Minggu, 08 Juni 2014

Skripsi IPS: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA JURUSAN IPS MA ALHIDAYAH WAJAK MALANG


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah  Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil atau tidak berhasilnya pencapaian tujuan pendidikan, banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik.
Belajar bagi peserta didik merupakan sesuatu yang sangat penting, karena dengan belajar kemajuan sesuatu dapat tercapai dan dapat meningkatkan kedewasaan berfikir, serta mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan.
Belajar menunjuk pada suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Belajar akan berhasil secara optimal dilakukan dengan penuh kemandirian.
Kemandirian merupakan bentuk sikap terhadap objek di mana individu memiliki independensi yang tidak terpengaruh terhadap orang lain.

 Maksudnya orang yang berperilaku mandiri mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh dirinya sendiri tanpa harus mengharapkan bantuan orang lain. Kemandirian belajar adalah suatu bentuk belajar yang terpusat pada kreasi peserta didik dari kesempatan dan pengalaman penting bagi Peserta didik sehingga ia mampu percaya diri, memotivasi diri dan sanggup belajar setiap waktu. Dengan  Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), Cet.1, hlm. 124.
kemandirian belajar tersebut peserta didik akan dapat mengembangkan nilai, sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Kemandirian dipengaruhi oleh dua faktor, yakni (faktor internal), faktor yang berasal dari dalam dan (faktor eksternal), faktor yang berasal dari luar individu.
Faktor yang berasal dari dalam diri antara lain faktor kematangan usia, kekuatan iman, taqwa dan intelegensia (kecerdasan).
 Kecerdasan merupakan faktor endogin yang sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar anak. Jika kecerdasan anak rendah, maka akan sulit mencapai hasil belajar yang baik, sehingga perlu bantuan dari pendidik untuk membantu agar dapat tercapai hasil belajar yang diinginkan secara optimal.
 Pada hakikatnya manusia menginginkan keberhasilan dan kelayakan hidup.
Untuk menjadi orang yang berhasil diperlukan suatu kecerdasan tertentu di antaranya kecerdasan akal (intellegence Question). Akan tetapi dengan kecerdasan akal (IQ) saja tidak dapat menjamin keberhasilan hidup seseorang. Tidaklah benar asumsi masyarakat selama ini bahwa orang yang mempunyai IQ tinggi dikatakan cerdas dan orang yang mempunyai IQ rendah tentu bodoh. Para psikolog sepakat bahwa IQ hanya menyumbangkan kira-kira dua puluh persen sebagai faktor dalam menetukan keberhasilan, delapan puluh persen berasal dari faktor lain.
 Daniel Goleman, salah seorang Profesor dari Universitas Harvard, dalam bukunya yang berjudul Emotional Intelligence, menjelaskan bahwa ada faktor lain  Muhtholi¶ah, Konsep Diri Penunjang Prestasi PAI, (Semarang: Gunung Jati, 2002), cet. I, hlm.
  Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), Cet. 1, hlm.
 Aparna Chattopadhyay, Whats You Emotional IQ Over 600 Psychological Quizzer Asses Your Weakness And Strenghts In Your Emotional And Feeling And Groom Tuller Personality, Terj.
Hta. Darwin Rasyid, ³Tes Emosi Anda´. (Tangerang: Gaya Media Pratama, 2004), hlm.
selain faktor IQ yang ikut menentukan tingkat kesuksesan seseorang yaitu faktor kecerdasan emosional [Emotional Intelligence].
Kecerdasan emosi menunjuk pada suatu kemampuan untuk mengatur dan mengelola dorongan-dorongan emosi yang terdapat dalam diri individu. Emosi dapat dikelompokkan pada kesedihan, amarah, takut, gembira, kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel dan malu. Agar dorongan-dorongan tersebut dapat disalurkan secara benar dan tepat baik pada diri sendiri maupun bagi sosialnya, ada lima dimensi yang dapat mencerminkan tingkat kecerdasan emosi yang dapat dimiliki oleh seseorang. Secara garis besar dimensi-dimensi kecerdasan emosional tersebut adalah, pertama: kemampuan mengenali emosi diri, kedua: kemampuan mengelola emosi diri, ketiga: kemampuan memotivasi diri ketika menghadapi kegagalan atau rintangan dalam mencapai keinginan, keempat: kemampuan mengenali emosi orang lain, dan kelima: kemampuan membina hubungan dengan sosialnya.
 Dari uraian di atas, dapat kita ketahui bahwa tingkat kecerdasan emosional seseorang diduga dapat berpengaruh terhadap kemandirian belajar peserta didik.
Dari ini maka peneliti memilih SMP Plus Darussalam Lawang Malang sebagai objek dalam penelitian ini, karena menurut pengamatan peneliti bahwa di SMP Plus Darussalam Lawang Malang dalam mengarahkan siswa dan dalam proses belajar mengajar sudah baik dan juga di dukung dengan adanya fasilitas yang cukup memadai serta tenaga pendidik yang bekualitas maka peneliti ingin mengetahui lebih jauh tentang tingkat kecerdasan emosional dan kemandirian  Daniel Goleman, Emotional Intellegence, terj. T. Hermaya,  ³Kecerdasan Emosional´(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2007), hlm. 58- belajar siswa. Adapun letak lokasi SMP Plus Darussalam Lawang Malang mudah dijangkau dan dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga peneliti lebih intensif dalam melakukan penelitian. Lebih dari itu tempat peneliti dekat dengan SMP Plus Darussalam Lawang Malang. Hal inilah yang menjadi pertimbangan dalam memilih objek penelitian. Di samping itu tanpa maksud subjectivity terhadap SMP Plus Darussalam Lawang Malang sebagai lokasi penelitian juga peneliti menganggap bahwa civitas SMP Plus Darussalam Lawang Malang khususnya dalam hal intelegensi dan emosionalnya cukup memadai, sehingga mengakibatkan peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut dalam rangka pemahaman yang komprehensif.
Dari latar belakang pemikiran di atas, maka Peneliti bermaksud mengangkat permasalahan tersebut menjadi penelitian skripsi dengan judul “Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kemandirian Belajar Siswa SMP Plus Darussalam Lawang Malang”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut di atas, maka peneliti memformulasikan beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut: 1. Seberapa besar tingkat kecerdasan emosional siswa SMP Plus Darussalam Lawang Malang? 2. Seberapa besar tingkat kemandirian belajar siswa SMP Plus Darussalam Lawang Malang? 3. Adakah pengaruh signifikan kecerdasan emosional peserta didik terhadap sikap kemandirian belajar siswa SMP Plus Darussalam Lawang Malang?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk menjelasakan tingkat kecerdasan emosional siswa SMP Plus Darussalam Lawang Malang 2. Untuk menjelaskan tingkat kemandirian belajar siswa SMP Plus Darussalam Lawang Malang 3. Untuk menjelaskan besarnya signifikan kecerdasan emosional terhadap kemandirian belajar siswa SMP Plus Darussalam Lawang Malang
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin salah, yang akan diterima kalau fakta-fakta membenarkannya dan akan ditolak kalau salah atau palsu.
 Menurut Kartini-Kartono, hipotesis merupakan jawaban dan suatu penelitian, yang harus di uji kebenarannya dengan jalan riset.
 Dalam penelitian ini, hipotesis yang diajukan adalah ³ada pengaruh yang positif (signifikan), yakni pengaruh kecerdasan emosional terhadap kemandirian belajar siswa SMP Plus Darussalam Lawang Malang´. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi kecerdasan emosional peserta didik, maka semakin tinggi pula kemandirian belajar peserta didik. Begitu sebaliknya, semakin rendah kecerdasan emosional peserta didik, maka semakin rendah pula kemandirian belajar peserta didik siswa SMP Plus Darussalam Lawang Malang.
 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I (Yogyakarta: Andi Offset, 2001), hlm   Kartini ±Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung: Mandar Maju, 1990), hlm.
E. Manfaat Penelitian Adapun nilai guna dan manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Secara Teoritis Secara teoritis, kemandirian belajar seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah kecerdasan, termasuk di dalamnya kecerdasan emosional. Sehingga dengan kecerdasan emosional yang baik dapat berpengaruh terhadap kemandirian belajar peserta didik sehingga prestasi belajar dapat dicapai dengan maksimal sesuai dengan perkembangannya.
e  pelita tersebut masih berada dibawah pertumbuhan yang terjadi pada sektor  industri.
 Berdasarkan dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk  melakukan penelitian yang berjudul “ Peranan Industri Rumah Tangga dalam  Peningkatkan Pendapatan Masyarakat di Desa Roworena Kecamatan Ende  Selatan Kabupaten Ende)”.
 Kuncoro Mudrajad, Ekonomi Pembangunan Teori masalah dan kebijakan (Yogyakarta: UPP  AMP YKPN, 2003), hal. 10.
 2.  Rumusan Masalah  Dari latar belakang diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam  penelitian ini adalah:  •  Bagaimana peranan industri tenun dalam peningkatkan pendapatan  masyarakat di desa Roworena?  •  Faktor-faktor apa saja yang mendorong masyarakat di desa Roworena  untuk membentuk kelompok industri?  •  Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan oleh pengerajin tenun dalam  peningkatan pendapatan?
 3.  Tujuan Penelitian  Penelitian kualitatif berusaha melihatkenyataan dari sudut pandang pelaku  (emic), maka penelitian ini bertujuan untuk mencari jawaban atas permasalahan  penelitian yang telah dirumuskan disamping untuk mendeskripsikan, menganalisis  dan menginterprestasikan fokus penelitian. Sehingga tujuan penelitian ini sebagai  berikut :  •  Untuk mengetahui peranan industri tenun dalam peningkatkan  pendapatan masyarakat desa Roworena  •  Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mendorong masyarakat di desa  Roworena untuk membentuk kelompok industri  •  Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh pengerajin tenun  dalam peningkatan pendapatan   
4.  Kegunaan penelitian  Penelitian tentu mengharapkan hasil dan tujuan yang telah ditetapkan,  sehingga dapat memberikan sumbangan  setelah dilakukan  penelitian secara  sempurna di lapangan, baik untuk perkembangan ilmu pengetahuan maupun  kebutuhan praktis baik pemerintah maupun upaya untuk menangani  pemberdayaan masyarakat, termasuk kebijakan terhadap usaha kecil. Adapun  kegunaan tersebut adalah:  1.  Sebagai bahan informasi bagi masyarakat pedesaan khususnya petani,  bahwa usaha industri rumah tangga merupakan salah satu lapangan usaha  yang tidak hanya mampu mengurangi tingkat pengangguran di pedesaan,  tetapi juga dapat memberikan pendapatan yang layak bagi rumah tangga  petani di daerah pedesaan.
2.  Sebagai masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan baik dalam  menentukan kebijaksaan maupun pembinaan ketenagakerjaan khususnya.
3.  Manfaat bagi peneliti, bahwa penelitian ini akanmemberikan tambahan  ilmu pengetahuan tentang usaha kecil di Indonesia umumnya di  Desa/Kelurahan Roworena, Kec. Ende Selatan, Kab. Ende.
4.  Bagi pengerajin, bahwa dengan penelitian ini mampu diketahui  kelemahan-kelemahan yang nantinya digunakan dalam menganalisis solusi  penyelesaian, sehingga bisa bertahan dan berkembang.
5.  Bagi Universitas, bahwa penelitian ini adalah salah satu wujud kepedulian  terhadap ekonomi kerakyatan sebagai aplikasi Tri Dharma perguruan  tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat.
 5.  Ruang Lingkup  Adapun penelitian ini menfokuskan pada peranan home-industrytenun  dalam peningkatkan pendapatan masyarakatdi Desa/Kelurahan Roworena, Kec.
Ende Selatan, Kab. Ende. Ruang lingkup atau pembatasan penelitian sangat  penting, karena dengan ditetapkan, maka penelitian bisa dilakukan secara  mendalam dan tidak melebar. Secara rinci ruang lingkup dan batasan penelitian  ini adalah sebagai berikut:  1.  Gambaran umum home-industrytenun di Desa/Kelurahan Roworena,  Kec. Ende Selatan, Kab. Ende.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi