Minggu, 08 Juni 2014

Skripsi IPS: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA SMP I BATANG BATANG SUMENEP


BAB I  PENDAHULUAN  
A. Latar Belakang  Kebutuhan  akan  pendidikan  menjadi  kebutuhan  utama  dalam  kehidupan  seseorang,  hal  ini  disebabkan  karena  tingkat  pendidikan  dapat  menunjukkan  kualitas sumber daya yang dimiliki oleh bangsa yangbersangkutan. Dewasa ini,  pendidikan  telah  mengalami  perkembangan  yang  semakin  pesat,  hal  ini  mengakibatkan adanya persaingan yang sangat ketat di dunia pendidikan, karena  itu  untuk  menghadapinya  diperlukan  kualitas  pendidikan  yang  bermutu  dan  semakin meningkat.
Istilah Ilmu pendidikan berasal dari bahasa Yunani  yaitu  Paedagogiayang  berarti  pergaulan  dengan  anak-anak.  Paedagogie  berarti  pendidikan,  sedangkan  Paeda artinya  Ilmu  Pendidikan.  Paedagogiek  atau  Ilmu  Pendidikan  ialah  yang  menyelidiki, merenung tentang gejala-gejala perbuatan mendidik.
 Semua  ilmu  yang  ada  di  muka  bumi ini  mempunyai  tujuan,  baik  itu  ilmu  pendidikan  maupun  ilmu  yang  lainnya.  Setiap  kegiatan  pendidikan  diharapkan  untuk  menuju  tujuan  yang  jelas,  tujuan-tujuan  ini  ditentukan  oleh  tujuan  akhir  yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti semua mata pelajaran atau  bidang studi yang diberikan oleh pendidik.

Tujuan  Pendidikan  dalam  Undang-Undang  RI  Nomor  20  Tahun  2003  tentang  Sistem  Pendidikan  Nasional  Bab  II  Pasal  3,  menyebutkan  bahwa   Djumransjah. M. Pengantar Filsafat Pendidikan, (Malang: Bayumedia, 2004), hlm. 21   “Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya  potensi peserta didik agar  menjadi  manusia  yang  beriman  dan  bertakwa  kepada  Tuhan  Yang  Maha  Esa,  berakhlak  mulia,  sehat,  berilmu,  cakap,  kreatif,  mandiri  dan  menjadi  warga  Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
 Mutu pendidikan yang ada di Indonesia telah lama dilakukan perbaikan dari  waktu ke waktu dengan menggunakan berbagai strategi. Departemen Pendidikan  Nasional  telah  melakukan  berbagai  upaya  guna  memperbaiki  mutu  pendidikan  nasional. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan perubahan  kurikulum secara berkala di antaranya adalah diterapkannya Kurikulum Berbasis  Kompetensi  (KBK)  atau  kurikulum  2004  sebelum  ditetapkannya  Kurikulum  Tingkat  Satuan  Pendidikan  (KTSP)  atau  kurikulum  2006.  Upaya  perbaikan  kurikulum melalui pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004  adalah  salah  satu  upaya  untuk  meningkatkan  kualitas pendidikan  agar  sesuai  dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kurikulum yang ditetapkan di SMP Negeri 1 Batang Batang Sumenep pada  kelas VIII 1 tahun ajaran 2007/2008 ini adalah KBK,dalam tahap transisi menuju  Kurikulum  Tingkat  Satuan  Pendidikan  (KTSP)  yang  rencananya  akan  dimulai  diterapkan  pada  tahun  ajaran  baru  2007/2008,  serentak  dengan  sekolah-sekolah  lainnya  di  kota  Sumenep.  Mutu  pendidikan  baik  disadari  maupun  tidak,  ditentukan oleh kualitas pembelajaran yang ditandaidengan adanya interaksi antar  siswa,  antara  siswa  dengan  guru,  serta  antar  siswa  dengan  sumber  belajar.
 Ibid.hlm. 114-116   Interaksi yang dilakukan oleh siswa akan sangat berpengaruh terhadap keaktifan  siswa dalam proses pembelajaran.
Semakin  berkembangnya  dunia  pendidikan,  guru  dalam  melaksanakan  proses  belajar  mengajar  dituntut  menggunakan  berbagai  strategi  pembelajaran  yang mengaktifkan interaksi siswa dengan guru, siswa dengan siswa serta siswa  dengan  lingkungannya.  Dengan  demikian,  paradigma  pembelajaran  dapat  dikatakan bergeser dari  teacher centeredke  student centered. Paradigma tersebut  memberikan  dasar  bahwa  peranan  guru  juga  mengalami  pergeseran  dari  satusatunya sumber ilmu di kelas bergeser menjadi fasilitator bagi siswa. Siswa, bukubuku  pelajaran,  lingkungan  sekitar  dan  teman  sejawat  untuk  dijadikan  sebagai  sumber belajar.
Pelajaran yang bersifat teacher centeredmengharuskan guru yang lebih aktif  melatih  dan  menentukan  apa  yang  harus  diketahui  subjek  didik  atau  siswa.
Namun,  hal  itu  berbeda  kondisinya  dengan  student  centered yang  lebih  memfokuskan  situasi  belajar  pada  peranan  siswa  dan  peranan  guru  hanyalah  sebagai fasilitator bagi siswa dalam proses pembelajaran.
 Tugas guru yang utama  bukan  lagi  menyampaikan  pengetahuan,  melainkan  memupuk  pengertian,  membimbing mereka untuk belajar sendiri  .
Implementasinya  guru  sebagai  fasilitator  harus  lebih  kreatif  dan  inovatif  dalam  mengelola  proses  belajar  mengajar  di  kelas  dengan  menciptakan  kondisi  kelas  yang  lebih  hidup  dan  menyenangkan  bagi  siswa. Suasana  menyenangkan   Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.(Jakarta: Rajawali pers, 2001), hlm.
 Nasution,  Berbagai  Pendekatan  dan  Proses  Belajar  dan  Mengajar.  (Jakarta:  Bumi  Aksara,  2006), hlm. 21   bagi siswa, secara tidak langsung akan mempengaruhiminat siswa terhadap mata  pelajaran,  khususnya  materi  yang  sedang  dipelajari  oleh  siswa.  Namun,  dalam  kenyataannya  kondisi  yang  diharapkan  masih  belum  bisa  terwujud.  Proses  pembelajaran  yang  selama  ini  berkembang  masih  bersifat  konvensional  dengan  menggunakan metode-metode pembelajaran yang cenderung monoton dan dirasa  membosankan  bagi  siswa,  seperti  penggunaan  metode  ceramah  dan  penugasan,  terlebih  lagi  pada  pelajaran-pelajaran  yang  masuk  dalam  kategori  ilmu  sosial,  termasuk mata pelajaran ekonomi. Selama ini hasil pendidikan hanya tampak dari  kemampuan  siswa  menghafal  fakta-fakta.  Walaupun  banyak  siswa  mampu  menyajikan  tingkat  hafalan  yang  baik  terhadap  materi  yang  diterimanya,  tetapi  pada kenyataannya mereka seringkali tidak memahami secara mendalam substansi  materinya.
Hal  ini  hampir  terjadi  pada  semua  mata  pelajaran  di sekolah  yang  mengharuskan  siswa  lebih  banyak  menghafal,  tak  terkecuali  mata  pelajaran  ekonomi. Fenomena di lapangan menunjukkan bahwa pengajaran ekonomi selama  ini hanya berorientasi pada target penguasaan materi saja, sehingga menyebabkan  apa  yang  dipelajari  oleh  siswa  kurang  bermakna  dan  membuat  siswa  menjadi  lebih  cepat  merasa  bosan  terhadap  kegiatan  belajar  mengajar  ekonomi.  Hal  itu  berdasarkan  hasil  observasi  dan  wawancara  yang  telah  dilakukan  oleh  peneliti  pada guru mata pelajaran ekonomi dan siswa kelas X-2 di SMP Negeri 1 BatangBatang  Sumenep.  Maka  dari  itu,  diperlukan  adanya  solusi  yang  tepat  untuk  mengatasi  hal  tersebut.  Solusi  konkrit  yang  dapat  dilakukan  guru  untuk  mengatasinya  adalah  dengan  meningkatkan  mutu  pembelajaran.  Pemilihan   metode  pembelajaran  yang  tepat  merupakan  salah  satu alternatifnya,  yang  kemudian diharapkan akan menentukan kualitas pengajaran yang dapat dijadikan  alternatif oleh guru adalah diterapkannya model Pembelajaran Berbasis Masalah  (Problem Based Learning).
Selama  ini  yang  telah  ada,  pembelajaran  dengan  model  Problem  Based  Learning lebih banyak diterapkan pada mata pelajaran eksakta. Namun demikian,  tidak  menutup  kemungkinan  model  pembelajaran  Problem  Based  Learning  diterapkan  pada  pelajaran-pelajaran  sosial,  terutama  mata  pelajaran  ekonomi.
Permasalahan  ekonomi  yang  ada  dan  selalu  berkembang setiap  saat  dapat  dihadirkan  di  kelas  dan  dapat  dijadikan  sebagai  pemicu  masalah.  Dalam  proses  Pembelajaran  Berbasis  Masalah,  siswa  dihadapkan  pada  masalah  dunia  nyata  yang tentunya dikaitkan dengan konsep dari berbagaiisi materi pelajaran.
Dalam hal ini siswa terlibat secara langsung dalam  menghadirkan masalah  serta  penyelidikan  untuk  pemecahan  masalah  yang  ada dengan  menggunakan  keterampilan  dan  pengalaman  yang  dimiliki  oleh  masing-masing  siswa.
Penggunaan  model  pembelajaran  Problem  Based  Learning  diharapkan  dapat  memberikan perubahan terhadap motivasi serta aktivitas belajar siswa, khususnya  pada  mata  pelajaran  ekonomi.  Perubahan  tersebut  nantinya  akan  merubah  cara  pandang  siswa  terhadap  mata  pelajaran  ekonomi  dibandingkan  dengan  sebelum  diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa dengan model pembelajaran  Problem  Based  Learning,  proses  pembelajaran  dilakukan  dengan  menggunakan  permasalahan-permasalahan  yang  sedang  berkembang,  khususnya  permasalahan   ekonomi untuk dihadirkan di kelas sebagai media pembelajaran, yang kemudian  dilakukan penyelidikan dan dipecahkan oleh para siswa dan didiskusikan secara  berkelompok. Dengan demikian, siswa mendapatkan pengalaman belajar dengan  menghadirkan  masalah  melalui  pemicu  masalah  yang  diberikan  oleh  guru  dan  memecahkan masalah tersebut secara berkelompok, sehingga pembelajaran akan  terasa lebih bermakna bagi siswa.
Ketidakpuasan  guru  terhadap  apa  yang  dilakukan  dalam  proses  pembelajaran  dapat  menjadi  sumber  masalah.  Oleh  karena  itu  seorang  guru  dituntut keberaniannya untuk mengatakan secara jujur khususnya kepada dirinya  sendiri mengenai sisi-sisi lemah yang dia hadapi dalam implementasi perencanaan  pembelajarannya.  Semua  guru  menginginkan  bahwa  dia  mampu  menciptakan  lingkungan  belajar  yang  efektif,  sehingga  tujuan  pembelajaran  yang  berisi  kompetensi dasar sebagaimana tuntutan kurikulum danhasil belajar (KHB) dapat  tercapai  secara  maksimal.  Pemecahan  akan  adanya  kesenjangan  inilah  yang  menjadi pokok bahasan dalam PTK.
Penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan  model pembelajaran  Problem  Based  Learning  ini  sudah  pernah  dilakukan  oleh  Marta  Purwanti  Mahasiswa  semester  VI  Jurusan  Ekonomi  Pembangunan  Program  Studi  Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang yang PKL di  SMP  Negeri  20  Malang  pada  kelas  II  tahun  2006.  Hasil  penelitian  tersebut  menunjukkan bahwa menngunakan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
 Sedangkan  penelitian  terdahulu  yang  berkaitan  dengan  ini  juga  adalah  penelitian yang dilakukan oleh Arifandi Ariana Tahun 2006 menyebutkan bahwa  penerapan  pembelajaran  berbasis  masalah  dan  pembelajaran  kooperatif  tipe  jigsaw  efektif  diterapkan  di  SMA  Negeri  2  Ponorogo  penelitian  oleh  Nella  Ervanda  tahun  2005,  menyatakan  bahwa  penggunaan  kegiatan  praktikum  penerapan Problem Based Learning (PBL) pada kelas 1C SMPN 2 Beji Pasuruan  dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Berdasarkan  permasalahan  di  atas,  maka  dipandang  perlu  untuk  dilakukan  penelitian  tentang  “  PENERAPAN  MODEL  PEMBELAJARAN  PROBLEM  BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI  BELAJAR EKONOMI PADA SISWA SMP I BATANG BATANG SUMENEP“.
B. Fokus Masalah  Berdasarkan  latar  belakang  masalah  yang  telah  diuraikan  di  atas,  maka  penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut :    Bagaimanakah motivasi dan prestasi belajar siswa  setelah penerapan metode  pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran ekonomi di kelas VIII  1 SMP Negeri 1 Batang Batang Sumenep?  
C.  Tujuan Penelitian  Mengacu  pada  fokus  masalah  di  atas  dapat  ditetapkan tujuan  penelitian  adalah sebagai berikut :     Mendeskripsikan  motivasi  dan  prestasi  belajar  siswa  setelah  penerapan  metode pembelajaran  Problem  Based  Learning  pada  mata  pelajaran ekonomi di  kelas VIII 1 SMP Negeri 1 Batang Batang Sumenep  
D. Manfaat Penelitian  Adapun  pihak-pihak  yang  dapat  memperoleh  kegunaan  dari  penelitian  ini  adalah sebagai berikut :  1. Bagi Sekolah  Dapat  digunakan  sebagai  bahan  masukan  untuk  mengembangkan  proses  pendidikan  pada  umumnya  dan  memperbaiki  proses  belajar  mengajar  pada  mata pelajaran ekonomi di kelas pada khususnya.
2. Bagi Guru  Sebagai  acuan  atau  bahan  pertimbangan  dalam  memilih  dan  menetapkan  model pembelajaran yang akan digunakan untuk prosesbelajar mengajar mata  pelajaran ekonomi di kelas.
3. Bagi Siswa  Menjadikan  siswa  lebih  termotivasi  dan  aktif  mengikuti  mata  pelajaran  ekonomi, sehingga menambah pengetahuan dan pemahaman ekonomi.
4. Bagi Peneliti  Memberi pengalaman praktis dalam mengembangkan ilmu-ilmu pengetahuan  yang berkaitan dengan model pembelajaran.
 E. Ruang Lingkup Pembahasan  Untuk mengantisipasi lebarnya permasalahan yang akan dibahas, penulis  membuat batasan-batasan permasalahan yang akan dipaparkan. Dalam penelitian  ini ada batasan masalah yang diberikan adalah sebagai berikut :  1.  Penelitian  ini  dibatasi  pada  pelaksanaan  metode  pembelajaran  PBL  pada  mata pelajaran  Ekonomi  di  Sekolah Menengah Pertama  (SMP)  Negeri  1  Batang Batang, Sumenep.
2.  Penelitian  ini  dibatasi  pada  isi  yang  meliputi  metode  pembelajaran  Problem  Based  Learning,  motivasi  dan  prestasi.  Populasi  dan  sampel  hanya terbatas pada siswa kelas VIII 1 tahun ajaran2008/2009.
F.  Sistematika Pembahasan  Sistematika  pembahasan  yang  di  ambil  dalam  penelitian  ini  terdiri  dari  BAB I sampai dengan BAB V. Pada BAB I ini berisi tentang latar belakang suatu  masalah  yang  mencakup  semua  perihal  yang  melatar  belakangi  perlunya  penelitian ini dilakukan, dilanjutkan dengan rumusan masalah yang berisi tentang  pertanyaan-pertanyaan mengapa penelitian ini perlu  dilakukan. Untuk berikutnya  dilanjutkan  dengan  tujuan  penelitian,  tujuan  di  sini  berisi  tentang  jawaban  dari  semua  rumusan  masalah  yang  telah  di  ambil  dalam  penelitian.  Setelah  itu  ada  manfaat  penelitian,  manfaat  ini  merupakan  kegunaan  dari  pada  penelitian  yang  telah  dilakukan,  baik  bagi  peneliti  sendiri  maupun  untuk  semua  pihak  atau  pembaca  nantinya.  Kemudian  berisi  tentang  ruang  lingkup  pembahasan,  ruang  lingkup pembahasan berfungsi untuk mengantisipasi lebarnya permasalahan yang  akan  dibahas  dalam  penelitian  yang  berupa  batasan-batasan  permasalahan  yang  akan  dipaparkan 


Download lengkap Versi PDF

1 komentar:

  1. trimms atas skripsinya tolong gimana bab 1 dan seterusnya !!!!!!

    BalasHapus

pesan skripsi