Minggu, 08 Juni 2014

Skripsi IPS: EKSISTENSI KOPERASI SANTRI DI DALAM PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PESANTREN


BAB I  PENDAHULUAN  
A. Latar Belakang Masalah  Perkembangan koperasi di berbagai bagian dunia cenderung berbeda-beda.
 Perkembangan koperasi di Negara-negara Eropa Barat dan Jepang misalnya, telah  memasuki tahap perkembangan yang sangat maju. Di kedua wilayah ini, koperasi  telah  berkembang  menjadi  salah  satu  pelaku  ekonomi  yang  mampu  bersaing  secara  wajar  dengan  pelaku-pelaku  ekonomi  lainnya.  Kenyataan  yang  berlainan  kita jumpai di Asia Selatan dan Tenggara. Perkembangan koperasi di wilayah ini  boleh dikatakan belum mampu bersaing secara sehat dengan badan-badan usaha  yang lain.
  Meskipun demikian, di negeri kita sejarah pengenalan koperasi didorong  oleh  keyakinan  para  Bapak  Bangsa  untuk  mengantar  perekonomian  Bangsa  Indonesia menuju pada suatu kemakmuran dalam kebersamaan dengan semboyan  “Makmur  dalam  kebersamaan  dan  bersama  dalam  kemakmuran”.  Kondisi  obyektif  yang  hidup  dan  pengetahuan  masyarakat  kita hingga  tiga  dasawarsa  setelah  kemerdekaan  memang  menghendaki  cara  itu.  Persoalan  pengembangan  koperasi di Indonesia sering dicemoh seolah sedang  menegakkan benang basah.

 Pemerintah  di  negara-negara  berkembang  memainkan  peran  ganda  dalam  pengembangan  koperasi  dalam  fungsi  regulatory dan  development. Peran  development  tidak  jarang  justru  tidak  mendewasakan  koperasi.  Di sisi  lain,  koperasi  menempati  kedudukan  yang  sangat  terhormat  dalam  perekonomian     Revrisond Baswir, Koperasi Indonesia(Yogyakarta: BPFE, 2000), hal. 35  Indonesia.  Hal  itu  tidak  hanya  tampak  pada  amanat  Pasal  33  UUD  1945  serta  keberadaan  Kementrian  Negara  Koperasi  dan  Usaha  Kecil  Menengah  (KUKM)  dalam  struktur  pemerintahan,  tetapi  dapat  pula  disimak  berdasarkan  kondisi  riil  perekonomian  Indonesia.  Untuk  hal  ini,  pemerintah  telah  bertekad  untuk  melakukan  langkah  dan  kebijaksanaan  strategis,  agar perekonomian  nasional  dapat semakin tumbuh dan berkembang secara wajar dan proporsional. Komitmen  tersebut dilakonkan dengan memprioritaskan pemberdayaan koperasi, pengusaha  kecil dan menengah.
 Sejalan dengan kebijakan tersebut, ihwal dan seluk beluk tentang koperasi,  perlu  terus  diinformasikan  kepada  masyarakat  luas.  Koperasi  sebagai  salah  satu  lembaga ekonomi, akan semakin dapat difahami dan dirasakan manfaatnya oleh  masyarakat.  Untuk  mengaktualisasikan  komitmen  tersebut,  pemerintah  memberikan  kemudahan  kepada  masyarakat  untuk  mengembangkan  usaha  melalui  wadah  koperasi.  Sebagai  wadah  pengembangan  usaha,  koperasi  diharapkan  dapat  meningkatkan  kesejahteraan  anggota dan  sekaligus  menumbuhkan semangat kehidupan demokrasi ekonomi dalam masyarakat. Pada  dasarnya  pemerintah  telah  memberikan  kemudahan  kepada  masyarakat  untuk  mendirikan  koperasi.  Masyarakat  lebih  leluasa  untuk menentukan  skala/jenis  usaha koperasi sesuai dengan kepentingan anggota, tanpa terikat pada nama dan  wilayah kerja koperasi.
  Dengan  mengembalikan  koperasi  pada  fungsinya  (sebagai  gerakan  ekonomi)  atas  prinsip  dan  nilai  dasarnya,  koperasi  akan  semakin  mampu   http: Dinas Koperasi & Pengusaha Kecil Menengah  menampilkan  wajah  yang  sesungguhnya  menuju  keadaan  “Bersama  dalam  kesejahteraan” dan “Sejahtera dalam kebersamaan”. Hal ini terlihat dengan fakta  bahwa,  meskipun  koperasi  banyak  bergulat  dengan  unit-unit  usaha  baik  yang  swasta  maupun  yang  berbentuk  Badan  Usaha  Milik  Negara  (BUMN),  koperasi  telah mengembangkan “sayapnya” sampai kepada lembaga-lembaga pendidikan.
 Pengembangan  yang  dilakukan  oleh  koperasi  adalah  suatu  usaha  konkrit  untuk  membuktikan,  bahwa  koperasi  sebagai  badan  usaha  yang  dapat  diterima  dan  diterapkan oleh semua lapisan masyarakat. Kita mungkin dapat mengambil contoh  di  beberapa  lembaga  pendidikan  formal  terdapat  koperasi  siswa  (pelajar)  dan  koperasi mahasiswa (Kopma) bagi pendidikan tinggi atau Universitas.
 Selain  merambah  ke  dunia  pendidikan  formal,  koperasi  juga  ternyata  diminati oleh lembaga-lembaga pendidikan non formalseperti pondok pesantren.
 Marwan Saridjo seorang pemerhati pesantren menjelaskan, bahwa dalam sejarah  pertumbuhan  pondok  pesantren  telah  mengalami  lima  (5)  fase  perkembangan  terutama  ditinjau  dari  bangunan  fisiknya.  Pada  fase  keempat, dia  menjelaskan  bahwa  selain  memiliki  komponen-komponen  fisik  (seperti  masjid  dan  asrama),  pesantren  juga  memilki  sarana  sebagai  suatu  tempat  pendidikan  keterampilan  seperti:  peternakan,  pertukangan,  sawah  ladang,  koperasi  dan  sebagainya.
 Koperasi merupakan salah satu dari tanda perkembangan sebuah pesantren.
  Dari  paparan  di  atas,  maka  penelitian  akan  keberadaan  pesantren  baik  sebagai wadah pelatihan skillmaupun sebagai badan usaha dalam sebuah lembaga  pendidikan,  menjadi  suatu keniscayaan. Keberadaan koperasi di dalam lembaga     Saridjo Marwan, Abd. Rahman Saleh dan Musthafa Syarif, Sejarah Pondok Pesantren di  Indonesia(Jakarta: Dharma Bhakti, 1979), hal.. 10  pondok  pesantren  paling  tidak  dapat  dilihat  dalam  dua  pendekatan.  Pertama,  pendekatan  pemberdayaan  santri  pondok  pesantren.  Secara  konseptual,  pemberdayaan  atau  pemberkuasaan  (empowerment),  berasal  dari  kata  "power"  yang  artinya  keberdayaan  atau  kekuasaan.  Pemberdayaan  adalah  suatu  cara  dengan mana seseorang, rakyat, organisasi. dan komunitas diarahkan agar mampu  menguasai  (berkuasa  atas)  kehidupannya.
   Pemberdayaan  adalah  sebuah  proses  dengan  mana  orang  menjadi  cukup  kuat  untuk  berpartisipasi  dalam  berbagai  kegiatan dan usaha dalam rangka kompetisi dan  survive. Keterlibatan para santri  di dalam koperasi santri, memperlihatkan adanya indikasi pemberdayaan santri.
 Kedua, pembangunan dan pengembangan pesantren. Keberadaan koperasi  santri  seharusnya  memberi  kontribusi  praktis  terhadap  pesantren  sebagai  sebuah  lembaga  pendidikan.  Sebagai  sebuah  lembaga  pendidikan,  maka  pembangunan  dan pengembangan pesantren merupakan suatu keniscayaan.
 Berdasarkan  dua  pendekatn  di  atas,  maka  pnelitian  ini  mendapatkan  signifikansinya.  Karena secara  praktis ingin  melihat  keterlibatan  koperasi dalam  pembangunan  dan  pengembangan  pesantren,  dan  terutama  didalam  memenuhi  kebutuhan  para  santri  di  lingkungan  pesantren  (baik secara  fisik  maupun  non  fisik).
 Pondok  Pesantren   An  Nuur  II  yang  berlokasi  di  Bululawang  Malang,  sebagai salah satu lembaga pendidikan yang mempunyai sebuah koperasi sebagai  salah  satu  unit  usaha,  koperasi  pesantren  memiliki  peranan  ganda.  Pertama,  koperasi  pesantren  bertujuan  untuk  memberi  kontribusi  terhadap  pembangunan     Edi Suharto, Pembangunan Kebijakan dan Kesejahteraan Sosial(Bandung: Mizan, 2003),  hlm. 35  pondok  pesantren,  dan  kedua,  koperasi  pesantren  bertujuan  untuk  memenuhi  kebutuhan  para  santri  dalam  kehidupan  mereka  sehari-hari.  Dengan  demikian,  keberadaan  koperasi  dalam  lingkungan  pondok  pesantren  sangat  menarik  sekali  untuk  diteliti,  terutama  dalam  hal  pemenuhan  kebutuhan  bagi  para  santri  yang  menimba ilmu di Pondok Pesantren An Nuur II Bululawang.
 B. Rumusan Masalah  Berdasarkan  latar  belakang  di  atas,  maka  rumusan  masalah  untuk  penelitian  ini  adalah  bagaimanakah  peranan  koperasi santri  dalam  rangka  membangun dan mengembangkan Pondok Pesantren An Nuur II?  
C. Tujuan Penelitian  Tujuan  penelitian  ini  adalah  untuk  menjawab  rumusan masalah  di  atas  yaitu  untuk  mengetahui  peranan  koperasi  santri  dalam  rangka  membangun  dan  mengembangkan Pondok Pesantren An Nuur II.
 D. Kegunaan Penelitian  1.  Secara  praktis,  penelitian  ini  diharapkan  berguna  untuk  menambah  hazanahyang akan memperkaya wacana keilmuan di biang perkoperasian,  khususnya  kepada  mahasiswa  Ilmu  Pengetahuan  Sosial  dan  seluruh  lapisan masyarakat yang sangat peduli dengan keberadaan koperasi.
 2.  Secara  teoritis,  penelitian  ini  merupakan  bahan  masukan  untuk  peneliti  selanjutnya yang ingin melakukan penelitian berkaitan dengan masalah ini.
 E. Sistematika Pembahasan  BAB I  : Pendahuluan  Bab ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan  penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika pembahasan.
 BAB II  : Kajian Pustaka  Dalam  bab  ini  akan  membahas  kajian  teoritis  seputar koperasi  yang  meliputi:  pengertian,  sejarah,  landasan,  asas, tujuan  koperasi, prinsip dan macam-macam koperasi. Selain  itu, bab ini  juga  akan  membahas  tentang  koperasi  sebagai  badan  usaha.
 Untuk kelengkapan landasan teori, maka penjelasan tentang pola  pengembangan  usaha  koperasi  menjadi  salah  satu  pembahasan  dalam bab ini. Selain teori koperasi, bab ini juga akan membahas  tentang Pesantren, dari pengertian serta sejarahnya.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi