BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam
komperensi di Woods
Hole berkumpul sejumlah
sarjana yang paling
ulung dalam bidangnya
masing-masing serta para
ahli pendidik yang ternama
untuk memikirkan kembali tentang kurikulum,apa yang harus diajarkan, kapan,
bagaimana mengajarkanya dan
untuk apa harus
diajarkan. Sebagai hasil komperensi tersebut
lahirlah berbagai buku
pelajaran yang terkenal,
yakni yang dihasilkan oleh PSSC, S.M.S.G dan BSCS dan
lain-lain. Buku pelajaran tersebut lengkap dengan
pelatihan-pelatihan
laboratorium, film, buku
pegangan bagi pengajar dan kursus latihan untuk guru. Jadi
keistimewaan komperensi ialah turut sertanya para ilmuwan yang
terkemuka yang biasanya
bekerja di universitas dalam
menyusun kurikulum untuk
sekolah dasar dan
menengah. Dengan tidak mengurangi pentingnya
pendidikan anak sebagai
keseluruhan moral, sosial maupun emosional komperensi mengutamakan aspek
intelektual.
Mendapatkan
pendidikan yang murah,
layak dan yang
bermutu merupakan kebutuhan
mendasar bagi tiap
manusia. Pendidikan bukan
sebagai kebutuhan sampingan
melainkan kebutuhan pokok
yang harus kita penuhi.
Pendidikan
ialah suatu usaha
yang sadar yang
teratur dan sistematis,
yang Nasution, S.Dr. 2003.
Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, hal 1 dilakukan oleh
orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk
mempengaruhi anak agar mempunyai
sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan
hidup yang sangat penting.
Hal ini sangat berdasar mengingat pendidikan
dijadikan sebagai salah satu tolak ukur tingkat
kesejahteraan manusia. Tentu
saja, berkualitas tidaknya
tingkat kesejahteraan
seseorang dipengaruhi oleh sejauh mana
kualitas pendidikan yang didapatkannya
di bangku sekolah. Atau dengan kata lain, kualitas proses belajar berimplikasi tidak langsung pada tingkat
kesejahteraan manusia. Tidak terkecuali dalam
proses pembelajaran dikampus.
Banyak mahasiswa, terutama mahasiswa baru,
merasa bahwa kebiasaan belajar yang
dilakukannya sudah memadai.
Manajemen waktu yang
dilakukan sudah efisien.
Terbukti di SMA
dulu mereka adalah
murid terpandai atau setidaknya
tidak pernah merasa kesulitan mendapatkan nilai yang baik. Kemudian seiring
dengan berjalannya waktu,
beberapa diantara mahasiswa ini
menyadari bahwa nilai yang
diperoleh tidaklah secermelang seperti ketika di SMA. Nilai A atau B sepertinya sulit dijangkau. Mengapa?
Apa sebenarnya yang terjadi? Salah satu jawabannya
mungkin karena keterampilan
belajar, termasuk manajemen waktunya,
kurang efektif. Kuliah
di perguruan tinggi
memang berbeda dengan belajar
di SMA, karena
itu manajemen waktu
yang ada mestinya turut disesuaikan.
`Amir
Daien Indrakusuma, tt, pengantar ilmu pendidikan, Surabaya: Usaha Offset
Printing, Hal: Suwiyadi http://jurnaljpi.wordpress.com/2007/12/14/suwiyadi-2/
diaksestanggal 16-03-2008 jam 07;30 Harmoni,
Ati. http://manajemen waktu untuk mahasiswa.com/2008 .diakses tanggal
27-04-2008 jam 10:45.
Untuk menyerap ilmu
pengetahuan yang disajikan
dosen ada faktorfaktor
yang ikut menentukannya
yaitu faktor, dari
dalam diri individu
seperti motivasi, inteligensi,
minat dan persepsi mahasiswaterhadap kepengajaran dosen, kebiasaan
belajar, sikap, serta
faktor eksternal yaitu
lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan pendidikan,
sarana belajar, serta sarana pendidikan.
Salah satu faktor
dari dalam individu
(internal) yang berhubungan dengan prestasi belajar mahasiswa adalah motivasi
berprestasi. Menurut Mc Clelland siswa
yang mempunyai motivasi
berprestasi akan belajar
lebih gigih , sedangkan menurut
Heckhausen pada umumnya
seseorang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi cenderung akan
menyelesaikan tugas-tugas belajarnya.
Faktor internal lainnya yang berhubungan dengan
prestasi belajar mahasiswa adalah persepsi mahasiswa tentang kepengajaran
dosen.
Begitu banyak upaya
yang dilakukan oleh
setiap individu untuk meningkatkan
prestasinya. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT. Dalam Qs. Ar-Ra’du ayat 11, yaitu: Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merubah
keadan sesuatu kaum sehingga mereka merubah
keadaan yang ada
pada diri mereka
sendiri, dan apabila
Allah menghendaki keburukan
terhadap sesuatu kaum, maka tak
ada yang dapat
menolaknya dan sekali-kali
tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Departemen
Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Surabaya: CV. Karya Utama, 2000), hlm.370 Berdasarkan
ayat di atas
dapat ditarik kesimpulan
bahwa Allah tidak merubah keadaan
suatu kaum, akan
tetapi mereka merubah
keadaan mereka sendiri. Manusia dapat merubah segala yang ada
di dunia ini yang berhubungan dengan kebutuhan
mereka, seperti halnya
tentang perubahan yang
berhubungan dengan pendidikan.
Perubahan yang dimaksud
seperti peningkatan kualitas pendidikan melalui pengadaan sarana dan
prasarana yang memadai, dan bahkan juga
penyempurnaan proses pembelajaran.
Menurut Braskamp terdapat korelasi antara
pengajaran dosen dengan hasil belajar
mahasiswa, demikian pula studi yang pernah dilakukan oleh Centra (2007) menunjukkan
bahwa ada korelasi
yang cukup baik
antara kepengajaran dosen dengan hasil
belajar mahasiswa. Ada
faktor lain Pula
yang berkaitan dengan prestasi belajar mahasiswa yaitu sikap
terhadap kegiatan belajar ditentukan oleh bagaimana
persepsi mahasiswa terhadap
kegiatan belajar yang
dialaminya.
Menurut
Simbolon mahasiswa yang
senang terhadap aktivitas belajar cenderung melaksanakan tugas-tugas belajar dengan
perasaan lapang dan gembira, sehingga
beban studi yang
ada pada mahasiswa
dapat diselesaikan.
Tetapi
sebaliknya jika mahasiswa
tidak senang terhadap
kegiatan belajar cenderung
menghindar bahkan menolaknya.
Dengan demikian tugas-tugas
tidak diselesaikanya. Melalui
kajian teoritis tentang
persepsi mahasiswa terhadap kepengajaran dosen, motivasi berprestasi serta
sikap dan kebiasaan
belajar dalam hubungannya
dengan prestasi belajar
mahasiswa. diajukan empat hipotesis_
untuk diuji kebenarannya.
Sutadji
Sebuah
perguruan tinggi terutama
PTN dibentuk untuk pelayanan dan tidak mengharapkan
keuntungan. Kebutuhan untuk
memberikan pelayanan riset dan
pelayanan lainya yang memberikan kemampuan untuk menyediakan standar mutu
akademik. Proses belajar
dalam perguruan tinggi
dapat dinyatakan dalam bentuk
skor hasil tes dan pengamatan yang dilakukanoleh dosen.Ada dua metode yang
dapat digunakan untuk
mengetahui kemajuan siswa
dalam proses belajar yaitu
tes dan observasi.
Prestasi belajar merupakan pengetahuan atau pengembangan keterampilan
yang diperoleh dalam
pembelajaran di sekolah maupun
di perkuliahan, dan
biasanya ditunjukan oleh nilai
atau skor yang ditetapkan
oleh guru atau dosen. Dengan kata lain bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar mahasiswa yang telah diukur dan
dinyatakan dengan nilai.
Hasil
penelitian terdahulu tentang perbedaan kebiasaan belajar, motivasi belajar
dan prestasi belajar
mahasiswa reguler dan
non reguler di
UM yang diadakan
oleh Ahmad Suprayitno
yaitu: tidak ada
perbedaan kebiasaan belajar yang signifikan antara mahasiswa yang reguler
dan mahasiswa yang non reguler yang ditujukan
dengan hasil uji-t
dengan t hitung
-1,014 dan P>0,05,
tidak ada perbedaan
motivasi belajar yang
signifikan antara mahasiswa
yang reguler dan mahasiswa
yang non reguler, yang ditujukan dengan hasil uji-t dengan t hitung -1,584 dan
P> 0,05 dan
ada perbedaan prestasi
belajar yang signifikan
antara mahasiswa yang
reguler dan mahasiswa
yang non reguler
program D3 tehnik mesin FP.UM angkatan 2003, yang ditujukan
dengan hasil uji-t dengan t hitung Deskripsi
Dokumen: http://www.digilib.ui.edu/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=90787&lokasi=lokal
Kuncoro,
N. 2003. Metode
Kuantitatif Aplikasi Bisnis
dan Ekonomi. Jakarta:
AMP YKPN Togya. Hal 32.
2,791 dan
P<0,05.
Dengan
demikian peneliti ingin melakukan
penelitian yang sama
di Universitas Islam
Negeri Malang. Peneliti
ingin melihathat apakah mahasiswa
jurusan P. IPS
Fakultas Tarbiyah angkatan tahun 2007
baik yang diterima
melalui jalur SPMB maupun Reguler memiliki motivasi dan kebiasaan belajar sendiri dalam belajar untuk mencapai
hasil belajar yang diharapkan secara baik. Dari
uraian latar belakang
tersebut peneliti bertujuan
untuk mengadakan penelitian
yang berjudul “
Perbedaan Kebiasaan Belajar,
Motivasi Belajar, dan Prestasi
Belajar Mahasiswa yang Diterima Melalui Jalur Reguler dan Jalur SPMB (Studi Kasus Pada Mahasiswa P. IPS Angkatan
2007).
B.
Rumusan Masalah Dari
latar belakag di
atas penulis dapat
mengambil beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah: 1. Apakah
terdapat perbedaan kebiasaan
belajar antara mahasiswa
jurusan P.IPS angkatan 2007 yang
diterima melalui jalur reguler dan SPMB? 2.
Apakah terdapat perbedaan
motivasi belajar antara
mahasiswa jurusan P.IPS angkatan 2007 yang diterima melalui
jalur reguler dan SPMB? 3. Apakah
terdapat perbedaan prestasi
belajar antara mahasiswa
jurusan P.IPS angkatan 2007 yang
diterima melalui jalur reguler dan SPMB?
C. Tujuan Penelitian Tujuan
penelitian ini adalah Suprayitno,A.
2005. Perbedaan Kebiasaan Belajar, Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Mahasiswa Regular dan Non Regular Program
Studi D3 Teknik Mesin FT.UM Angkatan 2003.Skripsi
Tidak Diterbitkan. Hal 75.
1.
Untuk mengetahui perbedaan kebiasaan belajar antaramahasiswa jurusan P.IPS angkatan 2007 yang diterima melalui
jalur reguler dan SPMB.
2.
Untuk mengetahui perbedaan
motivasi belajar antara
mahasiswa jurusan P.IPS angkatan 2007 yang diterima melalui
jalur reguler dan SPMB 3. Untuk
mengetahui perbedaan prestasi
belajar antara mahasiswa
jurusan P.IPS angkatan 2007 yang
diterima melalui jalur reguler dan SPMB.
D.
Hipotesis Hipotesis
adalah pernyataan atau
jawaban sementara terhadap rumusan masalah
dalam penelitian yang
akan dikemukakan. Adapun
dua jenis hipotesis yang
digunakan dalam penelitian
ini adalah hipotesis
nol (Ho) dan
hipotesis alternatif (Ha) . Hipotesis
nol (Ho) adalah
hipotesis yang menyatakan
bahwa adanya perbedaan
dua variabel (tidak
adanya pengaruh variabel
X terhadap Y).
Sedangkan
Ha adalah adanya
hubungan antara X
dan Y.
Dan
untuk menguji kebenaran hipotesis perlu ditetapkan hipotesis
sebagai berikut: 1. Ho
: tidak adanya
perbedaan kebiasaan belajar
yang signifikan antara mahasiswa
P.IPS angkatan 2007
yang diterima melalui jalur reguler dan SPMB Fakultas Tarbiyah UIN Malang.
2. Ha :
ada perbedaan motivasi
belajar yang signifikan
antara mahasiswa P.IPS
angkatan 2007 yang
diterima melalui jalur
reguler dan SPMB Fakultas Tarbiyah UIN Malang Usman, dkk. 2000. Metodologi Penelitian
Sosial. Jakarta: Bumi Aksara. Hal 38 Arikunto,
Suharsimi.2002. Prosedur Pelelitian
Suatu Pendekatan Praktek,
Edisi Revisi V.
Jakarta: PT Rineke Cipta. Hal 66-67 3.
Ho : tidak
ada perbedaan prestasi
belajar yang signifikan
antara mahasiswa P.IPS
angkatan 2007 yang
diterima melalui jalur reguler dan SPMB Fakultas Tarbiyah UIN Malang.
E.
Kegunaan Secara garis besar dari
hasil penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan dan manfaat baik bagi penulis sendiri, maupun
bagi pengembangan pengetahuan tentang
pendidikan dan bagi
mahasiswa sendiri dalam meningkatkan kebiasaan belajar, motivasi belajar dan prestasi belajar.
1. Bagi
penulis; untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam dunia pendidikan itu sendiri 2.
Bagi dosen; dapat
dijadikan sebagai bahan
pendidikan agar nantinya dalam mengajar mahasiswa lebih baik agar
mahasiswasemangat dalam belajar 3. Bagi
lembaga;sebagai bahan acuan dalam mengembangkan lulusan yang berkualitas.
F.
Asumsi Peneliti Asumsi adalah anggapan-anggapan dasar tentang
sesuatu hal yang dijadikan pijakan
berfikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian.
Anggapan
dasar yang kompleks
semacam ini memberikan
penguat kepada peneliti untuk menentukan obyek
yang menjadi sasaran
penelitian, menentukan daerah
atau Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis,
Disertasi, Artikel, Makalah, laporan
Penelitian. Malang: Universitas Negeri Malang. Hal 13 wilayah pencarian data atau pemilihan
instrumen untuk mengumpulkan data dan sekaligus
pedoman yang mantap didalam penarikan kesimpulan.
Berdasarkan uraian diatas dapat menarik
beberapa asumsi sebagai berikut: 1. Mahasiswa
mendapatkan perlakuan yang
sama dalam proses
belajar mengajar 2.
Prestasi akademik yang
berupa IP yang
terdapat dalam KHS
telah menunjukan kemampuan
mahasiwa yang sesungguhnya.
3.
Instrumen yang telah
dilancarkan oleh peneliti
telah memadai untuk mengungkapkan
kebiasaan belajar, motivasi belajar dan prestasi belajar mahasiswa.
G.
Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Mengingat banyaknya variabel yang diduga
mempengaruhi kebiasaan belajar mahasiswa, motivasi
belajar mahasiswa. Peneliti berkeyakinan
belum memungkinkan untuk
meneliti semua variabel
yang ada mengingat adanya keterbatasan waktu untuk melakukan penelitian
ini. Dalam penelitian ini peneliti hanya
terfokus pada variabel
perbedaan kebiasaan belajar,
motivasi belajar dan prestasi belajar
antara mahasiswa P.IPS
angkatan 2007 yang
diterima melalui jalur Reguler dan SPMB Fakultas Tarbiyah UIN
Malang
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi