Minggu, 08 Juni 2014

Skripsi IPS: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI METODE TALKING STICKUNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII DI SMPN 1 SINGOSARI


BAB I  PENDAHULUAN  
A.  Latar Belakang  Pendidikan  adalah  suatu  hal  yang  harus  dipenuhi  dalam  upaya  meningkatkan  taraf  hidup  bangsa  Indonesia  agar  tidak  sampai  tertinggal  dengan  bangsa  lain.  Karena  itu  sistem  pendidikan  nasional  harus  mampu  menjamin  pemerataan  kesempatan  pendidikan,  peningkatan  kualitas  pendidikan,  serta  relevansi  dan  efisiensi  manajemen pendidikan  untuk  menghadapi  tantangan  sesuai  dengan  tuntutan  perubahan  kehidupan  lokal,  nasional,  global  sehingga  diperlukan  pembaharuan  pendidikan  secara  terencana,  terarah  dan  berkesinambungan.  Untuk  mewujudkan  sistem  pendidikan  yang  demikian  itu  perlu  adanya  peran  aktif  dari  semua  pihak  diantaranya adalah pemerintah, orang tua siswa, guru dan lain-lain.
 Peningkatan  kualitas  pendidikan  disekolah  dapat  ditempuh  dengan  berbagai  cara,  antara  lain:  peningkatan  kurikulum,  peningkatan  kompetensi  guru,  peningkatan  kualitas  pembelajaran,  efektifitas  metode  pembelajaran,  peningkatan  kualitas  sarana  dan  prasarana  belajar  dan  bahan  ajar  yang  memadai.

 Peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh Ika Rahmawatiyang berjudul  Penerapan  Model  Pembelajaran  Inovatif  (Innovatif  Lerning)  Metode  Talking  Stick Untuk  Meningkatkan  Aktivitas  Belajar  Dan  Kemandirian  Belajar  Pada  Siswa  Kelas  VIII  SMP  Negeri  4  Malang,  penelitian  ini  merupakan  jenis  penelitian tindakan kelas (PTK), Hasil dari penelitian ini adalah bahwa dengan  menggunakan  Model  Pembelajran  Inovatif  (innovatif  Learning) Metode  Talking  Stick dapat  meningkatkan  aktivitas  belajar  dan  kemandirian  belajar  siswa,  berikut  ini  hasil  dari  metode  talking  stick  yang  telah  dilaksanakan  peneliti sebelumnya yaitu, Pada siklus I aktivitas belajar siswa sebesar 44.63%  yang  tergolong  cukup  dan  Pada  siklus  II  aktivitas  belajar  siswa  menjadi  sebesar 66.11% yang tergolong baik.
 Sedangkan  dalam  penelitian  lain  yaitu  dari  hasil  penelitian  yang  dilakukan oleh Moch. Irwan, 2008, metode Talking Stickuntuk meningkatkan  aktivitas  belajar  dan  kemandirian   belajar  mata  pelajaran  manajemen  perkantoran pada siswa kelas x Apk SMK  PGRI 6 Malang.  berikut ini hasil  dari metode talking stick yang telah dilaksanakan peneliti sebelumnya yaitu,  Pada siklus I aktivitas belajar siswa dengan rata-rata sebesar 49.58% dengan  kategori ”Cukup Baik”, dari aspek yang diamati yakni aspek keaktifan siswa  rata-rata sebesar 39.16%, aspek partisipasi siswa rata-rata sebesar 71.25%, dan  aspek kepatuhan siswa dalam mengerjakan tugas rata-rata sebesar 38.33% dan  Sedangkan pada siklus II aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan yakni  sebesar 80.68% dengan kategori ”Sangat Baik”, dari aspek yang diamati sama  yakni aspek keaktifan siswa rata-rata sebesar 66.25%, aspek partisipasi siswa  rata-rata sebesar 97.5%, dan aspek kepatuhan siswa  dalam mengerjakan tugas  rata-rata  sebesar  78.3%.  Sedangkan  untuk  kemandirian  belajar  siswa  pada  siklus satu yakni dengan skor rata-rata 3.15 dengankategori ”Baik”, dan pada  siklus  II  mengalami  peningkatan  yakni  sebesar  4.6  dengan  kategori  ”Sangat  Baik”.
 Dari pernyataan di atas dapat di mengerti bahwa Fungsi dari penelitian  terdahulu yang telah di paparkan di atas yakni untuk mmemperkuat judul serta  sebagai bukti bahwasannya metode talking stik tepatuntuk mengukur aktivitas  belajar siswa.dan dalam kegiatan mengajar, untuk mencapai untuk mencapai  shasil  dan  tujuan  hasil  yang  diinginkan  tanggung  jawab   yang  di  bebankan  pada  guru  bagaimana  harus  mengatur  dan  mengelola  kelas  dan  bagaimana  memilih metode yang relevan dengan bahan materi yang di ajarkan.
 Selama  ini  proses  pembelajaran  kita  lihat  masih  menganut  model  pembelajaran  konvensional,  yaitu  proses  pembelajaran  yang  berpusat  pada  guru  dan  selama  itu  pula  kemampuan  siswa  untuk  aktif   dalam  proses  pembelajaran dan kemandirian dalam belajar tidak akan tampak. Pembelajaran  konvensional  menganggap  guru  adalah  satu-satunya  sumber  belajar  yang  dianggap  serba  tahu.  Hal  ini  di  perkuat  oleh  hasil  observasi  yang  telah  dilkukan  oleh  peneliti  sebelum  melakukan  penelitian.,  dan  terbukti  saat  pelajaran  dimulai  banyak  siswa  yang  ngobrol  sendiri dan  kelihatan  sekali  mereka merasa bosan dengan metode yang dilakukan oleh guru mata pelajaran  IPS.  Hal  ini  di  duga  akan  mempengaruhi  aktivitas  belajar  siswa  di  dalam  kelas.
 Jika penerapan metode pembelajaran untuk mata pelajaran IPS hanya  menggunakan  metode  ceramah  sebagai  metode  utama,  maka  proses  belajar  akan  terasa  membosankan  bagi  siswa  karena  terasa  monoton.  Kondisi  ini  diduga  akan  sangat  mempengaruhi  keaktifan  siswa  di  dalam  kelas.  Metode  ceramah  sebagai  metode  utama  bukan  berarti  tidak  cocok  untuk  digunakan  tetapi  penggunaan  metode  tersebut  yang  mendominasi  menyebabkan  siswa  merasa  bosan,  jenuh  dan  tidak  dapat  berperan  aktif  serta  tidak  bisa  belajar  mandiri.
 Untuk  itu  pendekatan  pembelajaran  yang  sesuai  dengan  misi  Kurikulum  Tingkat  Satuan  Pendidikan  (KTSP)  dan  pemilihan  metode  yang  tepat untuk melaksanakan penerapan pendekatan tersebut. Guna meningkatkan  keaktifan  proses  belajar  bagi  siswa,  penulis  tertarik  untuk  melakukan  pembelajaran Inovatif dengan metode  Talking Sticksesuai dengan penerapan  misi  kurikulum  tingkat  satuan  pandidikan  (KTSP).  Konsep  pembelajaran  Inovatif dengan metode  Talking Stickakan mendorong guru dan peserta didik  melaksanakan  praktik  pembelajaran  secara  aktif  dan  kreatif  sehingga  dapat  diharapkan tercapainya peningkatan dalam pembelajaran.
 Menurut  James  B.  Brow  seperti  yang  dikutip  oleh  Sardiman  A.M  mengemukakan  bahwa  tugas  dan  peranan  guru  antara  lain:  menguasai  dan  mengembangkan  materi  pelajaran,  merencanakan  dan  mempersiapkan  pelajaran  sehari-hari,  mengontrol  dan  mengevaluasi  kegiatan  siswa.
 Sedangkan  tujuan  mengajar  adalah  membantu  siswa  untuk  menjawab  tantangan  lingkungannya  dengan  cara  yang  efektif.  Burton  misalnya  mengemukakan batasan mengajar dengan mengatakan bahwa “teaching is the  stimulation, guidance, direction and encouragement of learning”.
  SMPN  1  Singosari  hingga  saat  ini  dalam  pelaksanaan  pembelajaran,  khususnya  mata  IPS  masih  disampaikan  dengan  metode  ceramah  (Metode      Abdul  Aziz  Wahab,  Metode  dan  Model-Model  Mengajar, (Bandung  :  Alfabet,  2008)  Hal. 6-7  Pembelajaran Konvensional)  sebagai  metode  yang  lebih dominan  diterapkan  dari pada metode yang lain. Hal ini di perkuat olehhasil observasi yang telah  dilakukan  oleh  peneliti  sebelum  melakukan  penelitiandan  terbukti  saat  pelajaran  dimulai  banyak  siswa  yang  ngobrol  sendiri dan  kelihatan  sekali  mereka merasa bosan dengan metode yang dilakukan oleh guru mata pelajaran  IPS.  Hal  ini  di  duga  akan  mempengaruhi  aktivitas  belajar  siswa  di  dalam  kelas.  Karena  materi  IPS  banyak  menghafal  maka  peneliti  menawarka  diri  untuk menerapkan metode talking stick untuk meningkatkan aktivitas belajar  siswa.
 Keberhasilan  pendidikan  tidak  terlepas  dari  peran  guru  yang  merupakan  komponen  pendidikan  yang  terlibat  langsung  dalam  pelaksanaan  Kurikulum  Tingkat  Satuan  Pandidikan  (KTSP)  di  lapangan.  Guru  sebagai  ujung  tombak  dalam  pelaksanaan  pendidikan  merupakan pihak  yang  sangat  berpengaruh  dalam  proses  belajar  mengajar.  Kepiawaian  dan  kewibawaan  guru  sangat  menentukan  kelangsungan  proses  belajar  mengajar  dikelas  maupun efeknya diluar kelas. Guru harus pandai membawa siswanya kepada  tujuan  yang  hendak  dicapai.  Guru  mempunyai  peranan  yang  sangat  penting  sehubungan  dengan  tugasnya  sebagai  perencana  dan  pelaksana  sekaligus  mengevaluasi  Kegiatan  Belajar  Mengajar  (KBM),  guru  sebagai  pelaksana  utama  pendidikan  dan  pelajaran  sekolah,  maka  guru  dituntut  untuk  mampu  menerapkan  Kurikulum  Tingkat  Satuan  Pendidikan  (KTSP)  dalam  kegiatan  belajar  mengajar.  Guru  dan  siswa  diharapkan  mengetahui  apa  yang  harus  dicapai dan sejauh mana efektivitas belajar dicapai. Kurikulum Tingkat Satuan  Pandidikan  (KTSP)  merupakan  suatu  format  untuk  menetapkan  sesuatu  kompetensi yang diharapkan siswa dalam setiap tingkat dan menggambarkan  langkah kemajuan siswa menuju kompetensi yang lebihtinggi.
 Berdasarkan  latar  belakang  ini  maka  penulis  mengambil  judul  “Penerapan  Model  Pembelajaran  Inovatif   melalui  Metode  Talking  Stick  untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas  VII SMPN 1 Singosari.
 B.  Rumusan Masalah  Berdasarkan  uraian  latar  belakang  diatas,  maka  dapat  dirumuskan  permasalahan yang ada yaitu :  1.  Bagaimanakah Proses Perencanaan model pembelajaranInovatif melalui metode  Talking  Stick untuk  meningkatkan  aktivitas  belajar  siswa  pada  mata Pelajaran IPS kelas VII SMPN 1 Singosari?  2.  Bagaimanakah  Proses  Pelaksanaan  model  pembelajaran  Inovatif  melalui  metode  Talking  Stick untuk  meningkatkan  aktivitas  belajar  siswa  pada  mata pelajaran IPS kelas VII SMPN 1 Singosari?  3.  Bagaimanakah  Proses  Penilaian  model  pembelajaran  Inovatif  melalui metode  Talking  Stick untuk  meningkatkan  aktifitas  belajar  siswa  pada  mata pelajaran IPS kelas VII SMPN1 Singosari?  
C.  Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian khususnya adalah untuk Mendeskripsikan:  1.  Proses perencanaan model pembelajaran Inovatif melalui  metode  Talking  Stickpada mata Pelajaran IPS kelas VII SMPN 1 Singosari.
 2.  Proses pelaksanaan model pembelajaran Inovatif melalui metode  Talking  Stick untuk  meningkatkan  aktivitas  belajar  siswa  pada  mata  pelajaran  IPSkelas VII SMPN 1 Singosari.
 3.  Proses   penilaian  model  pembelajaran  Inovatif  melalui  metode  Talking  Stickuntuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS  kelas VII SMPN 1 Singosari.
 D.  Manfaat Penelitian  Dari  hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberikan  kontribusi  dalam  upaya  peningkatan  pemahaman  dari  hasil  belajar  pada  seluruh  mata  pelajaran. Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk:  1.  Lembaga  Dengan  metode  Talking  stick  ini  akan  menjadi  bahan  pertimbangan  lembaga  atau  sekolah  dalam  menentukan  yang  lebih  baik  dalam  proses  belajar mengajar.
 2.  Guru  Penggunaan metode Talking stick ini akan mempermudah para guru dalam  mengaktifkan pembelajaran di kelas.
 3.  Siswa.
 Dengan  metode  Talking  stick  siswa  diharapkan  lebih  aktif  dalam  pembelajaran di kelas.
 4.  Peneliti  Dengan  metode  Talking  stick  diharapkan  menambah  wawasan  pengetahuan  penulis,  sebagai  bahan  untuk  memperluas peneliti  dalam  mempersiapkan diri sebagai calon tenaga pendidik.
 E.  Batasan Masalah  Agar  permasalahan  yang  dibahas  tidak  terlalu  meluas serta  dapat  meng-  arahkan  jalannya  penulis,  maka  penulis  memberikan  ruang  lingkup  sebagai berikut :  1.  Subjek penelitian ini terbatas pada siswa kelas VII-H pada Mata pelajaran  IPS Terpadu Di SMPN 1 Singosari Malang  2.  Sasaran  penelitian  tindakan  ini  tertuju  pada  kegiatan  penerapan  model  pembelajaran inovatif (innovatif Learning)metode Talking Stick 3.  Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap 2009/2010  4.  Penelitian ini difokuskan pada masalah peningkatan aktivitas belajar siswa  kelas  VII-H  pada  mata  pelajaran  IPS  Terpadu  Di  SMPN 1  Singosari  Malang  F.  Penegasan Judul  Untuk  menghindari  keragu-raguan  dalam  penafsiran  nyang  berbeda  maka penulis perlu memberikan penegasan istilah terkait dengan judul skripsi  ini sebagai berikut :  1.  Pembelajaran  inovatif  yaitu  adalah  pembelajaran  yang  lebih  bersifat  student  centered.  Artinya,  pembelajaran  yang  lebih  memberikan  peluang  kepada  siswa  untuk  mengkonstruksi  pengetahuan  secara  mandiri  (self  directed) dan dimediasi oleh teman sebaya (peer mediated instruction) 2.  Metode  Talking  Stick adalah  metode  pembelajaran  dengan  bantuan  tongkat,  siapa  yang  memegang  tongkatwajib  menjawab  pertanyaan  dari  guru setelah siswa mempelajari meteri pokoknya.
  3.  Aktivitas berasal dari kata aktif yang berarti giat. Dalam bentuk kalimat,  aktif diartikan sebagai suatu perbuatan. Jadi aktivitas adalah kegiatan yang  dilakukan  oleh  yang  bersangkutan.  Proses  aktivitas  belajar  harus  melibatkan  seluruh  aspek  psikifisis  peseta  didik,  baik  jasmani  maupun  rohani  sehingga  akselerasi  perubahan  perilakunya  dapat  terjadi  secara  cepat, tepat, mudah dan benar 


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi