BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kebutuhan
akan pendidikan menjadi
kebutuhan utama dalam
kehidupan seseorang, hal
ini disebabkan karena
tingkat pendidikan dapat
menunjukkan kualitas sumber daya
yang dimiliki oleh bangsa yangbersangkutan. Dewasa ini, pendidikan
telah mengalami perkembangan
yang semakin pesat,
hal ini mengakibatkan adanya persaingan yang sangat
ketat di dunia pendidikan, karena itu untuk
menghadapinya diperlukan kualitas
pendidikan yang bermutu
dan semakin meningkat.
Istilah Ilmu pendidikan berasal
dari bahasa Yunani yaitu Paedagogiayang berarti
pergaulan dengan anak-anak.
Paedagogie berarti pendidikan,
sedangkan Paeda artinya Ilmu
Pendidikan. Paedagogiek atau
Ilmu Pendidikan ialah
yang menyelidiki, merenung
tentang gejala-gejala perbuatan mendidik.
Semua
ilmu yang ada
di muka bumi ini
mempunyai tujuan, baik
itu ilmu pendidikan
maupun ilmu yang
lainnya. Setiap kegiatan
pendidikan diharapkan untuk
menuju tujuan yang
jelas, tujuan-tujuan ini
ditentukan oleh tujuan
akhir yang harus dicapai oleh
peserta didik dalam mengikuti semua mata pelajaran atau bidang studi yang diberikan oleh pendidik.
Tujuan Pendidikan
dalam Undang-Undang RI
Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab II Pasal
3, menyebutkan bahwa Djumransjah. M. Pengantar Filsafat
Pendidikan, (Malang: Bayumedia, 2004), hlm. 21 “Pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi
manusia yang beriman
dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.
Mutu pendidikan yang ada di Indonesia telah
lama dilakukan perbaikan dari waktu ke
waktu dengan menggunakan berbagai strategi. Departemen Pendidikan Nasional
telah melakukan berbagai
upaya guna memperbaiki
mutu pendidikan nasional. Salah satu upaya yang dilakukan
adalah dengan melakukan perubahan kurikulum
secara berkala di antaranya adalah diterapkannya Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) atau kurikulum
2004 sebelum ditetapkannya
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) atau
kurikulum 2006. Upaya
perbaikan kurikulum melalui
pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004 adalah
salah satu upaya
untuk meningkatkan kualitas pendidikan agar
sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Kurikulum yang ditetapkan di SMP
Negeri 1 Batang Batang Sumenep pada kelas
VIII 1 tahun ajaran 2007/2008 ini adalah KBK,dalam tahap transisi menuju Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang rencananya
akan dimulai diterapkan
pada tahun ajaran
baru 2007/2008, serentak
dengan sekolah-sekolah lainnya
di kota Sumenep.
Mutu pendidikan baik
disadari maupun tidak, ditentukan oleh kualitas pembelajaran yang
ditandaidengan adanya interaksi antar siswa, antara
siswa dengan guru,
serta antar siswa
dengan sumber belajar.
Ibid.hlm. 114-116 Interaksi yang dilakukan oleh siswa akan
sangat berpengaruh terhadap keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran.
Semakin berkembangnya
dunia pendidikan, guru
dalam melaksanakan proses
belajar mengajar dituntut
menggunakan berbagai strategi
pembelajaran yang mengaktifkan
interaksi siswa dengan guru, siswa dengan siswa serta siswa dengan
lingkungannya. Dengan demikian,
paradigma pembelajaran dapat dikatakan
bergeser dari teacher centeredke student centered. Paradigma tersebut memberikan
dasar bahwa peranan
guru juga mengalami
pergeseran dari satusatunya sumber ilmu di kelas bergeser
menjadi fasilitator bagi siswa. Siswa, bukubuku
pelajaran, lingkungan sekitar
dan teman sejawat
untuk dijadikan sebagai sumber belajar.
Pelajaran yang bersifat teacher
centeredmengharuskan guru yang lebih aktif melatih
dan menentukan apa
yang harus diketahui
subjek didik atau
siswa.
Namun, hal
itu berbeda kondisinya
dengan student centered yang
lebih memfokuskan situasi
belajar pada peranan
siswa dan peranan
guru hanyalah sebagai fasilitator bagi siswa dalam proses
pembelajaran.
Tugas guru yang utama bukan
lagi menyampaikan pengetahuan,
melainkan memupuk pengertian, membimbing mereka untuk belajar sendiri .
Implementasinya guru
sebagai fasilitator harus
lebih kreatif dan
inovatif dalam mengelola
proses belajar mengajar
di kelas dengan
menciptakan kondisi kelas
yang lebih hidup
dan menyenangkan bagi
siswa. Suasana menyenangkan Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar.(Jakarta: Rajawali pers, 2001), hlm.
Nasution,
Berbagai Pendekatan dan
Proses Belajar dan Mengajar. (Jakarta:
Bumi Aksara, 2006), hlm. 21 bagi siswa, secara tidak langsung akan
mempengaruhiminat siswa terhadap mata pelajaran, khususnya
materi yang sedang
dipelajari oleh siswa.
Namun, dalam kenyataannya
kondisi yang diharapkan
masih belum bisa
terwujud. Proses pembelajaran
yang selama ini
berkembang masih bersifat
konvensional dengan menggunakan metode-metode pembelajaran yang
cenderung monoton dan dirasa membosankan bagi
siswa, seperti penggunaan
metode ceramah dan
penugasan, terlebih lagi
pada pelajaran-pelajaran yang
masuk dalam kategori
ilmu sosial, termasuk mata pelajaran ekonomi. Selama ini
hasil pendidikan hanya tampak dari kemampuan siswa
menghafal fakta-fakta. Walaupun
banyak siswa mampu menyajikan tingkat
hafalan yang baik
terhadap materi yang
diterimanya, tetapi pada kenyataannya mereka seringkali tidak
memahami secara mendalam substansi materinya.
Hal ini
hampir terjadi pada
semua mata pelajaran
di sekolah yang mengharuskan
siswa lebih banyak
menghafal, tak terkecuali
mata pelajaran ekonomi. Fenomena di lapangan menunjukkan
bahwa pengajaran ekonomi selama ini
hanya berorientasi pada target penguasaan materi saja, sehingga menyebabkan apa
yang dipelajari oleh
siswa kurang bermakna
dan membuat siswa
menjadi lebih cepat
merasa bosan terhadap
kegiatan belajar mengajar
ekonomi. Hal itu berdasarkan hasil
observasi dan wawancara
yang telah dilakukan
oleh peneliti pada guru mata pelajaran ekonomi dan siswa
kelas X-2 di SMP Negeri 1 BatangBatang
Sumenep. Maka dari
itu, diperlukan adanya
solusi yang tepat
untuk mengatasi hal
tersebut. Solusi konkrit
yang dapat dilakukan
guru untuk mengatasinya
adalah dengan meningkatkan
mutu pembelajaran. Pemilihan metode
pembelajaran yang tepat
merupakan salah satu alternatifnya, yang kemudian
diharapkan akan menentukan kualitas pengajaran yang dapat dijadikan alternatif oleh guru adalah diterapkannya
model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning).
Selama ini
yang telah ada,
pembelajaran dengan model
Problem Based Learning lebih banyak diterapkan pada mata
pelajaran eksakta. Namun demikian, tidak menutup
kemungkinan model pembelajaran
Problem Based Learning diterapkan
pada pelajaran-pelajaran sosial,
terutama mata pelajaran
ekonomi.
Permasalahan ekonomi
yang ada dan
selalu berkembang setiap saat
dapat dihadirkan di
kelas dan dapat
dijadikan sebagai pemicu
masalah. Dalam proses Pembelajaran
Berbasis Masalah, siswa
dihadapkan pada masalah
dunia nyata yang tentunya dikaitkan dengan konsep dari
berbagaiisi materi pelajaran.
Dalam hal ini siswa terlibat
secara langsung dalam menghadirkan
masalah serta penyelidikan
untuk pemecahan masalah
yang ada dengan menggunakan keterampilan
dan pengalaman yang
dimiliki oleh masing-masing
siswa.
Penggunaan model
pembelajaran Problem Based
Learning diharapkan dapat memberikan
perubahan terhadap motivasi serta aktivitas belajar siswa, khususnya pada
mata pelajaran ekonomi.
Perubahan tersebut nantinya
akan merubah cara pandang siswa
terhadap mata pelajaran
ekonomi dibandingkan dengan
sebelum diterapkannya model
pembelajaran Problem Based Learning.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa
dengan model pembelajaran Problem Based
Learning, proses pembelajaran
dilakukan dengan menggunakan permasalahan-permasalahan yang
sedang berkembang, khususnya
permasalahan ekonomi untuk
dihadirkan di kelas sebagai media pembelajaran, yang kemudian dilakukan penyelidikan dan dipecahkan oleh
para siswa dan didiskusikan secara berkelompok.
Dengan demikian, siswa mendapatkan pengalaman belajar dengan menghadirkan
masalah melalui pemicu
masalah yang diberikan
oleh guru dan memecahkan
masalah tersebut secara berkelompok, sehingga pembelajaran akan terasa lebih bermakna bagi siswa.
Ketidakpuasan guru
terhadap apa yang
dilakukan dalam proses pembelajaran
dapat menjadi sumber
masalah. Oleh karena
itu seorang guru dituntut
keberaniannya untuk mengatakan secara jujur khususnya kepada dirinya sendiri mengenai sisi-sisi lemah yang dia
hadapi dalam implementasi perencanaan pembelajarannya. Semua
guru menginginkan bahwa
dia mampu menciptakan lingkungan
belajar yang efektif,
sehingga tujuan pembelajaran
yang berisi kompetensi dasar sebagaimana tuntutan
kurikulum danhasil belajar (KHB) dapat tercapai secara
maksimal. Pemecahan akan
adanya kesenjangan inilah
yang menjadi pokok bahasan dalam
PTK.
Penelitian tindakan kelas (PTK)
dengan menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning ini
sudah pernah dilakukan
oleh Marta Purwanti Mahasiswa
semester VI Jurusan
Ekonomi Pembangunan Program
Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Malang yang PKL di SMP
Negeri 20 Malang
pada kelas II
tahun 2006. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa menngunakan model
pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan motivasi dan prestasi
belajar siswa.
Sedangkan
penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan ini
juga adalah penelitian yang dilakukan oleh Arifandi Ariana
Tahun 2006 menyebutkan bahwa penerapan pembelajaran
berbasis masalah dan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw efektif
diterapkan di SMA
Negeri 2 Ponorogo
penelitian oleh Nella Ervanda tahun
2005, menyatakan bahwa
penggunaan kegiatan praktikum penerapan Problem Based Learning (PBL) pada
kelas 1C SMPN 2 Beji Pasuruan dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.
Berdasarkan permasalahan
di atas, maka
dipandang perlu untuk
dilakukan penelitian tentang
“ PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN
PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA SMP
I BATANG BATANG SUMENEP“.
B. Fokus Masalah Berdasarkan
latar belakang masalah
yang telah diuraikan
di atas, maka penulis
mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimanakah motivasi dan prestasi belajar
siswa setelah penerapan metode pembelajaran Problem Based Learning pada mata
pelajaran ekonomi di kelas VIII 1 SMP
Negeri 1 Batang Batang Sumenep?
C. Tujuan Penelitian Mengacu
pada fokus masalah
di atas dapat
ditetapkan tujuan penelitian adalah sebagai berikut : Mendeskripsikan motivasi
dan prestasi belajar
siswa setelah penerapan metode pembelajaran Problem
Based Learning pada
mata pelajaran ekonomi di kelas VIII 1 SMP Negeri 1 Batang Batang
Sumenep
D. Manfaat Penelitian Adapun
pihak-pihak yang dapat
memperoleh kegunaan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Sekolah Dapat
digunakan sebagai bahan
masukan untuk mengembangkan
proses pendidikan pada
umumnya dan memperbaiki
proses belajar mengajar
pada mata pelajaran ekonomi di
kelas pada khususnya.
2. Bagi Guru Sebagai
acuan atau bahan
pertimbangan dalam memilih
dan menetapkan model pembelajaran yang akan digunakan untuk
prosesbelajar mengajar mata pelajaran
ekonomi di kelas.
3. Bagi Siswa Menjadikan
siswa lebih termotivasi
dan aktif mengikuti
mata pelajaran ekonomi, sehingga menambah pengetahuan dan
pemahaman ekonomi.
4. Bagi Peneliti Memberi pengalaman praktis dalam mengembangkan
ilmu-ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan model pembelajaran.
E. Ruang Lingkup Pembahasan Untuk mengantisipasi lebarnya permasalahan
yang akan dibahas, penulis membuat
batasan-batasan permasalahan yang akan dipaparkan. Dalam penelitian ini ada batasan masalah yang diberikan adalah
sebagai berikut : 1. Penelitian
ini dibatasi pada
pelaksanaan metode pembelajaran
PBL pada mata pelajaran
Ekonomi di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Negeri 1 Batang Batang, Sumenep.
2. Penelitian
ini dibatasi pada
isi yang meliputi
metode pembelajaran Problem
Based Learning, motivasi
dan prestasi. Populasi
dan sampel hanya terbatas pada siswa kelas VIII 1 tahun
ajaran2008/2009.
F. Sistematika Pembahasan Sistematika
pembahasan yang di
ambil dalam penelitian
ini terdiri dari BAB
I sampai dengan BAB V. Pada BAB I ini berisi tentang latar belakang suatu masalah
yang mencakup semua
perihal yang melatar
belakangi perlunya penelitian ini dilakukan, dilanjutkan dengan
rumusan masalah yang berisi tentang pertanyaan-pertanyaan
mengapa penelitian ini perlu dilakukan.
Untuk berikutnya dilanjutkan dengan
tujuan penelitian, tujuan
di sini berisi
tentang jawaban dari semua rumusan
masalah yang telah
di ambil dalam
penelitian. Setelah itu
ada manfaat penelitian,
manfaat ini merupakan
kegunaan dari pada
penelitian yang telah
dilakukan, baik bagi
peneliti sendiri maupun
untuk semua pihak
atau pembaca nantinya.
Kemudian berisi tentang
ruang lingkup pembahasan,
ruang lingkup pembahasan
berfungsi untuk mengantisipasi lebarnya permasalahan yang akan
dibahas dalam penelitian
yang berupa batasan-batasan permasalahan
yang akan dipaparkan
Download lengkap Versi PDF
trimms atas skripsinya tolong gimana bab 1 dan seterusnya !!!!!!
BalasHapus