BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah Al-Qur’an
mengarahkan perhatian kita pada fungsi
geologis penting dari gunung; Artinya :Dan Telah kami jadikan di bumi Ini
gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu
(tidak) goncang bersama mereka dan Telah kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka
mendapat petunjuk .
Sebagaimana terlihat,
dinyatakan dalam ayat
tersebut bahwa gununggunung
berfungsi mencegah goncangan
dipermukaan bumi. Kenyataan
ini tidaklah diketahui oleh
siapapun di masa ketika Al-Qur’an diturunkan. Nyatanya, hal ini baru saja terungkap sebagai hasil
penemuan geologi modern.
Menurut penemuam ini,
gunung-gunung muncul sebagai hasil pergerakan dan tumpukan dari lempengan-lempengan raksasa
yang membentuk kerak bumi.
Ketika dua
lempengan bertumpukan, lempengan
yang lebih kuat
menyelip di bawah
lempengan yang satunya,
sementara yang diatasnya
melipat dan membentuk
dataran tinggi dan
gunung. Lapisan bawah
bergerak di bawah permukaan dan
membentuk perpanjangan yang
dalam ke bawah.
Ini berarti Al-Qur’an dan terjemahnya, 1992, Jakarta
DEPAG RI. Surat Al-Anbiya’ ayat 31.
gunung mempunyai
bagian yang menghujam
jauh ke bawah
yang tak kalah besarnya
dengan yang tampak dipermukaan bumi.
Dengan kata
lain, gunung-gunung menggenggam
lempengan-lempengan kerak bumi
dengan memanjang ke atas dan ke bawah permukaan bumi pada titiktitik pertemuan
lempengan-lempengan ini. Dengan
cara ini, gunung-gunung memancangkan
kerak bumi dan
mencegahnya dari terombang-ambing di
atas lapisan magma
atau diantara lempengan-lempengannya. Singkatnya, kita
dapat menyemakan gunung
dengan paku yang
menjadikan lembaran-lembaran kayu tetap
menyatu.
Peran penting
gunung yang diresmikan
oleh geologi modern
dan penelitian gempa,
telah dinyatakan dalam
Al-Qur’an berabad-abad lampau sebagai suatu bukti hikmah dari Maha Agung
dalam ciptaanNya.
Dengan perpanjangan
yang menghujam jauh
ke dalam maupun
ke atas permukaan bumi, gunung menggenggam
lempengan-lempengan kerak bumi yang berbeda layaknya
pasak. Fungsi pasak
dari gunung ini
mecegah guncangan dengan
cara memancangkan kerak
bumi yang memiliki
struktur sangat mudah bergerak.
Nilai pegunungan bagi masyarakat
di daerah ini sangat penting kelanjutan hidup
mereka, baik dari segi ekonomi maupun dari segi sosial. Dari segi ekonomi masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dengan
pemanfaan pegunungan tersebut.
Dalam kehidupan
sehari-hari individu di
masyarakat secara keseluruhan
akan selalu menghadapi
persoalan-persoalan yang bersifat ekonomi, yaitu persoalan yang
menghendaki seseorang, suatu
perusahaan atau suatu
masyarakat untuk membuat keputuasn tentang cara terbaik untuk
melakukan kegiatan ekonomi .
Dari segi
sosial pegunungan sangat
berperan mulai dari
terbentuknya masyarakat di
daerah dataran maupun lereng
pegunungan sampai semua bentuk kegiatan
sehari-hari. Sejarah telah
berbicara bahwa kebudayaan Islam
berpusat dari perairan sampai
terbentukya peradaban sedangkan perkembangannya sampai ke pelosok daerah pegunungan.
Permasalahan ekonomi
di masyarakat sangat
kompleks, awal sejarah persoalan
ekonomi tidak hanya menyangkut
ekonomi an sich, tetapi
terkait dan melekat pada
institusi-institusi masyarakat lainnyayang dapat memperlancar atau menghambat
aktifitas-aktifitas ekonomi yang
dilakukan oleh faktor-faktor ekonomi. Oleh karena itu persoalan-persoalan
ekonomi yang terdapat pada tingkat individu,
masyarakat, pemerintahan, sampai internasional tidak dapat dipecahkan hanya
lewat ilmu-ilmu ekonomi
tetapi harus bekerja
sama dengan ilmu
sosial lainya seperti sosiologi,
psikologi, antropogi, danpolitik.
Kehidupan manusia
sebagai makhluk sosial
selalu dihadapkan pada masalah sosial
yang tidak dapat
dipisahkan dalam masalah
kehidupan. Masalah sosial ini timbul akibat hubungan sesama
manusia lainnya, karena adanya tingkat perkembangan
kebudayaan, sifat kedudukan dan keadaan lingkungan alamnya.
Masalah-masalah sosial
merupakan hambatan-hambatan dalam
usahausaha untuk mencapai sesuatu yang diinginkan, yang membedakan
masalah sosial Sadono
Sukiro, 1998,Pengantar Teori
Makro Ekonomi Edisi
Ke-2, Jakarta, PT
Raja Grafindo Persada, Hal. 4 dengan
lainnya adalah bahwa
masalah sosial selalu
ada kaitannya dengan hubungan-hubungan manusia yang telah terwujud.
Pemahaman kedua persoalan di atas terdapat
bagian-bagian yang tumpang tindih antara
fokus, perhatian ekonomi dan fokus perhatian fenomena-fenomena sosial
lainnya. Dalam situasi
seperti ini maka
dapatlah terjadi, para
ekonom memperluas fokus
perhatiannya sehingga masuk ke dalam bidang perhatian yang sebelumnya, menjadi fokus utama suatu ilmu
sosial lainnya. Sebaliknya ilmu-ilmu sosial
lainnya masuk ke dalam jantungnya ekonomi.
Daerah pembatasan
bidang kajian antara
ilmu-ilmu sosial dan
ekonomi telah lama menjadi agenda
pembicaraan ilmiah antarapara sosiolog dan ekonom.
Damsar dalam bukunya menyatakan,
Max Weber yang dikenal sebagai sosiolog juga ekonom
memberikan garis batasnya
dengan menekankan bahwa
sosiologi memperhatikan tindakan
ekonomi sejauh ia
memiliki dimensi sosial
dan selalu melibatkan makna serta hubungan dengan
kekuasaan.
Sosial ekonomi dapat diartikan sebagai studi
tentang bagaimana cara orang atau
masyarakat memenuhi kebutuhan dengan pemanfaatan terhadap kelangkaankelangkaan
barang dan jasa, dengan menggunakan pendekatan sosial. Dari uraian ini
dapat disimpulkan bahwa
sosial ekonomi berhubungan
erat dengan dua
hal, yaitu: Pertama,
fenomena ekonomi yaitu
gejala bagaimana cara
orang atau masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka
terhadapkelangkaan barang dan Soelaeman
Munandar, 1995, Ilmu Sosial Dasar, Bandung, PT ERESKO, Hal 6.
Damsar, 1997, Sosiologi Ekonomi, Jakarta, PT
Raja Grafindo Persada, Hal. 4 jasa. Cara
yang dimaksud di
sini berkaitan dengan
semua kreatifitas orang
dan masyarakat, yang
berhubungan produksi, distribusi,
dan konsumsi barang
dan jasa.
Kedua, pendekatan sosial yaitu
berupa kerangka, acuan, variabel-veriabel, dan
model-model yang digunakan
pada sosiolog dalam
memahami dan menjelaskan
kenyataan sosial atau
fenomena yang tejadi
dalam masyarakat.
Damsar menyatakan
dalam bukunya, Weber
telah menerapkan garis
pemisah antara ekonomi dan sosial
ekonomi dengan mengajukantiga unsur: 1. Tindakan ekonomi adalah sosial.
2. Tindakan ekonomi selau melibatkan makna.
3. Tindakan sosial selalu melibatkan makna.
Dari uraian latar belakang di atas maka
peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
mengambil judul “Nilai
Sosial Ekonomi Pegunungan Kendeng Bagi Masyarakat Desa Druju Kecamatan
SumberManjing Wetan Kabupaten Malang”.
B. Rumusan Masalah 1.
Bagaimana nilai sosial pegunungan Kendeng bagi masyarakat desa Druju kecamatan Sumber Manjing Wetan kabupaten
Malang.
2. Bagaimana nilai ekonomi pegunungan Kendeng
bagi masyarakat desa Druju kecamatan
Sumber Manjing Wetan kabupaten Malang.
Damsar, 1997, Sosiologi Ekonomi, Jakarta, PT
Raja Grafindo Persada, Hal. 9
C. Tujuan Penelitian 1.
Untuk mendeskripsikan nilai sosial pegunungan Kendeng bagi masyarakat desa Druju kecamatan Sumber Manjing Wetan
kabupatenMalang.
2. Untuk mendeskripsikan nilai ekonomi
pegunungan Kendeng bagi masyarakat desa
Druju kecamatan Sumber Manjing Wetan kabupatenMalang.
D. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Teoritis Penelitin ini
diharapkan menjadi bahan
pertimbangan informasi bagi masyarakat
desa setempat tentang
nilai sosial dan
nilai ekonomi pegunungan Kendeng.
2. Manfaat Praktis Penelitian
ini diharapkan menjadi
bahan tambahan informasi
bagi masyarakat desa Druju
kecamatan Sumber Manjing Wetan kabupaten Malang.
E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang
lingkup penelitian yang
dilakukan mengarah pada
nilai sosial ekonomi
pegunungan Kendeng bagi
masyarakat sekitar (desa
Druju kecamatan Sumber
Manjing Wetan kabupaten
Malang), sehingga dalam
penelitian ini mempunyai
tiga variabel, yaitu
: nilai sosial,
nilai ekonomi dan
masyarakat.
Adapun variabel adalah nilai
sosial, sedangkan variabel independen (X
) adalah nilai ekonomi dan
variabel dependennya (Y) adalah masyarakat yang dijabarkan menjadi sub variabel masyarakat desa.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi