BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sekolah adalah salah satu organisasi
pendidikan yang mempunyai suatu kekuatan
untuk membantu dan mengantarkan peserta didik menuju cita-cita yang diharapkan. Sekolah yang baik adalah sekolah
yang bisa mencetak siswa-siswa yang
berprestasi tinggi dan dapat memanfaatkan guru-guru yang berkualitas baik serta mendapatkan kepercayaan dari masyarakat
sekitar sehingga mutu pendidikan menjadi
terjamin dengan meningkatnya prestasi siswa didik sesuai dengan yang diharapkan.
Lembaga pendidikan adalah satu
sub sistem dari beberapa sub sistem yang ada dalam masyarakat, keberadaan lembaga
pendidikan tidak terlepas dari peran serta
masyarakat, karena maju tidaknya sebuah lembaga pendidikan dalam semua jenjang dan level tergantung bagaimana lembaga
pendidikan tersebut mampu menjalin
kerjasama yang baik dengan masyarakat.
Menurut Muhammad Saroni, Eksistensi sekolah di masyarakatsebenarnya
tergantung bagaimana sekolah itu membina
hubungan dengan masyarakat. Sekolah yang bagus pada umumnya kondisi hubungan sekolah dengan
masyarakatnya sedemikian rupa sehingga
semua aspek yang terkait dengan proses pembelajaran secara sadar ikut aktif dalam
proses interaksi yang ada.
Pada dasarnya sekolah dan
masyarakat merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan. Sekolah ada karena dibutuhkan oleh masyarakat untuk mencerdaskan anak-anaknya dan sekolah
didirikan untuk mengontribusi kebutuhan
masyarakat akan institusi yang menyelenggarakan
proses pendidikan.
Lembaga pendidikan merupakan suatu sistem yang
terbuka. Sebagai sistem terbuka, sekolah
pasti akan mengadakan hubungan dengan masyarakat di sekelilingnya. Sekolah yang maju pasti banyak
mengadakan hubungan dengan lembaga-lembaga
lain diluar sekolah, contohnya dalam hal
beasiswa, PHBI, praktek ketenaga-kerjaan
dan masih banyak lagi yang lain.
Dalam hal ini Mulyasa
mengungkapkan bahwa, "Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam
mencapai tujuan sekolah atau pendidikan
secara efektif dan efisien." Memang
tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat dan sekolah mempunyai keterkaitan dan saling berperan satu samalain.
Apalagi pada zaman sekarang ini, pemerintah
telah mensosialisasikan adanya desentralisasi pendidikan dimana sekolah mempunyai hak untuk mengatur
sekolahnya sendiri. Oleh sebab itulah MTs
Nurul Huda Malang, dalam mengatur kegiatan humasnya dengan berusaha menjalin hubungan dengan lembaga-lembaga lain
di luar sekolah dalam rangka meningkatkan
mutu pendidikannya. Dalam menjalin hubungan dengan badan penyalur beasiswa, badan penyalur tenagakerja,
badan penyalur dana dalam kegiatan PHBI
atau kegiatan lain, dan MTs Nurul Huda Malang sebagai lembaga Muhammad Saroni, Manajemen Sekolah, Kiat
Menjadi Pendidik Yang Kompeten, (Jogjakarta: ArRuzz. 2006), hlm.51 Mulyasa, Manajemen berbasis Sekolah(Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 50 pendidikan
ditengah masyarakat terbukti masih eksis diantara lembaga-lembaga pendidikan lain yang telah gulung tikar.
Sejalan dengan konsep di atas,
sudah berkali-kali pemerintah menyerukan bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama
antara pemerintah, orang tua dan
masyarakat.
Sedangkan Sidi mengemukakan, Kebijakan penyelenggaraan pendidikan nasional
yang perlu direkontruksi dalam rangka
otonomi daerah salah satunya berkaitan dengan relevansi pendidikan yang mengarah pada pendidikan
berbasis mayarakat.
Peningkatan peran serta orang tua
dan masyarakat pada level kebijakan/pengambilan
keputusan dan level operasional melalui komite/dewan
sekolah. Komite ini terdiri atas kepala sekolah, guru senior, wakil orang tua, tokoh masyarakat, dan
perwakilan siswa. Peran komite sekolah
meliputi perencanaan, implementasi, monitoring, serta evaluasi program kerja sekolah.
Menurut Iskandar ”Prinsip relevansi,suatu
pendidikan akan bermakna apabila
kurikulum yang dipergunakan relevan atau terkait dengan kebutuhan masyarakat” . Sejalan dengan upaya reformasi pendidikan
nasional melalui program MBS (Manajemen
Berbasis Sekolah), hubungan sekolah dengan keluarga dan masyarakat perlu direformasi sehingga
tanggung jawab pendidikan bukan hanya
dibebankan kepada sekolah. Karena itu sekolah harus mengetahui dan menjalankan serta berupaya untuk meningkatkan
peran serta masyarakat untuk bersama-sama
menanggung pandidikan. Dengan ini diharapkan masyarakat akan . Ibid., hlm. 7 . Ibid., hlm. 9 semakin berkompetisi untuk meningkatkan mutu
pendidikannya ketingkat yang lebih
tinggi.
Lingkungan pendidikan bukanlah
suatu badan yang berdiri sendiri, melainkan
suatu bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat luas. Ia sebagai sistem terbuka yang selalu mengadakan hubungan
(kerja sama) yang baik dengan masyarakat,
secara bersama-sama membangun pendidikan. Hal ini sangat mungkin sebab dalam era perkembangan tehnologi modern
seperti sekarang ini, kesadaran masyarakat
akan pentingnya pendidikan menjadi modal utama dalam membangun dan memajukan bangsa termasuk masyarakat itu
sendiri.
Menurut Sinung Kristanto, Ada kesan kuat, bahwa yang namanyamengajari
atau mendidik anak seolah tidak lagi
menjadi tanggung jawab masyarakat. Sekolah dan guru adalah pihak yang dipandang harus bertanggung
jawab sepenuhnya terhadap urusan
pendidikan anak. Peran orang tua, dalam hal ini hanyalah sekedar membayar uang SPP atau BP3, membelikan
seragam sekolah anak, dan di luar itu
semuanya sekolahlah yang mengatur dan bertanggungjawab.
Ada kesenjangan antara masyarakat dengan
lembaga pendidikan terutama orang tua
siswa. Anggapan sekolah hanyalah tempat menitipkan anak karena orang tua tidak mempunyai waktu untuk menjaga dan
mendidik anak. Komunikasi antara sekolah
dengan orang tua siswa hanya terjadi beberapa kali dalam satu tahun.
Seiring dengan upaya peningkatan
mutupendidikan serangkaian kebijakan pemerintah
di bidang pendidikan telah banyak dilakukan sejalan dengan kebijakan . S. Supriono-Sapari Ahmad, Manajemen
berbasis Sekolah(Jawa Timur: penerbit SIC, 2001), hlm. 63 nasional secara makro. Istilah-istilah yang
muncul untuk memberikan predikat terhadap
kebijakan-kebijakan baru tersebut antara lain: Otonomi Pendidikan, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) atau
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
(MPMBS), Life Skill dan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Hubungan sekolah dengan orang tua
siswa perlu diubah agar tanggung jawah
pendidikan tidak terlalu banyak tertumpu
di sekolah. Terutama dalam penerapan KBK
guru diharapkan hanya sebagai fasilitator yang memberikan motovatasi kepada siswa agar aktif dan mampu
menguasai materi pelajaran. Peran lingkungan
keluarga akan banyak berpengaruh dalam proses belajar siswa. Karena itu strategi-strategi lembaga pendidikan
(sekolah) dalam hal menjalin hubungan dengan
masyarakat khususnya orang tua siswa perlu untuk diintensifkan sebagai upaya menjalin hubungan baik dengan masyarakat
untuk meningkatkan peran serta
masyarakat untuk bersama-sama mendukung keberhasilan proses pendidikan.
Tetapi permasalahannya strategi
yang bagaimana yang telah dan akan dilakukan
sekolah untuk menjalin hubungan dengan masyarakat. Dan strategi apakah yang efektif yang dapat dilakukan pihak
sekolah. Jika peran serta masyarakat
diperlukan untuk menangggung beban pendidikan bersama – sama.
MTs Nurul Huda Malang merupakan
salah satu sekolah tingkat pertama di kota
Malang masih berstatus sekolah swasta yang menempati posisi di tengahtengah
pemukiman masyarakat di kecamatan Lowok Waru, berdekatan dengan pertokoan, otomatis pihak sekolah harus
benar-benar mempetahankan wilayah sekolahan
dari persaingan dengan lembaga-lembaga pendidikan yang lain. MTs Nurul Huda juga berdekatan dengan ITN
(Institut Tekhnologi Nasional). Menurut keterangan
Bapak Agung Wahyuono salah seorang guru di MTs Nurul Huda, "Sekolah ini dulu pernah ditawar Pihak
ITN untuk dimerger, tapi kita harus mempertahankan
sekolah ini" .
MTs Nurul Huda statusnya adalah
sekolahyang dikelola oleh pihak swasta tentunya
dalam perolehan jumlah murid ketika datang tahun ajaran baru tidak seperti sekolah Negeri, MTs Nurul Hudaharus
bergerilya melakukan banyak cara agar
sekolahnya tetap mendapat murid. Dengan kata lain sekolah memanfaatkan semua kemampuan yang dimiliki untuk menarik
minat orang tua calon murid agar mendaftarkan
anaknya ke MTs Nurul Huda Malang, cara-cara yang mereka lakukan antara lain: melalui pengadaan pamflet
yang kemudian untuk ditempelkan di tempat-tempat
strategis, melalui kerjasama dengan BP3, kalau ada salah seorang guru yang ikut jamaah tahlil, arisan, dan
lain-lain mereka akan mempromosikan sekolah
di sana untuk menarik minat. Dan banyak lagi strategi-strategi lain yang dilakukan MTs Nurul Huda untuk berjuang agar
sekolah mereka tetap mendapatkan murid
di tiap tahunnya. Tenaga pengajar dan administrasi juga tidak terlepas dari masalah dikarenakan pihak
sekolah harus mencari orang yang mau untuk
diajak berjuang dengan maksud bekerja di MTs Nurul Huda bukan hanya mengajar atau menjadi tenaga administrasi saja
tetapi juga harus siap mempertahankan
kelangsungan hidup sekolah. Dalam hal mempertahankan Wawancara dengan Agung Wahyuono, Wakil Kepala
Kesiswaan, Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Malang, tanggal 5 Januari 2007 sekolah MTs Nurul Huda yang dikelola oleh
yayasan Nurul Huda harus selalu memperhatikan
kondisi masyarakat sekitar agar kelanggengan sekolah tetap terjaga. Bahkan sebagian halaman sekolah MTs
Nurul Huda sudah dipagari menandakan
bahwa halaman tersebut sudah menjadi hak milik seseorang dan bukan lagi milik sekolah. Fenomena ini cukup
menarik dan akan berbeda jika dihadapkan
dengan sekolah negeri, akan jauh berbeda karena sarana dan prasarana di sekolah negeri sudah memiliki status yang
kuat. Namun demikian dalam hal mutu
pendidikan MTs Nurul Huda cukup bagus dan tidak kalah dengan sekolahsekolah
negeri hal ini ditandai oleh prosentase lulusan tahun ini dinyatakan lulus 100 %, di saat standar nilai kelulusan oleh
pemerintahdiubah tetapi MTs Nurul Huda
yang statusnya sekolah swasta dapat meluluskan anak didiknya secara 100 % lulus.
Melihat kondisi yang ada MTs
Nurul Huda merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari sistem dalam masyarakat telah banyak melakukan upaya-upaya merangkul masyarakat untuk mendukung proses
pendidikan. Berangkat dari uraian di
atas penulis tertarik untuk meneliti tentang "Strategi Hubungan Masyarakat
Dalam Upaya Meningkatan Mutu Pendidikan
di MTs Nurul Huda Malang"
B. Rumusan Masalah Berpijak dari latar belakang pemikiran
tersebut diatas, maka penulis dapat merumuskan
masalah yang dicari jawabannya setelah melakukan penelitian.
Rumusan masalah tersebut disusun
sebagai berikut: 1. Bagaimana strategi yang dilakukan oleh MTs
Nurul Huda untuk menjalin kerjasama
dengan masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan? 2. Apa
faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan hubungan MTs Nurul Huda Malang dengan masyarakat di dalam
meningkatkan mutu pendidikan?
C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah seperti tersebutdiatas,
penulis dapat mengemukakan ruang lingkup
dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui strategi-strategi yang dilakukan MTs Nurul Huda Malang untuk menjalin hubungan kerjasama dengan
masyarakat dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan
penghambat pelaksanaan hubungan kerjasama
MTs Nurul Huda Malang dengan masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan.
D. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah: 1.
Menjadi suatu landasan yang digunakan dalam memilih strategi-strategi menjalin kerjasama dengan masyarakat, sehingga
dapat menunjang upaya pencapaian tujuan
pendidikan secara optimal.
2. Sebagai tolak ukur bagi suatu lembaga/sekolah
untuk mengetahui seberapa efisien
strategi yang dilakukan dalam memberdayakan masyarakat demi tujuan peningkatan mutu pendidikan.
3. Untuk menambah khazanah intelektual di
Perpustakaan UIN Malang tentang penelitian
terhadap hubungan masyarakatdi lingkungan lembaga pendidikan.
E. Ruang Lingkup Pembahasan Untuk menghindari penyimpangan arah dalam
pembahasan skripsi ini, maka kami
membatasi pembahasan skripsi ini pada masalah-masalah sebagai berikut: 1.
Hubungan masyarakat yang diaplikasikan di MTs Nurul Huda Malang.
2. Faktor yang mendorong dan menghambat hubungan
masyarakat dalam memberdayakan
masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan di MTs Nurul Huda Malang .
3. Usaha-usaha yang dilakukan dalam pelaksanaan
hubungan masyarakat di MTs Nurul Huda
Malang.
F. Metode Pembahasan Dan Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas
secara teoritis dan empiris.
Pembahasan secara teoritis
bersumber pada kepustakaan, yaitu beberapa karya tulis ilmiah para ahli yang ada hubungannya
dengan judul skripsi ini. Sedangkan data
empirisnya penulis dapatkan dengan mencari data dan menganalisis data yang diperoleh dari obyek penelitian.
Jenis penelitian ini menggunakan
metodepenelitian kualitatif diskriptif, karena
pada dasarnya penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif induktif, yaitu suatu pendekatan yang berangkat
darisuatu kerangka teori, gagasan para ahli,
maupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalaman, kemudian dikembangkan untuk memperoleh kebenaran dalam
bentuk dukungan data empiris.
1. Pengumpulan Data Untuk memperoleh data sebagai bahan dalam
pembahasan empiris, penulis menggunakan
beberapa metode pengumpulan data, yaitu: a.
Metode Wawancara Menurut Lexy J.
Moleong, "Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu".
Dengan demikian maka jelaslah bahwa wawancara merupakan jenis
metode komunikasi langsung antara
peneliti dengan informan untuk mendapatkan data atau informasi.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian
Kualitatif(PT Remaja Rosdakarya, Bandung 2004), hlm.186 Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh
data kegiatan apa saja di bidang
kehumasan di MTs Nurul Huda Malang mengenai strategi hubungan masyarakat untuk meningkatkan mutu
pendidikan, serta strategi seperti apa
yang dapat mendukung peningkatan mutu pendidikan serta faktor-faktor yang mendukung dan mendorong
untuk melaksanakan strategi hubungan
masyarakat.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi