Minggu, 08 Juni 2014

Skripsi IPS: PERAN BIMBINGAN KONSELING (BK) DALAM MENGATASI KENAKALAN REMAJA DI SMK NEGERI 2 MALANG


BAB I  PENDAHULUAN  
A.  Latar Belakang Masalah.
Pendidikan  merupakan  salah  satu  faktor  yang  sangat  penting  dalam  kelangsungan  hidup  manusia.  Karena  dengan  pendidikan  manusia  dapat  mencapai taraf hidup yang lebih baik, dalam segala tindakan, ucapan juga tingkah  laku  manusia  yang  selalu  tak  lepas  dipengaruhi  oleh suatu  proses  pendidikan.
Proses pendidikan dapat dilakukan, dan terjadi di manapun kapanpun sejak usia  bayi sampai manusia mati.
Namun  di  era  globalisasi  sekarang  ini  dunia  pendidikan  dihadapkan  dengan berbagai macam tantangan dan permasalahan. Di antara permasalahannya  adalah  sebagaimana  kita  ketahui  bahwa  timbulnya  berbagai  macam  bentuk  kenakalan  remaja.  Remaja  yang  pada  usia  sekolah  yang  seharusnya  difokuskan  pada  menuntut  ilmu  dan  hal  yang  bermanfaat.  Namun  kenyataannya  sebaliknya  malah  melakukan  berbagai  tindakan  yang  tidak  terpuji  dan  seharusnya  tidak  mereka lakukan.
Kenakalan  remaja  semakin  lama  semakin  meningkat.  Banyak  peristiwa  yang  merugikan  bagi  dirinya  (remaja  secara  khusus)  dan  bagi  orang  tuanya,  kalangan  pendidikan,  serta  masyarakat  (secara  umum).  Kenakalan  ini  biasa  terdapat pada anak-anak, namun yang paling dominan  terdapat pada usia remaja  yang  pada  masa  ini  remaja  mengalami  proses  pertumbuhan  dan  perkembangan  yang sangat cepat atau biasa disebut dengan masa peralihan (transisi).

 Adanya iklim lingkungan kehidupan yang kurang sehat, seperti: maraknya  tayangan  pornografi,  kekerasan  di  televisi,  minuman-minuman  keras,  perjudian,  obat-obat terlarang atau narkoba, ketidak harmonisan dalam kehidupan keluarga  dan  lainnya  yang  sangat  mempengaruhi  pola  perilaku  atau  gaya  hidup  terutama  pada usia remaja yang cenderung menyimpang dari kaidah-kaidah moral (akhlak  yang  mulia).  Sedangkan  dalam  lingkup  pendidikan  biasanya  bentuk  kenakalan  seperti:  pelanggaran  tata  tertib  sekolah,  tawuran  antar  pelajar,  bolos  sekolah,  merokok, meminum-minuman keras, menjadi pecandu narkoba, pergaulan bebas  (free sex) dan lain sebagainya.
Di sisi lain, adanya pola kehidupan yang semakin modern membawa dunia  remaja  turut  juga  larut  di  dalamnya.  Masa-masa  pencarian  jati  diri  yang  kerap  memunculkan  rasa  keingintahuan  dan  rasa  ingin  meniru  begitu  dalam  terhadap  sesuatu,  sehingga  timbul  perilaku-perilaku  unik  sekaligus  aneh  pada  diri  kaum  remaja.  Misalnya,  persoalan  percintaan  yang  sering  mengarah  pada  seks  bebas  yang  berujung  dengan  aborsi.  Kemudian  selain  itu  juga,  persoalan  pergaulan  remaja  yang  tidak  luput  dari  narkoba,  dugem,  bergaya  hidup  mewah,  serta  persoalan fashionyang identik dengan tren pakaian-pakaian mini, ketat, aksesorisaksesoris  yang  mahal,  make  up berlebihan  yang  semuanya  itu  belum  tentu  ada  manfaatnya, adalah merupakan gambaran pola hidup sebagian remaja saat ini.
 Arif  Apriansyah,  Dunia  Remaja, (http://darsanaguru.blogspot.com/2008/04/  Dunia  Remaja/html), diakses Rabu, 9 Juli 2008, pukul 07:40.
Remaja sering digambarkan sebagai usia di mana manusia dapat ditolerir  untuk  melakukan  banyak  pelanggaran  terhadap  norma  dalam  masyarakat,  yang  pada akhirnya tanpa pikir panjang mereka bebas mencoba hal-hal yang melanggar  aturan  dan  berdampak  negatif  tersebut.  Apalagi,  tersedianya  fasilitas  yang  mendukung  ke arah  sana.  Dengan  adanya  kebebasan  pers,  media  massa  dengan  bebasnya  menayangkan  sesuatu  yang  dapat  memberi  rangsangan  negatif  bagi  perilaku  remaja  saat  ini.  Media  seperti  televisi,  internet  dan  lainnya  merupakan  media yang memberikan akses besar terhadap perilakuremaja sekarang.
 Di dalam Al-Qur’an Surat Maryam ayat 59 digambarkansebagai berikutArtinya:”Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyianyiakan  shalat  dan  memperturutkan  hawa  nafsunya,  maka  mereka  kelak  akan  menemui kesesatan.” (QS. Maryam ayat 59)  Dipandang dari sudut pendidikan, penampilan dan perilaku remaja seperti  di atas sangat tidak diharapkan, karena tidak sesuai dengan sosok pribadi manusia  Indonesia yang dicita-citakan, seperti tercantum dalam tujuan pendidikan nasional  (UU No. 20 Tahun 2003), yaitu: (1) beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang  Maha Esa, (2) berakhlak mulia, (3) memiliki pengetahuan dan keterampilan, (4)  memiliki  kesehatan  jasmani  dan  rohani,  (5)  memiliki kepribadian  yang  mantap   Ibid ..
 Departement  Agama  RI,  Al-Qur’an  dan  terjemahnnya, (Bandung:  CV.  Diponegoro,  2000), hlm. 247.
dan  mandiri,  serta  (6)  memiliki  rasa  tanggung  jawab kemasyarakatan  dan  kebangsaan.
 Tujuan pendidikan tersebut di atas mempunyai implikasi imperatif (yang  mengharuskan)  bagi  semua  tingkat  satuan  pendidikan  untuk  senantiasa  memantapkan  proses  pendidikannya  secara  bermutu  ke  arah  pencapaian  tujuan  pendidikan  tersebut  dan  mencetak  generasi  yang  unggul,  sehat  jasmani  dan  rohani.
Namun permasalahannya kenakalan remaja juga menimpadan menjangkit  di  lembaga  pendidikan.  Seperti  juga  halnya  yang  terjadi  di  salah  satu  lembaga  pendidikan  di  kota  Malang,  yang  tepatnya  berada  di  SMK  Negeri  2  Malang,  menurut salah satu sumber yang ditemui peneliti, siswa-siswinya juga mengalami  masalah  yang  ujung-ujungnya  mereka  melakukan  tindakan  yang  tidak  sesuai  dengan aturan dan norma yang berlaku atau disebut dengan tindakan kenakalan.
Di  antaranya  seperti  bolos  sekolah,  merokok  di  lingkungan  sekolahan,  minumminuman keras, berkelahi dan lain sebagainya.
 Maka,  dalam  hal  ini  harus  ada  suatu  tindakan  guna  menangani  masalah  yang  terkait  dengan  kenakalan  yang  dilakukan  siswa-siswi  tersebut  sejak  dini,  karena bila tidak segera ditangani maka akan semakin besar masalah tersebut dan  akan semakin lebih sulit untuk mengatasinya.
 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional,  2005, (Surabaya: Media Centre), hlm. 4.
 Jum’at,  8  Agustus  2008  pukul  08:35,  Ruang  Guru,  Wawancara  dengan  Muhammad  Slamet, Petugas Ketertiban SMK Negeri 2 Malang.
Sebenarnya  secara  umum,  kenakalan  yang  terjadi  pada kalangan  remaja  timbul karena dirinya memiliki masalah. Adapun secara umum masalah-masalah  yang dihadapi oleh individu khususnya oleh siswa disekolah antara lain adalah:  (1)  Masalah-masalah  pribadi,  (2)  Masalah  yang  menyangkut  pembelajaran,  (3)  Masalah pendidikan, (4) Masalah karier atau pekerjaan, (5) Masalah penggunaan  waktu senggang, dan (6) Masalah-masalah sosial.
 Masalah  tersebut  jika  remaja  tidak  bisa  menanganinya  sendiri  akan  berujung  pada  pelarian  atau  melakukan  tindakan  yang umum  disebut  kenakalan  remaja.  Dari  beberapa  masalah  siswa  tersebut  membuktikan  perlu  adanya  suatu  arahan dan bimbingan dari lembaga pendidikan, maka  dari itu sudah selayaknya  terkait dengan permasalahan itu lembaga pendidikan  harus bisa mengambil peran  dan  membantu  dalam  memecahkan  berbagai  persoalan  yang  terkait  dengan  masalah  siswa-siswinya  tersebut,  karena  siswa-siswi  juga  merupakan  manusia  yang mana manusia adalah makhluk sosial yang salingmembutuhkan dan saling  membantu  antara  satu  dengan  lainnya,  dalam  ajaran  agama  Islam  juga  terdapat  anjuran untuk saling tolong menolong sesama manusia, sebagaimana firman Allah  SWT dalam Al-Qur’an surah Al-Maidah ayat 2Artinya:  “Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,  dan  jangan  tolong-menolong  dalam  berbuat  dosa  dan  pelanggaran,  dan   Tohirin,  Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, 2007, (Jakarta: Rajawali  Pers), hlm. 13.
bertakwalah  kamu  kepada  Allah,  Sesungguhnya  Allah  Amat  berat  siksa-Nya”.
(QS. Al-Maidah: 2)  Oleh karena itu, secara umum kita patut peduli dan  mengambil tanggung  jawab  secara  kolektif  tanpa  terkecuali  para  guru,  pembina  agama,  pemerintah,  orang  tua,  sesama  remaja,  serta  masyarakat  harus  turut  bahu-membahu  memberikan kontribusi pembinaan bagi remaja. Tidak dapat disangkal lagi, bahwa  kualitas generasi muda merupakan cermin masa depan suatu bangsa.
Maka dari itu, sudah selayaknya kita membekali generasi muda, agar kelak  mampu mengatasi dan menghadapi berbagai macam tantangan di era globalisasi  yang  penuh  tantangan  dan  semakin  besar  masalah  yang ditimbulkannya.
Bukankah  pepatah  mengatakan,  “Kena  seperti  santan  bergula  tak  kena”  artinya  bila kita berbuat benar akan mendatangkan kebaikan namun bila kita berbuat salah  akan mendatangkan kesusahan. Maka, apa yang mampu dikerjakan di usia remaja  adalah bagian dari investasi yang akan dipetik keuntungannya kelak di usia senja.
Sebagaimana juga firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah An-Nahl ayat 97 Artinya:  “Barangsiapa  yang  mengerjakan  amal  saleh,  baik  laki-laki  maupun  perempuan  dalam  keadaan  beriman,  maka  sesungguhnya  akan  Kami  berikan  kepadanya  kehidupan  yang  baik  dan  sesungguhnya  akan Kami  beri  balasan  kepada  mereka  dengan  pahala  yang  lebih  baik  dari  apa  yang  telah  mereka  kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)   Departement Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya,2000 (Bandung: CV. Diponegoro),  hlm. 85.
 Ibid., hlm. 222.
Terkait  maksud  di  atas,  maka  perlu  adanya  suatu  bentuk  usaha  yang  terarah  dan  terstruktur  dari  lembaga  pendidikan  yang  khusus  menangani  dan  membantu  masalah-masalah  siswa  yang  di  antara  masalahnya  adalah  kenakalan  remaja.
Di dalam lembaga pendidikan baik sekolah maupun madrasah sudah ada  suatu  bidang  yang  memang  dikhususkan  untuk  menangani  berbagai  masalahmasalah  siswa,  yang  di  antaranya  lebih  sering  kita  kenal  dengan  Bimbingan  Konseling  (BK).  Dengan  diadakannya  bimbingan  konseling  di  sekolah  maupun  madrasah  diharapkan  perannya  mampu  mengatasi  dan  membantu  berbagai  masalah  yang  dialami  siswa.  Dikarenakan  berdirinya  bimbingan  konseling  juga  tak  lepas  karena  adanya  masalah-masalah  yang  dialami  siswa,  selain  itu  juga  merupakan  suatu  bentuk  upaya  yang  dilakukan  oleh  lembaga  pendidikan  untuk  memberikan  wadah  dan  saluran  bagi  siswa  yang  mengalami  masalah  untuk  menyelesaikannya yang salah satunya lewat bimbingankonseling.
 Berangkat  dari  sinilah  peneliti  ingin  mengetahui  lebih  jauh  bagaimana  peran bimbingan dan konseling (BK) sekolah sebagai  salah satu alat dan wadah  yang berfungsi untuk mengatasi masalah-masalah siswa dan peneliti hanya ingin  meneliti masalah yang terkait dengan kenakalan remaja yang ada di SMK Negeri  2 Malang. Letak sekolah ini sangat strategis yang berada disekitar sarana publik   Akhmad  Sudrajat,  Pentingnya  Bimbingan  Konseling,  (http://akhmadsudrajat.wordpress.com//02/17/2008), diakses Rabu, 9 Juli 2008, pukul 07:26.
seperti  kantor  Dinas  kota  Malang  selain  itu  juga  berdekatan  dengan  kampuskampus  baik  negeri  maupun  swasta  yang  lokasinya  berada  di  jalan  Veteran  17  kota Malang. Disini peneliti mengambil subyek kenakalan remaja di SMK Negeri  2  Malang  dikarenakan  siswa-siswinya  ternyata  juga  melakukan  tindakan  kenakalan remaja, padahal sekolah ini merupakan sekolah negeri, selain itu juga  secara umum di sekolah ini paling banyak adalah siswi (remaja putri) namun tidak  menutup  kemungkinan  juga  ada  yang  melakukan  tindak  kenakalan  remaja,  memang  pada  umumnya  rata-rata  murid  di  sekolah  ini  dipandang  dari  segi  ekonominya  berasal  dari  kelas  ekonomi  menengah  ke  bawah,  selain  itu  juga  peneliti  ingin  mengetahui  upaya  dan  tindakan  yang  dilakukan  Bimbingan  dan  Konseling  di  SMK  Negeri  2  Malang  untuk  mengatasi  terkait  adanya  kenakalan  remaja  di  sekolah  tersebut,  maka  dari  itu  peneliti  mengambil  judul  tentang  ”PERAN  BIMBINGAN  KONSELING  (BK)  DALAM  MENGATASI  MASALAH  KENAKALAN  REMAJA  DI  SMK  NEGERI  2  MALANG”, sebagai judul yang akan peneliti lakukan.
B.  Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini dapat di  rumuskan sebagai berikut:  1.  Kenakalan apa saja yang dilakukan siswa-siswa di SMK Negeri 2 Malang  secara umum dan apa saja faktor penyebabnya?  2.  Bagaimana  peran  bimbingan  dan  konseling  sekolah  dalam  mengatasi  kenakalan remaja di SMK Negeri 2 Malang?  
C.  Tujuan Penelitian.
Tujuan  adalah  merupakan  target  yang  hendak  dicapai  dalam  melakukan  suatu kegiatan. Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas maka yang menjadi  tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:  1.  Mendeskripsikan secara umum kenakalan apa saja yangdilakukan siswasiswa yang ada di SMK Negeri 2 Malang dan faktor penyebabnya.
2.  Mendiskripsikan peran yang dilakukan bimbingan dankonseling sekolah  dalam mengatasi kenakalan remaja di SMK Negeri 2 Malang.
D.  Kegunaan Penelitian.
Pembahasan  penelitian  yang  berjudul  “Peran  Bimbingan  dan  Konseling  Sekolah Dalam Mengatasi Kenakalan remaja” ini, diharapkan dapat memberikan  kegunaan:  1.  Sebagai bahan informasi bagi siswa-siswi SMK Negeri2 Malang, tentang  pentingnya  bimbingan  dan  konseling  sekolah  dalam  mengatasi  masalahnya,  dengan  harapan setiap  permasalahan yang berkaitan  dengan  siswa minimal dapat terbantu dan terselesaikan.
2.  Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi  penulis tentang masalah yang dikaji.
3.  Sebagai  bentuk  tugas  akhir  penulis  guna  memperoleh  gelar  sarjana  S-1  Jurusan  Pendidikan  IPS,  Fakultas  Tarbiyah,  Universitas  Islam  Negeri  Malang.
E.  Batasan Ruang Lingkup Penelitian.
Adapun  batasan  ruang  lingkup  dan  sekaligus  obyek  dalam  penelitian  ini  adalah  bimbingan  dan  konseling  sekolah  yang  ada  di  SMK  Negeri  2  Malang.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi