Minggu, 08 Juni 2014

Skripsi IPS: PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 MALANG


BAB I  PENDAHULUAN  
A.  Latar Belakang Masalah  Era  milenium  ketiga  yang  penuh  dengan  arus  informasi  yang  semakin  berkembang  pesat,  Era   ini   di   tunjang   oleh  teknologi   transportasi  dan  telekomunikasi yang serba canggih, sehingga hubungan antar manusia dalam  berbagai   tempat   dan   keadaan   dapat   berlangsung   dengan  sangat  cepat.
Kompetisi, kecepatan dan keunggulan menjadi doktrinyang sangat dominan pada  era ini. Pada era tersebut arus barang dan jasa  juga tenaga ahli akan melintasi  batas negara tanpa hambatan. Era tersebut kualitasSumber Daya Manusia (SDM)  memegang  peranan  penting  dan  menentukan  guna  memacu pertumbuhan  berbagai   bidang.   Untuk   itu   maka   penekanan   yang   sangat   kuat  terhadap  peningkatan  kualitas  SDM  menunjukkan  komitmen  bangsa  yang  sangat  besar  untuk   mengejar   keunggulan   dalam   era   persaingan  global.   Dalam   era  persaingan global, SDM yang berkualitas adalah mereka yang mampu menguasai  suatu   bidang   keahlian   dalam   ilmu   pengetahuan   dan   teknologi,   mampu  melaksanakan   pekerjaan   secara   profesional,   serta   mampu   menghasilkan  karya-karya unggul yang dapat bersaing di dunia.
Penguasaan  terhadap  berbagai  cabang  ketrampilan   dan   keahlian   yang  sesuai   dengan   perkembangan   ilmu   pengetahuan  dan  teknologi   mutlak  diperlukan dalam rangka menggerakkan berbagai  sektor industri dalam rangka  meningkatkan  nilai  tambah  dan  produktivitas  nasional  yang  berkelanjutan.

1   Disiplin, kreatif dan memiliki etos kerja sertaditopang dengan pendidikan yang  tinggi merupakan indikator sumber daya manusia berkualitas tinggi yang amat  menentukan.   Seseorang  dikatakan    mempunyai  kualitas  sumber  daya  manusia  yang tinggi jika dia dapat menunjukkan perilaku  yang mencerminkan adanya  keberhasilan  kerja  yang  tinggi  dalam  mengerjakan  tugas-tugasnya  yang  mereka  bidangi.  Sikap  disiplin   merupakan   sikap   yang   harus   ditingkatkan,   karena  memberi manfaat dan sumbangan yang besar, apalagi pada negara yang  masih berkembang seperti negara Indonesia.
Berhubungan dengan kualitas SDM tersebut maka perluadanya kecakapan  dan juga pendidikan yang baik bagi warga Negara ini. Pendidikan tersebut bisa di  dapat  dari  lembaga  formal  maupun  non  formal.  Dengan adanya  pendidikan  tersebut  manusia  bisa  menggapai  segala  keinginan  yang  ia  harapkan  dan  juga  dengan adanya kualitas pendidikan yang merata dan layak  maka sebuah Negara  akan menjadi berkembang dan besar. Oleh karena itu  untuk mendukung adanya  pendidikan  yang  berkualitas  bagi  warganya  maka  pemerintah  berusaha  dengan  serius untuk menyetarakan pendidikan disemua lapisan. Hal itu tercermin dalam  UUD pasal 31 ayat 1 dan 2 tentang pendidikan yaituyang berbunyi "Tiap-tiap  warga negara berhak mendapat pengajaran" dan "pemerintah mengusahakan dan  menyelenggarakan  pendidikan  satu  sistim  pengajaran  nasional,  yang  diatur  dengan undang-undang", dan juga dalam tap MPR tahun1973 tentang GBHN.
Tujuan  pendidikan  Indonesia  dirumuskan  sebagai  berikut  "Pendidikan  diarahkan  untuk  membentuk  manusia  pembangun  yang  sehat  jasmani  dan  rohaninya,  dapat  memiliki  pengetahuan  dan  ketrampilan  yang  bertanggung   jawab".
  Sebuah  keniscayaan  bagi  pemerintah  dan  umumnya  kita  semua  untuk  mewujudkan  keberhasilan  pendidikan  Indonesia  yang  berkualitas  dan  bisa  bersaing  dengan  dunia  luar  yang  artinya  bahwa  tugas untuk  mencerdaskan  kehidupan  bangsa  serta  untuk  mewujudkan  manusia  Indonesia  yang  berkualitas  dan  mampu  bersaing  dengan  negara-negara  lain.  Pada  era  sekarang  ini  generasi  muda kita telah banyak yang terjangkit penyakit "dekadensi moral". Hal ini dapat  kita lihat pada tahun-tahun terahir ini di bumi tercinta  ada fenomena kekerasan,  seperti  perampasan  hak,  perkosaan,  perampasan  kebebasan,  pencurian,  penggunaan obat terlarang, minuman-minuman keras, perkelahian dan sebagainya  terjadi terus menerus dan dimana-mana dalam skala yang makin luas dan serius.
Semua  itu  seolah  menjadi  tontonan  seluruh  penduduk  bumi  dan  memberikan  gambaran yang buruk mengenai citra Indonesia sebagai suatu Negara bangsa yang  sedang berusaha untuk menuju masyarakat madani, yaitu suatu masyarakat yang  sarat  dengan  kedamaian,  kesejahteraan  keadilan  di  semua  lapisan.  Jawaban  dari  hal  ini salah  satunya bisa  disebabkan  akibat  kegagalan sektor  pendidikan  dalam  melaksanakan pendidikan nilai-nilai universal.
  Nilai- nilai yang luhur dan universalyang ditanamkan dan disosialisasikan  di  sekolah,  tampaknya  tidak  mempribadi  pada  diri  peserta  didik.  Padahal  orang  tua  dan  masyarakat  telah  mempercayakan  pendidikan  anak  mereka  sepenuhnya  pada  sekolah  karena  mereka  menganggap  bahwa  sekolah mampu  menjadikan  anak-anak  mereka  berbudi  pekerti  luhur  (al-akhlaq  al  karimah)  dan  juga  dapat  meraih  kesuksekan  seperti  yang  ia  cita-citakan.  Nur Ali  Rahman  mengatakan   . Drs. H. M. Kasiram,MSc. 1993. dalam Arif Furqon, Jurnal Ulul Albab, vol.5 nomor 1 Thn  2004. hal.75   . H. Agus Maimun. Jurnal Ulul Albab, Malang vol 5 nomor 1 Thn 2004, hal. 108   bahwa  tujuan  utama  pendidikan  adalah  mengembangkan  kemampuan,  pengetahuan, ketrampilan dan sikap anak didik secara optimal. Banyak instrument  yang  mempengaruhi  keberhasilan  pendidikan  diantaranya,  ketersediaan  sumber  belajar  yang  handal,  adanya  bahan  belajar  yang  relevan,  tersedianya  sarana  dan  prasarana  yang  memadai,  terciptanya  suasana  kondusif  didukung  dengan  pembiayaan yang mencukupi.
 Di Indonesia masih banyak sekolah-sekolah yang  belum memenuhi haknya untuk memberikan pelayanan pendidikan yang memadai  dan menunjang program pembelajaran. Banyak sekolah yang belum menyediakan  fasilitas  perpustakaan,  taman  bacaan,  fasilitas  surat  kabar,  majalah,  kliping  sekolah,  klub  pecinta  buku,  koperasi,  toko  buku,  bimbingan  membaca  secara  rutin, dan lain sebagainya.
 Mutu  pendidikan  tidak  mungkin  tercapai  tanpa  performansi  peserta  didiknya yang produktif dan berprestasi, karena peserta didik (siswa) merupakan  salah satu sumber daya manusia yang menentukan mutupendidikan.
 Performansi  peserta  didik  (siswa)  yang  produktif  dan  berprestasi  sebagai  salah  satu  indikasi  penting mutu pendidikan dapat dilihat dari hasil setiap kegiatan belajarnya. Tinggi  rendahnya prestasi belajar siswa merupakan hasil dari upaya kegiatan belajarnya.
Pertanyaannya  yang  muncul  adalah  bagaimana  meningkatkan  kualitas  performansi  siswa  dalam  rangka  meningkatkan  mutu  pendidikan.  Salah  satunya  adalah  dengan  cara  membina  motivasi  belajar  siswa.  Motivasi  merupakan  salah  satu  variabel  yang  sangat  mempengaruhi  kuantitas  dan  kualitas  performansi  seseorang dan proses hasil belajar.
 . Ibid. hal.131   . Guthrie dan Reed (dalam Musa Sukardi), Jurnal Ilmu Pendidikan, Tahun 27 no 2 Juli 2000.
hal.176    Dalam  mewujutkan  tujuan-tujuan  pendidikan  banyak  faktor  yang  mempengaruhinya diantaranya adalah kemampuan seorang pendidik yang secara  langsung bersentuhan dengan peserta didik atau murid, oleh karena itu mau tidak  mau  keberhasilan  peserta  didik  juga  tergantung  seberapa  kompeten  seorang  pendidik  (guru)  dalam  menyampaikan  materi  pelajaran dengan  berbagai  metode  pengajaran yang sesuai dan dikuasai oleh seorang guru.
 Dalam UU RI No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen dijelaskan bahwa  kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan prilaku yang harus  dimiliki,  dihayati  dan  dikuasai  oleh  guru  atau  dosen  dalam  melaksanakan  tugas  keprofesionalan.
  Dari  beberapa  pendapat  diatas  mengenai  kompetensi  dapat  dikatakan  bahwasanya kompetensi adalah seperangkat kemampuan  yang harus dikuasai dan  dipahami  yang  menjadi  bekal  mereka  ketika  melaksanakan  tugasnya  sebagai  seorang guru. Kompetensi guru merupakan landasan dalam rangka mengabdikan  profesinya  sebagai  seorang  pendidik.  Guru  yang  baik tidak  hanya  mengetahui,  akan tetapi benar-benar melaksanakan apa yang menjadi tugas dan perannya.
 Pengajaran  pada  dasarnya  adalah  suatu  proses  terjadinya  interaksi  antara  guru dan siswa melalui kegiatan terpadu dari dua bentuk kegiatan, yaitu : kegiatan  belajar  siswa  dan  kegiatan  mengajar  guru.  Titik  berat  proses  pengajaran  adalah  siswa  untuk  belajar.  Belajar  pada  hakekatnya  adalah proses  perubahan  tingkah  laku  yang  disadari.  Sedangkan  mengajar  pada  hakekatnya  adalah  usaha  yang  direncanakan  melalui  pengaturan  dan  penyediaan  kondisi  yang  memungkinkan   . UU RI No 14 tahun 2005. Tentang guru dan dosen. Pasal 1 Citra Umbara: Bandung hal 4   siswa  melakukan  berbagai kegiatan belajar. Dalam tugasnya guru dituntut untuk  menguasai  empat  komponen  kompetensi  guru,  yaitu  kompetensi  pedagogik,  kompetensi kepribadian, kompetensi professional, kompetensi sosial.
 Motivasi  belajar  merupakan  kekuatan  mental  yang mendorong  terjadinya  proses  belajar.  Motivasi  tersebut  akan  mempengaruhi tinggi  rendahnya  hasil  kegiatan  belajar.  Implikasinya,  motivasi  belajar  yang  ada  pada  diri  siswa  harus  dibangkitkan dan dikembangkan secara terus menerus.Tinggi rendahnya motivasi  belajar  siswa  sangat  mempengaruhi  performansinya  dalam  mengerjakan  tugastugas  akademiknya.  Lemahnya  motivasi  belajar  akan  melemahkan  kegiatan  belajarnya, selanjutnya mutu hasil belajar akan menjadi rendah. Oleh Karena itu  motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus-menerus sehingga memiliki  motivasi belajar yang kuat.
 Dari uraian mengenai pengertian kompetensi diartikan bahwa kompetensi  guru  merupakan  perpaduan  antara  kemampuan  personal, keilmuan,  teknologi,  sosial, dan spiritual yang kafah membentuk kompetensi standar profesi guru yang  telah  mencakup  penguasaan  materi,  pemahaman  terhadap  peserta  didik,  pengembangan pribadi dan profesionalisme.
 Kualitas  guru  di  Indonesia  dari  beberapa  kajian  masih  dipertanyakan,  seperti  yang  dilaporkan  oleh  Bahrul  Hayat  dan  Umar. Mereka  memperlihatkan  nilai rata-rata nasional tes calon guru PNS di SD,  SLTP, SLTA, dan SMK tahun  1998/1999 untuk bidang studi matematika hanya 27,67dari interval 0-100, artinya   . PP No 19 tahun 2005. Tentang Standar Nasional Pendidikan. Bandung Citra Umbara hal 185-186   . Winkel (dalam Musa Sukardi), ibid. hal. 117   . E. Mmulyasa 2007. Standar Kompetensi dan sertifikasi Guru. Remaja Rosda Karya: Bandung.
Hal 31   hanya  menguasai  27,67%  dari  materi  yang  seharusnya.
  Hal  serupa  juga  terjadi  pada bidang studi yang lain, seperti fisika (27,35), biologi (44,96), kimia (43,55),  dan  bahasa  Inggris  (37,57).  Nilai-nilai  di  atas  tentu  jauh  dari  batas  ideal,  yaitu  minimum 75% sehingga seorang guru bisa mengajar dengan baik. Hasil lain yang  lebih  memprihatinkan  adalah  penelitian  dari  Konsorsium  Ilmu  Pendidikan  pada  tahun 2000 memperlihatkan bahwa 40% guru SMP dan 33% guru SMA mengajar  bidang  studi  di  luar  bidang  keahliannya.  Paparan  ini  menggambarkan  sekilas  kualitas guru di Indonesia, bagimana dapat dikatakan profesional jika penguasaan  materi  matapelajaran  yang  diampu  masih  kurang,  dan  bagaimana  dikatakan  profesional jika masih ada 33% guru yang mengajar diluar bidang keahliahanya.
Seperti yang diungkap oleh Geist bahwa:  Professionals are specialists and experts inside their fields; their expertise  is not intended to be necessarily transferable to other areas, consequently  they claim no especial wisdom or sagacity outside their specialties.
 Memiliki otonomi dan rasa tanggung jawab. Otonomi dalam artian dapat  mengatur  diri  sendiri,  berarti  guru  harus  memiliki  sikap  mandiri  dalam  melaksanakan tugasnya. Kemandirian seorang guru dicirikan dengan dimilikinya  kemampuan  untuk  membuat  pihlihan  nilai,  dapat  menentukan  dan  mengambil  keputusan  sendiri  dan  dapat  mempertanggung  jawabkan keputusan  yang  dipilihlnya.Memiliki  rasa  pengabdian  kepada  masyarakat.  Pendidikan  memiliki  peran  sentral  dalam  membangun  masyarakat  untuk  mencapai  kemajuan.  Guru   . Adiningsih, NU. Kualitas dan Profesionlisme Guru, Pikiran Rakyat (Online) Oktober, 2002.
(http://www.pikiranrakyat.com)   . Geist, J.R. 2002. Predictors of Faculty Trust in Elementary Schools: Enabling Bureaucracy,  Teacher Professionalism, and AcademicPress. Disertation of The Ohio State Universty, diakses  dari http://www.osu.edu.com   sebagai  tenaga  pendidikan  memiliki  peran  penting  dalam  mencerdaskan  kehidupan  masyarakat  tersebut.  Untuk  itulah  guru  dituntut  memiliki  pengabdian  yang  tinggi  kepada  masyarakat  khususnya  dalam  membelajarkan  anak  didik.
Bekerja atas panggilan hati nurani.  Dalam melaksanakan tugas  pengabdian pada  masyarakat  hendaknya  didasari  atas  dorongan  atau  panggilan  hati  nurani.
Sehingga guru akan merasa senang dalam melaksanakantugas berat mencerdakan  anak didik.
Motivasi  belajar  untuk  mencapai  prestasi  akademik  dapat  dilakukan  dengan menanamkan kegemaran membaca. Pengertian membaca disini tidak saja  terbatas  pada  membaca  ilmu  pengetahuan  yang  bersifat  umum,  melainkan  juga  pengetahuan  agama  dan  pengetahuan  campuran.  Pengetahuan  campuran  adalah  bacaan  yang  berada  di  luar  materi  pengetahuan  agama dan  pengetahuan  umum,  seperti  majalah,  komik,  novel,  dan  cerpen.   Rendahnya  minat  baca  dan  belajar  pada remaja saat ini, menunjukkan pula rendahnya motivasi mereka dalam belajar  dan  menuntut  ilmu  sebab  bacaan  merupakan  pintu  gerbang  menuju  ilmu  pengetahuan,  dan  aktivitas  membaca  adalah  sarana  untuk  menggapainya,  keduanya  saling  terkait  erat.  Sebagaimana  telah  disinggung  di  muka,  maka  bisa  dipastikan,  anak  yang  tidak  gemar  belajar  maka  akan rendah  kualitas  ilmu  pengetahuannya.  Meskipun  belajar  merupakan  pintu  gerbang  kepada  ilmu  pengetahuan, tetapi dalam konteks pencapaian ilmu pengetahuan, seseorang juga  membutuhkan dorongan yang kuat dari berbagai pihak.Selain itu, motivasi juga  harus dibangun dalam rangka menumbuhkan semangat berilmu.
 Tumbuhnya motivasi yang tinggi pada anak untuk menuntut ilmu, harus  didukung  oleh  peran  orang  tua  dalam  mengarahkan  kegemaran  membaca  anak,  terutama dalam hal memotivasi anak untuk belajar dalam rangka menuntut ilmu.
Motivasi  merupakan  sebuah  kekuatan  yang  mampu  mendorong  atau  menggerakkan  manusia  melakukan  kegiatan  untuk  mencapai  tujuan.  Motivasi  terbentuk  oleh  tenaga-tenaga  yang  bersumber  dari  dalam  dan  luar  diri  individu.
Terhadap  tenaga  tersebut  para  ahli  memberikan  istilah  yang  berbeda,  seperti  desakan  (drive)/  motif  (motive)/  kebutuhan  (need)/  dan  keinginan  (wish).
Walaupun  ada  kesamaan  tetapi  semuanya  mengarah  pada motivasi.  Drive  diartikan  sebagai  dorongan  yang  mengarah  pada  pemenuhan  kebutuhan  jasmaniah;  motive  adalah  dorongan  yang  terarah  pada  pemenuhan  kebutuhan  psikis atau rohaniah, sedangkan  need  merupakan suatu keadaan dimana individu  merasakan  adanya  kekurangan  atau  kebutuhan  yang  harus  dipenuhinya  atau  diperlukannya.  Sementara  itu,  wish  adalah  harapan  untuk  mendapatkan  atau  memiliki  sesuatu  yang  dibutuhkan.
  Meskipun  ada  variasi  makna,  keempat  hal  tersebut sangat sulit dipisahkan, sebab semuanya memiliki hubungan yang sangat  erat,  termasuk  kondisi  yang  mendorong  individu  untuk  melakukan  kegiatan,  kondisi  tersebut  dinamakan  motivasi.  Motivasi  memegang  peranan  yang  sangat  penting dalam proses belajar.
Keberhasilan  siswa  dalam  belajar  bukan  hanya  ditentukan  oleh  kemampuan  intelektual,  tetapi  juga  oleh  segi-segi  afektif,  terutama  motivasi.
Seseorang  akan  termotivasi  untuk  belajar  dan  terus  mencari  ilmu  pengetahuan,    .  Sukmadinata  dalam  Hayru.  Hubungan  antara  pengasuhan  islami  dengan  self  regulated  learning,  Motivasi  berpretasi  dan  prestasi  belajar.  Yogyakarta  UGM  (Tesis  tidak  diterbitkan).hal 25   karena ilmu merupakan faktor need atau kebutuhan yang harus terpenuhi. Dengan  ilmu manusia bisa menjalani kehidupannya dengan lebih baik. Motivasi lain yang  berhubungan  dengan  ilmu  pengetahuan  ialah  pencapaian  sukses  (achievement).
Ahli psikologi semisal Atkinson dan McClelland menggambarkan beberapa orang  yang  memiliki  motivasi  pencapaian  sukses  yang  tinggi,  mereka  adalah  orangorang  yang  memiliki  ciri  sebagai  individu-individu  yang  memfungsikan  secara  penuh  seluruh  kapasitas  dan  potensi  pribadinya,  percaya  diri  dalam  menghadapi  dunia  luar,  mempunyai  perasaan  bertanggungjawab  terhadap  keseluruhan  prilakunya,  serta  memiliki  daya  kreatifitas  yang  tinggi.   Sementara  itu,  dalam  konteks  Islam,  menuntut  ilmu  juga  diperintahkan  kepada  penganutnya  untuk  menambah wawasan pengetahuan.
Menuntut  ilmu  merupakan  kewajiban  bagi  setiap  muslim  laki-laki  dan  perempuan,  masing-masing  memiliki  hak  dan  kewajiban yang  sama  dalam  hal  menuntut ilmu Dalam Islam tidak ada batasan bagi penganutnya untuk menuntut  ilmu pengetahuan. Bahkan dalam sebuah hadits dinyatakan “Tuntutlah ilmu sejak  buaian sampai keliang lahat ” dan “ Tuntutlah ilmu meski sampai kenegeri China  ”. Hal ini mengisyaratkan betapa Islam sangat mengutamakan pentingnya mencari  ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam mengarungi kehidupan duniawi, selain itu  dengan ilmu manusia dapat mengetahui bagaimana caraberibadah kepada-Nya.
Karenanya  menurut  McClelland  (dalam  Hayru)  tingkah  laku  manusia  diatur oleh rasa senang dan tidak senang.
 Untuk itu motif-motif yang ada pada  setiap  manusia  akan  tersusun  menurut  hirarki  yang  berdasarkan  pada  kekuatan   . Ibid hal.35   atau  kepentingan  yang  ada  pada  individu.  Tingkah  laku  manusia  muncul karena  kekuatan  atau  daya-daya  yang  terpendam  sudah  cukup  besar,  dan  motif  merupakan  katup  penyalur  dan  pengatur  arus  yang  terpendam  tersebut.  Sedang  kapan  membuka,  dan  kapan  menutupnya  katup-katup  tersebut  sangat  tergantung  kepada  kondisi-kondisi  tertentu  dari  individu.  Motivasi  menurut  McClelland  diartikan  sebagai  keadaan  yang  timbul  dari  dalam  diri  individu,  sebagai  akibat  dari  adanya  interaksi  antara  motif  dan  aspek  situasi  yang  diamati  dan  relevan  dengan motif tersebut, serta dapat mengaktifkan perilaku. Motif adalah pendorong  tingkah laku untuk mencapai suatu tujuan.
 Mengacu  pada  pendapat  di  atas,  apabila  seseorang  yang  mempunyai  motivasi belajar yang tinggi, maka segala tingkah laku, perhatian, rasa ingin tahu,  tidak pernah merasa puas dengan ilmu yang sudah didapatkan dan sistem nilainya  pun akan diorientasikan kepada prilaku berilmu. Sehingga secara teoritis apabila  ada dua orang siswa yang memiliki banyak kesamaan,  kecuali motif berilmunya,  dimana yang motif berilmunya tinggi, maka akan mempunyai tingkat kegemaran  membaca yang tinggi. Dan sebaliknya siswa yang motif berilmunya rendah, maka  minat membacanya juga rendah.
Memang  banyak  faktor  yang  mempengaruhi  motivasi,  disamping  faktor  intelegensi  yang  memberikan  sumbangan  25%,  masih  banyak  faktor  dari  dalam  diri yang berpengaruh, misalnya, sikap siswa, minat, bakat, motivasi, harga diri,  rasa  ingin  tahu  dan  lain-lain.
  Meskipun  banyak  faktor  di  luar  diri  yang  juga   . Ibid .hal.40   .Koentjoro, 1990. Pengaruh Achievement Motivation Training dan Jenis Kegiatan Mahasiswa  terhadap Peningkatan Indeks Prestasi Mahasiswa. Laporan Penelitian. Tidak Dipublikasikan.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi