Minggu, 08 Juni 2014

Skripsi IPS: PENGARUH PROFIT SHARING DAN SUKU BUNGA TERHADAP KINERJA BANK SYARIAH INDONESIA


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah  Bank  merupakan  salah  satu  lembaga  keuangan  yang  mempunyai  peranan penting  di  dalam  perekonomian  suatu  negara,  yaitu  sebagai  lembaga  perantara keuangan.  Bank  dalam  Pasal  1  ayat  (2)  UU  No.  10  Tahun  1998  tentang  perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari  masyarakat  dalam  bentuk  simpanan  dan  menyalurkannya  kepada  masyarakat dalam  bentuk  kredit  dan  atau  bentuk-bentuk  lain  dalam  rangka  meningkatkan  taraf hidup  rakyat  banyak.  Jenis  bank  di  Indonesia  dibedakan  menjadi  dua  yaitu  :  1.  Bank yang  melakukan  usaha  secara  konvensional  dengan  mengandalkan  suku  bunga  dan  2.
Bank  yang  melakukan  usaha  secara  syariah  yang  mengandalkan  sistem  bagi  hasil (profit sharing) (Kasmir, 2005 : 23) Di  Indonesia,  jumlah  bank  cukup  banyak,  yaitu  240  buah  bank  sebelum dilakukan  likuiditas  pertama  pada  tahun  1999.  Adanya  lembaga  keuangan  khusus sektor  perbankan  menempati  posisi  sangat  strategis  dalam  menfasilitasi  kebutuhan modal  kerja  dan  investasi  di  sektor  riil  dengan  pemilik  dana.  Dengan  demikian, fungsi  utama  bidang  perbankan  dalam  infastruktur  kebijakan  makro  ekonomi memang  diarahkan  mengenai  bagaimana  menjadikan  uang  efektif  untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi.

Paradigma  baru  dalam  suatu  sistem  ekonomi  akhir-akhir  ini  sering dibicarakan  oleh  kalangan  ekonom,  baik  dari  akademisi  maupun  praktisi.  Munculnya suatu  konsep  yang  dianggap  baru  terkadang  belum  dapat  diterima  oleh  masyarakat, karena  belum  adanya  pemahaman  terhadap  konsep  yang  ditawarkan.  Salah  satu konsep  yang  sering  dibicarakan  saat  ini  adalah  konsep  mengenai  Perbankan  Syariah.
Konsep  ini  menerapkan  prinsip-prinsip  syariah  Islam  ke  dalam  transaksi  Perbankan.
Prinsip  utama  yang  diterapkan  adalah  transaksi  keuangan,  yang  berupa  penyimpanan maupun  penyaluran  dana  yang  tidak  dikenakan  bunga  (interest  free  banking) (Khairunnisa, 2000 : 16).
Memasuki periode 1990an, sektor keuangan  Indonesia semakin marak dengan hadirnya  lembaga-lembaga  keuangan  yang  beroperasi  berdasarkan  prinsip-prinsip ajaran  Islam  atau  syariah  Islam.  Ciri  pokok  dari  lembaga  keuangan  ini  adalah  tidak menerapkan  sistem  bunga  sebagai  alat  koordinasi  antara  lembaga  keuangan  dengan nasabahnya.  Hal  ini  disebabkan  ajaran  Islam  melarang  pengenaan  ”riba”,  yang  oleh banyak  pemuka  agama  Islam  ditafsirkan  sebagai  larangan  memungut  bunga  (Zulkifli, 2009 : 2 www.syariahbank.com).
Indonesia  bukanlah  negara  pertama  yang  menerapkan  lembaga  keuangan berdasarkan  prinsip  syariah.  Ada  beberapa  negara  yang  lebih  dulu  menerapkannya antara  lain  adalah  Arab  Saudi,  Mesir,  Sudan,  Pakistan  dan  Malaysia.  Tetapi  sekarang sudah  cukup  banyak  negara  yang  menerapkan  sistem  syariah,  termasuk  beberapa negara barat.
Sejak  zaman  dahulu  sistem  bunga  yang  diterapkan  pada  kegiatan  ekonomi, terutama  pada  utang  piutang  sudah  menjadi  sumber  perdebatan.  Begitupun  sistem bunga  yang  diterapkan  oleh  bank  konvensional  masih  menjadi  perdebatan  diantara para  ulama,  pelaku  ekonomi  maupun  masyarakat.  Ada  yang  mengatakan  haram  ada pula yang mengatakan subhat, sampai ahirnya muncul bank syariah, sehingga pro dan kontra sistem bunga pun berahir.
Beberapa  abad  yang  lalu.  Para  ahli  filsafat  seperti  plato  (427-347SM)  dan Aristoteles  (384-322SM)  mengecam  orang-orang  romawi  yang  mempraktikkan pengambilan bunga, plato mengecam sistem bunga karena dua alasan yaitu : pertama, bunga  menyebabkan  perpecahan  dan  perasaan  tidak  puas  pada  masyarakat.  Kedua merupakan  alat  golongan  kaya  untuk  mengeksploitasi  golongan  miskin.  Sedangkan menurut  Aristoteles  keberatannya  dari  penerapan  sistem  bunga  karena  fungsi  uang adalah  sebagai  alat  tukar  (medium  of  change);  Jadi  para  ahli  filsafat  ini  tidak  setuju dengan  adanya  pembungaan  uang  karena  fungsi  uang  yang  utama  adalah  untuk memperlancar  arus  perdagangan,  sehingga  uang  akan  memperlancar  manusia  untuk memenuhi kebutuhannya (Muhammad, 2002:15) Namun  dengan  belum  berakhirnya  krisis  moneter/ekonomi,  semakin  banyak bank  yang  bermasalah.  Akibatnya  bertambah  banyak  pula  bank  yang  dilikuidasi.
Salah  satu  masalah  yang  muncul  adalah  bank  menghadapi  negative  spread  (suku bunga  tambahan  lebih  besar  dari  pada  suku  bunga  pinjaman),  sehingga  bank  sulit memperoleh  keuntungan.  Jika  sistem  bunga  menimbulkan  negative  spread,  maka bank  dapat  memberi  solusi  lain,  yang  mana    Islam  memberi  alternatif  dalam  pengoperasian bank pada sistem bunga, oleh karena itu islam memperkenalkan sistem perbankan  syariah,  yang  mana  sistem  perbankan  ini  menerapkan  prinsip-prinsip MUAMALAT  yang  tidak  mengandalkan  pada  bunga  akan  tetapi  bank  syariah menawarkan  sistem  bagi  hasil  (profit  sharing),  yang  merupakan  pengganti  suku bunga pada bank konvensional (Fajar, 2009 : Jaga Stamina, www.geogle.com) Pada  dasarnya  sistem  keuangan  dan  perbankan  syariah  adalah  merupakan bagian  konsep  yang  lebih  luas  tentang  ekonomi  Islam,  dimana  tujuannya  adalah untuk  memperkenalkan  dan  menerapkan  nilai  etika  Islam  ke  dalam  lingkungan ekonomi  karna  dasar  etika  inilah,  maka  sistem  keuangan  dan  perbankan  bagi kebanyakan  umat  Islam  adalah  bukan  sekedar  transaksi  yang  sifatnya  komersial.
Persepsi  Islam  dalam  transaksi  finansial  yang  sesuai  dengan  syariat  Islam  itu dipandang  oleh  banyak  kalangan  muslim  agamis,  kemampuan  bank  syariah  dalam menarik  investor  juga  dengan  sukses  bukan  hanya  bergantung  pada  tingkat  dan lembaga  yang  menghasilkan  keuntungan  banyak,  tetapi  juga  pada  persepsi  bahwa lembaga  keuangan  tersebut  secara  sungguh-sungguh  menerapkan  syariat  Islam  dalam setiap  transaksi  juga  dalam  kegiatan  operasionalnya.  Cara  pengoperasian  bank konvensional  dan  bank  syariah  memiliki  perbedaan  yang  mana  Bank  Konvensional dalam  operasionalnya  sangat  tergantung  pada  suku  bunga  yang  berlaku,  karena keuntungan bank konvensional berasal dari selisih antara bunga pinjam dengan bunga simpan.  Sedangkan  dalam  bank  syari’ah  tidak  mengenal  sistem  bunga,  antara  bank dengan  nasabah,  dalam  pengelolaan  dananya  yang  disebut  dengan  Profit  Sharing (bagi hasil)  Dengan  sistem  bagi  hasil  ini  memungkinkan  nasabah  untuk  mengawasi langsung  kinerja  bank  syariah  melalui  monitoring  atas  jumlah  bagi  hasil  yang diperoleh.  Jumlah  keuntungan  bank  semakin  besar  maka  semakin  besar  pula  bagi hasil  yang  diterima  nasabah,  demikian  juga  sebaliknya.  Jumlah  bagi  hasil  yang  kecil atau  mengecil  dalam  waktu  cukup  lama  menjadi  indikator  bahwa  pengelolaan  bank merosot.  Keadaan  itu  merupakan  peringatan  dini  yang  transparan  dan  mudah  bagi nasabah.  Berbeda  dari  perbankan  konvensional,  nasabah  tidak  dapat  menilai  kinerja hanya dari indikator bunga yang diperoleh (Novita Wulandari, 2004:Skripsi hal 9).
Kenaikan  suku  bunga  pada  bank-bank  umum  baik  langsung  maupun  tidak langsung  akan  membawa  dampak  terhadap  bank  syari’ah.  Dengan  demikian  naiknya suku  bunga  maka  akan  diikuti  oleh  naiknya  suku  bunga  simpanan  dan  suku  bunga pinjaman  pada  bank  konvensional.  Sehingga  masyarakat  umum  akan  cenderung menyimpan  dananya  di  bank  konvensional  dari  pada  di  bank  syariah  karena  bunga simpanan  di  bank  konvensional  naik  yang  pada  ahirnya  tingkat  pembelian  yang  akan diperoleh oleh nasabah penyimpanan dana akan mengalami peningkatan.
Sebagai  salah  satu  lembaga  keuangan,  bank  perlu  menjaga  kinerjanya  agar dapat  beroperasi  secara  optimal.  Terlebih  lagi  bank  syariah  harus  bersaing  dengan bank  konvensional  yang  dominan  dan  telah  berkembang  pesat  di  Indonesia.
Persaingan  yang  semakin  tajam  ini  harus  diimbangi  dengan  manajemen  yang  baik untuk  bisa  bertahan  di  industri  perbankan.  Salah  satu  faktor  yang  harus  diperhatikan oleh bank untuk bisa terus bartahan hidup adalah kinerja (kondisi keuangan) bank.
Meskipun  bank  syariah  tidak  menggunakan  sistem  bunga,  tapi  pada kenyataannya  suku  bunga  menjadi  dilema  di  dunia  perbankan  syariah  saat  ini,  karena dikhawatirkan  akan  ada  perpindahan  dana  dari  bank  syariah  ke  bank  konvensional.
Tetapi  ada  juga  keuntungan  yang  diperoleh  bank  syariah  dengan  naiknya  suku  bunga yakni  permohonan  pembiayaan  (kredit)  di  bank  syariah  oleh  nasabah  diperkirakan akan  mengalami  peningkatan  seiring  dengan  naiknya  bunga  pinjaman  pada  bank konvensional atau bank umum.
Dalam hal ini bank syariah mengatur strategi dengan menerapkan konsep bagi hasil.  Yang  mana  penggunaan  dana  oleh  pihak  peminjam  (baik  oleh  pihak  nasabah maupun  bank).  Pinjaman  produktif  yang  disalurkan  nantinya  akan  memberikan bagian  bagi  pemberi  pinjaman,  sebesar  nisbah  bagi  hasil  yang  disepakati  di  awal transaksi. Sedangkan besarnya nominal  yang diterima tentunya menyesuaikan dengan besarnya  keuntungan  yang  di  dapat  oleh  peminjam  itu  sendiri.  Konsekuensi  dari konsep  ini  adalah,  jika  hasil  usaha  peminjam  menunjukkan  keuntungan  yang  besar, maka  bagi  hasilnya  pun  akan  besar  dan  sebaliknya  jika  keuntungan  kecil  atau  bahkan merugi  maka  pihak  peminjam  harus  ikut  pula  menanggung  kerugian  tersebut (Muhammad 2006 : 18).
Berdasarkan  uraian  tersebut  di  atas  dapat  diketahui  bahwa  salah  satu perbedaan  antara  perbankan  konvensional  dan  perbankan  syariah  adalah  adanya  suku bunga  di  perbankan  konvensional  dan  nisbah  bagi  hasil  pada  perbankan  syariah.  Bisa dikatakan,  bagi  hasil  dalam  perbankan  syariah  merupakan  pengganti  suku  bunga dalam  perbankan  konvensional.  Oleh  karena  itu,  penulis  tertarik  untuk  melakukan  penelitian  dengan  judul  ”Pengaruh  Profit  Sharing  Dan  Suku  Bunga  Terhadap Kinerja Bank Syari’ah Indonesia ” B. Rumusan Masalah 1.  Bagaimanakah sistem kinerja pada Bank Syari’ah ? 2.  Apakah  terdapat  pengaruh  antara  profit  sharing  dan  kenaikan  suku  bunga terhadap kinerja bank syari’ah ? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan  rumusan  masalah  diatas,  maka  dapat  ditetapkan  tujuan  dari penelitian ini adalah untuk :  1.  Menjelaskan sistem operasional kerja pada bank syari’ah.
2.  Memaparkan dampak pengaruh antara profit sharing dan kenaikan suku bunga terhadap kinerja bank syari’ah D. Hipotesis Penelitian  Hipotesis  dapat  diartikan  sebagai  suatu  jawaban  yang  bersifat  sementara terhadap  permasalahan  penelitian,  sampai  terbukti  melalui  data  yang  terkumpul.
Dalam  kerangka  berfikir  ilmiah,  hipotesis  diajukan  setelah  merumuskan  masalah karena  pada  hakekatnya  hipotesis  adalah  jawaban  sementara  yang  belum  tentu  benar dan perlu dibuktikan kebenarannya melalui penelitian.
Untuk  mengetahui  ada  atau  tidaknya  pengaruh  serta  hubungan  yang  positif antara  dua  variabel  atau  lebih  perlu  dirumuskan  suatu  hipotesis.  Penelitian  ini bermaksud  memperoleh  gambaran  obyektif  tentang  pengaruh  profit  sharing  dan  suku bunga  terhadap  kinerja  bank  syariah.  Adapun  hipotesis  yang  akan  diuji  dalam penelitian ini adalah: Hipotesis  Nol  (Ho)  Tidak  ada  pengaruh  yang  signifikan  antara  profit  sharing  dan kenaikan tingkat suku bunga dengan kinerja bank syariah.
Hipotesis  Kerja/Alternatif  (Ha)  Ada  pengaruh  yang  signifikan  antara  profit  sharing dan kenaikan tingkat suku bunga dengan kinerja bank syariah.
E. Kegunaan Penelitian.
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan, sebagai berikut : 1.  Sebagai  sarana  untuk  mengaplikasikan  berbagai  teori  yang  diperoleh  di bangku kuliah.
2.  Menambah  pengalaman  dan  sarana  latihan  dalam  memecahkan  masalahmasalah  yang  ada  di  masyarakat  sebelum  terjun  dalam  dunia  kerja  yang sebenarnya.
3.  Sebagai  sarana  untuk  menambah  wawasan  peneliti  terutama  yang berhubungan dengan bidang kajian yang ditekuni selama kuliah.
F. Variabel dan Definisi Operasional Berikut  dijelaskan  tentang  variabel  yang  digunakan  dalam  penelitian  beserta definisi operasionalnya: a)  (DEPO)  adalah  deposito  mudharabah,  total  dana  pihak  ketiga  pada  rekening deposito.  Data  ini  bersumber  dari  laporan  keuangan  Bank  syariah  seluruh Indonesia.  Data  ini  diperoleh  dengan  cara  menjumlahkan  keseluruhan  dana dalam  bentuk  deposito  yang  berjangka  perbulan  dan  dalam  satuan  rupiah, pada bulan Januari 2004 – Desember 2  


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi