BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan proses pendidikan di
sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti
bahwa berhasil atau tidak berhasilnya pencapaian tujuan pendidikan, banyak
bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik.
Belajar bagi peserta didik
merupakan sesuatu yang sangat penting, karena dengan belajar kemajuan sesuatu
dapat tercapai dan dapat meningkatkan kedewasaan berfikir, serta mampu
menghadapi berbagai tantangan kehidupan.
Belajar menunjuk pada suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
Belajar akan berhasil secara
optimal dilakukan dengan penuh kemandirian.
Kemandirian merupakan bentuk
sikap terhadap objek di mana individu memiliki independensi yang tidak
terpengaruh terhadap orang lain.
Maksudnya orang yang berperilaku mandiri mampu
memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh dirinya sendiri tanpa harus
mengharapkan bantuan orang lain. Kemandirian belajar adalah suatu bentuk
belajar yang terpusat pada kreasi peserta didik dari kesempatan dan pengalaman
penting bagi Peserta didik sehingga ia mampu percaya diri, memotivasi diri dan
sanggup belajar setiap waktu. Dengan Chabib
Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996),
Cet.1, hlm. 124.
kemandirian belajar tersebut
peserta didik akan dapat mengembangkan nilai, sikap, pengetahuan dan
keterampilan.
Kemandirian dipengaruhi oleh dua
faktor, yakni (faktor internal), faktor yang berasal dari dalam dan (faktor
eksternal), faktor yang berasal dari luar individu.
Faktor yang berasal dari dalam
diri antara lain faktor kematangan usia, kekuatan iman, taqwa dan intelegensia
(kecerdasan).
Kecerdasan merupakan faktor endogin yang
sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar anak. Jika kecerdasan anak
rendah, maka akan sulit mencapai hasil belajar yang baik, sehingga perlu
bantuan dari pendidik untuk membantu agar dapat tercapai hasil belajar yang
diinginkan secara optimal.
Pada hakikatnya manusia menginginkan
keberhasilan dan kelayakan hidup.
Untuk menjadi orang yang berhasil
diperlukan suatu kecerdasan tertentu di antaranya kecerdasan akal (intellegence
Question). Akan tetapi dengan kecerdasan akal (IQ) saja tidak dapat menjamin
keberhasilan hidup seseorang. Tidaklah benar asumsi masyarakat selama ini bahwa
orang yang mempunyai IQ tinggi dikatakan cerdas dan orang yang mempunyai IQ
rendah tentu bodoh. Para psikolog sepakat bahwa IQ hanya menyumbangkan
kira-kira dua puluh persen sebagai faktor dalam menetukan keberhasilan, delapan
puluh persen berasal dari faktor lain.
Daniel Goleman, salah seorang Profesor dari
Universitas Harvard, dalam bukunya yang berjudul Emotional Intelligence,
menjelaskan bahwa ada faktor lain Muhtholi¶ah,
Konsep Diri Penunjang Prestasi PAI, (Semarang: Gunung Jati, 2002), cet. I, hlm.
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), Cet. 1, hlm.
Aparna Chattopadhyay, Whats You Emotional IQ
Over 600 Psychological Quizzer Asses Your Weakness And Strenghts In Your
Emotional And Feeling And Groom Tuller Personality, Terj.
Hta. Darwin Rasyid, ³Tes Emosi
Anda´. (Tangerang: Gaya Media Pratama, 2004), hlm.
selain faktor IQ yang ikut
menentukan tingkat kesuksesan seseorang yaitu faktor kecerdasan emosional
[Emotional Intelligence].
Kecerdasan emosi menunjuk pada
suatu kemampuan untuk mengatur dan mengelola dorongan-dorongan emosi yang
terdapat dalam diri individu. Emosi dapat dikelompokkan pada kesedihan, amarah,
takut, gembira, kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel dan malu. Agar dorongan-dorongan
tersebut dapat disalurkan secara benar dan tepat baik pada diri sendiri maupun
bagi sosialnya, ada lima dimensi yang dapat mencerminkan tingkat kecerdasan
emosi yang dapat dimiliki oleh seseorang. Secara garis besar dimensi-dimensi
kecerdasan emosional tersebut adalah, pertama: kemampuan mengenali emosi diri,
kedua: kemampuan mengelola emosi diri, ketiga: kemampuan memotivasi diri ketika
menghadapi kegagalan atau rintangan dalam mencapai keinginan, keempat:
kemampuan mengenali emosi orang lain, dan kelima: kemampuan membina hubungan
dengan sosialnya.
Dari uraian di atas, dapat kita ketahui bahwa
tingkat kecerdasan emosional seseorang diduga dapat berpengaruh terhadap
kemandirian belajar peserta didik.
Dari ini maka peneliti memilih
SMP Plus Darussalam Lawang Malang sebagai objek dalam penelitian ini, karena
menurut pengamatan peneliti bahwa di SMP Plus Darussalam Lawang Malang dalam
mengarahkan siswa dan dalam proses belajar mengajar sudah baik dan juga di
dukung dengan adanya fasilitas yang cukup memadai serta tenaga pendidik yang
bekualitas maka peneliti ingin mengetahui lebih jauh tentang tingkat kecerdasan
emosional dan kemandirian Daniel
Goleman, Emotional Intellegence, terj. T. Hermaya, ³Kecerdasan Emosional´(Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2007), hlm. 58- belajar siswa. Adapun letak lokasi SMP Plus
Darussalam Lawang Malang mudah dijangkau dan dekat dengan tempat tinggal
peneliti sehingga peneliti lebih intensif dalam melakukan penelitian. Lebih
dari itu tempat peneliti dekat dengan SMP Plus Darussalam Lawang Malang. Hal
inilah yang menjadi pertimbangan dalam memilih objek penelitian. Di samping itu
tanpa maksud subjectivity terhadap SMP Plus Darussalam Lawang Malang sebagai
lokasi penelitian juga peneliti menganggap bahwa civitas SMP Plus Darussalam
Lawang Malang khususnya dalam hal intelegensi dan emosionalnya cukup memadai,
sehingga mengakibatkan peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut dalam
rangka pemahaman yang komprehensif.
Dari latar belakang pemikiran di
atas, maka Peneliti bermaksud mengangkat permasalahan tersebut menjadi
penelitian skripsi dengan judul “Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap
Kemandirian Belajar Siswa SMP Plus Darussalam Lawang Malang”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan
latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut di
atas, maka peneliti memformulasikan beberapa permasalahan yaitu sebagai
berikut: 1. Seberapa besar tingkat kecerdasan emosional siswa SMP Plus
Darussalam Lawang Malang? 2. Seberapa besar tingkat kemandirian belajar siswa
SMP Plus Darussalam Lawang Malang? 3. Adakah pengaruh signifikan kecerdasan
emosional peserta didik terhadap sikap kemandirian belajar siswa SMP Plus
Darussalam Lawang Malang?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk
menjelasakan tingkat kecerdasan emosional siswa SMP Plus Darussalam Lawang
Malang 2. Untuk menjelaskan tingkat kemandirian belajar siswa SMP Plus
Darussalam Lawang Malang 3. Untuk menjelaskan besarnya signifikan kecerdasan
emosional terhadap kemandirian belajar siswa SMP Plus Darussalam Lawang Malang
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis
adalah dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin salah, yang akan
diterima kalau fakta-fakta membenarkannya dan akan ditolak kalau salah atau
palsu.
Menurut Kartini-Kartono, hipotesis merupakan
jawaban dan suatu penelitian, yang harus di uji kebenarannya dengan jalan riset.
Dalam penelitian ini, hipotesis yang diajukan
adalah ³ada pengaruh yang positif (signifikan), yakni pengaruh kecerdasan
emosional terhadap kemandirian belajar siswa SMP Plus Darussalam Lawang
Malang´. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi kecerdasan emosional
peserta didik, maka semakin tinggi pula kemandirian belajar peserta didik.
Begitu sebaliknya, semakin rendah kecerdasan emosional peserta didik, maka
semakin rendah pula kemandirian belajar peserta didik siswa SMP Plus Darussalam
Lawang Malang.
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I
(Yogyakarta: Andi Offset, 2001), hlm Kartini
±Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung: Mandar Maju, 1990), hlm.
E. Manfaat Penelitian Adapun
nilai guna dan manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1)
Secara Teoritis Secara teoritis, kemandirian belajar seseorang dipengaruhi oleh
beberapa faktor salah satunya adalah kecerdasan, termasuk di dalamnya
kecerdasan emosional. Sehingga dengan kecerdasan emosional yang baik dapat
berpengaruh terhadap kemandirian belajar peserta didik sehingga prestasi
belajar dapat dicapai dengan maksimal sesuai dengan perkembangannya.
e
Berdasarkan dari latar belakang diatas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul “ Peranan Industri Rumah Tangga dalam Peningkatkan Pendapatan Masyarakat di Desa
Roworena Kecamatan Ende Selatan Kabupaten
Ende)”.
Kuncoro Mudrajad, Ekonomi Pembangunan Teori
masalah dan kebijakan (Yogyakarta: UPP AMP
YKPN, 2003), hal. 10.
2.
Rumusan Masalah Dari latar
belakang diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: •
Bagaimana peranan industri tenun dalam peningkatkan pendapatan masyarakat di desa Roworena? •
Faktor-faktor apa saja yang mendorong masyarakat di desa Roworena untuk membentuk kelompok industri? •
Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan oleh pengerajin tenun dalam peningkatan pendapatan?
3.
Tujuan Penelitian Penelitian
kualitatif berusaha melihatkenyataan dari sudut pandang pelaku (emic), maka penelitian ini bertujuan untuk
mencari jawaban atas permasalahan penelitian
yang telah dirumuskan disamping untuk mendeskripsikan, menganalisis dan menginterprestasikan fokus penelitian.
Sehingga tujuan penelitian ini sebagai berikut
: •
Untuk mengetahui peranan industri tenun dalam peningkatkan pendapatan masyarakat desa Roworena • Untuk
mengetahui Faktor-faktor yang mendorong masyarakat di desa Roworena untuk membentuk kelompok industri • Untuk
mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh pengerajin tenun dalam peningkatan pendapatan
4. Kegunaan penelitian Penelitian tentu mengharapkan hasil dan tujuan
yang telah ditetapkan, sehingga dapat
memberikan sumbangan setelah
dilakukan penelitian secara sempurna di lapangan, baik untuk perkembangan
ilmu pengetahuan maupun kebutuhan
praktis baik pemerintah maupun upaya untuk menangani pemberdayaan masyarakat, termasuk kebijakan
terhadap usaha kecil. Adapun kegunaan
tersebut adalah: 1. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat
pedesaan khususnya petani, bahwa usaha
industri rumah tangga merupakan salah satu lapangan usaha yang tidak hanya mampu mengurangi tingkat
pengangguran di pedesaan, tetapi juga
dapat memberikan pendapatan yang layak bagi rumah tangga petani di daerah pedesaan.
2. Sebagai masukan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan baik dalam menentukan
kebijaksaan maupun pembinaan ketenagakerjaan khususnya.
3. Manfaat bagi peneliti, bahwa penelitian ini
akanmemberikan tambahan ilmu pengetahuan
tentang usaha kecil di Indonesia umumnya di Desa/Kelurahan Roworena, Kec. Ende Selatan,
Kab. Ende.
4. Bagi pengerajin, bahwa dengan penelitian ini
mampu diketahui kelemahan-kelemahan yang
nantinya digunakan dalam menganalisis solusi penyelesaian, sehingga bisa bertahan dan
berkembang.
5. Bagi Universitas, bahwa penelitian ini adalah
salah satu wujud kepedulian terhadap
ekonomi kerakyatan sebagai aplikasi Tri Dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat.
5.
Ruang Lingkup Adapun penelitian
ini menfokuskan pada peranan home-industrytenun dalam peningkatkan pendapatan masyarakatdi
Desa/Kelurahan Roworena, Kec.
Ende Selatan, Kab. Ende. Ruang
lingkup atau pembatasan penelitian sangat penting, karena dengan ditetapkan, maka
penelitian bisa dilakukan secara mendalam
dan tidak melebar. Secara rinci ruang lingkup dan batasan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Gambaran umum home-industrytenun di Desa/Kelurahan Roworena, Kec. Ende Selatan, Kab. Ende.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi