jauh lebihpositif, Khususnya dalam  kegiatan  perdagangan  dan  pemasaran  hasil  pertanian,  karena  sangat membantu  petani  dalam  menghadapi  kesulitan  ataupun  masalah  pemasaran dan perdaganganhasil pertanian.
Pedagang  perantara pada  umumnya  ada  di  daerah-daerah  pertanian, khususnya  daerah  pedesaan.  Hubungan  petani  dengan pedagang perantara sebenarnya  dimulai  dari  hubungan  antara  pedagang  dan  pembeli,  kemudian hubungan tersebut berlanjut ke arah yang lebih intens dan munuju hubungan yang saling  terkait  satu  sama  yang  lain  (simbiosis  mutualisme)  dan  sangat  sulit dipisahkan  karena  disadari  oleh  hubungan  yang  saling  membutuhkan  dan menguntungkan itu.
Pedagang perantaraadalah orang yang bertugas untuk mencari hasil-hasil pertanian  dari  para  petani  yang  ada  di  desa  untuk  di beli  dan  dijual  lagi guna memperoleh keuntungan. Tidak jarang juga, merekayang mempunyai modal yang cukup  besar merangkap menjadi  pelepas  uang,  yaitu  orang  yang memberikan pinjaman  modal  kepada  para  petani  yang  membutuhkan  uang  untuk  kegiatan pertanian dan kebutuhan yang mendesak. Karena disadari pada umumnya petani lebih  memilih  meminjam  modal  dengan pemilik  modal/pelepas  uang dari  pada  meminjam modal lewat pihak bank yang disalurkan melaui program kredit usaha tani  melalui  koperasi  yang  ada  di  desa-desa.  Alasan   para  petani  adalah  karena proses  dan  syarat  ataupun  prosedur  yang  diberlakukan  pemerintah  akan  kredit tersebut  sangat  menyulitkan  petani.  Sedangkan  kalau  petani  meminjam  modal kepada pelepas  uang/modal,  prosesnya  bisa  cepat  tanpa  melalui  syarat  ataupun prosedur yang sulit.
Aktivitas pedagang  perantara biasanya  meliputi  ;  mereka  mencari informasi  tentang  keberadaan  para  petani  yang  akan  memulai  panen,  mereka biasanya  mempunyai  rantai  sistem  permainan  yang  dimulai  dari  adanya penghubung  dan  pemberi informasi,  setelah  itu,  penghubung/pemberi  informasi mengkontak  dan  dalam  waktu  sekejap pedagang perantara pun  langsung  datang dengan membawa alat angkut berupa truk, alat timbang dan uang cash /tunai, dan setelah  ditimbang,  petani  lansung  menerima  uang  sesuai  dengan  kesepakatan  di awal.
Dari latar belakang diatas, dapat disimpulkan permasalahan secara umum sebagai  asumsi  dasar  peneliti  dalam  menjalanakan  penelitian  ini.  Adapun permasalahan tersebut adalah : permasalahan tentang status dan peran pedagang perantara dalam  bidang  perdagangan dan  pemasaran  hasil  pertanian, sistem pembelian, penetapan  harga, serta manajemen pengelolaan hubungan pemasok dan pelanggan (SRMdan CRM)antara pedagang perantara dengan parapemasok dan customer(pelanggan).
1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan  latar  belakang  tersebut,  maka  tujuan  dari  penelitian  ini adalah: 1. Mendeskripsikan  dan  menjelaskan  status  dan  peran pedagang  perantara dalam  bidang  perdagangan  dan  pemasaran  hasil  pertanian.  Status  yang merupakan  kedudukan pedagang perantara dalam  kehidupan  petani,  dan peranyang dilakukan oleh pedagang perantaradalam kegiatan pemasaran dan perdaganganhasil pertanian.
 2. Menjelaskan  sistem pembelian yang  diterapkan  dan  dilakukan  pedagang perantara (carayang digunakandalam membeli hasil pertanian).
3. Menjelaskan  sistem  penetapan  harga yang  diterapkan  dan  dilakukan pedagang perantara (cara dalam menetapakan harga).
4. Menjelaskan  tentang manajemen  pengelolaan  hubungan  pemasok  dan pelanggan yang dilakukan pedagang perantara.
1.3 Signifikansi Penelitian Hasil  penelitian  ini,  dari  segi  teoriits,  diharapkan  dapat  menambah pengetahuan  dibidang  sosial  ekonomi  pertanian,  khususnya  untuk  melihat fenomena  permasalahan  pertanian  yang  masih  ada  di  masyarakat  pedesaan.
Khususnya permasalahan tentang pedagang perantara, berkaitan dengan peran dan statusdalam pemasarandan perdaganganhasil-hasil pertanian.
Dari  segi  praktis,  sebagai  bukti  partisipasi  sebagai  mahasiswa  pertanian dalam kepedulian terhadap dunia pertanian.
1.4 Batasan Masalah Dan AsumsiDasar Mengingat  waktu,  biaya  dan  tenaga  yang  terbatas  dalam  penelitian  ini, perlu dilakukan pembatasan masalah yang disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam penelitian ini batasan masalahnya adalah untuk mendeskripsikan dan menjelaskan status dan peran pedagang perantara di bidang perdagangandan pemasaran hasilpertanian, sistem pembelian dan penetapan harga yang dilakukan dan  diterapkan  oleh  pedagang  perantara, serta menjelaskan “supppplier  and customer relationship management”yang dilakukan oleh pedagang perantara.
Pedagang perantaraadalah orang yang membeli hasil-hasil pertanian dari petani untuk dijual lagi kepada pihak ketiga untuk memperoleh keuntungan, dan tidak  jarang  juga  orang  ini  menjadi  pelepas  uang,  yang memberikan  pinjaman uangkepada para petani untuk bisa terus mengembangkan dan mempertahankan usaha pertaniannya.
Status pedagang perantara adalah kedudukannya ditengah kehidupan para petani dan  mempunyai  peran  dalam mengumpulkan,  mencari, membeli,  dan menjual serta mendistribusikan  hasil-hasil  pertanian  dari  para  petani  kepada  konsumen  akhir.  Sehingga  barang  bisa  sampai  ditangan  konsumen  dan mendapatkan keuntugan dari hasil penjualan tersebut Sistem pembelian  adalah  metode  atau  cara  yang  sangat  sederhana  yang dilakukan oleh pedagang perantaradalam membelihasil pertanian dan cara-cara yang  dilakukan  oleh  para pedagang  perantara dalam menyakinkan  petani,  untuk bisa mempercayakan hasil pertaniannya untuk bisa dijual atau dipasarkan.
Sistempenjualan adalah metode atau cara yang sederhana yang digunakan oleh pedagang perantaradalam menetapkan harga, cara dalam menetapkan sistem penjualan dan cara yang digunakan dalam membagi hasil penjualan dengan pihakpihak yang terkait.
“Supplier  and customer  Relationship  management” adalah manajemen pengelolaan  hubungan pemasok  dan pelanggan  yang  dijalankan pedagang perantara, CRM yang  meliputi : memberikan  kesan  yang  baik,  mempergunakan ketrampilan percakapan  yang  baik,  membiarkan  pelanggan  mengalami  sesuatu, memancing  umpan  balik,  dan  menutup  interaksi  dengan  baik dalam  menjaga hubungan dengan relasi bisnisnya. SRM yang meliputi : komitmen, komunikasi, diskusi,  kejujuran,  dan  berbagi  informasi, serta aspek sosial  dalam kehidupan sehari-hari para relasi bisnisnya, sehingga pelanggan bisa tetap setia.



Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi