BAB I PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian Era globalisasi
setiap negara harus
mempunyai terobosan baru
dalam mewujudkan perekonomian
yang memenuhi pasar di dunia. Hal ini disebabkan dampak
dari kemajuan teknologi
yang semakin canggih
dan mutakhir dibarengi peradaban manusia yang semakin maju,
maka untuk mewujudkan itu semua agar
tidak tergilas negara lain serta mampu
bersaing dengan negara lain, harus
adanya perubahan dan
perbaikan dari segala
sektor, baik sektor pemerintahannya, sektor perekonomian, sektor
hukum dan lain-lain.
Salah satu
cara yang dilakukan
di Indonesia dengan
adanya otonomi daerah. Dalam otonomi daerah ini setiap daerah menggali dan
memanfaatkan sumberdaya yang
ada di daerahnya.
Dengan demikian daerah
tersebut dapat berkembang dan mampu menciptakan iklim
perekonomiannya yang baik tanpa mengandalkan Anggaran
Pendapatan Belanja Negara
(APBN). Tetapi pemerintah pusat juga tidak membiarkannya
begitu saja masih adanya kontrol agar perekonomian
dapat berjalan dan
tidak mengalami ketimpangan
sesuai dengan tujuan yang
diharapkan, yaitu kesejahteraan penduduk daerah tersebut.
Pembangunan ekonomi
daerah terkait otonomi
daerah sangat diperlukan yang
merupakan suatu proses
dimana pemerintah daerah
dan masyarakatnya mengelola sumberdaya yang ada dan membentuk
suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah
dengan sektor swasta
untuk menciptakan suatu
lapangan Create PDFfiles without
this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) kerja
baru dan merangsang
perkembangan kegiatan ekonomi
(pertumbuhan ekonomi) dalam
wilayah tersebut.
Masalah
pokok dalam pembangunan
daerah adalah terletak
pada penekanan terhadap
kebijakan-kebijakan pembangunan
yang didasarkan pada kekhasan daerah
yang bersangkutan (endogenous
development) dengan menggunakan
potensi sumberdaya manusia,
kelembagaan, dan sumberdaya fisik secara lokal (daerah). Orientasi ini
mengarahkan kita kepada pengambilan inisiatif
-inisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam proses pembangunan untuk
menciptakan kesempatan kerja
baru dan merangsang
peningkatan kegiatan ekonomi.
Setiap upaya
pembangunan ekonomi daerah
mempunyai tujuan utama untuk
meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah.
Dalam upaya
untuk mencapai tujuan
tersebut, pemerintah daerah
dan masyarakatnya harus
secara bersama-sama mengambil
inisiatif pembangunan daerah.
Oleh karena itu, pemerintah
daerah beserta partisipasi
masyarakatnya dan dengan
menggunakan
sumberdaya-sumberdaya yang ada
harus mampu menaksir
potensi
sumberdaya-sumberdaya yang diperlukan
untuk merancang dan membangun perekonomian daerah.
Dalam rangka
mewujudkan daerah yang
maju dan mampu mengembangkan sumberdaya
yang dimilikinya, maka
pemerintah menyediakan sarana dan
prasarana dalam menunjang suatu daerah seperti jalur transportasi, komunikasi, listrik, dan
lain-lain. Adapun jalur transportasi dalam Lincolin Arsyad, Ekonomi Pembangunan, (Yogyakarta, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi,
2004), hlm. 29 Create PDFfiles without this message by purchasing novaPDF
printer (http://www.novapdf.com) hal pembangunan
ekonomi di suatu
daerah sangat menjadi
hal yang vital mengingat
dengan lancarnya pendistribusian barang atau jasa sangat tergantung dari sarana transportasinya.
Salah satu langkah pemerintah
pusat dalam pembangunan ekonomi daerah terkait otonomi
daerah di Madura
yaitu dibidang sarana
transportasi, berupa pembangunan
jembatan Suramadu. Pembangunan jembatan ini ditujukan untuk mempercepat pembangunan di pulau Madura,
meliputi bidang infrastruktur dan ekonomi
di Madura, yang relatif tertinggal dibandingkan kawasan lain di Jawa Timur. Mobilitas
Madura diperkirakan bertambah
cepat dan banyak,
baik mobilitas penduduk,
pelaku ekonomi, maupun
barang dan jasa.
Kebutuhan transportasi akan
menjadi kebutuhan vital untuk pergerakannya.
Jembatan penghubung antara kota
Surabaya dan pulau Madura (Suramadu) ini
dibangun oleh pemerintah bertujuan untuk memajukan perekonomian yang ada
di daerah-daerah di
Madura tersebut, sehingga
pemerataan pendapatan daerah
dapat merata tidak
hanya terfokus pada
perkotaan saja. Dengan terciptanya
perekonomian maju, maka
terwujudnya kehidupan masyarakat Madura khususnya desa Sukolilo Barat sejahtera
dan maju menuju masyarakat madani yang
ditopang dengan kemajuan
ekonomi berdasarkan kepada kekuatan industri. Perdagangan dan jasa
melalui pengelolaan sumberdaya alam yang ada
di lingkungan sekitar
berupa potensi bahari
menuju industrialisasi jembatan Suramadu.
Jembatan yang
menghubungkan Pulau Jawa
dan Pulau Madura
tersebut, telah diresmikan oleh
Presiden Susilo Bambang Yudoyono pada 10 Juni 2009 Create PDFfiles without this message by
purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) dan
telah dioperasikan mulai
17 Juni 2009.
Jembatan
Suramadu merupakan jembatan
terpanjang di Indonesia
saat ini, yang
menjadi salah satu
landmark dan ikon Indonesia,
khususnya masyarakat Jawa
Timur. Pembangunan Jembatan
Suramadu merupakan upaya
untuk memberikan kenyamanan
dan kecepatan waktu tempuh.
Jembatan ini dilengkapi
jalur khusus untuk
sepeda motor di sisi kanan dan
kirinya. Panjang jembatan 5,7 km, sementara panjang bentang
tengah jembatan 424
meter dengan ketinggian
35 meter, sehingga tetap bisa dilalui kapal.
Dari segi wilayah, Madura
memiliki banyak lahan yang bisa dimanfaatkan untuk
terminal transportasi laut
dan zona ekonomi
ekslusif untuk investasi.
Seperti halnya
Batam yang memanfaatkan
kedekatannya dengan Singapura, Madura
juga harus memanfaatkan
kedekatannya dengan Surabaya.
Investor akan mencari tempat
selain Surabaya yang
sudah semakin sempit.
Sehingga, ditinjau dari
segi ekonomi dan
teknologi industri, potensi
wilayah di Pulau Madura cukup
menjanjikan antara lain
kaya akan tambang
seperti kapur sebagai
bahan untuk semen,
gas alam dan
cadangan minyak yang
belum dieksplorasi, disamping
perikanan, kerajinan lokal dan pariwisata.
Namun, di sisi lain adanya kekhawatiran masyarakat Madura akan
sebuah proses industrialisasi yang
semakin berkembang dan meningkat seiring dengan pembangunan
jembatan Suramadu. Sumberdaya
manusia dirasa masih
belum mencukupi untuk
dapat bersaing dengan
derasnya proses industrialisasi, para Ir.
Iwan Zarkesy. Pengelolaan Dampak Sosial Pembangunan Jembatan Suramadu Puslitbang Sosial Ekonomi Budaya dan Peran Masyarakat,
BALITBANG, Departemen Pekerjaan Umum.
(http:www.google.com, diakses 4
Agustus 2010) Create PDFfiles without this message by purchasing novaPDF
printer (http://www.novapdf.com) pendatang akan
lebih mudah berlalu
lalang memasuki pulau
Madura, dikhawatirkan oleh
masyarakat Madura sebagai
faktor yang dapat
merubah kehidupan sosial,
budaya dan keagamaan
yang selama ini
dikenal sebagai kaum santri dan agamis.
Kegiatan pembangunan seyogyanya
berpotensi untuk melahirkan dampak perubahan positif
seperti pola pemikiran
dan peningkatan kapasitas
SDM di masyarakat.
Kegiatan pengorganisasian masyarakat
dan penguatan kapasitas kelompok baik pada tahap persiapan, perencanaan
maupun tahap pembangunan merupakan kunci
pengelolaan dampak sosial.
Upaya antisipasi
terhadap perubahan pola
pikir, perilaku masyarakat Madura agar dapat mendukung aktivitas ekonomi
yang layak sangat diperlukan agar masyarakat
Madura tetap menjadi
tuan rumah seiring
perkembangan ekonomi. Keuletan
dan kegigihan (struggle)
perilaku aktivitas ekonomi masyarakat
Madura telah teruji.
Pada saat wilayah
lain mengalami krisis moneter
beberapa tahun yang
lalu, PDRB Madura
relatif paling tinggi
saat krisis. Potensi
ekonomi Madura terbukti
cukup tahan krisis.
Namun, tingkat pendidikan
masyarakat sisi Madura
masih dirasa belum
memadai untuk menghadapi industrialisasi.
Dengan uraian di atas, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Eksistensi Pembangunan
Jembatan Suramadu Bagi Kondisi Sosial dan Kondisi
Ekonomi Masyarakat di
Desa Sukolilo Barat
Kecamatan Labang Kabupaten Bangkalan.
Create PDFfiles without this
message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) B. Fokus Penelitian Berdasarkan konteks
penelitian di atas,
maka peneliti merumuskan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana
pandangan masyarakat di
desa Sukolilo Barat
kecamatan Labang kabupaten
Bangkalan terhadap kondisi
sosial mereka dengan beroperasinya jembatan Suramadu? 2. Bagaimana
pandangan masyarakat di
desa Sukolilo Barat
kecamatan Labang kabupaten
Bangkalan terhadap kondisi
ekonomi mereka dengan beroperasinya jembatan Suramadu? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin peneliti
capai adalah sebagai berikut: 1.
Mendeskripsikan pandangan
masyarakat di desa Sukolilo Barat
kecamatan Labang kabupaten
Bangkalan terhadap kondisi
sosial mereka dengan beroperasinya jembatan Suramadu.
2. Mendeskripsikan pandangan masyarakat di desa Sukolilo Barat kecamatan Labang
kabupaten Bangkalan terhadap
kondisi ekonomi mereka
dengan beroperasinya jembatan
Suramadu.
D. Manfaat Penelitian Dari informasi tujuan
tersebut, peneliti berharap penelitian ini bermanfaat: 1. Bagi
masyarakat desa Sukolilo
Barat kecamatan Labang
kabupaten Bangkalan.
Untuk memanfaatkan
kekayaan dan potensi
sumberdaya yang dimilikinya,
baik alamnya, keterampilan
masyarakatnya dan memperluas Create PDFfiles without this message by
purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) usaha
yang sedang digelutinya,
agar lebih maju
sehingga meningkatkan pendapatannya kesejahteraan dapat tercipta.
2. Bagi Pemerintah Daerah.
Untuk lebih
meningkatkan potensi dan kekayaan
sumberdaya yang ada di desanya
dengan beroperasinya jembatan Suramadu tersebut bagi kondisi sosial
ekonomi masyarakat di
desa Sukolilo Barat. Dalam
hal ini terkait kondisi
ekonomi penduduk desa
Sukolilo Barat seperti
pendapatan, penyerapan tenaga
kerja dan transformasi
tenaga kerja (mata
pencaharian) dan pengaruhnya bagi
kondisi sosialnya, misal pendidikan, agama,
kegiatan desa dan interaksi
sosial.
3. Bagi Peneliti dan Calon Peneliti selanjutnya Untuk
mengetahui dampak yang diberikan dari pembangunan jembatan Suramadu
khususnya masyarakat desa
Sukolilo Barat dan
umumnya 3 kabupaten
yang lain, baik
aspek sosial dan
ekonomi. Untuk peneliti selanjutnya memberi wawasan yang luas tentang
penelitian ini serta sebagai referensi
dan pelengkap dari penelitian yang telah ada.
E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup
penelitian sebagai batasan
masalah yang diteliti
sehingga penelitian yang
dilakukan tidak menyimpang
dari tujuan. Ruang
lingkup penelitian ini
adalah masyarakat di
desa Sukolilo Barat
kecamatan Labang kabupaten
Bangkalan dari segi
kondisi ekonomi, meliputi
pendapatan masyarakat, penyerapan
tenaga kerja dan
transformasi tenaga kerja
(mata Create PDFfiles without
this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com) pencaharian)
sedangkan kondisi sosial,
meliputi: tingkat pendidikan,
agama, kegiatan desa dan
interaksi sosial.
F. Definisi Istilah Definisi istilah
dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk menghindari kesalahpahaman
dalam memahami pembatasan-pembatasan yang
diuraikan dalam penelitian ini,
sehingga kalimatnya mudah dipahami, diantaranya: 1. Kondisi
sosial adalah kondisi
sosial masyarakat desa
Sukolilo Barat yang berkaitan
dengan: pendidikan, agama, kegiatan desa dan interaksi sosial.
2. Kondisi
ekonomi adalah kondisi
ekonomi masyarakat Sukolilo Barat
yang berkaitan dengan:
pendapatan, penyerapan tenaga
kerja dan transformasi tenaga kerja (mata pencaharian).
G. Sistematika Pembahasan Untuk
mempermudah penulisan dan
pemahaman secara menyeluruh tentang skripsi ini, maka sistematika laporan
dan pembahasannya telah disusun sebagai
berikut: Bab I Pendahuluan terdiri
dari: Konteks Penelitian,
Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Ruang Lingkup Penelitian, Definisi Istilah dan Sistematika Pembahasan.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi