BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Belajar, mendengar
kata ini saja
sebagian orang sudah
merasa ”alergi”.
Yang
terbayang dibenak adalah
setumpuk buku tebal
yang membosankan. Banyak orang
juga beranggapan bahwa
mereka sudah lama
lulus dari sekolah,
jadi untuk apa belajar.
Orang-orang tersebut berpikir
demikian karena mereka
tidak melihat ataupun menikmati
manfaat dahsyat dari “belajar”.
Belajar
merupakan suatu keharusan
bagi setiap insan
manusia, baik itu dikemas
secara formal maupun
nonformal. Inti dari
sebuah belajar adalah “pengalaman” dan
dengan bekal pengalaman
ini manusia-manusia pembelajar akan dapat
berubah dari dimensi
tidak tahu menjadi
tahu, dari tidak
mengerti menjadi paham, sehingga implikasinya akan tampak pada tataran domain kognitif, afektif dan
psikomotorik. Secara psikologis
belajar merupakan suatu
proses perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Bagi pendidikan formal
yang mendukung dalam proses
belajar adalah guru
yang tentunya harus
profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai tenaga pendidik.
Dari
semua itu pernahkah
kita memperhatikan bagaimana
cara belaja kita, atau
orang-orang di sekitar
kita? Seperti apakah
cara belajar yang
baik sehingga kita mudah
dalam memahami pelajaran
tertentu? Pernahkah anda
memperhatikan bagaimana gaya belajar
Anda sehingga Anda
dapat dengan mudah
memahami suatu pelajaran
dan pernahkah anda
memperhatikan ketika anda
mengalami kesulitan dalam memahami
pelajaran? Sebenarnya kecepatan
menangkap dan mengerti suatu
pelajaran sangat dipengaruhi
oleh gaya belajar
anda. Tiap-tiap orang mempunyai
gaya belajar yang
berbeda. Kita pun
punya gaya belajar tersendiri yang membantu kita untuk
lebih memahami suatu hal atau suatu materi.
Definisi
gampangnya, gaya belajar
adalah cara-cara yang
digunakan untuk mempermudah proses
belajar. Jadi, siswa
akan menggunakan cara-cara
tertentu untuk membantunya menangkap
dan mengerti suatu
materi pelajaran. Seorang guru
dan juga orang
tua perlu memperhatikan
bagaimana gaya belajar
siswa supaya mereka mudah
mengerti materi pelajaran
dan anda bisa
mengembangkan potensi
belajar mereka dengan
lebih optimal. Misalnya
saja, seorang siswa
suka belajar sambil menulis
dan menggambar, jadi
anda dapat membantunya
dengan menyediakan
kertas-kertas, pinsil warna-warni,
atau membantunya menggambarkan
alur pelajarannya di kertas atau di papan.
Setelah
mengetahui manfaat belajar,
apa yang harus
dipelajari, dan prinsip yang
bisa diterapkan untuk
belajar, kita juga
perlu mengetahui strategi
belajar yang dapat memberikan
hasil yang optimal.
Banyak strategi belajar
yang bisa kita pilih
untuk diterapkan. Beberapa
di antaranya adalah
sebagai berikut.
Belajar Efisien, survei
yang dilakukan terhadap
orang-orang yang sudah mencapai posisi puncak
membuktikan bahwa mereka
memiliki kebiasaan ”belajar”.
Pertanyaan
selanjutnya: Bagaimana mereka
bisa memiliki waktu
belajar di tengah kesibukan mereka?
Ternyata mereka bisa
belajar kapan saja,
dimana saja, dan
dari siapa saja. Selain
dari membaca buku,
majalah dan surat
kabar di rumah,
mereka juga bisa
memanfaatkan waktu menunggu,
waktu makan siang,
waktu di jalan (berkendaraan, maupun
dalam penerbangan dan
perjalanan dengan kereta
api).
Selain
membaca, mereka juga
memanfaatkan waktu mereka
untuk melakukan observasi lapangan
berbagai hal yang
terjadi sekitar mereka.
Cara lain yang mereka
terapkan adalah mendengarkan
informasi berbentuk ”audio”
(kaset, CD) dalam perjalanan
atau dalam melakukan
pekerjaan lain. Mereka
juga menyerap informasi penting
dan menarik dari
diskusi dengan sesama
profesional, atasan, bawahan, pelanggan,
guru, pelatih, dan
juga dari pesaing.
Mereka juga sering menyempatkan diri
untuk menghadiri seminar,
workshop, ataupun pelatihan singkat, ataupun
menyempatkan waktu untuk
meningkatkan diri melalui
sarana elektronik (misalnya: anggota
beberapa mailing list,
memanfaatkan fasilitas elearning).
Belajar Efektif, seperti juga kepribadian,
setiap orang memiliki gaya belajar yang
berbeda. Ada yang
lebih mudah belajar
melalui audio. Ada
yang lebih dapat menyerap informasi
yang berupa tampilan
secara visual. Ada
juga yang lebih mudah
menyerap informasi melalui
gerakan. Selain gaya
belajar yang dihubungkan dengan
indera, gaya belajar
juga bisa dihubungkan
dengan waktu.
Sebagian
orang lebih mudah
belajar di pagi
atau siang hari.
Sedangkan sebagian lagi lebih
mudah belajar di
malam hari. Yang
penting adalah mengenali
gaya belajar kita. Setelah
itu kita bisa
menyusun strategi belajar
yang disesuaikan.
Misalnya,
jika kita lebih
mudah belajar di
malam hari dan
kita cenderung lebih efektif
menyerap informasi dalam
bentuk visual, maka
strategi belajar kita
adalah belajar hal-hal yang
serius di malam
hari dengan menggunakan
input visual ataupun
memvisualisasikan informasi yang
kita terima (misalnya,
kita bisa menggambarkan informasi
yang kita baca
dengan diagram, simbol-simbol, flowchart, grafik, yang
dapat mempermudah pemahaman kita
akan informasi yang akankitaserap).
Belajar
Bijak, pengalaman (terutama
kegagalan, kesuksesan, kesalahan) adalah guru
yang terbaik. Jadi,
jangan pernah melewatkan
kesuksesan yang kita raih,
kegagalan yang kita
alami, dan kesalahan
yang kita lakukan
tanpa memetik pengalaman dari
hal-hal tersebut. Tetapi
waktu kita untuk
belajar dari pengalaman sangat terbatas.
Kita tidak akan
bisa memanfaatkan semua
waktu yang kita dapatkan
untuk mempelajari semua
yang kita perlukan.
Untuk itu, kita
perlu belajar cerdas dan
bijak. Yang bisa
kita lakukan antara
lain adalah belajar
tidak hanya dari pengalaman kita sendiri, terutama adalah belajar dari
pengalaman orang lain. Banyak cara yang bisa dilakukan, antara lain adalah membaca biografi orangorang sukses.
Dari artikel, buku
biografi setebal puluhan
sampai ratusan halaman, kita
bisa memetik pengalaman
berpuluh-puluh tahun dari
orang-orang yang riwayat hidupnya
dibukukan. Cara lain
adalah membaca hasil
survei di bidangbidang
yang kita minati.
Hasil survei memetakan
data dan informasi
yang diekstraksi secara profesional
dari pengalaman orang
lain juga. Cara
yang lebih mudah adalah
”bertanya” pada orang-orang yang kita anggap
lebih berpengalaman dari
kita dalam bidang-bidang
yang kurang kita
kuasai. Dengan belajar
dari orang lain, kita
bisa melipatgandakan pengetahuan
yang kita dapatkan
(yaitu pengetahuan dari pengalaman
kita sendiri ditambah
dengan pengetahuan dari orang-oranglain).
Di dunia
yang bergerak cepat,
banyak perubahan terjadi.
Untuk mengendalikan
perubahan ini, kita
perlu belajar. Tanpa
belajar, kita tidak
bisa mengejar perubahan tersebut.
Dengan belajar pun,
jika tidak dilakukan
dengan kecepatan yang sesuai
dengan kecepatan perubahan tersebut,
belum tentu juga kita dapat bertahan.
Jadi, belajar sudah
merupakan suatu keharusan,
tetapi yang lebih diperlukan adalah
belajar untuk sukses,
yaitu belajar dengan
menerapkan strategi belajar
efesien, efektif dan bijak.
Banyak
aspirasi yang berkembang
dalam masyarakat dan
para orang tua tentang
masa depan anak-anak
mereka, yang semuanya
meminta perhatian para guru.
Hal itu menggambarkan
bahwa, mendidik manusia
bukanlah pekerjaan mudah, melainkan
tugas yang sangat
rumit. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi turut
mewarnai dunia pendidikan
dewasa ini .
Tantangan tentang peningkatan mutu,
relevansi, dan efektivitas
pendidikan sebagai tuntutan
nasional sejalan dengan perkembangan
dan kemajuan masyarakat,
beimplikasi secara nyata dalam program pendidikan.
Guru
adalah pintu gerbang
pembaharuan. Guru memiliki
peran ganda, yaitu berperan
menyerap ilmu pengetahuan
dan teknologi serta
berperan menyampaikan ilmu pengetahuan,
teknologi dan banyak
pengalaman yang dimilikinya kepada
generasi muda dan
masyarakat. Guru berperan
pula memberikan suri tauladan
melalui perilaku dan
tindakannya. Oleh sebab
itu, guru dipandang sebagai
agen modernisasi dalam
segala bidang. Usaha
pertama yang dapat dilakukan
oleh guru adalah
melalui program pendidikan
bagi para siswa.
Guru
memiliki visi tertentu
tentang apa yang
harus diperbuat bagi
anak didiknya, mengapa
dia melakukan perbuatan,
dan bagaimana cara
dia melakukan dengan sebaik-baiknya, serta apa pengaruh
perbuatannya terhadap anak didiknya.
Tugas
dan tanggung jawab
guru sebagai pendidik
adalah membantu dan membimbing siswa
untuk mencapai kedewasan
seluruh ranah kejiwaan
sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan, baik
kriteria institusional maupun konstitusional. Untuk
dapat menjalankan tugas
dan tanggungjawabnya itu,
guru berkewajiban
merealisasikan segenap upaya
yang mengarah pada
pengertian membantu dan membimbing
siswa dalam melapangkan
jalan menuju perubahan positif seluruh
ranah kejiwaannya. Dalam
hal ini, kegiatan
nyata yang paling utama dalam memberi bantuan dan
membimbing itu adalah mengajar.
Selaku pengelola
kegiatan siswa, guru
sangat diharapkan menjadi pembimbing dan
pembantu para siswa.
Dalam hal membimbing,
guru perlu mengaktualisasikan (mewujudkan)
kemampuannya dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. Membimbing kegiatan para siswa 2.
Membimbing pengalaman para siswa Sebagian ahli
memandang mengajar sebagai
ilmu (science). Oleh karenanya, guru
merupakan sosok pribadi
manusia yang memang
sengaja dibangun untuk menjadi
tenaga profesional yang
memiliki profesiensi (berpengatahuan dan
berkemampuan tinggi) dalam
dunia pendidikan yang berkompeten untuk melakukan tugas
mengajar.
Muhibbin
Syah , Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,2004 (Bandung : Remaja
Rasdakarya, 2004 ), hlm. 181.
Ibid,
hlm. 184-185.
Membimbing kegiatan
belajar siswa, khususnya
ketika mengajar tidak hanya
berarti berceramah dimuka
kelas, tetapi juga
memberikan peluang seluasluasnya kepada siswa tersebut untuk
melakukan aktivitas belajarnya. Dalam hal ini tentu sangat
terkait dengan “learning
style” atau gaya
belajar yang dimiliki
siswa.
Gaya
belajar ini merupakan
cara yang cenderung
dipilih seseorang untuk
memilih informasi dari lingkungan
dan memproses informasi
tersebut. Setiap metode mengajar bergantung
pada cara atau
gaya siswa belajar,
pribadinya serta kesanggupannya. Biasanya
dicari metode mengajar
yang paling sesuai
dengan siswa rata-rata.
Akhir-akhir
ini timbul pikiran
baru yakni, bahwa
mengajar itu harus memperhatikan gaya belajar
atau “learning style”
siswa, yaitu cara ia bereaksi
dan menggunakan perangsang-perangsang yang diterimanya dalam proses
belajar. Para peneliti menemukan adanya
berbagai gaya belajar
pada siswa yang
dapat digolongkan menurut kategori-kategori tertent. Mereka
berkesimpulan bahwa : 1. Tiap murid
belajar menurut caranya
sendiri yang kita
sebut gaya belajar, begitu juga guru mempunyai gaya
mengajar masing-masing.
2. Kita
dapat menemukan gaya belajar itu dengan instrument tertentu.
3.
Kesesuaian gaya mengajar
dengan gaya belajar
mempertinggi efektivitas belajar.
Setiap siswa
tentu memiliki gaya
atau cara tersendiri
dalam memahami pelajaran sesuai
dengan karakteristik siswa,
karena gaya belajar
berkaitan erat dengan pribadi
seseorang. Dengan mengetahui
jenis gaya belajar
peserta didik S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses
Belajar Mengajar, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), hlm. 93. yang seperti
apa, tentunya memberikan
kemudahan bagi guru
dalam menyampaikan materi dan mendesain sedemikian rupa sehingga materi
dapat lebih mudah diterima oleh siswa.
Masing-masing
peneliti menciptakan penggolongan
gaya belajar ini menurut
pokok-pokok pengertian yang
mendasari. Diantara kategorisasi
itu terdapat perbedaan dan
persamaan, walaupun menggunakan
istilah-istilah yang berbeda. Dari
berbagai penggolongan itu
dapat kita ambil
tiga gaya belajar
yang ada kaitannya dengan proses belajar mengajar, yakni gaya belajar
menurut tipe : 1. field dependence –
field independence 2. impulsive –
reflektif 3. preseptif / reseptif –
sistematis / intuitif.
Dari berbagai
gaya belajar yang
dimiliki siswa tentunya
memberikan pengaruh terhadap pendidikan,
yaitu suatu inovasi
atau pembaharuan yang tentunya
diharapkan hasil yang
lebih baik sebagai
suatu cara atau
metode memudahkan siswa untuk
menerima materi dan
bagaimana agar guru
mengetahui cara penyampaian belajar yang mudah.
Jika
murid dapat memahami
materi yang diajarkan
lebih mudah, tentu sangat berpengaruh terhadap motivasi
belajarnya. Sehingga dengan demikian tentu akan
meningkatkan prestasi belajar
siswa. Memberikan motivasi
kepada seorang siswa, berarti
menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu
atau ingin melakukan Ibid. hlm 94.
sesuatu, pada
tahap awalnya akan
menyebabkan si subyek
belajar itu merasa
ada kebutuhan dan ingin melakukan suatu kegiatan belajar.
Pembelajaran yang
berkesan sesungguhnya datangnya
dari kehendak hati (motivasi diri)
dan bukannya paksaan.
Kehendak hati ini
pula dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang lain
termasuk gaya belajar.
Biasanya pelajar akan
cepat merasa bosan dan
malas untuk melibatkan
diri dalam aktivitas
pembelajaran jika proses pembelajaran
tersebut tidak sesuai
dengan gaya belajarnya.
Dalam hal ini adalah
mustahil bagi seseorang
untuk memenuhi kehendak
atau gaya belajar seorang pelajar.
Bagaimanapun masalah ini
dapat diatasi dengan
adanya kepekaan guru dalam
menyusun strategi pembelajaran
demi untuk memenuhi
pemberdayaan gaya pelajar secara umum. Strategi pembelajaran tersebut
diantaranya: 1. Pembelajaran berkumpul
secara bekerjasama 2. Pembelajaran
berbentukan media 3. Pembelajaran secara
penemuan dan perbincangan 4.
Pembelajaran secara penyelidikan dan proyek 5. Pembelajaran secara interaksi Strategi di
atas dapat membantu guru dalam menangani masalah kebosanan pelajar menghadapi
pembelajaran. Ia juga
mampu meningkatkan motivasi
diri di kalangan pelajar
serta dapat memperbaiki
lagi kaedah pengajaran
yang bercorak stereotype ke arah
yang lebih dinamik dan inovatif.
Hendrawijaya,
(UNEJ. :1999) hlm.6.
M. Joko
Susilo, Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar, (Yogyakarta: PINUS, 2006), hlm.
16.
Berdasarkan latar
belakang diatas maka
peneliti membuat judul
Skripsi dengan judul Eksplorasi
Gaya Belajar Siswa
SMP Plus Darussholah
Jember Pada Mata Pelajaran
Ekonomi Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar.
B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar
belakang diatas, maka
fokus penelitian dalam pembahasan skripsi ini dapat penulis
rumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana eksplorasi
gaya belajar siswa
SMP Plus Darussholah
Jember pada mata pelajaran ekonomi dalam upaya meningkatkan motivasi
belajar? 2. Apa faktor
penghambat dan pendukung
dalam mengeksplorasi gaya bealajar siswa SMP Plus Darussholah
Jember pada mata pelajaran ekonomi dalam upaya meningkatkan motivasi belajar?
C. Tujuan Penelitian Dari fokus
penelitian di atas,
maka peneliti mengemukakan
tujuan dari penelitian ini
adalah: 1. Mendeskripsikan tentang
eksplorasi gaya belajar
siswa SMP Plus Darussholah Jember
pada mata pelajaran
ekonomi dalam upaya meningkatkan motivasi belajar
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi