BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Penduduk Indonesia yang sebagian besar tinggal
di daerah pedesaan umumnya bekerja di
sektor pertanian. Pada hal kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto dan penyerapan
tenaga kerja semakin menurun; kontribusi
sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto pada tahun 1992 mencapai 34% akan tetapi pada tahun 1993 turun
menjadi 19%, akan tetapi sektor pertanian
masih dibebani lebih dari 0 tenaga kerja. Sebaliknya pada sektor industri hanya menampung 20 tenaga kerja, padahal
sumbangan terhadap Produk Domestik Bruto
meningkat dari 9,2% menjadi 21%.
Sektor pertanian hingga kini masih menjadi
sumber mata pencaharian utama sebagian
besar penduduk. Sampaidengan tahun 1990 sektor pertanian masih merupakan penyumbang utama
dalammembentuk Produk Domestik Bruto.
Namun sesudah itu posisi tersebut
diambil alih oleh sektor industri. Hal ini sesungguhnya memprihatinkan, bukan karena
sektor pertanian tidak berkembang, melainkan
mengingat masih demikian besarnya proporsi tenaga kerja yang bekerja disektor tersebut. Tambahan pula
kualitas sehingga produktivitasnya rendah.
Pada gilirannya pendapatan mereka juga rendah.
Lahan pertanian merupakan faktorproduksi utama
dalammenyerapkan tenaga kerja dan
sumberpendapatan petani tersebut, ternyata kondisinya terus Boediono, Teori
PertumbuhanEkonomi(Yogyakarta: BPFE, 1993),hal. 21.
Dumairy, perekonomianIndonesia, (Yograkarta:
Erlangga, 1997), hal. 206-207.
1 menurun dengan cepat (terutama di pulauJawa).
Pada tahun 2001 bahwa luas lahan yang
dikuasai rumah tangga petanipengguna lahan berkurang dari 18,35 juta hektar sedangkan pada tahun 2002 menjadi
17,5 juta hektar. Pada tanun 2001 luas
lahan yang dikuasai rumah tangga petani berkurang 0,48 juta hektar dari 5,72 hektar menjadi 5,24 juta hektar.
Berdasarkan uraian mengenai pentingnya lahan
pertanian bagi penyerapan tenaga kerja
dan pendapatan petani serta kondisi menurunnya lahan pertanian seperti yang telah dipaparkan
dimuka, maka dengan demikian sempitnya
penguasa lahan pertanian olehrumah tangga petaniberarti semakin terbatasnya kesempatan kerja dan pendapatan
rumah tangga petani di pedesaan.
Dan makin meningkatnya jumlah
rumah tanggagurem (luas lahan kurang dari 0,5 hektar) berarti semakin bertambah pula jumlah
rumah tangga petani yang terbatas dalam
memperoleh kesempatan kerja dan pendapatannya. Atau dengan kata lain terjadi pengguna tenaga kerja tidak penuh
yaitu tenaga kerja yang bekerja kurang dari
potensi kerjanya atau yang disebut dengan pengangguran kentara (Visible Underemployment).
Pengertian miskin ditinjau dari
aspek ekonomi dicirikan sebagai, 1.
luas lahan garapan sempit, 2.
produktifitas tenaga kerja rendah, 3. modal relatif kecil atau tidak memiliki sama sekali, 4.
tingkat keterampilan rendah, dan 5.
pendapatan rumah tangga petani
rendah.
Menghadapi masalah kurangnya kesempatan kerja di daerah pedesaan pada
umumnya, upaya yang ditempuh oleh petani
antara lain, adalah meningkatkan desanya untuk mengadu nasib yaitu Mubyarto, Pengantar Ekonomi Petani(Jakarta:
LP3ES,2001), hal, 105 Arsyad, Lincolin,
Ekonomi Pembangunan(Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, 2004), hal. 236.
melakukan migrasi ke kota baik secara
bolak-balik, sirkuler maupun menetap.
Dimana migrasi ini bukannya tanpa
masalah baik bagi daerah asal, daerah tujuan maupun bagi migrant sendiri lebih-lebih yang
tidak memiliki keterampilan.
Langkah-langkah untuk
mengatasinya dimana salah satu cara adalah dengan pengembangan industri kecil atau rumah tangga
yang ada di pedesaan.
Peran industri rumah tangga akan
semakin penting apabila di sektor pertanian
terjadi pergeseran dan mekanisme di bidang usaha tani, keadaan ini akan memungkinkan sebagai alternatif yang
dapat diambil adalah memasuki industri
kecil atau industri rumah tangga. Pilihan tersebut sesuai dengan kenyataan yang ada bahwa industri kecil tidak
membutuhkan pendidikan dan keterampilan tinggi
serta modal yang dibutuhkan relatif kecil.
Pembangunan nasional adalah kegiatan yang
terencana, menyeluruh, terarah dan
terpaduh dalam upaya untuk mencapai masyarakat adil dan makmur serta mensejajarkan dengan bangsa-bangsa lain
di dunia. Pembangunan ekonomi di
Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ditunjukkan oleh kegiatan ekonomi mayarakat yang semakin dinamis. Kemajuan
diberbagai bidang dan kegiatan saling
berkaitan telah memberikan dampak terhadap peningkatan produksi, pendapatan, serta perluasan kerja.
Sampai saat ini, pembangunan pertanian di
Indonesia tampaknya mengikuti pola
pembangunan pertanian pada Negara-negara berkembang pada umumnya. Peran sektor pertanian dalam proses
transformasi struktur dapat diamati
dalam berbagai hal. Misalnya, sumbangannya terhadap pendapatan Ibid., hlm. 355 Sukirno Sadono, Ekonomi Pembangunan (Medan:
Borta Gorat, 1999), hal. 60.
nasional (GDP), terdapat nilai ekspor dalam
menyediakan kesempatan kerja dan pangan
bagi masyarakat.
Tabel 1.1 Rata-rata Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia Periode Pertanian
Industri Semua Sektor Pelita I
2,59 11,83 8,46 Pelita
II 4,92
23,74 7,22 Pelita III
6,84 9,72 6,10 Pelita
IV 3,61
13,02 5,22 Pelita V
2,16 7,37 7,23 Pertumbuhan
sektor pertanian sejak pelita I mengalami penurunan, dimana pertumbuhan terendah terjadi pada
pelita V yaitu 2,16% dan tertinggi pada
pelita pelita IIIyaitu 6,86%. Dari tabel 1.1 terlihat bahwa rata-rata laju pertumbuhan ekonomi dan sektor pertanian
tertinggi terjadi pada pelita III.
Namun, pertumbuhan yang terjadi
pada sektor pertanian selama lima periode pelita tersebut masih berada dibawah
pertumbuhan yang terjadi pada sektor industri.
Berdasarkan dari latar belakang diatas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul “ Peranan Industri Rumah Tangga dalam Peningkatkan Pendapatan Masyarakat di Desa
Roworena Kecamatan Ende Selatan Kabupaten
Ende)”.
Kuncoro Mudrajad, Ekonomi Pembangunan Teori
masalah dan kebijakan (Yogyakarta: UPP AMP
YKPN, 2003), hal. 10.
2.
Rumusan Masalah Dari latar
belakang diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: •
Bagaimana peranan industri tenun dalam peningkatkan pendapatan masyarakat di desa Roworena? •
Faktor-faktor apa saja yang mendorong masyarakat di desa Roworena untuk membentuk kelompok industri? •
Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan oleh pengerajin tenun dalam peningkatan pendapatan?
3.
Tujuan Penelitian Penelitian
kualitatif berusaha melihatkenyataan dari sudut pandang pelaku (emic), maka penelitian ini bertujuan untuk
mencari jawaban atas permasalahan penelitian
yang telah dirumuskan disamping untuk mendeskripsikan, menganalisis dan menginterprestasikan fokus penelitian.
Sehingga tujuan penelitian ini sebagai berikut
: •
Untuk mengetahui peranan industri tenun dalam peningkatkan pendapatan masyarakat desa Roworena • Untuk
mengetahui Faktor-faktor yang mendorong masyarakat di desa Roworena untuk membentuk kelompok industri • Untuk
mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh pengerajin tenun dalam peningkatan pendapatan
4. Kegunaan penelitian Penelitian tentu mengharapkan hasil dan tujuan
yang telah ditetapkan, sehingga dapat
memberikan sumbangan setelah
dilakukan penelitian secara sempurna di lapangan, baik untuk perkembangan
ilmu pengetahuan maupun kebutuhan
praktis baik pemerintah maupun upaya untuk menangani pemberdayaan masyarakat, termasuk kebijakan
terhadap usaha kecil. Adapun kegunaan
tersebut adalah: 1. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat
pedesaan khususnya petani, bahwa usaha
industri rumah tangga merupakan salah satu lapangan usaha yang tidak hanya mampu mengurangi tingkat
pengangguran di pedesaan, tetapi juga
dapat memberikan pendapatan yang layak bagi rumah tangga petani di daerah pedesaan.
2. Sebagai masukan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan baik dalam menentukan
kebijaksaan maupun pembinaan ketenagakerjaan khususnya.
3. Manfaat bagi peneliti, bahwa penelitian ini
akanmemberikan tambahan ilmu pengetahuan
tentang usaha kecil di Indonesia umumnya di Desa/Kelurahan Roworena, Kec. Ende Selatan,
Kab. Ende.
4. Bagi pengerajin, bahwa dengan penelitian ini
mampu diketahui kelemahan-kelemahan yang
nantinya digunakan dalam menganalisis solusi penyelesaian, sehingga bisa bertahan dan
berkembang.
5. Bagi Universitas, bahwa penelitian ini adalah
salah satu wujud kepedulian terhadap
ekonomi kerakyatan sebagai aplikasi Tri Dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat.
5.
Ruang Lingkup Adapun penelitian
ini menfokuskan pada peranan home-industrytenun dalam peningkatkan pendapatan masyarakatdi
Desa/Kelurahan Roworena, Kec.
Ende Selatan, Kab. Ende. Ruang
lingkup atau pembatasan penelitian sangat penting, karena dengan ditetapkan, maka
penelitian bisa dilakukan secara mendalam
dan tidak melebar. Secara rinci ruang lingkup dan batasan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Gambaran umum home-industrytenun di Desa/Kelurahan Roworena, Kec. Ende Selatan, Kab. Ende.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi