Minggu, 08 Juni 2014

Skripsi IPS: AKTUALISASI KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN SPIRITUAL (SQ) SISWA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS DIRI DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN 1 MALANG KELAS X


BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah Sebuah  pendidikan  pada  hakikatnya  mempunyai  tujuan  untuk  membangun  manusia seutuhnya seperti yang tertera  pada GBHN bahwa tujuan pendidikan adalah  membentuk  manusia  yang  utuh,  maksudnya  meliputi  berbagai  aspek  tidak  hanya  aspek  intelektual  saja,  tetapi  juga  aspek  emosi  dan  spiritual.  Namun  kenyataannya  pada  saat  ini  pendidikan  lebih  mengutamakan  aspek  intelektual  saja  sebagai  tolok  ukur keberhasilan sebuah pendidikan.
Dalam pendidikan harus ada interaksi antara proses pembelajaran yang dialami  siswa  dan  proses  mengajar  oleh  pendidik  atau  guru.  Siswa  disini  sebagai  manusia  pembelajar,  yang  mana  dari  tujuan  belajar  itu  itu  siswa  dapat  merubah  hidupnya  menjadi  lebih  berkualitas  baik  dari  segi  fisik,  mental,  emosi  dan  spiritual  dan  nantinya bisa dikatakan sukses dalam proses pendidikan yakni tercapainya perubahan  tingkah laku pada siswa. Hal ini jelas tidak bisa h anya mengandalkan intelektual saja,  seperti yang dikatakan oleh Daniel Goleman” para ahli psikologi sepakat bahwa IQ  hanya menyumbang sekitar 20 % faktor-faktor yang menentukan suatu keberhasilan,  80  %  sisanya  berasal  dari  faktor  lain  termasuk  apa  yang  saya  namakan  dengan  Kecerdasan Emosional”.

  Patricia  Patton.  Emotional  Quotient  (EQ),  pengembangan  Sukses  Lebih  Bermakna.  (Mitra.
Media,2002), hlm 1   Sebagai  manusia  pembelajar  siswa  yang  bisa  dikatakan  berhasil  dalam  pendidikan  dan  untuk  mencapai  tujuan  pendidikan  yakni  pendidikan  manusia  seutuhnya,  disini  siswa  dituntut  untuk  mengaktualisasikan  semua  tiga  kecerdasan  sekaligus  yakni  intelektual,  emosional  dan  spiritual.  Namun  yang  sudah  terlaksana  seperti kita ketahui bersama adalah aktualisasi intelektual yang selalu menjadi tolok  ukur yang utama dalam sebuah pendidikan, tentu hal ini belum memenuhi tujuan dari pendidikan  yang  sudah  tercantum  dalam  GBHN  dan  siswa  belum  bisa  dikatakan  sebagai  manusia  atau  siswa  yang  berkualitas.  Sebagaimana  yang  tercantum  dalam  GBHN 1998 yang berbunyi : “Terdapat  rumusan  mengenai  manusia  Indonesia  yang  berbunyi  sebagai berikut “manusia  yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang  Maha  Esa,  berbudi  pekerti  luhur,  berkepribadian,  berdisiplin,  bekerja  keras,  tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil, serta sehat jasmani  dan  rohani.  Inilah  gambaran  manusia  Indonesia  seutuhnya  atau  yang  sering  disebut sebagai manusia yang berkualitas”.
 Kiranya  gambaran  diatas  sudah  bisa  menjelaskan  bahwa  siswa  sebagai  seorang  manusia  pembelajar  dan  generasi  penerus  bangsa  yang  nantinya  akan  kembali  kepada  masyarakat  haruslah  berkualitas  dan  dalam  meningkatkan  kualitas  diri  ini  siswa  harus  mengaktualisasikan  seluruh  kecerdasan  termasuk  emosi  dan  spiritual. Intelektual saja tidak cukup kalau tidak mempunyai kecerdasan emosi dan   ,  GHBN 1993-1998, TAP MPR NOMOR II/MPR/1993 (Jakarta : Sinar Grafika, 1993), hlm.
21   spiritual,  bisa  diambil  contoh  apabila  tidak  mempunyai  kecerdasan  emosi  dan  spiritual,  misalnya  mencontek  pada  waktu  ujian,  suka  berkelahi,  tidak  pandai  menjalin hubungan dengan orang lain.
Oleh  karena  itu  siswa  harus  meningkatkan  kualitas  diri  sebagai  seorang  pembelajar  agar  mempunyai  nilai  dalam  kehidupan  dan  berhasil  dalam  pendidikan  dengan  mengaktualisasikan  kecerdasan  emosi  dan  spiritual  sebagai  penunjang  utamanya. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Yusran Pora yang berbunyi:  “ Nilai manusia sepenuhnya tergantung pada empat hal : fisik, mental, emosi  dan  spiritual.  Masing-masing  itu  memiliki  sifat  pertumbuhan  yang  berbedabeda. Bertumbuh menjadi manusia berarti memainkan keempat unsur tersebut  dengan  baik.  Sehingga  pendidikan  yang  sesungguhnya  adalah  pendidikan  yang concern dengan keempat unsur tersebut”.
 Dari  sini  bisa  disimpulkan  dalam  menjalani  tugas  sebagai  seorang  siswa  harusnya  tidak  hanya  untuk  menggali  intelektual  agar  berhasil  dalam  pendidikan,  tetapi  juga  harus  mengeksplorasi  yang  namanya  kecerdasan  emosional  dan  kecerdasan  spiritual.  Semua  orang  bisa  mengaktualisasi  dua  kecerdasan  ini  agar  menjadi  orang  yang  berkualitas,  karena  pada  dasarnya  semua  orang  memiliki  kecerdasan emosi dan spiritual termasuk siswa. Hal ini seperti yang disampaikan oleh  Muhammad Muhyidin dalam bukunya Manajemen ESQ :  “Dalam perspektif yang umum, setiap orang mampu memiliki kecerdasan  Emosional dan kecerdasan spiritual (ESQ). Ini berarti, kecerdasan emosional   Yusran Pora. Selamat Tinggal Sekolah. (Yogyakarta : Medpress, 2007), hlm 80   dan spiritual (ESQ) tidak tergantung pada citra simbolik seseorang, misalnya  orang  tersebut  haruslah  orang  timur  dan  beragama  islam.  Tidak  demikian,  kecerdasan  emosional  dan  kecerdasan  spiritual  dimiliki  oleh  setiap  orang  tanpa membeda-bedakan suku, agama, bangsa, tempat tinggal, bahasa, dst”.
 Siswa  mempunyai  tugas  yang  lumayan  berat  mengingat  hal-hal  yang  sudah  menjadi tujuan utama dari sebuah pendidikan, yakni mendidik agar menjadi manusia  seutuhnya  meliputi  aspek  intelektual,  emosi,  dan  spiritual.  Siswa  harus  berkualitas  dan  senantiasa  meningkatkan  kualitas  diri  agar  tercapai  sebuah  keberhasilan  dalam  pendidikan,  dimana  pendidikan  atau  proses  pembelajaran  bisa  dikatakan  berhasil  apabila siswa sudah bisa mengubah tingkah lakunya ke arah  yang lebih baik dalam  hal ini meliputi aspek intelektual, emosi dan spiritual. Namun pada realitanya siswa  masih  mengacu  kepada  kecerdasan  intelektual  sebagai  bekal  untuk  menuju  keberhasilan dalam sebuah pendidikan.
Dari beberapa uraian di atas, disini layaknya untuk bisa digali lebih jauh lagi  bagaimana  siswa  dalam  mengaktualisasikan  kecerdasan  emosi  dan  spiritual  sebagai  penunjang utama dalam rangka meningkatkan kualitas diri mereka. Oleh karena itu,  disini  peneliti  mengambil  judul  “Aktualisasi  Kecerdasan  Emosional  (EQ)  dan  Kecerdasan  Spiritual  (SQ)  Siswa  Sebagai  Upaya  Meningkatkan  Kualitas  Diri  dalam Proses Pembelajaran di SMAN 1 Malang Kelas X”. Penelitian ini mengambil  lokasi  di  SMAN  1  Malang,  kenapa  sekolah  ini  menjadi  pilihan  untuk  lokasi  penelitiannya, yakni dikarenakan sekolah ini adalah sekolah yang paling berkualitas   Muhammad muhyidin. Manajemen ESQ Power. ( Yogyakarta : Diva Press, 2006), hlm 76   secara akademik di Malang dan sudah bisa dipastikan siswa-siswanya semua adalah  anak-anak yang berkualitas secara intelektual dan sudah sering mendapatkan materi  tentang kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) baik dari lembaga  training ESQ dan juga dari para Guru. Dengan harapan mengetahui lebih jauh peran  dua  kecerdasan  tersebut  sejauh  mana  di  aktualisasikan  oleh  siswa  dalam  proses  belajar menjadi manusia seutuhnya.
B.  Rumusan Masalah 1.  Bagaimana  aktualisasi  Kecerdasan  Emosional  (EQ)  siswa  untuk  meningkatkan kualitas diri dalam proses pembelajaran? 2.  Bagaimana aktualisasi Kecerdasan Spiritual (SQ) siswa untuk meningkatkan  kualitas diri dalam proses pembelajaran? 3.  Faktor apa yang mempengaruhi siswa dalam mengaktualisasikan Kecerdasan  Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual ( SQ) dalam upaya meningkatkan  kualitas diri dalam proses pembelajaran?
C.  Tujuan Penelitian 1.  Mengetahui  sejauh  mana  siswa  mengaktualisasikan  Kecerdasan  Emosional  (EQ) dalam upaya meningkatkan kualitas diri dalam proses pembelajaran 2.  Mengetahui sejauh mana siswa mengaktualisasikan Kecerdasan Spiritual (SQ)  dalam upaya meningkatkan kualitas diri dalam proses pembelajaran   3.  Mengetahui  faktor  yang  mempengaruhi  siswa  dalam  aktualisasi  Kecerdasan  Emosional  (EQ)  dan  Kecerdasan  Spiritual  (SQ)  siswa  dalam  upaya  meningkatkan kualitas diri dalam proses pembelajaran D.  Kegunaan Penelitian 1.  SMAN 1 MALANG dan Lembaga Pendidikan Lainnya Penelitian  ini  diharapkan  mampu  memberikan  kontribusi  kepada  SMAN  1  MALANG  Malang  dan  Lembaga  Pendidikan  Lainnya  sebagai  bahan  untuk  perbaikan dalam proses pembelajaran baik bagi para pendidik dan bagi siswa  pada khususnya.
2.  Perkembangan Akademik Penelitian  ini  diharapkan  mampu  untuk  memberikan  sumbangan  yang  bermanfaat  bagi  perkembangan  ilmu  pengetahuan.  Dan  bisa  digunakan  sebagai  bahan  referensi  untuk  peneliti  sesudahnya  dalam  meneliti  hal  yang  sama.
3. Peneliti  Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi  peneliti  sebagai  tolok  ukur  kemampuan  peneliti  melaksanakan  salah  satu  unsur dari tri dharma pendidikan tinggi, yakni penelitian. Dan dari penelitian  ini peneliti bisa mengetahui sejauh mana proses aktualisasi Kecerdasan (EQ)  Emosi dan Kecerdasan Spiritual (SQ) digunakan untuk meningkatkan kualitas  diri.
 E.  Penelitian Terdahulu Penelitian  mengenai  Kecerdasan  Emosional  (EQ)  dan  Kecerdasan  Spiritual  (SQ) sebelumnya sudah pernah dilaksanakan dalam skala skripsi, antara lain : 1.  Eva Kristina DL NIM 203431465989 Skripsi 2007, dengan fokus penelitian :  Pengaruh  Kecerdasan  Emotional  dan  Spiritual  (ESQ)  Terhadap  Prestasi  Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Ekonomi Kelas VIII di SMPN 4 Malang.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi