BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan koperasi di berbagai bagian dunia
cenderung berbeda-beda.
Perkembangan koperasi di Negara-negara Eropa
Barat dan Jepang misalnya, telah memasuki
tahap perkembangan yang sangat maju. Di kedua wilayah ini, koperasi telah
berkembang menjadi salah
satu pelaku ekonomi
yang mampu bersaing secara
wajar dengan pelaku-pelaku
ekonomi lainnya. Kenyataan
yang berlainan kita jumpai di Asia Selatan dan Tenggara.
Perkembangan koperasi di wilayah ini boleh
dikatakan belum mampu bersaing secara sehat dengan badan-badan usaha yang lain.
Meskipun
demikian, di negeri kita sejarah pengenalan koperasi didorong oleh
keyakinan para Bapak
Bangsa untuk mengantar
perekonomian Bangsa Indonesia menuju pada suatu kemakmuran dalam
kebersamaan dengan semboyan “Makmur dalam
kebersamaan dan bersama
dalam kemakmuran”. Kondisi obyektif
yang hidup dan
pengetahuan masyarakat kita hingga
tiga dasawarsa setelah
kemerdekaan memang menghendaki
cara itu. Persoalan
pengembangan koperasi di
Indonesia sering dicemoh seolah sedang
menegakkan benang basah.
Pemerintah
di negara-negara berkembang
memainkan peran ganda
dalam pengembangan koperasi
dalam fungsi regulatory dan development. Peran development
tidak jarang justru
tidak mendewasakan koperasi.
Di sisi lain, koperasi
menempati kedudukan yang
sangat terhormat dalam
perekonomian Revrisond Baswir, Koperasi
Indonesia(Yogyakarta: BPFE, 2000), hal. 35 Indonesia.
Hal itu tidak
hanya tampak pada
amanat Pasal 33
UUD 1945 serta keberadaan Kementrian
Negara Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah
(KUKM) dalam struktur
pemerintahan, tetapi dapat
pula disimak berdasarkan
kondisi riil perekonomian
Indonesia. Untuk hal
ini, pemerintah telah
bertekad untuk melakukan
langkah dan kebijaksanaan
strategis, agar perekonomian nasional dapat semakin tumbuh dan berkembang secara
wajar dan proporsional. Komitmen tersebut
dilakonkan dengan memprioritaskan pemberdayaan koperasi, pengusaha kecil dan menengah.
Sejalan dengan kebijakan tersebut, ihwal dan
seluk beluk tentang koperasi, perlu terus
diinformasikan kepada masyarakat
luas. Koperasi sebagai
salah satu lembaga ekonomi, akan semakin dapat difahami
dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Untuk
mengaktualisasikan komitmen tersebut,
pemerintah memberikan kemudahan
kepada masyarakat untuk
mengembangkan usaha melalui
wadah koperasi. Sebagai
wadah pengembangan usaha,
koperasi diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan anggota dan
sekaligus menumbuhkan semangat
kehidupan demokrasi ekonomi dalam masyarakat. Pada dasarnya
pemerintah telah memberikan
kemudahan kepada masyarakat
untuk mendirikan koperasi.
Masyarakat lebih leluasa
untuk menentukan skala/jenis usaha koperasi sesuai dengan kepentingan
anggota, tanpa terikat pada nama dan wilayah
kerja koperasi.
Dengan mengembalikan
koperasi pada fungsinya
(sebagai gerakan ekonomi)
atas prinsip dan
nilai dasarnya, koperasi
akan semakin mampu http: Dinas Koperasi & Pengusaha Kecil
Menengah menampilkan wajah
yang sesungguhnya menuju
keadaan “Bersama dalam kesejahteraan”
dan “Sejahtera dalam kebersamaan”. Hal ini terlihat dengan fakta bahwa,
meskipun koperasi banyak
bergulat dengan unit-unit
usaha baik yang swasta maupun
yang berbentuk Badan
Usaha Milik Negara
(BUMN), koperasi telah mengembangkan “sayapnya” sampai kepada
lembaga-lembaga pendidikan.
Pengembangan
yang dilakukan oleh
koperasi adalah suatu
usaha konkrit untuk membuktikan, bahwa
koperasi sebagai badan
usaha yang dapat
diterima dan diterapkan oleh semua lapisan masyarakat. Kita
mungkin dapat mengambil contoh di beberapa
lembaga pendidikan formal
terdapat koperasi siswa
(pelajar) dan koperasi mahasiswa (Kopma) bagi pendidikan
tinggi atau Universitas.
Selain
merambah ke dunia
pendidikan formal, koperasi
juga ternyata diminati oleh lembaga-lembaga pendidikan non
formalseperti pondok pesantren.
Marwan Saridjo seorang pemerhati pesantren
menjelaskan, bahwa dalam sejarah pertumbuhan pondok
pesantren telah mengalami
lima (5) fase
perkembangan terutama ditinjau
dari bangunan fisiknya.
Pada fase keempat, dia
menjelaskan bahwa selain
memiliki komponen-komponen fisik
(seperti masjid dan
asrama), pesantren juga
memilki sarana sebagai
suatu tempat pendidikan
keterampilan seperti: peternakan,
pertukangan, sawah ladang,
koperasi dan sebagainya.
Koperasi merupakan salah satu dari tanda
perkembangan sebuah pesantren.
Dari paparan
di atas, maka
penelitian akan keberadaan
pesantren baik sebagai wadah pelatihan skillmaupun sebagai
badan usaha dalam sebuah lembaga pendidikan, menjadi
suatu keniscayaan. Keberadaan koperasi di dalam lembaga Saridjo
Marwan, Abd. Rahman Saleh dan Musthafa Syarif, Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia(Jakarta: Dharma Bhakti, 1979), hal..
10 pondok pesantren
paling tidak dapat
dilihat dalam dua
pendekatan. Pertama, pendekatan
pemberdayaan santri pondok
pesantren. Secara konseptual, pemberdayaan
atau pemberkuasaan (empowerment), berasal
dari kata "power" yang
artinya keberdayaan atau
kekuasaan. Pemberdayaan adalah
suatu cara dengan mana seseorang, rakyat, organisasi. dan
komunitas diarahkan agar mampu menguasai (berkuasa
atas) kehidupannya.
Pemberdayaan
adalah sebuah proses dengan
mana orang menjadi
cukup kuat untuk
berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dan usaha dalam rangka kompetisi
dan survive. Keterlibatan para santri di dalam koperasi santri, memperlihatkan adanya
indikasi pemberdayaan santri.
Kedua, pembangunan dan pengembangan pesantren.
Keberadaan koperasi santri seharusnya
memberi kontribusi praktis
terhadap pesantren sebagai
sebuah lembaga pendidikan.
Sebagai sebuah lembaga
pendidikan, maka pembangunan dan pengembangan pesantren merupakan suatu
keniscayaan.
Berdasarkan
dua pendekatn di
atas, maka pnelitian
ini mendapatkan signifikansinya. Karena secara
praktis ingin melihat keterlibatan
koperasi dalam pembangunan dan
pengembangan pesantren, dan
terutama didalam memenuhi kebutuhan
para santri di
lingkungan pesantren (baik secara
fisik maupun non fisik).
Pondok
Pesantren An Nuur
II yang berlokasi
di Bululawang Malang, sebagai salah satu lembaga pendidikan yang
mempunyai sebuah koperasi sebagai salah satu
unit usaha, koperasi
pesantren memiliki peranan
ganda. Pertama, koperasi
pesantren bertujuan untuk
memberi kontribusi terhadap
pembangunan Edi Suharto, Pembangunan Kebijakan dan
Kesejahteraan Sosial(Bandung: Mizan, 2003), hlm. 35 pondok
pesantren, dan kedua,
koperasi pesantren bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan
para santri dalam
kehidupan mereka sehari-hari.
Dengan demikian, keberadaan
koperasi dalam lingkungan
pondok pesantren sangat
menarik sekali untuk
diteliti, terutama dalam
hal pemenuhan kebutuhan
bagi para santri
yang menimba ilmu di Pondok
Pesantren An Nuur II Bululawang.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan
latar belakang di
atas, maka rumusan
masalah untuk penelitian
ini adalah bagaimanakah
peranan koperasi santri dalam
rangka membangun dan
mengembangkan Pondok Pesantren An Nuur II?
C. Tujuan Penelitian Tujuan
penelitian ini adalah
untuk menjawab rumusan masalah di
atas yaitu untuk
mengetahui peranan koperasi
santri dalam rangka
membangun dan mengembangkan Pondok Pesantren An Nuur II.
D. Kegunaan Penelitian 1.
Secara praktis, penelitian
ini diharapkan berguna
untuk menambah hazanahyang akan memperkaya wacana keilmuan di
biang perkoperasian, khususnya kepada
mahasiswa Ilmu Pengetahuan
Sosial dan seluruh lapisan masyarakat yang sangat peduli dengan
keberadaan koperasi.
2.
Secara teoritis, penelitian
ini merupakan bahan
masukan untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian
berkaitan dengan masalah ini.
E. Sistematika Pembahasan BAB I :
Pendahuluan Bab ini meliputi latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan
sistematika pembahasan.
BAB II
: Kajian Pustaka Dalam bab
ini akan membahas
kajian teoritis seputar koperasi yang
meliputi: pengertian, sejarah,
landasan, asas, tujuan koperasi, prinsip dan macam-macam koperasi.
Selain itu, bab ini juga
akan membahas tentang
koperasi sebagai badan
usaha.
Untuk kelengkapan landasan teori, maka
penjelasan tentang pola pengembangan usaha
koperasi menjadi salah
satu pembahasan dalam bab ini. Selain teori koperasi, bab ini
juga akan membahas tentang Pesantren,
dari pengertian serta sejarahnya.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi