BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Bagi setiap institusi, mutu
adalah agenda utama dan meningkatkan mutu merupakan
tugas yang paling
penting. Walaupun demikian,
ada sebagian orang
yang menganggap mutu
sebagai sebuah konsep
yang penuh dengan teka-teki.
Mutu dianggap sebagai
suatu hal yang
me mbigungkan dan sulit untuk diukur.
Mutu dalam pandangan
seseorang terkadang bertentangan dengan mutu dalam pandangan orang lain,
sehingga tidak aneh jika ada dua pakar yang
tidak memiliki yang
sama tentang bagimana
cara menciptakan institusi
yang yang baik.
Kita memang bisa
mengetahui mutu ketika
kita mengalami, tapi
kita tetap merasa
kesulitan ketika kita
mencoba mendeskripsikan dan
menjelaskannya.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita
akan melakukan apa saja untuk bisa mendapatkan mutu,
terutama jika mutu
tersebut sudah menjadi
bagian dari kebiasaan kita. Namun ironisnya, kita hanya
bisa menyadari keberadaan mutu tersebut
saat mutu tersebut hilang. Satu hal yang bisa kita yakini bahwa mutu merupakan
suatu hal yang
membedakan antara yang
baik dan sebaliknya.
Bertolak dari kenyataan tersebut,
mutu dalam pendidikan akhirnya merupakan hal yang membedakan antara kesuksesan dan
kegagalan. Sehingga, mutu jelas sekali
merupakan masalah pokok yang akan menjamin perkembngan sekolah dan
meraih status ditengah-tengah persaingan
dunia pendidikan yang
kian keras.
Dalam
dunia pendidikan, mutu
dijalankan seperti dalam
dunia bisnis.
Hal ini
merupakan revolusi. Namun
mutu butuh waktu,
pemeliharaan, perubahan sikap
semua pihak, dan
investasi dalam bentuk
pelatihan untuk semua
staf. Banyak pemimpin
pendidikan gagal dalam
upaya implementasi mutu
karena mereka tidak
memiliki komitmen yang
menjadi syarat keberhasilan.
Sesungguhnya, ada banyak
sumber mutu dalam
pendidikan, misalnya sarana
gedung yang bagus, guru
yang terkemuka, nilai moral yang tinggi,
hasil ujian yang memuaskan, spesialisasi/kejuruan, dorongan orang tua, bisnis
dan komunitas local,
sumberdaya yang melimpah,
aplikasi teknologi mutakhir, kepemimpinan yang efektif, perhatian terhadap pelajar/anak
didik, kurikulum yang memadai, atau juga
kombinasi dari faktor-faktor tersebut.
Dari uraian diatas telah
menjelaskan tentang pentingnya mutu, jika kita mencoba
melihat pada mutu pendidikan di
Indonesia menurut Human
Index Development (HDI)
indonesia memiliki peringkat
ke-102 dari 106
negara yang di
survai dan satu
peringkat dibawah vietnam,
survai The Political Economic
Risk Consultasion (PERC),
melaporkan indonesia diperingkat
12 dari 12 negara yang juga di
survai juga satu peringkat dibawah vietnam, hasil studi
The Third Internasional
Mathematic and Science
Study-Repeat melaporkan
bahwa indonesia menempati
peringkat 32 IPA
dan untuk matematik, dari 38 yang disurvai di Asia dan
Afrika. Pada tataran mikro mutu Edward
Sallis, total quality management in education
manajemen mutu pendidikan, terj.,
Ahmad Ali Riyadi dkk. (jogjakarta: IRCiSoD 2006), hlm. 29-30.
pendidikan sekolah dasar dan
menengah atas di jawah barat di kota Bandung ada pada peringkat ke-5 dibawah DKI dan
Sumatera Utara.
Sebenarnya banyak
faktor yang menyebabkan
rendahnya mutu pendidikan
di Indonesia, yaitu
mulai dari penerapan
kurikulum dalam perjalanan
sistem Pendidikan Nasional
di Indonesia selama
puluhan ta hun dinilai
sebagai salah satu
penyebab rendahnya kualitas
pendidikan. Sebab, dengan kurikulum mereka
memberikan beban yang berat baik bagi kalangan pendidik
hingga berdampak pada
prestasi dan pengembangan
kompetensi peserta didik.
Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia kata Prof Djaali selain sistem
kurikulum secara nasional
juga penyebab lainnya
adalah tingginya dana
pedidikan yang digunakan
untuk kebutuhan birokrasi
dalam kegiatan pendidikan
lebih dari 50
persen pembiayaan pendidikan
digunakan untuk membiayai kegiatan para pejabat dari menteri
hingga tataran para kepala dinas yang
semestinya dana itu harus diarahkan untuk kepentingan para siswa.
Masalah rendahnya mutu sekolah di
Indonesia ini sudah sangat sering dikeluhkan
masyarakat. Hal ini peranan guru merupakan salah satu unsur yang dianggap
sangat menentukan. Dengan
kata lain, rendahnya
mutu sekolah dipandang mempunyai kaitan langsung
dengan rendahnya mutu guru. Sebab, mutu guru yang rendah menyebabkan mutu sekolah
yang rendah pula. Sampai saat ini
memang sudah banyak
kebijakan dan strategi
untuk memperbaiki mutu sekolah, namun hasilnya belum optimal.
Sejauh gaji guru masih relatif rendah, tampaknya
tidak mudah meningkatkan
mutu pendidikan. Di
situlah titik kelemahan
pendidikan kita, sehingga
mutu se kolah sulit
ditingkatkan.
Oleh sebab itu, jika kita
benar-benar mau meningkatkan mutu sekolah, maka sistem penggajian guru juga perlu diperbaiki.
Garis-Garis Besar
Haluan Negara 1993
menetapakan bahwa sasaran umum
pembangunan jangka panjang
(PJ II) adalah
terciptanya manusia dan kualitas
masyarakat indonesia pada umumnya yang maju dan mandiri didalam suasana tentram dan sejahtera lahir dan batin.
Sejalan dengan amanat GBHN, undang-undang pendidikan
nasional berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan
dan martabat manusia indonesia
dalam rangka mewujudkan
tujuan nasional. Setiap
warga negara mempunyai
hak yang sama
untuk memperoleh pendidikan
serat kesempatan seluas-luasnya
untuk mengikuti pendiadikan
agar memperoleh pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan.
Mencermati pandangan
yang semakin luas
tampak bahwa kajian terhadap masalah mutu pendidikan akan sangat
terkait dengan begitu banyak variabel dan
multi dimensi. Don
Adams dan David
Chapman menyebutkan demensi paling penting yaitu; demografi dan
ekonomi. sedangkan rizzuto dan wachel menekankan dimensi ekonomi dalam arti
bahwa ukuran terhadap mutu pendidikan harus
diukur tidak hanya
dilihat dari efektivitas
pendidikan dan mutu
guru, tetapi juga
sejumlah hasil pendidikan
itu memberikan dampak ekonomi
baik dalam bentuk
pekerjaan maupun pendapatan
yang diperoleh out-putnya.
Dalam prespektif spesifikasi,
Akhmad sanusi menyebut
tiga dimensi mutu pendidikan
khusus hasil belajar yaitu: dimensi mutu mengajar, dimensi
bahan ajar dan
dimensi hasil ajar.
Terkait dengan mutu
pendidikan pada sekolah
maka diperlukannya adanya
pengendalian mutu pendidikan dalam sekolah ataupun madrasah yang bermutu.
Mengingat pada
permasalahan pendidikan tiada
hentinya untuk dikaji demi tercapainya mutu
pendidikan yang sangat
ideal. Oleh karena
itu, salah satu strateginya adalah melalui sistem
manajemen pengendalian mutu dengan menyelenggarakan sekolah atau
madrasah yang bermutu.
Sebagaimana yang dituangkan
dalam undang-undang Republik
Indonesia No. 20
tahun 2 tentang SISDIKNAS
pada bab yang
ke -XVI bagian kesatu
tentang evaluasi pasal
57 ayat 1
mengatakan bahawa evaluasi
dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasioanal
sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan
pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Pengendalian
mutu (quality control)
merupakan salah satu
fungsi akreditasi madrasah,
sehingga madrasah mengetahui
akan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya, agar dapat
menyusun perencanaan pengembangan secara berkesinambugan.
Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka
peneliti mengambil judul "PENERAPAN
MANAJEMEN PENGENDALIAN MUTU MADRASAH UNGGULAN
DI MAN TLOGO
BLITAR" Karena melihat
akan pentingnya kualitas/ mutu
pendidikan melalui manajemen pengendalian mutu untuk meningkatkan mutu pendidikan yang
awalnya diadopsi dari manajemen dunia
industri atau bisnis.
SISDIKNAS. Undang-undang Republik Indonesia
No. 20 (Bandung, CITRA UMBARA; 2003)
hlm, Depag.Pedoman Akreditasi
Madarasah, (Jakarta, depag; 2005) hlm, 6
B. Rumusan masalah 1.
Bagaimanakah proses manajemen pengendalian mutu madrasah
di MAN Tlogo Blitar ? 2. Kendala apa yang dihadapi dalam pelaksanaan
manejemen pengendalian mutu ? 3. Upaya-upaya
apakah yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan
mutu madrasah unggulan di MAN
tlogo Blitar ?
C. Tujuan penelitian 1. Dapat
mendeskripsikan Manajemen Pengendalian
mutu madrasah dalam meninggkat
kualitas madrasah di MAN Tlogo Blitar 2.
Mengetahui kendala apa
yang dihadapi dalam pelaksanaan
manejemen pengendalain mutu 3. Memahami
bagaimana upaya-upaya yang
harus dilakukan untuk meningkatkan
mutu madrasah unggulan di MAN tlogo Blitar D.
Kegunaan Penelitian 1. Bagi
Lembaga Sebagai bahan pertimbangan serta masukan dalam rangka peningkatan kualitas serta mutu lembaga pendidikan yang
bersangkuitan.
2. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan Untuk menambah
wawasan ilmu pengetahuan
selama belajar di bangku perkuliahan.
Selain itu juga
sebagai langkah awal
untuk mengembangkan dan
menerapkan pengetahuan serta dapat dijadikan bahan acuan dalam peningkatan proses
pembelajaran.
3. Bagi Penulis Sebagai masukan bagi penulis
dalam melaksanakan penelitian dalam bidang
yang sama di masa datang serta menambah wawasan penulis.
E. Ruang Lingkup Dalam pembahasan ini agar tidak
terjadi kesimpangsiuran maka penulis memberikan
acuan ruang lingkup penelitian ini adalah membuktikan adanya pelaksanaan
manajemen pengendalian mutu
yang tercermin dalam pengendalian mutu
yang meliputi: penilaian
atau pengukuran dan
kegiatan perbaikan.
No Konsep pengendalian Indikator 1. Penilaian atau pengukuran -
Evaluassi atau monitoring -
pencapaian hasil yang
telah dilakukan 2. Kegiatan
Perbaikan secara terusmenerus - Perencanaan yang jelas - Pelaksanaan kegiatan organisasi - Mengarahkan orang, mesin, dan fungsi-fungsi guna
mencapai sasaran organisasi.
F. Definisi Istilah 1. Manajemen
pengendalian yaitu semua
metode, prosedur, dan
sarana termasuk sistem
pengendalian manajemen yang digunakan manajemen untuk memastikan
dipatuhinya
kebijakan-kebijakan serta strategi-strategi organisasi.
2. Mutu
dalam ruang lingkup
pendidikan ini yaitu
mutu pendidikan yang mencakup, dan
bergantung pada, mutu
masukannya, mutu prosesnya,
dan mutu keluarannya.
G. Sistematika Pembahasan Dalam penulisan ini
penulis mengkelompokkan dalam enam bab. Yang mana
Bab demi bab
mempunyai hubungan yang
sangat signifikan, supaya pembahasan penelitian ini lebih mudah dibaca
dan dipahami.
BAB I adalah pendahuluan yang membahas tentang:
latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian, ruang
lingkup, definisi operasional dan
sistematika pembahasan.
BAB II
adalah kajian teori
yang membahas tentang:
manajemen pengendalian mutu
yang terdiri dari
beberapa pembahasan yaitu; Pengendalian
sebagai fungsi manajemen,
konsep pengendalian, proses pengendalian,
pelaksanaan pengendalian dan
pengendalian mutu total.
Konsep mutu dalam pendidikan yang
meliputi; konsep mutu dan para tokoh mutu, dasar-dasar
program mutu pendidikan,
prinsip peningkatan mutu pendidikan
dan manajemen mutu terpadu.
BAB III adalah metodologi penelitian yang meliputi;
pendekatan dan teknis penelitian, kehadiran
peneliti dan lokasi
peneliti, sumber data,
prosedur pengumpulan data
melalui, metode interview,
observasi, dokumentasi, analisis data, dan keabsahan data BAB IV
adalah paparan data,
dalam bab ini
menguraikan tentang hasil penelitian
yang telah dilakukan dan memaparkan hasil penelitian. Dalam bab ini terdiri dari: deskripsi obyek penelitian
dan paparan hasil penelitian.
BAB V
adalah pembahasan, hasil
penelitian, dimana dalam
bab ini berisi tentang
temuan-temuan dari hasil
penelitian dan dianalisis
hasil dari penelitian yang telah dilakukan.
BAB VI adalah penutup, dimana
dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan juga saran atas konsep yang telah ditemukan
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi