Selasa, 17 Juni 2014

Skripsi Agribisnis: Distribusi Pemasaran Cabai

 BAB .
 PENDAHULUAN .
1.1  Latar Belakang .
Salah satu jenis tanaman hortikultura yang sesuai di daerah dataran tinggi adalah Cabai,  yang mana banyak dijumpai dan sudah cukup lama dibudidayakan di kabupaten Semarang. Jenis  tanaman  ini  mempunyai  prospek  yang  cukup  baik,  ditinjau  dari  segi  kemampuan  produksi,  tanaman ini dapat dipanen tiga sampai empat kali dalam sebulan (Setiadi, 1986).

Untuk  menyalurkan  produk  hasil  pertanian  agar  sampai  ke  tangan  konsumen  maka  dibutuhkan  kegiatan  distribusi.  Menurut  Soekartawi  (2001),  kegiatan  distribusi  adalah  suatu  kegiatan  yang  berfungsi  untuk  mengantarkan,  atau  menyalurkan  produk  agar  nantinya  dapat  sampai  ke  tangan  konsumen.  Dengan  adanya  saluran  distribusi  yang  baik  dapat  menjamin  ketersediaan  Cabai  yang  dibutuhkan  oleh  konsumen.  Tanpa  adanya  kegiatan  distribusi,  petani  Cabai  akan  kesulitan  untuk  memasarkan  produknya.  Petani  dalam  proses  penjualannya  lebih  banyak  berhubungan  dengan  pedagang  perantara.  Jika  petani  pada  suatu  saat  misalnya  karena  serangan hama atau karena harga input yang mahal, maka petani hanya akan memproduksikan  hasil dalam jumlah yang sedikit. Hal ini berakibat volume pembelian pedagang perantara akan  berkurang sehingga akan berdampak pada pola distribusi.  Pola distribusi pemasaran Cabai yang  paling  penting  bagi  petani  adalah  pedagang  perantara,  yang  meliputi  pedagang  pengumpul,  pedagang grosir dan pedagang pengecer untuk proses distribusi, sehingga komoditas Cabai  dapat  bergerak dari pihak petani ke konsumen (Irawan,1984).
Menurut  Radiosono  (1983),  setiap  pendistribusian  bertujuan  untuk  memperlancar  penyaluran  hasil  panen  dari  petani  Cabai  ke  konsumen.  Peningkatan  produksi  pertanian  akan  berpengaruh  pada  petani.  Dalam  meningkatkan  kesejahteraan,  petani  sering  dihadapkan  pada  permasalahan  pengetahuan  yang  masih  relatif  rendah,  serta  pemahaman  akan  pentingnya  pola  dan aktifitas pendistribusian pemasaran Cabai yang nantinya akan berpengaruh pada penerimaan  petani.  Dalam  pola  pendistribusian  pemasaran  Cabai  terdapat  suatu  aktifitas  kegiatan  sebelum  proses pendistribusian berlangsung yakni distribusi fisik. Distribusi fisik yang menjadi aktifitas  kegiatan tersebut berupa penanganan pasca panen dan sarana transportasi yang dapat berdampak  pada mutu dan kualitas Cabai itu sendiri.
 Persoalan  mutu  dan  kualitas  Cabai  merupakan  bagian  dari  masalah  pemasaran  Cabai  yang  tidak  dapat  dipisahkan  begitu  juga  dengan  sarana  transportasinya,  karena  mempunyai  dampak  langsung  terhadap  pihak-pihak  yang  terkait  dalam  perdagangan  Cabai.  Selain  itu  keberadaan  lokasi  penanaman  Cabai  yang  terpencar-pencar  dan  jauh  dari  pusat  perekonomian  yang  mengarah  pada  terbentuknya  pola  distribusi  yang  panjang,  karena  adanya  peran  dari  pedagang  perantara  yang  cenderung  menambah  upaya  perbaikan  mutu  Cabai.  Sementara  itu  persoalan  kelancaran  pemasaran  sangat  tergantung  pada  kualitas  produk  yang  dihasilkan  oleh  petani  produsen  dan  juga  upaya  penyempurnaan  kinerja  pedagang  perantara.  Sehingga  sistem  pemasaran  itu  sendiri  pada  akhirnya  akan  memperluas  lapangan  kerja  dan  peningkatan  pendapatan  serta  kualitas  tingkat  kesejahteraan  petani  Cabai  yang  memadai.  Kualitas  yang  terbaik  dapat  terlaksana  apabila  pemilihan  kendaraan  roda  dua  maupun  roda  empat  memberi  peran penting untuk kualitas Cabai yang akan dibawa (Ebert, 2007).
Berdasarkan  uraian  yang  telah  disebutkan  diatas  terdapat  masalah  yang  layak  untuk  diteliti  diantaranya:  bagaimana  pola  distribusi  pemasaran  Cabai  yang  terbentuk  di  daerah  penelitian dan bagaimana  aktifitas distribusi fisik pada masing-masing pola distribusi pemasaran  Cabai.
1.2  Tujuan  Berdasarkan  latar  belakang  yang  sudah  dipaparkan  diatas,  tujuan  yang  hendak  dicapai  melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:  1.  Mengetahui pola distribusi pemasaran Cabai.
2.  Mengetahui aktifitas distribusi fisik pada masing-masing pola distribusi pemasaran Cabai.
1.3  Signifikansi  1.  Ditinjau  dari  segi  ilmiah  penelitian  ini  diharapkan  dapat  menambah  khasanah  ilmu  dalam  bidang pemasaran komoditas pertanian.
2.  Ditinjau  dari  segi  praktis,  hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberi  informasi  kepada  petani maupun  pelaku bisnis akan pentingnya peran distribusi untuk memasarkan hasil agar  mendapatkan  keuntungan  yang  lebih  besar  dengan  menerapkan  pola  distribusi  pemasaran  yang tepat dan baik.
 1.4  Batasan Masalah  Mengingat  waktu,  biaya,  dan  tenaga  yang  terbatas,  maka  penelitian  ini  perlu  dibatasi  permasalahannya.  Sesuai  dengan  tujuan  penelitian  yang  hendak  dicapai,  untuk  itu  dalam  penelitian  ini  masalah  yang  diteliti  mengenai  pola  distribusi  pemasaran  Cabai  di  kabupaten  Semarang. Subyek penelitian ini adalah petani dan pedagang perantara Cabai yang ada di sekitar  Bandungan  yang  terdiri  dari  Kecamatan  Sumowono,  Kecamatan  Bandungan  dan  Kecamatan  Ambarawa. Berbagai aspek dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:  Pola distribusi pemasaran Cabai adalah jalur yang dilalui oleh produk Cabai dari petani  ke konsumen.
Pedagang  perantara  merupakan  peran  dari  pola  distribusi  pemasaran  Cabai,  pada  dasarnya  terdapat  tiga  kelompok  yaitu:  pedagang  pengumpul,  pedagang  grosir  dan  pedagang  pengecer.
Pedagang pengumpul adalah perantara yang menerima hasil panen Cabai dari para petani yang  selanjutnya  akan  disalurkan  oleh  beberapa  perantara  yang  lain  agar  komoditas  Cabai  dapat  sampai ke tangan konsumen.
Grosir adalah perantara yang menjual produk ke pedagang pengecer untuk dijual kembali kepada  konsumen.
Pengecer adalah perantara yang menjual produknya langsung kepada konsumen.
 Aktifitas distribusi fisik adalah menyangkut kegiatan-kegiatan yang dilakukan baik petani  maupun pedagang perantara untuk menjaga mutu dan kualitas serta memindahkan produk Cabai  dari  produsen  kepada  konsumen.  Distribusi  fisik  ini  merupakan  bagian  dari  pola  distribusi  pemasaran Cabai. Distribusi fisik meliputi penanganan pasca panen dan sarana transportasi.
Penanganan  pasca  panen  adalah  perlakuan  sortasi  dan  pengemasan  yang  dilakukan  sebelum  komoditas Cabai disalurkan.

Sarana transportasi adalah pemilihan alat angkut  yang  sesuai dengan  volume komoditas Cabai  yang akan dibawa untuk disalurkan.   

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi