BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan
adalah suatu hal
yang harus dipenuhi
dalam upaya meningkatkan
taraf hidup bangsa
Indonesia agar tidak
sampai tertinggal dengan
bangsa lain. Karena
itu sistem pendidikan
nasional harus mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan, peningkatan
kualitas pendidikan, serta
relevansi dan efisiensi
manajemen pendidikan untuk menghadapi
tantangan sesuai dengan
tuntutan perubahan kehidupan
lokal, nasional, global
sehingga diperlukan pembaharuan
pendidikan secara terencana,
terarah dan berkesinambungan. Untuk
mewujudkan sistem pendidikan
yang demikian itu
perlu adanya peran
aktif dari semua
pihak diantaranya adalah
pemerintah, orang tua siswa, guru dan lain-lain.
Peningkatan
kualitas pendidikan disekolah
dapat ditempuh dengan berbagai
cara, antara lain:
peningkatan kurikulum, peningkatan
kompetensi guru, peningkatan
kualitas pembelajaran, efektifitas
metode pembelajaran, peningkatan
kualitas sarana dan
prasarana belajar dan
bahan ajar yang memadai.
Peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh Ika
Rahmawatiyang berjudul Penerapan Model
Pembelajaran Inovatif (Innovatif
Lerning) Metode Talking Stick Untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar
Dan Kemandirian Belajar
Pada Siswa Kelas
VIII SMP Negeri
4 Malang, penelitian
ini merupakan jenis penelitian
tindakan kelas (PTK), Hasil dari penelitian ini adalah bahwa dengan menggunakan
Model Pembelajran Inovatif
(innovatif Learning) Metode Talking
Stick dapat meningkatkan aktivitas
belajar dan kemandirian
belajar siswa, berikut
ini hasil dari
metode talking stick
yang telah dilaksanakan peneliti sebelumnya yaitu, Pada siklus I
aktivitas belajar siswa sebesar 44.63% yang tergolong
cukup dan Pada
siklus II aktivitas
belajar siswa menjadi sebesar 66.11% yang tergolong baik.
Sedangkan
dalam penelitian lain
yaitu dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh Moch. Irwan, 2008, metode
Talking Stickuntuk meningkatkan aktivitas belajar
dan kemandirian belajar
mata pelajaran manajemen perkantoran pada siswa kelas x Apk SMK PGRI 6 Malang. berikut ini hasil dari metode talking stick yang telah
dilaksanakan peneliti sebelumnya yaitu, Pada
siklus I aktivitas belajar siswa dengan rata-rata sebesar 49.58% dengan kategori ”Cukup Baik”, dari aspek yang diamati
yakni aspek keaktifan siswa rata-rata
sebesar 39.16%, aspek partisipasi siswa rata-rata sebesar 71.25%, dan aspek kepatuhan siswa dalam mengerjakan tugas
rata-rata sebesar 38.33% dan Sedangkan
pada siklus II aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan yakni sebesar 80.68% dengan kategori ”Sangat Baik”,
dari aspek yang diamati sama yakni aspek
keaktifan siswa rata-rata sebesar 66.25%, aspek partisipasi siswa rata-rata sebesar 97.5%, dan aspek kepatuhan
siswa dalam mengerjakan tugas rata-rata
sebesar 78.3%. Sedangkan
untuk kemandirian belajar
siswa pada siklus satu yakni dengan skor rata-rata 3.15
dengankategori ”Baik”, dan pada siklus II
mengalami peningkatan yakni
sebesar 4.6 dengan
kategori ”Sangat Baik”.
Dari pernyataan di atas dapat di mengerti
bahwa Fungsi dari penelitian terdahulu
yang telah di paparkan di atas yakni untuk mmemperkuat judul serta sebagai bukti bahwasannya metode talking stik
tepatuntuk mengukur aktivitas belajar
siswa.dan dalam kegiatan mengajar, untuk mencapai untuk mencapai shasil
dan tujuan hasil
yang diinginkan tanggung
jawab yang di
bebankan pada guru
bagaimana harus mengatur
dan mengelola kelas
dan bagaimana memilih metode yang relevan dengan bahan
materi yang di ajarkan.
Selama
ini proses pembelajaran
kita lihat masih
menganut model pembelajaran
konvensional, yaitu proses
pembelajaran yang berpusat
pada guru dan
selama itu pula
kemampuan siswa untuk
aktif dalam proses pembelajaran dan kemandirian dalam belajar
tidak akan tampak. Pembelajaran konvensional menganggap
guru adalah satu-satunya
sumber belajar yang dianggap serba
tahu. Hal ini di perkuat
oleh hasil observasi
yang telah dilkukan
oleh peneliti sebelum
melakukan penelitian., dan
terbukti saat pelajaran
dimulai banyak siswa
yang ngobrol sendiri dan
kelihatan sekali mereka merasa bosan dengan metode yang
dilakukan oleh guru mata pelajaran IPS. Hal
ini di duga
akan mempengaruhi aktivitas
belajar siswa di
dalam kelas.
Jika penerapan metode pembelajaran untuk mata
pelajaran IPS hanya menggunakan metode
ceramah sebagai metode
utama, maka proses
belajar akan terasa
membosankan bagi siswa
karena terasa monoton.
Kondisi ini diduga
akan sangat mempengaruhi
keaktifan siswa di
dalam kelas. Metode ceramah
sebagai metode utama
bukan berarti tidak
cocok untuk digunakan tetapi
penggunaan metode tersebut
yang mendominasi menyebabkan
siswa merasa bosan,
jenuh dan tidak
dapat berperan aktif
serta tidak bisa
belajar mandiri.
Untuk
itu pendekatan pembelajaran
yang sesuai dengan
misi Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP)
dan pemilihan metode
yang tepat untuk melaksanakan
penerapan pendekatan tersebut. Guna meningkatkan keaktifan
proses belajar bagi
siswa, penulis tertarik
untuk melakukan pembelajaran Inovatif dengan metode Talking Sticksesuai dengan penerapan misi
kurikulum tingkat satuan
pandidikan (KTSP). Konsep
pembelajaran Inovatif dengan
metode Talking Stickakan mendorong guru
dan peserta didik melaksanakan praktik
pembelajaran secara aktif
dan kreatif sehingga
dapat diharapkan tercapainya
peningkatan dalam pembelajaran.
Menurut
James B. Brow
seperti yang dikutip
oleh Sardiman A.M mengemukakan bahwa
tugas dan peranan
guru antara lain:
menguasai dan mengembangkan
materi pelajaran, merencanakan
dan mempersiapkan pelajaran
sehari-hari, mengontrol dan
mengevaluasi kegiatan siswa.
Sedangkan
tujuan mengajar adalah
membantu siswa untuk
menjawab tantangan lingkungannya
dengan cara yang
efektif. Burton misalnya mengemukakan batasan mengajar dengan
mengatakan bahwa “teaching is the stimulation,
guidance, direction and encouragement of learning”.
SMPN 1
Singosari hingga saat
ini dalam pelaksanaan
pembelajaran, khususnya mata
IPS masih disampaikan
dengan metode ceramah
(Metode Abdul
Aziz Wahab, Metode
dan Model-Model Mengajar, (Bandung :
Alfabet, 2008) Hal. 6-7 Pembelajaran Konvensional) sebagai
metode yang lebih dominan
diterapkan dari pada metode yang
lain. Hal ini di perkuat olehhasil observasi yang telah dilakukan
oleh peneliti sebelum
melakukan penelitiandan terbukti
saat pelajaran dimulai
banyak siswa yang
ngobrol sendiri dan kelihatan
sekali mereka merasa bosan dengan
metode yang dilakukan oleh guru mata pelajaran IPS.
Hal ini di duga akan
mempengaruhi aktivitas belajar
siswa di dalam kelas. Karena
materi IPS banyak
menghafal maka peneliti
menawarka diri untuk menerapkan metode talking stick untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Keberhasilan
pendidikan tidak terlepas
dari peran guru
yang merupakan komponen
pendidikan yang terlibat
langsung dalam pelaksanaan Kurikulum
Tingkat Satuan Pandidikan
(KTSP) di lapangan.
Guru sebagai ujung
tombak dalam pelaksanaan
pendidikan merupakan pihak yang
sangat berpengaruh dalam
proses belajar mengajar.
Kepiawaian dan kewibawaan guru
sangat menentukan kelangsungan
proses belajar mengajar
dikelas maupun efeknya diluar
kelas. Guru harus pandai membawa siswanya kepada tujuan
yang hendak dicapai.
Guru mempunyai peranan
yang sangat penting sehubungan
dengan tugasnya sebagai
perencana dan pelaksana
sekaligus mengevaluasi Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM),
guru sebagai pelaksana utama
pendidikan dan pelajaran sekolah,
maka guru dituntut
untuk mampu menerapkan
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dalam
kegiatan belajar mengajar.
Guru dan siswa
diharapkan mengetahui apa
yang harus dicapai dan sejauh mana efektivitas belajar
dicapai. Kurikulum Tingkat Satuan Pandidikan (KTSP)
merupakan suatu format
untuk menetapkan sesuatu kompetensi yang diharapkan siswa dalam setiap
tingkat dan menggambarkan langkah
kemajuan siswa menuju kompetensi yang lebihtinggi.
Berdasarkan
latar belakang ini
maka penulis mengambil
judul “Penerapan Model
Pembelajaran Inovatif melalui
Metode Talking Stick untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII SMPN 1 Singosari.
B.
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian
latar belakang diatas,
maka dapat dirumuskan permasalahan yang ada yaitu : 1.
Bagaimanakah Proses Perencanaan model pembelajaranInovatif melalui metode Talking
Stick untuk meningkatkan aktivitas
belajar siswa pada mata
Pelajaran IPS kelas VII SMPN 1 Singosari? 2.
Bagaimanakah Proses Pelaksanaan
model pembelajaran Inovatif
melalui metode Talking
Stick untuk meningkatkan aktivitas
belajar siswa pada mata
pelajaran IPS kelas VII SMPN 1 Singosari? 3.
Bagaimanakah Proses Penilaian
model pembelajaran Inovatif
melalui metode Talking Stick untuk
meningkatkan aktifitas belajar
siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII SMPN1 Singosari?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian
khususnya adalah untuk Mendeskripsikan: 1. Proses perencanaan model pembelajaran
Inovatif melalui metode Talking Stickpada mata Pelajaran IPS kelas VII SMPN 1
Singosari.
2.
Proses pelaksanaan model pembelajaran Inovatif melalui metode Talking Stick untuk
meningkatkan aktivitas belajar
siswa pada mata
pelajaran IPSkelas VII SMPN 1
Singosari.
3.
Proses penilaian model
pembelajaran Inovatif melalui
metode Talking Stickuntuk meningkatkan aktivitas belajar
siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII
SMPN 1 Singosari.
D.
Manfaat Penelitian Dari hasil
penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi dalam
upaya peningkatan pemahaman
dari hasil belajar
pada seluruh mata pelajaran.
Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk: 1.
Lembaga Dengan metode
Talking stick ini
akan menjadi bahan
pertimbangan lembaga atau
sekolah dalam menentukan
yang lebih baik
dalam proses belajar mengajar.
2. Guru
Penggunaan metode Talking stick ini akan
mempermudah para guru dalam mengaktifkan
pembelajaran di kelas.
3.
Siswa.
Dengan
metode Talking stick
siswa diharapkan lebih
aktif dalam pembelajaran di kelas.
4.
Peneliti Dengan metode
Talking stick diharapkan
menambah wawasan pengetahuan
penulis, sebagai bahan
untuk memperluas peneliti dalam mempersiapkan
diri sebagai calon tenaga pendidik.
E.
Batasan Masalah Agar permasalahan
yang dibahas tidak
terlalu meluas serta dapat meng- arahkan
jalannya penulis, maka
penulis memberikan ruang
lingkup sebagai berikut : 1.
Subjek penelitian ini terbatas pada siswa kelas VII-H pada Mata
pelajaran IPS Terpadu Di SMPN 1
Singosari Malang 2. Sasaran
penelitian tindakan ini
tertuju pada kegiatan
penerapan model pembelajaran inovatif (innovatif
Learning)metode Talking Stick 3.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap 2009/2010 4.
Penelitian ini difokuskan pada masalah peningkatan aktivitas belajar
siswa kelas VII-H
pada mata pelajaran
IPS Terpadu Di
SMPN 1 Singosari Malang F. Penegasan Judul Untuk
menghindari keragu-raguan dalam
penafsiran nyang berbeda maka penulis perlu memberikan penegasan
istilah terkait dengan judul skripsi ini
sebagai berikut : 1. Pembelajaran
inovatif yaitu adalah
pembelajaran yang lebih
bersifat student centered.
Artinya, pembelajaran yang
lebih memberikan peluang kepada
siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan
secara mandiri (self directed)
dan dimediasi oleh teman sebaya (peer mediated instruction) 2. Metode
Talking Stick adalah metode
pembelajaran dengan bantuan tongkat,
siapa yang memegang
tongkatwajib menjawab pertanyaan
dari guru setelah siswa
mempelajari meteri pokoknya.
3. Aktivitas berasal dari kata aktif yang
berarti giat. Dalam bentuk kalimat, aktif
diartikan sebagai suatu perbuatan. Jadi aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan
oleh yang bersangkutan.
Proses aktivitas belajar
harus melibatkan seluruh
aspek psikifisis peseta
didik, baik jasmani
maupun rohani sehingga
akselerasi perubahan perilakunya
dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah dan benar
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi