Minggu, 08 Juni 2014

Skripsi IPS: PERANAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT DI DESA ROWORENA KECAMATAN ENDE SELATAN KABUPATEN ENDE


BAB I  PENDAHULUAN  
1.  Latar Belakang  Penduduk Indonesia yang sebagian besar tinggal di daerah pedesaan  umumnya bekerja di sektor pertanian. Pada hal kontribusi sektor pertanian  terhadap Produk Domestik Bruto dan penyerapan tenaga kerja semakin menurun;  kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto pada tahun 1992  mencapai 34% akan tetapi pada tahun 1993 turun menjadi 19%, akan tetapi sektor  pertanian masih dibebani lebih dari 0 tenaga kerja. Sebaliknya pada sektor industri  hanya menampung 20 tenaga kerja, padahal sumbangan terhadap Produk  Domestik Bruto meningkat dari 9,2% menjadi 21%.
 Sektor pertanian hingga kini masih menjadi sumber mata pencaharian  utama sebagian besar penduduk. Sampaidengan tahun 1990 sektor pertanian  masih merupakan penyumbang utama dalammembentuk Produk Domestik Bruto.
Namun sesudah itu posisi tersebut diambil alih oleh sektor industri. Hal ini  sesungguhnya memprihatinkan, bukan karena sektor pertanian tidak berkembang,  melainkan mengingat masih demikian besarnya proporsi tenaga kerja yang  bekerja disektor tersebut. Tambahan pula kualitas sehingga produktivitasnya  rendah. Pada gilirannya pendapatan mereka juga rendah.

 Lahan pertanian merupakan faktorproduksi utama dalammenyerapkan  tenaga kerja dan sumberpendapatan petani tersebut, ternyata kondisinya terus   Boediono, Teori PertumbuhanEkonomi(Yogyakarta: BPFE, 1993),hal. 21.
 Dumairy, perekonomianIndonesia, (Yograkarta: Erlangga, 1997), hal. 206-207.
1   menurun dengan cepat (terutama di pulauJawa). Pada tahun 2001 bahwa luas  lahan yang dikuasai rumah tangga petanipengguna lahan berkurang dari 18,35  juta hektar sedangkan pada tahun 2002 menjadi 17,5 juta hektar. Pada tanun 2001  luas lahan yang dikuasai rumah tangga petani berkurang 0,48 juta hektar dari 5,72  hektar menjadi 5,24 juta hektar.
 Berdasarkan uraian mengenai pentingnya lahan pertanian bagi  penyerapan tenaga kerja dan pendapatan petani serta kondisi menurunnya lahan  pertanian seperti yang telah dipaparkan dimuka, maka dengan demikian  sempitnya penguasa lahan pertanian olehrumah tangga petaniberarti semakin  terbatasnya kesempatan kerja dan pendapatan rumah tangga petani di pedesaan.
Dan makin meningkatnya jumlah rumah tanggagurem (luas lahan kurang dari 0,5  hektar) berarti semakin bertambah pula jumlah rumah tangga petani yang terbatas  dalam memperoleh kesempatan kerja dan pendapatannya. Atau dengan kata lain  terjadi pengguna tenaga kerja tidak penuh yaitu tenaga kerja yang bekerja kurang  dari potensi kerjanya atau yang disebut dengan pengangguran kentara (Visible  Underemployment).
Pengertian miskin ditinjau dari aspek ekonomi dicirikan sebagai, 1.
luas lahan garapan sempit, 2. produktifitas tenaga kerja rendah, 3. modal relatif  kecil atau tidak memiliki sama sekali, 4. tingkat keterampilan rendah, dan 5.
pendapatan rumah tangga petani rendah.
 Menghadapi masalah kurangnya  kesempatan kerja di daerah pedesaan pada umumnya, upaya yang ditempuh oleh  petani antara lain, adalah meningkatkan desanya untuk mengadu nasib yaitu   Mubyarto, Pengantar Ekonomi Petani(Jakarta: LP3ES,2001), hal, 105   Arsyad, Lincolin, Ekonomi Pembangunan(Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, 2004),  hal. 236.
 melakukan migrasi ke kota baik secara bolak-balik, sirkuler maupun menetap.
Dimana migrasi ini bukannya tanpa masalah baik bagi daerah asal, daerah tujuan  maupun bagi migrant sendiri lebih-lebih yang tidak memiliki keterampilan.
Langkah-langkah untuk mengatasinya dimana salah satu cara adalah dengan  pengembangan industri kecil atau rumah tangga yang ada di pedesaan.
Peran industri rumah tangga akan semakin penting apabila di sektor  pertanian terjadi pergeseran dan mekanisme di bidang usaha tani, keadaan ini  akan memungkinkan sebagai alternatif yang dapat diambil adalah memasuki  industri kecil atau industri rumah tangga. Pilihan tersebut sesuai dengan kenyataan  yang ada bahwa industri kecil tidak membutuhkan pendidikan dan keterampilan  tinggi serta modal yang dibutuhkan relatif kecil.
 Pembangunan nasional adalah kegiatan yang terencana, menyeluruh,  terarah dan terpaduh dalam upaya untuk mencapai masyarakat adil dan makmur  serta mensejajarkan dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Pembangunan ekonomi  di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ditunjukkan oleh kegiatan ekonomi  mayarakat yang semakin dinamis. Kemajuan diberbagai bidang dan kegiatan  saling berkaitan telah memberikan dampak terhadap peningkatan produksi,  pendapatan, serta perluasan kerja.
 Sampai saat ini, pembangunan pertanian di Indonesia tampaknya  mengikuti pola pembangunan pertanian pada Negara-negara berkembang pada  umumnya. Peran sektor pertanian dalam proses transformasi struktur dapat  diamati dalam berbagai hal. Misalnya, sumbangannya terhadap pendapatan   Ibid., hlm. 355   Sukirno Sadono, Ekonomi Pembangunan (Medan: Borta Gorat, 1999), hal. 60.
 nasional (GDP), terdapat nilai ekspor dalam menyediakan kesempatan kerja dan  pangan bagi masyarakat.
Tabel 1.1 Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi Indonesia  Periode  Pertanian  Industri  Semua Sektor  Pelita I  2,59  11,83  8,46  Pelita II  4,92  23,74  7,22  Pelita III  6,84  9,72  6,10  Pelita IV  3,61  13,02  5,22  Pelita V  2,16  7,37  7,23  Pertumbuhan sektor pertanian sejak pelita I mengalami penurunan,  dimana pertumbuhan terendah terjadi pada pelita V yaitu 2,16% dan tertinggi  pada pelita pelita IIIyaitu 6,86%. Dari tabel 1.1 terlihat bahwa rata-rata laju  pertumbuhan ekonomi dan sektor pertanian tertinggi terjadi pada pelita III.
Namun, pertumbuhan yang terjadi pada sektor pertanian selama lima periode  pelita tersebut masih berada dibawah pertumbuhan yang terjadi pada sektor  industri.
 Berdasarkan dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk  melakukan penelitian yang berjudul “ Peranan Industri Rumah Tangga dalam  Peningkatkan Pendapatan Masyarakat di Desa Roworena Kecamatan Ende  Selatan Kabupaten Ende)”.
 Kuncoro Mudrajad, Ekonomi Pembangunan Teori masalah dan kebijakan (Yogyakarta: UPP  AMP YKPN, 2003), hal. 10.
 2.  Rumusan Masalah  Dari latar belakang diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam  penelitian ini adalah:  •  Bagaimana peranan industri tenun dalam peningkatkan pendapatan  masyarakat di desa Roworena?  •  Faktor-faktor apa saja yang mendorong masyarakat di desa Roworena  untuk membentuk kelompok industri?  •  Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan oleh pengerajin tenun dalam  peningkatan pendapatan?
 3.  Tujuan Penelitian  Penelitian kualitatif berusaha melihatkenyataan dari sudut pandang pelaku  (emic), maka penelitian ini bertujuan untuk mencari jawaban atas permasalahan  penelitian yang telah dirumuskan disamping untuk mendeskripsikan, menganalisis  dan menginterprestasikan fokus penelitian. Sehingga tujuan penelitian ini sebagai  berikut :  •  Untuk mengetahui peranan industri tenun dalam peningkatkan  pendapatan masyarakat desa Roworena  •  Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mendorong masyarakat di desa  Roworena untuk membentuk kelompok industri  •  Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh pengerajin tenun  dalam peningkatan pendapatan   
4.  Kegunaan penelitian  Penelitian tentu mengharapkan hasil dan tujuan yang telah ditetapkan,  sehingga dapat memberikan sumbangan  setelah dilakukan  penelitian secara  sempurna di lapangan, baik untuk perkembangan ilmu pengetahuan maupun  kebutuhan praktis baik pemerintah maupun upaya untuk menangani  pemberdayaan masyarakat, termasuk kebijakan terhadap usaha kecil. Adapun  kegunaan tersebut adalah:  1.  Sebagai bahan informasi bagi masyarakat pedesaan khususnya petani,  bahwa usaha industri rumah tangga merupakan salah satu lapangan usaha  yang tidak hanya mampu mengurangi tingkat pengangguran di pedesaan,  tetapi juga dapat memberikan pendapatan yang layak bagi rumah tangga  petani di daerah pedesaan.
2.  Sebagai masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan baik dalam  menentukan kebijaksaan maupun pembinaan ketenagakerjaan khususnya.
3.  Manfaat bagi peneliti, bahwa penelitian ini akanmemberikan tambahan  ilmu pengetahuan tentang usaha kecil di Indonesia umumnya di  Desa/Kelurahan Roworena, Kec. Ende Selatan, Kab. Ende.
4.  Bagi pengerajin, bahwa dengan penelitian ini mampu diketahui  kelemahan-kelemahan yang nantinya digunakan dalam menganalisis solusi  penyelesaian, sehingga bisa bertahan dan berkembang.
5.  Bagi Universitas, bahwa penelitian ini adalah salah satu wujud kepedulian  terhadap ekonomi kerakyatan sebagai aplikasi Tri Dharma perguruan  tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat.
 5.  Ruang Lingkup  Adapun penelitian ini menfokuskan pada peranan home-industrytenun  dalam peningkatkan pendapatan masyarakatdi Desa/Kelurahan Roworena, Kec.
Ende Selatan, Kab. Ende. Ruang lingkup atau pembatasan penelitian sangat  penting, karena dengan ditetapkan, maka penelitian bisa dilakukan secara  mendalam dan tidak melebar. Secara rinci ruang lingkup dan batasan penelitian  ini adalah sebagai berikut:  1.  Gambaran umum home-industrytenun di Desa/Kelurahan Roworena,  Kec. Ende Selatan, Kab. Ende.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi