BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah
usaha sadar memanusiakan
manusia, atau membudayakan manusia.
Pendidikan adalah proses
sosialisasi menuju kedewasaan
intelektual, sosial, moral,
sesuai dengan kemampuan
dan martabatnya sebagai manusia.
Atas dasar itu maka hakikat pendidikan adalah : 1.
Interaksi manusiawi 2. Membina dan mengembangkan potensi manusia 3.
Berlangsung sepanjang hayat 4. Sesuai dengan kemampuan dan tingkat
perkembangan individu 5. Ada
dalam keseimbangan antara
kebebasan subjek didik
dengan kewibawaan guru 6.
Meningkatkan kualitas hidup manusia Fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional
tercemin dalam UUSPN No.20 Tahun 2003
pasal 2 yang berbunyi : “Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak dan peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha
Esa. Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab”.
Nana Sudjana, CBSA Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: CV.Sinar
Baru, 1988), hlm.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional
(Jakarta:Citra Umbara, 2006), hlm.76 Dalam proses
belajar mengajar merupakan
suatu proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan
siswa atas dasar
hubungan timbal balik
yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai
tujuan tertentu. Interaksi
atau hubungan timbal
balik antara guru
dan siswa itu merupakan syarat
utama bagi berlangsungnya proses
belajar mengajar.
Interaksi dalam
peritiwa belajar mengajar
mempunyai arti yang lebih
luas, tidak sekedar
hubungan antara guru
dengan siswa, tetapi
berupa interaktif edukatif.
Dalam hal ini
bukan hanya penyampaian
pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap pada diri
siswa yang sedang belajar.
Bentuk
interaksi guru-siswa dalam
proses belajar mengajar
menurut Roestiyah adalah sebagai
berikut : 1. Pengajaran adalah transfer pengetahuan kepada
siswa 2. Pengajaran adalah mengajar
siswa sebagaimana caranya belajar, 3. Pengajaran adalah hubungan interaktif antara
guru dan siswa, 4. Mengajar adalah proses interaksi siswa dengan
siswadan konsultasi guru Bentuk interaksi
guru-siswa dalam proses
belajar mengajar menurut Mac
Kenchie (dalam bukunya
Masnur, dkk), yaitu:
pertama, interaksi satu arah. Dalam
interaksi ini guru
berperan sebagai pemberi
aksi dan siswa sebagai
penerima aksi. Guru aktif dan siswa pasif.
Kedua, interaksi dua arah yaitu
guru dan siswa dapat berperan sama (yaitu pemberi dan penerima aksi), keduanya
dapat saling memberi
dan menerima. Ketiga, interaksi
tiga arah/lebih (interaksi
optimal), yaitu interaksi
dinamis antara guru
dengan User Usman, Menjadi Guru
Profesional (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 1992), hlm.
Roestiyah, Masalah Pengajaran : Sebagai Suatu
Sistem (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), hlm 40-45
siswa tetapi
juga melibatakan interaksi
dinamis antara siswa
dengan siswa lainnya.proses
belajar mengajar pola
interaksi seperti ini
mengarah kepada proses
pengajaran yang mengembangkan
kegiatan siswa yang optimal, sehingga menumbuhkan siswa belajar aktif.
Peneliti melihat bahwa interaksi antara guru
dengansiswa di SMP 1 Negeri 1
Kamal-Bangkalan dapat dikatakan akan memberi manfaat. Menurut asumsi peneliti prestasi siswa yang baik akan
berakibat juga pada kreatifitas belajar yang
baik pula. Pengembangan
prestasi siswa salah satunya
di pengaruhi oleh faktor
interaksi belajar mengajar.
Ilmu pengetahuan
Sosial (IPS) merupakan
salah satu mata
pelajaran yang diberikan
mulai dari SD/MI/SLDB
sampai SMP/MTS/SMPLB. Ilmu pengetahuan sosial
mengkaji seperangkat peristiwa,
fakta, konsep dan generalisasi
yang berkaitan dengan isu sosial. Di SMP / Madrasah Tsanawiyah mata
pelajaran IPS memuat
materi pengetahuan sosial yang
terdiri dari Geografi,
Sejarah, Sosiologi dan
Ekonomi. Melalui mata
pelajaran IPS, peserta didik di arahkan untuk dapat menjadi
warga dunia yang cinta damai.
Hal inilah yang menambah
pentingnya ilmu pengetahuan sosial dalam dunia pendidikan. Hal tersebut terbukti dari ruang
lingkupnya yang luas.
Jika ditinjau
lebih mendalam lagi,
maka nampak bahwa
yang dibicarakan dalam
IPS itu tak
lain adalah hubungan antara
manusia (human relationships)
dan ini mencakup
hubungan individu dengan
kelompok, kelompok dengan
kelompok, serta kelompok dengan alam. Yang disebutkan Masnur, dkk, Dasar – dasar Interaksi Belajar
Mengajar Bahasa Indonesia (Malang : Jemmars, 1987), hlm.2 terakhir
ini nampak sekali
dalam pengajaran geografi.
Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang membicarakan bumi
sebagai ruang huni manusia, dan manusia
sebagai penghuni bumi. Adapun dengan sebutan kelompok diartikan kelompok menurut makna sosial, ekonomis,
politis maupun budaya.
Mengajar adalah
proses interaksi siswa
dengan siswa dengan konsultasi guru, dalam proses ini siswa
memperoleh pengalaman dari
temanteman sendiri. Kemudian
pengalaman tersebut dikonsultasikan kepada
guru.
Atau suatu masalah dihadapkan
kepada guru, atau sebaliknya
suatu masalah yang memecahkannya. Maka
hal ini akan
terjadi interaksi belajar
mengajar apalagi Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata
pelajaran yang ruang lingkupnya
yang luas dan sosial.
Ilmu-ilmu pengetahuan
sosial adalah penuh
dengan problema- problema
yang saling berlawanan,
sehingga karenanya tidak seharusnya diabaikan
oleh guru dan
harus mendapat perhatian
pelajar tanpa emosional dan bebas dari prasangka. Bila guru tidak
memiliki kontrol pribadi yang kuat dan kesanggupan berpikir yang jelas dan tepat
dalambatas-batas lingkup latar belakang informasi,
pikiran pelajar agaknya
akan menjadi bimbang.
Generalisasi-generalisasi mungkin
dibuat oleh mereka tanpa dasar-dasar fakta yang memadai.
Teknik-teknik Mengajar.
Apa pun yang
dipelajari dalam era pengetahuan sosial
, peristiwa belajar
dan mengajar harus dengan
pusat perhatian pada saling
hubungan antar manusia. Pelajaran sejarah adalah lebih dari satu
daftar panjang orang-orang
atau kejadian-kejadian yang
dihafal dalam susunan
kronologis. Sejarah mengetengahkan cerita
kehidupan, berpikir, peperangan,
jatuh dan suksesnya
orang-orang atau peristiwa
dari semua bangsa
dan semua suku-suku
bangsa. Dalam pelajaran
kewargaan negara, tekanan
tidak seharusnya diletakkan
pada penguasaan teknik-teknik informasi saja, tetapi adakan pada penggunaan
pengetahuan kewargaan negara itu dalam
kehidupan sehari-hari pelajar.
Partisipasi pelajar dalam
kegiatan- kegiatan kenegaraan
dan urusan-urusan kemasyarakatan adalah
sepatutnya bagi anak usia muda
itu dan harus mendapat tempat yang wajar dalam proses belajar dan mengajar yang menginginkan hasil
yang gemilang.
Telah diketahui
bahwa prestasi belajar
yang dicapai oleh tiap-tiap peserta
didik adalah tidak
sama. Hal ini
disebabkan karena prestasi belajar tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu seperti faktor yang berasal dari diri individu
yang sedang belajar
itu sendiri (faktor
intern) dan faktor
yang berasal dari luar diri
individu yang sedang belajar(faktor ekstern), oleh karena itu dalam kegiatan belajar mengajar peserta
didik, guru, metode pembelajaran, situasi,
kondisi, lingkungan, serta fasilitas belajar, interaksi guru dengan siswa perlu
mendapat perhatian karena
faktor-faktor tersebut sangat
besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan prestasi siswa.
Menurut hasil
penelitian terdahulu mengenai
“Pengaruh Interaksi Guru-Siswa
terhadap Kreativitas Siswa
Madrasah Aliyah Negeri
SronoBanyuwangi”.
Berdasarkan hasil
analisa data menunjukkan
untuk hasil hipotesis variabel
X terhadap
variabel Y dilakukan
uji t. Dari
perhitungan diperoleh bahwa
nilai t hitung (6.993), nilai
ini lebih besar
dari t tabel (1,634).
Hasil pengujian tersebut menunjukkan
Ha diterima. Hasil
ini menunjukkan bahwa interaksi
guru siswa berpengaruh secara signifikan
terhadap kreativitas siswa walaupun
tidak cukup besar.
Hasil penelitian
ini di dukung
oleh teori, yang
ada bahwa berkembangnya
kreativitas dipengaruhi oleh interaksi antara individu dengan lingkungan
tempat tinggalnya serta
pengalaman yang diperoleh
sepanjang hidupnya Interaksi
mempengaruhi kreativitas siswa
sebesar 43.8% atau berpengaruh
positif yang artinya jika interaksi ditingkat lebih baik lagi 1%, maka
kreativitas siswa akan
naik sebesar 43.8%,
sebaliknya jika interaksi diturunkan 1% maka kreativitas siswa akan
turun sebanyak 43.8%.
Berdasarkan
teori bahwa belajar
kreatif dapat dilakukan
dengan mengubah cara
berpikir dan berperasaan
serta mengerjakan sesuatu
melalui proses banyak
bertanya (inquiry) dan
penjelajahan (eksplorasi). Hal
ini membuat orang
mencari hubungan-hubungan dan
implikasi-implikasi serta meningkatkan
daya imajinasi sampai
kepada penilaian sesuatu. Mulyono Gandadiputra
(1982). Proses seperti
ini dapat dilakukan
dengan cara melakukan
interaksi yang terus
menerus antara individu dengan
lingkungan.
Dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa
potensi kreatif tidak
akan dapat muncul
secara optimal tanpa
bantuan yang diberikan
oleh lingkungan yang memacu
anak sejak awal. Pendidikan serta sikap yangtepat dapat dipakai oleh Rhoudatul Jannah, Pengaruh Interaksi
Guru-Siswa terhadap Kreativitas Siswa Madrasah Aliyah Negeri Srono-Banyuwang (Skripsi,
Fakultas Tarbiyah Universitas
Islam Negeri Malang, 2007), hal.107-108 guru
untuk lebih mengenal;
perasaan siswa. Guru
dan orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan kreativitas
siswa(Munandar, 1977) Maka dari itu jika
interaksi ditingkatkan akan meningkatkan kreatifitas dan akan mengubah cara pola pikir siswa dalam
belajar dan akan berpengaruh besar
terhadap prestasi belajar pula.
Berdasarkan uraian
di atas tersebut,
peneliti ingin mengetahui bagaimana interaksi guru dengan siswa terhadap
prestasi belajar Siswa SMP Negeri 1
Kamal? Dan juga
bagaimana pengaruh faktor
interaksi belajar mengajar
terhadap prestasi belajar
siswa SMP Negeri 1
Kamal?, untuk itu peneliti
mengambil judul penelitian:” Pengaruh Faktor-faktor Interaksi Belajar Mengajar
dan Interaksi Guru
dengan Siswa Terhadap
Prestasi Siswa Pada Mata
Pelajaran IPS Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1Kamal-Bangkalan ”.
B. Rumusan Masalah 1.
Apakah faktor-faktor interaksi
belajar mengajar berpengaruh
positif signifikan di
dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa pada
mata pelajaran IPS di SMP Negeri
1 Kamal? 2. Apakah interaksi guru dengan siswa
berpengaruh positif signifikan dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas VIII padamata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Kamal? Roestiyah, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan
(Jakarta: Bina Aksara, 1989), hlm.30
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui besar pengaruh faktor-faktor interaksi belajar mengajar
terhadap
peningkatan prestasi belajar
siswa pada mata
pelajaran IPS di SMP
Negeri 1 Kamal 2. Untuk
mengetahui besar pengaruh
Interaksi guru dengan
siswa terhadap peningkatan
prestasi belajar siswa
kelas VIII pada
mata pelajaran IPS di
SMP Negeri 1 Kamal
D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1.
Manfaat bagi Instansi a. Bagi UIN Memberikan
sumbangan pemikiran dalam
rangka melengkapi dan mengembangkan
hasil penelitian yang sudah ada b. Bagi Sekolah 1)
Dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.
2) Sebagai informasi atau bahan pertimbangan
lembaga membuat dan menetapkan kebijakan
dalam kegiatan proses belajar.
2. Manfaat bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan Sebagai
sumbangan pemikiran dan
diharapkan mampu memberikan ruangan dan wahana baru bagi pengembangan ilmu
dan konsep pendidikan di masa yang akan
datang.
3. Manfaat bagi Peneliti Sebagai
penambah hazanah keilmuan,
pengalaman, latihan dan pengembangan teori
yang diterapkan yang
didapat selama dibangku perkuliahan.
E. Hipotesis Untuk
mengetahui gambaran jawaban
yang bersifat sementara
dari penelitian yang
diperlukan suatu hipotesis.
Hipotesis menurut Marzuki adalah,
menurut asal usulnya
hipotesa berarti sesuatu
kesimpulan atau pendapat
yang masih kurang
(hypo: kurang dari,
thesis: pendapat) jadi kesimpulan
itu belum final (protoconculition) karena masih terus dibuktikan setelah
terbukti kebenarannya, hipotesa
berubah menjadi teas.
Hipotesa adalah dugaan
yang mungkin benar,
atau mungkin juga salah
, sedangkan menurut Suharsini Arikunto: “hipotesis dapat
diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan
penelitian. Sampai terbukti melalui
data yang terkumpul”
.rumusan hipotesis yang
ditetapkan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1.
Hipotesis kerja (Ha), yaitu : a) Terdapat
pengaruh yang signifikan
antara variabel interaksi
guru dengan siswa
terhadap peningkatan prestasi
belajar siswa pada pelajaran
IPS Marzuki, Metodologi Riset
(Yogyakarta: penerbit Fak.Ek.VII, 1981), hlm.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek (Yogyakarta:
PT.Rineka Cipta, 2002), hlm.64 b)
Terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel
faktor-faktor interaksi belajar
mengajar terhadap prestasi
belajar siswa pada pelajaran
IPS.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi