BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sebuah pendidikan
pada hakikatnya mempunyai
tujuan untuk membangun manusia seutuhnya seperti yang tertera pada GBHN bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk
manusia yang utuh,
maksudnya meliputi berbagai
aspek tidak hanya aspek intelektual
saja, tetapi juga
aspek emosi dan
spiritual. Namun kenyataannya pada
saat ini pendidikan
lebih mengutamakan aspek
intelektual saja sebagai
tolok ukur keberhasilan sebuah
pendidikan.
Dalam pendidikan harus ada
interaksi antara proses pembelajaran yang dialami siswa
dan proses mengajar
oleh pendidik atau
guru. Siswa disini
sebagai manusia pembelajar,
yang mana dari
tujuan belajar itu
itu siswa dapat
merubah hidupnya menjadi
lebih berkualitas baik
dari segi fisik,
mental, emosi dan
spiritual dan nantinya bisa dikatakan sukses dalam proses
pendidikan yakni tercapainya perubahan tingkah
laku pada siswa. Hal ini jelas tidak bisa h anya mengandalkan intelektual saja,
seperti yang dikatakan oleh Daniel
Goleman” para ahli psikologi sepakat bahwa IQ hanya menyumbang sekitar 20 % faktor-faktor
yang menentukan suatu keberhasilan, 80 %
sisanya berasal dari
faktor lain termasuk
apa yang saya
namakan dengan Kecerdasan Emosional”.
Patricia Patton. Emotional
Quotient (EQ), pengembangan
Sukses Lebih Bermakna.
(Mitra.
Media,2002), hlm 1 Sebagai
manusia pembelajar siswa
yang bisa dikatakan
berhasil dalam pendidikan
dan untuk mencapai
tujuan pendidikan yakni
pendidikan manusia seutuhnya,
disini siswa dituntut
untuk mengaktualisasikan semua
tiga kecerdasan sekaligus
yakni intelektual, emosional
dan spiritual. Namun
yang sudah terlaksana seperti kita ketahui bersama adalah
aktualisasi intelektual yang selalu menjadi tolok ukur yang utama dalam sebuah pendidikan, tentu
hal ini belum memenuhi tujuan dari pendidikan
yang sudah tercantum
dalam GBHN dan
siswa belum bisa
dikatakan sebagai manusia
atau siswa yang
berkualitas. Sebagaimana yang
tercantum dalam GBHN 1998 yang berbunyi : “Terdapat rumusan
mengenai manusia Indonesia
yang berbunyi sebagai berikut “manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha
Esa, berbudi pekerti
luhur, berkepribadian, berdisiplin,
bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas
dan terampil, serta sehat jasmani dan rohani.
Inilah gambaran manusia
Indonesia seutuhnya atau
yang sering disebut sebagai manusia yang berkualitas”.
Kiranya
gambaran diatas sudah
bisa menjelaskan bahwa
siswa sebagai seorang
manusia pembelajar dan
generasi penerus bangsa yang
nantinya akan kembali
kepada masyarakat haruslah
berkualitas dan dalam
meningkatkan kualitas diri
ini siswa harus
mengaktualisasikan seluruh kecerdasan
termasuk emosi dan spiritual.
Intelektual saja tidak cukup kalau tidak mempunyai kecerdasan emosi dan , GHBN
1993-1998, TAP MPR NOMOR II/MPR/1993 (Jakarta : Sinar Grafika, 1993), hlm.
21 spiritual,
bisa diambil contoh
apabila tidak mempunyai
kecerdasan emosi dan spiritual, misalnya
mencontek pada waktu
ujian, suka berkelahi,
tidak pandai menjalin hubungan dengan orang lain.
Oleh karena
itu siswa harus
meningkatkan kualitas diri
sebagai seorang pembelajar
agar mempunyai nilai
dalam kehidupan dan
berhasil dalam pendidikan dengan
mengaktualisasikan
kecerdasan emosi dan
spiritual sebagai penunjang utamanya. Hal ini sesuai dengan apa yang
dikatakan oleh Yusran Pora yang berbunyi: “ Nilai manusia sepenuhnya tergantung pada
empat hal : fisik, mental, emosi dan spiritual.
Masing-masing itu memiliki
sifat pertumbuhan yang
berbedabeda. Bertumbuh menjadi manusia berarti memainkan keempat unsur
tersebut dengan baik.
Sehingga pendidikan yang
sesungguhnya adalah pendidikan yang concern dengan keempat unsur tersebut”.
Dari
sini bisa disimpulkan
dalam menjalani tugas
sebagai seorang siswa harusnya tidak
hanya untuk menggali
intelektual agar berhasil
dalam pendidikan, tetapi
juga harus mengeksplorasi yang
namanya kecerdasan emosional
dan kecerdasan spiritual.
Semua orang bisa
mengaktualisasi dua kecerdasan
ini agar menjadi
orang yang berkualitas,
karena pada dasarnya
semua orang memiliki kecerdasan emosi dan spiritual termasuk siswa.
Hal ini seperti yang disampaikan oleh Muhammad
Muhyidin dalam bukunya Manajemen ESQ : “Dalam
perspektif yang umum, setiap orang mampu memiliki kecerdasan Emosional dan kecerdasan spiritual (ESQ). Ini
berarti, kecerdasan emosional Yusran
Pora. Selamat Tinggal Sekolah. (Yogyakarta : Medpress, 2007), hlm 80 dan spiritual (ESQ) tidak tergantung pada
citra simbolik seseorang, misalnya orang tersebut
haruslah orang timur
dan beragama islam.
Tidak demikian, kecerdasan
emosional dan kecerdasan
spiritual dimiliki oleh
setiap orang tanpa membeda-bedakan suku, agama, bangsa,
tempat tinggal, bahasa, dst”.
Siswa
mempunyai tugas yang
lumayan berat mengingat
hal-hal yang sudah menjadi
tujuan utama dari sebuah pendidikan, yakni mendidik agar menjadi manusia seutuhnya
meliputi aspek intelektual,
emosi, dan spiritual.
Siswa harus berkualitas dan
senantiasa meningkatkan kualitas
diri agar tercapai
sebuah keberhasilan dalam pendidikan, dimana
pendidikan atau proses
pembelajaran bisa dikatakan
berhasil apabila siswa sudah bisa
mengubah tingkah lakunya ke arah yang
lebih baik dalam hal ini meliputi aspek
intelektual, emosi dan spiritual. Namun pada realitanya siswa masih
mengacu kepada kecerdasan
intelektual sebagai bekal
untuk menuju keberhasilan dalam sebuah pendidikan.
Dari beberapa uraian di atas,
disini layaknya untuk bisa digali lebih jauh lagi bagaimana
siswa dalam mengaktualisasikan kecerdasan
emosi dan spiritual
sebagai penunjang utama dalam
rangka meningkatkan kualitas diri mereka. Oleh karena itu, disini
peneliti mengambil judul
“Aktualisasi Kecerdasan Emosional
(EQ) dan Kecerdasan
Spiritual (SQ) Siswa
Sebagai Upaya Meningkatkan
Kualitas Diri dalam Proses Pembelajaran di SMAN 1 Malang
Kelas X”. Penelitian ini mengambil lokasi di
SMAN 1 Malang,
kenapa sekolah ini
menjadi pilihan untuk
lokasi penelitiannya, yakni
dikarenakan sekolah ini adalah sekolah yang paling berkualitas Muhammad muhyidin. Manajemen ESQ Power. (
Yogyakarta : Diva Press, 2006), hlm 76 secara
akademik di Malang dan sudah bisa dipastikan siswa-siswanya semua adalah anak-anak yang berkualitas secara intelektual
dan sudah sering mendapatkan materi tentang
kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) baik dari lembaga training ESQ dan juga dari para Guru. Dengan
harapan mengetahui lebih jauh peran dua kecerdasan
tersebut sejauh mana
di aktualisasikan oleh
siswa dalam proses belajar menjadi manusia seutuhnya.
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana
aktualisasi Kecerdasan Emosional
(EQ) siswa untuk meningkatkan
kualitas diri dalam proses pembelajaran? 2.
Bagaimana aktualisasi Kecerdasan Spiritual (SQ) siswa untuk meningkatkan
kualitas diri dalam proses pembelajaran?
3. Faktor apa yang mempengaruhi siswa
dalam mengaktualisasikan Kecerdasan Emosional
(EQ) dan Kecerdasan Spiritual ( SQ) dalam upaya meningkatkan kualitas diri dalam proses pembelajaran?
C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui
sejauh mana siswa
mengaktualisasikan
Kecerdasan Emosional (EQ) dalam upaya meningkatkan kualitas diri
dalam proses pembelajaran 2. Mengetahui
sejauh mana siswa mengaktualisasikan Kecerdasan Spiritual (SQ) dalam upaya meningkatkan kualitas diri dalam
proses pembelajaran 3. Mengetahui
faktor yang mempengaruhi
siswa dalam aktualisasi
Kecerdasan Emosional (EQ)
dan Kecerdasan Spiritual
(SQ) siswa dalam
upaya meningkatkan kualitas diri
dalam proses pembelajaran D. Kegunaan
Penelitian 1. SMAN 1 MALANG dan Lembaga
Pendidikan Lainnya Penelitian ini diharapkan
mampu memberikan kontribusi
kepada SMAN 1 MALANG Malang
dan Lembaga Pendidikan
Lainnya sebagai bahan
untuk perbaikan dalam proses
pembelajaran baik bagi para pendidik dan bagi siswa pada khususnya.
2. Perkembangan Akademik Penelitian ini
diharapkan mampu untuk
memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan.
Dan bisa digunakan sebagai
bahan referensi untuk
peneliti sesudahnya dalam
meneliti hal yang sama.
3. Peneliti Penelitian ini diharapkan mampu memberikan
kontribusi yang signifikan bagi peneliti sebagai
tolok ukur kemampuan
peneliti melaksanakan salah
satu unsur dari tri dharma
pendidikan tinggi, yakni penelitian. Dan dari penelitian ini peneliti bisa mengetahui sejauh mana
proses aktualisasi Kecerdasan (EQ) Emosi
dan Kecerdasan Spiritual (SQ) digunakan untuk meningkatkan kualitas diri.
E.
Penelitian Terdahulu Penelitian
mengenai Kecerdasan Emosional
(EQ) dan Kecerdasan
Spiritual (SQ) sebelumnya sudah
pernah dilaksanakan dalam skala skripsi, antara lain : 1. Eva Kristina DL NIM 203431465989 Skripsi
2007, dengan fokus penelitian : Pengaruh Kecerdasan
Emotional dan Spiritual
(ESQ) Terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Ekonomi
Kelas VIII di SMPN 4 Malang.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi