Senin, 09 Juni 2014

Skripsi IPS: PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN INTENSITAS BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI I DURENAN


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan  merupakan  proses  pendewasaan  diri  seseorang.  Melalui  pendidikan  akan  tercipta  perubahan  tingkah  laku  dari  seseorang  yaitu  dari  yang  sebelumnya  tidak  tahu  menjadi  tahu  dan  mengerti  tentang  sesuatu  hal.  Menurut  Undang-Undang  No.20  tahun  2003  tentang  Sistem  Pendidikan  Nasional  bahwa  ”pendidikan  merupakan  usaha  sadar  dan  terencana  untuk  mewujudkan  suasana  belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan  potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,  kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,  masyarakat, bangsa dan negara”. Berdasarkan pengertian di atas, maka pendidikan  formal  sangat  penting  bagi  setiap  orang  agar  setiap  individu  dapat  mengembangkan  potensi  dirinya  dan  kelak  akan  berguna  bagi  dirinya  sendiri,  masyarakat, bangsa, dan negara.
 Untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan terbseut, manusia memasuki  dunia pendidikan formal  melalui proses belajar  dan dalam proses belajar tersebut  muncul  pengaruh  yang  dapat  membawa  perubahan  sikap  atas  diri  seseorang  ke  arah  yang  lebih  maju.  Dalam  melaksanakan  proses  pembelajaran  (pendidikan),  maka  dibutuhkan  partisipasi  dari  berbagai  pihak  karena  keberhasilan  dari  suatu  proses endidikan tidak hanya bergantung pada pendidik maupun peserta didik itu  sendiri,  tetapi  juga  dipengaruhi  oleh  factor  luar,  yaitu  lingkungan  sekolah,   Undang-undang sistem pendidikan nasional no. 20 tahun 2003, pasal 26 ayat 1. (Bandung: Citra  Umbara, 2003), hlm. 8.

 keluarga, dan masyarakat.  Dalam pendidikan formal, fenomena belajar mengajar  yang dapat dilihat sebagai suatu proses belajar mengajar lebih menekankan pada  terciptanya kegiatan pada diri siswa. Pada masyarakat modern tugas dan tanggung  jawab  pendidikan  pada  anak  diserahkan  kepada  suatu  lembaga  yaitu  sekolah.
Sekolah  merupakan  tempat  melakukan  kegiatan  belajar  mengajar  dalam  usaha  untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia.
Sekolah  sebagai  wadah  dalam  proses  pembelajaran  diharapkan  mampu  berperan  dalam  mengembangkan  potensi  dan  bakat  siswa,  melalui  berbagai  kegiatan  pembelajaran.  Untuk  menunjang  potensi  kegiatan  belajar  siswa,  maka  memerlukan  dukungan  sarana  dan  prasarana  sekolah  yang  memadai,  sehingga  siswa  mampu  berkembang  secara  optimal  dan  dapat  meraih  prestasi  yang  membanggakan.
Dalam  mewujudkan  pendidikan  seperti  harapan  di  atas  orang  tua  siswa  selalu  dilibatkan  dalam  berpartisipasi  swadana.  Hal  ini  secara  langsung  mapun  tidak  langsung  akan  berpengaruh  pada  kondisi  siswa  yang  pada  kahirnya  akan  berpengaruh pada kualitas prestasi siswa.
Faktor kondisi ekonomi banyak ikut berperan menentukan perkembangan  dan  pendidikan  anak  disamping  sebagai  faktor  penting  bagi  kesejahteraan  keluarga. Tingkat pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, sikap keluarga terhadap  masalah-masalah  sosial,  realita  kehidupan,  dan  lain-lain  merupakan  faktor  yang  akan  memberikan  pengalaman  kepada  anak-anak  dan  menimbulkan  perbedaan  dalam minat, apresiasi, sikap dan pemahaman ekonomis, pembendaharaan bahasa,  abilitas  berkomunikasi  dengan  orang  lain,  modus  berfikir,  kebiasaan  berbicara,   pola hubungan kerjasama dengan orang lain. Perbedaan-perbedaan ini akan sangat  berpengaruh dalam tingkah laku dan perbuatan dalam belajar di sekolah”.
 Status  sosial  ekonomi  orang  tua  mempunyai  pengaruh  yang  kuat  dalam  menciptakan  suasana  belajar  siswa.  Orang  tua  yang  tingkat  sosial  ekonominya  tinggi belum tentu loyal dalam pemenuhan fasilitas sarana dan prasarana belajar  siswa,  sebaliknya  ada  orang  tua  yang  latar  belakang  sosialnya  rendah  tetapi  perhatiannya  sangat  besar  terhadap  pemenuhan  sarana  dan  prasarana  belajar  siswa.  Dalam  kehidupan  sehari-hari  sering  dijumpai  siswa  dengan  kondisi  ekonomi  orang  tua  yang  pas-pasan  mempunyai  semangat  belajar  yang  kuat  sehingga menghasilkan prestasi  yang memuaskan. Namun ada kalanya dijumpai  keadaan  yang  sebaliknya,  kondisi  ekonomi  orang  tua  siswa  yang  tinggi  prestasi  belajar  anaknya  rendah  karena  mereka  tidak  mempunyai  semangat  belajar  yang  tinggi.
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan anak. Orang  tua dapat mencurahkan perhatian yang lebih dalam  terhadap  pendidikan anaknya  apabila ia tidak disulitkan dengan perkara kebutuhan-kebutuhan primer kehidupan  manusia,  bahwa  proses  pendidikan  dapat  dipengaruhi  oleh  keadaan  keluarga  diantaranya:  pertama  adalah  ekonomi  orang  tua.  Ekonomi  banyak  menentukan  perkembangan  dan  pendidikan  anak,  disamping  sebagai  faktor  penting  bagi  kesejahteraan keluarga. Kedua adalah kebutuhan keluarga, yang dimaksud adalah  kebutuhan struktur keluarga  yaitu adanya ayah, ibu dan anak. Apabila tidak ada  ayah  atau  ibu  atau  kedua-duanya  maka  struktur  keluarga  sudah  tidak  utuh  lagi.
Hal  ini  berpengaruh  terhadap  hasil  belajar.  Ketiga  adalah  sikap  dan  kebiasaan   Oemar, Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. (Bandung: Tarsito, 2002), hlm. 182.
 orang  tua.  Cara  dan  sikap  pergaulan  didalam  keluarga  memegang  peranan  yang  cukup penting dalam pendidikan anak”.
 Di dalam hadits Rasulullah SAW bersabda: "Tidaklah  anak  dilahirkan  itu  kecuali  telah  membawa  fitrah  (kecenderungan  untuk percaya kepada Allah). Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya  beragama Yahudi, Nasrani ataupun Majusi" (H.R. Bukhori).
 Dalam riwayat lain Rasulullah juga bersabda:  "Seorang  laki-laki  adalah  pemimpin  di  dalam  keluarganya  dan  ia  bertanggung  jawab  terhadap  yang  dipimpinnya.  Dan  seorang  wanita   adalah  pemimpin  di  dalam  rumah  suaminya  dan  ia  bertanggung  jawab  terhadap  yang  dipimpinnya  itu." (HR. Bukhari dan Muslim).
 Hal terpenting  juga menyangkut lingkungan belajar siswa di luar sekolah.
Untuk bisa berkembang siswa juga harus diberikan arahan dan bimbingan dalam  belajar  agar  terdorong  untuk  menyesuaikan  diri  dengan  lingkungan  dan  bisa  belajar  dengan  baik,  serta  menentukan  alternatif-alternatif  dalam  memecahkan  kesulitan  belajar.  Bimbingan  adalah  bantuan  yang  diberikan  kepada  seseorang   Gunawan.  Psikologi Sosial/Gerungan WA. (Jakarta: Gerungan Rafika Aditama, 2000), hlm. 181.
 Abdullah Nashih Ulwan. Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam. (Semarang: Asy Syifa, 1981)  hal. 144.
 Ibid hlm. 144-145   agar  mengembangkan  potensi-potensi  yang  dimiliki  mengenai  dirinya  sendiri,  mengatasi persoalan-persoalan sehingga dapat menentukan sendiri jalan hidupnya  serta bertanggung jawab tanpa bergantung dengan orang lain.
 Pendidikan  non  formal  diselenggarakan  bagi  warga  masyarakat  yang  memerlukan  layanan  pendidikan  yang  berfungsi  sebagai  pengganti,  penambah,  dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang  hayat.  Satuan  pendidikan  non  formal  terdiri  atas  lembaga  kursus,  kelompok  belajar dan pusat kegiatan belajar masyarakat.
 Dengan adanya bimbingan belajar  di  luar  sekolah  yang  menjadi  intensitas  bimbingan  belajar  siswa  menjadi  lebih  banyak akan dapat meningkatkan prestasi belajar anaknya di sekolah.
Penelitian  ini  dilaksanakan  di  SMA  Negeri  I  Durenan  Kab.  Trenggalek.
Lokasi tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa SMA Negeri I Durenan Kab.
Trenggalek input yang diperoleh dari siswa-siswanya relatif sangat rendah tetapi  out  put  yang  dihasilkan  tinggi.  Berdasarkan  hasil  survei  sementara  tahun  2009/2010  NEM  SMP  25,41  dengan  tingkat  kelulusan  rata-rata  47,70  (SMA  Negeri  1  Durenan  Kab.  Trenggalek).  Selain  itu  SMA  Negeri  1  Durenan  Kab.
Trenggalek  ini  telah  memperoleh  predikat  sebagai  sekolah  yang  berstandar  nasional sehingga ingin diketahui seberapa jauh peranan sosial ekonomi orang tua  dan  intensitas  bimbingan  belajar  turut  andil  dalam  pencapaian  prestasi  belajar  siswanya.
Atas  dasar  uraian  di  atas,  ingin  dikaji  pengaruh  kondisi  sosial  ekonomi  orang  tua  dan  intensitas  bimbingan  belajar,  intensitas  bimbingan  belajar  yang   Partowisastro,  Koestoer.  Bimbingan  dan  Penyuluhan  di  Sekolah-sekolah.  Jilid  I.  (Jakarta:  PT.
Gunung Mulia, 1985), hlm. 12.
 Undang-undang sistem pendidikan nasional no. 20 tahun 2003, pasal 26 ayat 1. (Bandung: Citra  Umbara, 2003), hlm. 9.
 diberikan oleh guru, dan bimbingan di luar sekolah berpengaruh terhadap prestasi  belajar siswa tersebut. Dengan  harapan ke depan sekolah lebih bisa memberikan  dorongan,  bimbingan  dalam  melakukan  aktivitas  belajarnya,  memecahkan  masalah  kesulitan  belajar  siswa,  serta  orang  tua  lebih  memperhatikan  kegiatan  belajar anaknya sehingga prestasi belajar siswa bisa optimal.
B.  Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitiannya  adalah sebagai berikut : 1.   Adakah  pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar  siswa kelas XI IPS SMA Negeri I Durenan Kab. Trenggalek? 2.  Adakah  pengaruh  intensitas  bimbingan  belajar  terhadap  prestasi  belajar  siswa kelas XI IPS SMA Negeri I Durenan Kab. Trenggalek? 3.  Adakah pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua dan intensitas bimbingan  belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS  SMA Negeri I Durenan  Kab. Trenggalek?
C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Dari  rumusan  masalah  di  atas,  maka  tujuan  dari  penelitian  adalah  untuk  mengetahui: 1.  Menjelaskan  pengaruh  kondisi  sosial  ekonomi  orang  tua  terhadap  prestasi  belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri I Durenan Kab. Trenggalek.
2.  Menjelaskan  pengaruh  intensitas bimbingan belajar  terhadap prestasi belajar  siswa kelas XI IPS SMA Negeri I Durenan Kab. Trenggalek.
 3.  Menjelaskan  pengaruh  kondisi  sosial  ekonomi  orang  tua  dan  intensitas  bimbingan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri  I Durenan Kab. Trenggalek.
2. Kegunaan Penelitian a.  Hasil  penelitian  ini  digunakan  untuk  memberikan  sumbangan  untuk  pengembangan  penelitian,  khususnya  masalah  kondisi  sosial  ekonomi  orang  tua  dan  intensitas  bimbingan  belajar  terhadap  prestasi  belajar  didasarkan pada orientasi kelanjutan studi.
b.  Hasil  penelitian  ini  dapat  digunakan  sebagai  acuan  bagi  penelitian  yang  sejenis.
c.  Bagi sekolah memberikan informasi kepada publik terutama pihak sekolah  terhadap perlu atau tidaknya bimbingan belajar dilakukan agar bakat dan  potensi siswa dapat dikembangkan secara optimal.
d.  Bagi  guru  memberikan  informasi  bahan  pertimbangan  bentuk  perhatian  dan bimbingan dalam belajar sehingga siswa lebih berprestasi.
D. Batasan Masalah 1.   Penelitian ini terbatas di SMA Negeri I Durenan Kab. Trenggalek kelas XI  IPS tahun ajaran 2009/2010.
2.   Teknik pengumpulan data yang digunakan hanya angket dan dokumentasi 3.   Penilaian  yang  digunakan  untuk  menilai  prestasi  belajar  siswa  hanya  diperoleh  dari  raport  siswa  kelas  XI  IPS  SMA  Negeri  I  Durenan  Kab.
Trenggalek semester ganjil tahun ajaran 2009/20  E. Definisi Operasional Definisi  operasional  adalah  penjelasan  dari  istilah-istilah  yang  digunakan  sesuai judul penelitian.  Tujuannya untuk menghindari kesalahtafsiran memaknai  hasil  penelitian.  Variabel  yang  perlu  didefinisikan  secara  operasional  dalam  penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut  .
1.  Kondisi sosial ekonomi Kondisi  sosial  ekonomi  adalah  kondisi  atau  kedudukan  seseorang  dalam  masyarakat  yang  dilihat  dari  pendidikan,  pekerjaan,  pendapatan,  jumlah  tanggungan,  status  sosial  dalam  masyarakat.  Variabel  ini  diukur  menggunakan  skala sikap  yang  terdiri dari lima skala  yang diadopsi dari model  Likerts Scale  berupa  skala  penilaian  1  sampai  dengan  5,  skala  tersebut  diantaranya:  tingkat  pendidikan  orang  tua,  pekerjaan  orang  tua,  pendapatan  orang  tua,  jumlah  tanggungan orang tua dan status sosial orang tua.
2.  Bimbingan Belajar Bimbingan  belajar  adalah  kegiatan  sistematis  yang  diberikan  kepada  siswa  kelas XI IPS SMA Negeri 1 Durenan Kab. Trenggalek agar dapat memahami diri  sendiri dan mengarahkan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Variabel ini  diukur  dengan  menggunakan  skala  berupa  skala  sikap  yang  terdiri  dari  5  skala  yang diadopsi dari model Likerts Scale berupa skala penilaian 1 sampai dengan  5,  skala  tersebut  diantaranya:  bimbingan  belajar  disekolah  dalam  bentuk  tes,  memotivasi  siswa,  membntu  siswa  belajar,  membantu  memecahkan  masalah  belajar siswa, membantu merencanakan aktivitas belajar siswa.
 Universitas Islam Negeri Malang, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (Malang: Universitas Islam  Negeri Malang, 2009), hlm 15.
 3.  Prestasi Belajar Prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi adalah  hasil  yang  dicapai  oleh  siswa  dalam  belajar.  Hasil  tersebut  biasanya  harus  dilakukan dengan mengadakan penilaian dan pengukuran yang dilaksanakan pada  waktu yang ditentukan.
Prestasi belajar  adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan  perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Prestasi belajar dalam  penelitian ini  yaitu dengan menggunakan data-data nilai  raport siswa  yaitu nilai  rata-rata  dari  mata  pelajaran  XI  IPS  SMA  Negeri  1  Durenan  Kab.  Trenggalek  semester ganjil 


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi