Minggu, 08 Juni 2014

Skripsi IPS: PENGARUH PENERAPAN KTSP TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMAN 1 KWANYAR BANGKALAN


BAB I  PENDAHULUAN  
A. Latar Belakang Masalah   Banyak ahli pendidikan yang mengatakan bahwa pendidikan merupakan  persoalan yang pelik, namun tidak semuanya yang merasakan bahwa pendidikan  merupakan tugas negara yang amat penting. Bangsa yang ingin maju,  membangun, dan berusaha memperbaiki keadaan masyarakat dan dunia, tentu  mengatakan bahwa pendidikan merupakan kunci kesuksesan, dan tanpa kunci itu  usaha mereka akan gagal.
  Jika kita terus akan melangkah dengan cara mengemas pendidikan,  pembelajaran dan belajar seperti sekarang ini, kita akan dijumpai dengan peserta  didik yang lebih cendrung bertindak kekerasan, pemaksaan kehendak, dan  pemerkosaan nilai-nilai kemanusian. Bangsa Indonesia sekarang lagi menghadapi  masalah yang telah disebutkan diatas, yang lakukan oleh para siswa Sekolah  Menengah Atas maupun siswa Madrasah Aliyah, dan tidak lupa, bisa jadi ditiru  oleh siswa SLTP/ MTs, karena ingin melampiaskan apa yang ia dengar, dilihat  dari berbagai topik. Seharusnya siswa yang terpelajar harus benar-benar  mengeyam bangku pendidikan malah duduk dijeruji besi. Masalah tersebut  tumbuh dari keadaan yang biasa, seperti masalah politik, hukum, sosial, ekonomi,  moral, kepercayaan, dan lain-lain. Masih banyak usaha yang dilakukan untuk  menata dan menstruktur kembali pola kehidupan masyarakat, namun hasil yang  didapat belum seperti yang didapat belum seperti yang diharapkan.

 1   Asumsi-asumsi yang melandasi program-program pendidikan sering kali  tidak sejalan dengan hakekat belajar, hakekat orang yang belajar, dan hakekat  orang yang mengajar. Dunia pendidikan, lebih khusus bagi dunia belajar, didekati  dengan paradigma yang tidak mampu menggambarkan hakekat belajar dan  pembelajaran secara komprehensif. Praktek-praktek pendidikan dan pembelajaran  sangat diwarnai oleh landasan teoritik dan konseptual yang tidak akurat.
 Pendidikan dan pembelajaran selama ini hanya menggunakan pada pembentukan  perilaku keseragaman, dengan harapan akan menghasilkan keteraturan, ketertiban,  ketaatan, dan kapastian. Pembentukan ini dilakukan dengan kebijakan  penyeragaman pada berbagai pendidikan yang menggunakan keseragaman  ternyata telah berhasil membelajarkan anak-anak untuk mengabaikan  keragaman/perbedaan.
  Perkembangan zaman di era globalisasi saat ini di semua aspek juga  berkembang dengan cepat. Demikian halnya dengan dunia pendidikan, yang harus  terus berpacu agar bisa memenuhi kebutuhan pendidikan di masa sekarang dan  yang akan datang. Berbagai usaha banyak dilakukan mulai dari pemenuhan  kebutuhan fisik seperti sarana dan prasarana sampaidengan kebutuhan yang  bersifat konseptual operasional, mulai dari kurikulum sampai dengan guru dan  siswa selaku pelaku pendidikan.
  Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan  bermasyarakat. berbangsa, dan bernegara di dalam negeri dan isu-isu mutakhir  dari luar negeri yang dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat dan bangsa  Indonesia merupakan hal-hal yang harus segera ditanggapi dan dipertimbangkan  dalam penyusunan kurikulum baru pada jenjang pendidikan menengah.
  Kurikulum yang dibutuhkan di masayang akan datang yaitu kurikulum  tingkat satuan pendidikan (KTSP). kurikulum ini dikembangkan untuk  memberikan keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam perubahan,  pertentangan, ketidak menentuan, ketidakpastian, dan kerumitan-kerumitan  dalam kehidupan. Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) ditujukan untuk  menciptakan tamatan yang kompeten dan cerdas dalam membangun identitas  budaya dan bangsanya.
  Kurikulum ini dapat memberikan dasar-dasar pengetahuan, keterampilan,  pengalaman belajar yang membangun integritas sosial, serta membudayakan dan  mewujudkan karakter nasional.
 Dengan kurikulum yang demikian dapat memudahkan guru dalam  penyajian pengalaman belajar yang sejalan dengan prinsip belajar sepanjang hayat  yang mengacu pada empat pilar pendidikan universal, yaitu: belajar mengetahui,  belajar melakukan, belajar menjadi dirisendiri, dan belajar hidup dalam  kebersamaan.
 Mempersiapkan peserta didik yang memiliki berbagai kompetensi pada  hakikatnya merupakan upaya untuk menyiapkan peserta didik yang memiliki  kemampuan intelektual, emosional, spiritual, dan sosial yang bermutu tinggi.
 Dengan memiliki kompetensi semacam itu, peserta didik diharapkan mampu  untuk menghadapi dan mengatasi segala macam akibat dan adanya perkembangan  dan perubahan yang terjadi dalam lingkungan yang terdekat sampai yang terjauh  (Iokal, nasional, regional, dan internasional).
 KTSP memiliki kelibihan yang telah dirancang oleh DIKNAS agar  kurikulum tersebut (KTSP) dapat menyesuaikan dengan kebutuhan lembaga  pendidikan, seperti lembaga pendidikan yang ada di pedesaandan di pesisir.
 Bahwa KTSP dirancang oleh satuan pendidikan atau guru bidang studi agar mata  pelajaran tersebut sesuai dengan standar pemikiran siswa. Kelebihan kurikulum  KTSP yaitu :  1.  Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan  pendidikan.
 Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan pelaksanaan  kurikulum di masa lalu adalah adanya penyeragaman kurikulum di seluruh  Indonesia, tidak melihat kepada situasi riil di lapangan, dan kurang menghargai  potensi keunggulan lokal. Dengan adanya penyeragaman ini, sekolah di kota sama  dengan sekolah di daerah pinggiran maupundi daerah pedesaan. Penyeragaman  kurikulum ini juga berimplikasi pada beberapa kenyataan bahwa sekolah di  daerah pertanian sama dengan sekolah yang daerah pesisir pantai, sekolah di  daerah industri sama dengan di wilayah pariwisata. Oleh karenanya, kurikulum  tersebut menjadi kurang operasional, sehingga tidak memberikan kompetensi  yang cukup bagi peserta didik untuk mengembangkan diri dan keunggulan khas  yang ada di daerahnya. Sebagai implikasi dari penyeragaman ini akibatnya para  lulusan tidak memiliki daya kompetitif  di dunia kerja dan berimplikasi pula  terhadap meningkatnya angka pengangguran. Untuk itulah kehadiran KTSP  diharapakan dapat memberikan jawaban yang konkrik terhadap mutu dunia  pendidikan.
 2. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen  sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam  penyelenggaraan program-program  pendidikan  Dengan berpijak pada panduan kurikulumtingkat satuan pendidikan dasar  dan menengah yang dibuat oleh BSNP, sekolah diberi keleluasaan untuk  merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan kurikulum sekolah  sesuai dengan situasi, kondisi, dan potensi keunggulan lokal yang bisa  dimunculkan oleh sekolah. Sekolah bisa mengembangkan standar yang lebih  tinggi dari standar isi dan standar kompetensi lulusan.
 Berdasarkan prinsip-prinsip ini,KTSP sangat relevan dengan konsep  desentralisasi pendidikan sejalan denganpelaksanaan otonomi daerah dan konsep  manajemen berbasis sekolah (MBS) yang mencakup otonomi sekolah di  dalamnya. Pemerintah daerah dapat  lebih leluasa berimprovisasi dalam  meningkatkan kualitas pendidikan. Di samping itu, sekolah bersama komite  sekolah diberi otonomi menyusun kurikulumsendiri sesuai dengan kebutuhan di  lapangan.
 3. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan  dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi  kebutuhan siswa.
 Sesuai dengan kebijakan Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang  dalam Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan  Peraturan Mendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan  (SKL), sekolah diwajibkan menyusun kurikulumnya sendiri. Kurikulum Tingkat  Satuan Pendidikan (KTSP) itu memungkinkan sekolah menitikberatkan pada mata  pelajaran tertentu yang dianggap paling dibutuhkan siswanya. Sebagai contoh  misalnya, sekolah yang berada dalam kawasan pariwisata dapat lebih  memfokuskan pada mata pelajaran bahasa Inggris atau mata pelajaran di bidang  kepariwisataan lainnya.
 KTSP ini sesungguhnya lebih mudah, karena guru diberi kebebasan untuk  mengembangkan kompetensi siswanya sesuai dengan lingkungan dan kultur  daerahnya. KTSP juga tidak mengatur secara rinci kegiatan belajar mengajar  (KBM) di kelas, tetapiguru dan sekolah diberi keleluasaan untuk  mengembangkannya sendiri sesuai dengan kondisi murid dan daerahnya. Di  samping itu yang harus digaris bawahi adalah bahwa yang akan dikeluarkan oleh  BNSP tersebut bukanlah kurikulum tetapi tepatnya Pedoman Penyusunan  Kurikulum 2006.
 4. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan  memberatkan kurang lebih 20%.
 Dengan diberlakukannya KTSP itu nantinya akan dapat mengurangi  beban belajar sebanyak 20% karena KTSP tersebut lebih sederhana. Di samping  jam pelajaran akan dikurangi antara 100-200 jam per tahun, bahan ajar yang  dianggap memberatkan siswa pun akandikurangi. Meskipun terdapat  pengurangan jam pelajaran dan bahan ajar, KTSP tetap memberikan tekanan pada  pengembangan kompetensi siswa.
 Pengurangan jam belajar siswa tersebut merupakan rekomendasi dari  BSNP. Rekomendasi ini dapat dikatakan cukup unik, karena selama bertahuntahun beban belajar siswa tidak mengalami perubahan, dan biasanya yang berubah  adalah metode pengajaran dan buku pelajaran semata. Jam pelajaran yang biasa  diterapkan kepada siswa sebelunya berkisar antara 1.000-1.200 jam pelajaran  dalam setahun. Jika biasanya satu jam pelajaran untuk siswa SD, SMP dan SMA  adalah 45 menit, maka rekomendasi BSNP ini mengusulkan pengurangan untuk  SD menjadi 35 menit setiap jm pelajaran, untuk SMP menjadi 40 menit, dan  untuk SMA tidak berubah, yakni tetap 45 menit setiap jam pelajaran. Total 1.000  jam pelajaran dalam satu tahun ini dengan asumsi setahun terdapat 36-40 minggu  efektif kegiatan belajar mengajar.dan dalam seminggu tersebut meliputi 36-38 jam  pelajaran.
 Alasan diadakannya pengurangan jam pelajaran ini karena menurut pakarpakar pendidikan anak bahwa jam pelajaran di sekolah-sekolah selama ini terlalu  banyak. Apalagi kegiatan belajar mengajar masih banyak yang terpaku pada  kegiatan tatap muka di kelas. Sehingga suasana yang tercipta pun menjadi  terkesan sangat formal. Dampak yang mungkin tidak terlalu disadari adalah siswa  terlalu terbebani dengan jam pelajaran tersebut. Akibat lebih jauh lagi adalah  mempengaruhi perkembangan jiwa  anak.
 5. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah  plus untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan.
 Pola kurikulum baru (KTSP) akan memberi angin segar pada sekolahsekolah yang menyebut dirinya nasional plus. Sekolah-sekolah swasta yang kini  marak bermunculan itu sejak beberapatahun terakhir telah mengembangkan  variasi atas kurikulum yang ditetapkan pemerintah. Sehingga ketika pemerintah  kemudian justru mewajibkan adanya pengayaan dari masing-masing sekolah,  sekolah-sekolah plus itu jelas akan menyambut gembira.
 SMAN 1 Kwanyar Bangkalan merupakan sebuah lembaga pendidikan  yang formal. Di SMAN 1 Kwanyar Bangkalan menerapkan Kurikulum Tingkat  Satuan Pendidikan (KTSP) lebih darisatu tahun, karena di SMAN 1 Kwanyar  Bangkalan menerapkan KTSP merupakan tekanan dari DIKNAS. Siap tidak siap  pada tahun 2010 setiap lenabaga pendidikan di haruskan menerapkan KTSP, jadi  banyak guru-guru di SMAN 1 Kwanyar Bangkalan yang tidak siap dengan  menerapkan KTSP, alasannya karena KTSP baru saja di dengar dan guru-guru di  SMAN 1 Kwanyar Bangkalan banyak yang kurang paham mengoprasikan KTSP,  karena guru SMAN 1 Kwanyar banyak yang tidak ikut diklatnya, hany beberapa  bagian guru-guru yang ikut seminar KTSP.
 B. Rumusan Masalah  Berangkat dari latar belakang diatas maka penulis banyak timbul  pertanyaan tentang ruang lingkup kurikulum KTSP yang diberlakukan diseluruh  lembaga pendidikan yang ada di indonesia.
 1.  Apakah ada pengaruh yang positif signifikan antara penerapan KTSP  dengan prestasi belajar siswa di SMAN 1 Kwanyar Bangkalan?  2.  Apakah ada pengaruh antara kurikulum tingkat satuan pendidikan  (KTSP) dengan prestasi belajar siswa?  
C. Tujuan Penelitian  Berangkat dari latar belakang masalah dan rumusan masalah diatas, maka  tujuan penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut :  1.  Untuk Mengetahui apakah dengan memakai kurkulum KTSP dapat  memperbaiki prestasi siswa?  2.  Untuk mengetahui apakah faktor lingkungan sekolah dapat  mempengaruhi prestasi belajar dan apa saja faktor pendukung yang  menyebabkan prestasi siswa menurun?  
D. Kegunaan Peneliti  Besar harapan peneliti agar penelitian ini dapt memberikan manfaat bagi:  1.  Peneliti  yaitu menambah pengalaman dan informasi tentan perkembangan  kurikulum terhadap prestasi belajar pada siswa.
 2.  Mahasiswa UIN Malang  yaitu sebagai bahan pertimbangan sebelum memulai penelitian dan  diharapkan bisa melanjutkan penelitian ini lebih mendalam lagi.
 3.  Masyarakat umum  yaitu dapat memberikan sumbangan informasi mengenai perkembengan  kurikulum, bahwa dengan perubahan kurikulum apakah dapat  menyebabkan prestasi anak lebih maju atau kurang.
 4.  Bagi siswa  Sebagai bahan atau wahana informasi dalam mengkaji hal-hal yang  berkaitan dengan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar dan  pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa itu sendiri.
 5.  Bagi guru  Sebagai bahan acuan bagi paradewan guru dalam menumbuhkan  kreatifitas dan profesionalisme dalam proses belajar mengajar.
 E.  Hipotesis Penelitian  Adapun hipotesis dalam penelitian dengan judul : Pengaruh Penerapan  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam  Mata Pelajaran Ekonomi Di SMAN 1 Kwanyar. Yakni sebagai berikut:  1.  Hipotesis Alternatif (Ha)  Penerapan kurikulum KTSP berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi